NovelToon NovelToon
BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers / Tamat
Popularitas:185.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Bekerja sebagai tim pengembangan di sekolah SMA swasta membuat Hawa Tanisha bertemu dengan musuh bebuyutannya saat SMA dulu. Yang lebih parah Bimantara Mahesa menjadi pemilik yayasan di sekolah tersebut, apalagi nomor Hawa diblokir Bima sejak SMA semakin memperkeruh hubungan keduanya, sering berdebat dan saling membalas omongan. Bagaimana kelanjutan kisah antara Bima dan Hawa, mungkinkah nomor yang terblokir dibuka karena urusan pekerjaan? ikuti kisah mereka dalam novel ini. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUNIA KERJA

“Gimana yayasan?” tanya papa saat melihat putra bungsunya di ruang tengah sedang memegang ponsel. Bima mendongak melihat papa lalu duduk dan meletakkan ponselnya.

“Baik, Pa! Tim Yayasan oke semua,” puji Bima sesuai penilaian hampir satu bulan menjabat. Papa tersenyum saja, memang sengaja beliau tak memberi pengetahuan awal tentang kondisi yayasan, agar Bima menghandle mulai 0, dengan melihat kinerja para tim.

“Termasuk Hawa?” Bima mengerutkan dahi, Kenapa dengan Hawa? Batinnya. “Sejak dia bergabung, Papa sudah tahu kalau dia teman SMA kamu. Cuma Papa kan tipe yang gak suka mencampurkan urusan pribadi dan kerja, lagian nanti khawatir timbul salah paham kalau Papa selalu mengandalkan Hawa. Meski dia mampu sih.” Bima paham, papa seorang leader yang professional, tidak akan mau mencampuri urusan pribadi karyawannya. Bahkan untuk dekat dengan karyawan, beliau mengaitkan dengan pekerjaan, bukan dengan basa-basi tanya rumah, atau oh kamu teman anak saya, tidak akan mungkin. Pantas saja saat pertama Bima datang, Hawa tampak kaget. Tak menyangka mungkin kalau anak atasannya adalah musuh bebuyutan Hawa saat SMA.

“Hawa baik, memang sejak SMA dia aktif. Gak kaget kalau saat kerja dia cekatan begitu.”

“Gak naksir?” tanya Papa sembari tersenyum meledek si bungsu, hanya Bima yang belum punya pasangan. Kedua kakaknya sudah menikah dan tinggal di rumah yang berbeda dengan Bima.

“Naksir tuh jajanan apa sih, Pa. Kalau naksir mungkin sejak SMA kali, bukan tipe Bima juga.”

“Andai saja Abang Rafly dulu belum punya pasangan, mungkin akan Papa jodohkan sama Hawa!” Bima mendengus sebal, katanya tidak mau mencampuri urusan pribadi tapi punya niatan jodohkan karyawan dengan anak, gimana sih.

“Yang jomblo bukan hanya Hawa kali Pa, ada Amelia dan Heni juga!”

“Ya kan sesuai dengan gadis kesukaan mama kayak Hawa! Tinggi, cantik, langsing, pintar.”

“Dih, katanya profesional, ujung-ujungnya juga mengamati pribadinya.”

“Kacamata seorang papa pasti main kalau ada cewek yang pas untuk anaknya lah, Bim.”

“Bima belum memikirkan, Pa. Bima mau sukses dulu!” ujarnya sembari rebahan kembali di sofa. Papa melempar bantal sofa ke arah sang putra.

“Sukses jomblo, buat apa!” ledek beliau lalu meninggalkan putra bungsunya. Bima tertawa saja. Biarlah urusan hati berjalan secara perlahan, seiring meyakinkan hati bahwa gadis yang mulai ia lirik memang terbaik untuknya, toh dia juga paling belum berani membuka hati. Nikmati saja kejombloan ini. Bekerja dan mengembangkan bisnis seseuai passion Bima, bisa mengisi hari-harinya. Kalau dirasa sudah dalam tahap sukses, maka ia akan menikah. Bukankah perempuan tinggal tunjuk di saat laki-laki sudah mapan. Usia juga masih 24 tahun, masih bisa dibilang muda bukan?

Kalau Bima sedang merancang side bisnis, maka Hawa sudah memulainya. Kalau malam begini, dia tidak bisa tidur maka dia akan utek aplikasi desain itu, sekaligus mencari tutorial di ytb untuk referensi. Bagi Hawa, sakit hati tidak perlu dibalas dengan punya gandengan baru, toh dirinya juga belum siap. Tapi perlu dibalas dengan sebuah pencapaian terbaik, hingga mantan menyesal telah menyakitinya.

Seperti biasa, Hawa akan berangkat kerja dengan motor matic kesayangannya, ini adalah jerih payah Hawa setelah memenangkan lomba di berbagai pertandingan voli saat SMA maupun kuliah ditambah uang angpao sejak kecil, oleh sebab itu dia lebih suka naik motor daripada naik mobil diantar papa, lebih bebas.

Naik motor bagi Hawa tuh seperti healing sederhana. Di atas motor dia bisa menyanyi, ngomong sendiri sembari merasakan angin jalanan yang masih segar, kalau pagi. Belum lagi kalau berangkat mepet, rasanya dia seperti kerasukan Rosi, ngebut banget.

"Hai cewek," ujar seseorang dengan mengendarai motor sport, dan helm full face. Suaranya tidak begitu jelas, tapi tatapannya mengarah pada Hawa. Spontan Hawa menatapnya sekilas, lalu mengangguk saja, dan kembali fokus pada lampu merah. "Jomblo kan ya?"

Hawa menoleh dan sewot mendengarnya, hanya melirik tajam tanpa menimpali. Mungkin dikira cowok iseng. "Dih, sok-sok an gak kenal sama tukang blokir," ucap Bim sembari membuka helmnya sebentar, lalu menutupnya kembali, dan lampu sudah hijau.

"Ouh awas kamu ya," ucap Hawa siap balapan dengan Bima meski dia hanya memakai motor matic, tapi Bima sudah meluncur jauh di sana, Hawa pun mengurungkan untuk membalap atasannya. "Tumben naik motor," gumam Hawa kembali menikmati jalan pagi menuju yayasan.

Ternyata Bima menunggunya di parkiran, sengaja mungkin dengan wajah meledek. Hawa hanya menyapa. "Selamat pagi, Pak!"

"Pagi," ujar Bima sembari menyimpan sarung tangan. Begitu juga dengan Hawa menyimpan jaket di jok motor, sarung tangan dan cek jilbabnya.

"Sudah cantik," ucap Bima. Hawa hanya berdecak saja. Pasti gombal.

"Dari dulu memang cantik," ujar Hawa, Bima tertawa lalu mensejajarkan langkahnya dengan Hawa. Area parkir masih belum terlalu ramai, padahal kurang setengah jam lagi jam kantor di mulai.

"Gimana kemarin grand openingnya?" tanya Bima, Hawa menoleh.

"Kok tahu?"

"Video kamu masuk statusnya anak-anak," ternyata Bima saat rebahan di sofa tadi malam melihat beberapa status teman SMAnya berupa video Hawa meneruskan lagu itu. Dia sendiri tertawa melihatnya, karena Hawa tampak totalitas mengungkap sakit hatinya.

"Dih, kayak gak ada kerjaan saja lihat status."

"Emang saya gak ada kerjaan," jawab Bima menirukan suara pengacara yang viral di media sosial. Hawa sampai tertawa, dan memegang lengan Bima. Tak menyangka atasan pelit omong ini bisa konyol juga.

"Sumpah, mirip sama siapa itu," ucap Hawa masih tertawa belum sadar tangannya sedang menyentuh lengan Bima.

"Awas CCTV."

"Kenapa?"

"Noh tangan kamu," ujar Bima mengingatkan. Hawa langsung menarik tangannya.

"Maaf gak sengaja!"

"Sengaja juga gak pa-pa, jomblo kan."

"Dih," Hawa pun mendahului Bima. Sedangkan atasan itu hanya tertawa saja. Komunikasi mereka memang ada kemajuan, sudah enak didengar juga. Tak ada debat atau tatapan sinis, Bima dan Hawa sudah mulai terbiasa dengan tingkah masing-masing. Mungkin karena sudah dewasa, jadi level emang gue pikirannya meningkat.

Lagi fokus kerja, Amelia datang dengan wajah bingung. Apalagi setelah balik dari gedung SMA. Menatap Hawa seolah akan mengatakan sesuatu namun maju mundur untuk mengatakannya.

"Paan?" tanya Hawa memutar kursi kerjanya kini menghadap Amelia.

"Aku punya cerita tapi jangan sampai bocor," ucapnya sembari berbisik dan tolah-toleh. Kebetulan Bu Dyah sibuk dengan Bu Ifa, begitu juga rekan lain.

"Apa?" mode rumpi on, Hawa sepertinya bisa diajak kerja sama.

"Pak Jayadi dan Bu Tera," Hawa langsung teringat kejadian saat orang-orang sibuk lomba Agustusan. Ia langsung mendelik. "Kayaknya ada sesuatu," lanjut Amelia mulai curiga, Hawa pun mengangguk, bahkan ia bertepuk tangan, bersyukur ada yang ngeh dengan kedua guru itu. Khawatir saja kalau ada gosip, Hawa yang dituduh menyebarkan, dan kini ada Amelia yang menangkap kecurigaan itu.

"Masa' selingkuh?" tebak Hawa setelah menceritakan keduanya saat terciduk Hawa tempo hari.

"Kata Bu Dyah gak boleh berasumsi buruk," ledek Amelia mengingatkan Hawa. Cuma sebagai korban pengkhianatan, insting diselingkuhinya on, langsung tebak saja. "Tapi aku yakin iya!" jawab Amelia kemudian tertawa. "Sekarang sama-sama dewasa, terus Bu Tera main nemplok aja di pundak Pak Jayadi, kalau gak ada apa-apa jelas risih lah, suami orang, tua lagi." Hawa ngakak mendengar julidnya Amelia.

1
bunda DF 💞
ceritanya bagus,, definisi jgn benci kebangetan sm seseorang,, bisa balik secinta ituu looh. lagian bahasanya enak,, santai kyk temen tp musuh juga sm suami. marriage is scary ga ada disini,, love it
Lel: terimakasih
total 1 replies
Humaira izzatunisa
luar biasa
Lel: terimkaasih 😍
total 1 replies
mbu ne
eh...neng hawa sama Abang bima udah "end"...

okelah...ditunggu karya2 berikut kak...🫶
Lel: terimakasih kak😍😍
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
s'pa yg wafat yaa...?
Lel: coba tebak
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
wich asyiiik...
Lel: asyik banget🤣
total 1 replies
Elen Gunarti
uki
Lel: sepertinya
total 1 replies
mbu ne
uki kah? 🤭
Lel: sepertinya....
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
weeeh..uki jelly drink punya nyali apa punya nyawa cadangan berani nyamperin ke rumah hawa...🙃🙃
Lel: hwkwkkwk lucu juga pakai jelly
total 1 replies
partini
hemmmm bima yg sabar
Lel: sabar banget
total 1 replies
PuputMega Shelviana SuJanii
taraaa mantan hawa 😅 uji pastinya yg datang 🤣
Lel: siapa lagi
total 1 replies
desember
🤣🤣🤣🤣
desember
ya Allah ngakak 🤣🤣🤣
aku betah bgt lgi nongkrong dimari🤭
Lel: terimakasih
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
tdk ada penyesalan dtg di dpn , penyesalan sllu dtg blkg an Uki...
Lel: nakal sih ....coba2 lagi
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
alhamdulillah siap on going normal
Lel: yup normal
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
nah laki mah enak..cm bikin adonan g ngrasain proses hamil selama itu🤭 p lg g d apa2 nya sakite tuh dbndg d sunat gur pisan seumur urip..lah lairan rasane y ngono kui tp nk hamil n lahiran lg dkatain kapok sambel🤭
Lel: bener abis
total 1 replies
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
sabar ya wa, g mdh mnjlni mmng ya p lg tmbh down krn maaf khmlan yg tdk drencanakan mlh debay nya sungsang, mkn byk ketakutan hawa
Lel: iya betul banyak gak siapnya
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
wa ternyata cerita anak ke 2 kita sama..
sama² kebobolan..sempat g terima persis seperti hawa..samaaa protes ke mas suami dan sama juga saran dokter u di sc..lagi² sama si dedek malah lahiran sblm tanggal nya dan alhamdulillah sehat tak kurang 1 apa pun.🥰🥰
Lel: looohhhh sama lagi🤣🤣🤣
total 3 replies
partini
good tinggal nifas 40 hari gasken lagi tekdung lagi 😂😂😂😂
Lel: aampuuunnn
total 1 replies
Tina Astina
itulah kan semua yg berencana Cesar tp si dedek mau brojol tanpa drama
Lel: hanya butuh mamanya tenang aja
total 1 replies
Mulyanthie Agustin Rachmawatie
tiada tara utk Hawa & Bima
Lel: sweet
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!