Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah Suci
Reva memutar bola matanya malas."Aku tidak ingin diceramahi oleh darah menjijikkan."
"Darah menjijikkan?" Bella mengernyitkan keningnya penuh rasa ingin tahu.
"Jangan katakan apapun." Ervan menghela napas berusaha tersenyum, tidak ingin Reva mengatakan segalanya pada Bella. Tidak ingin dirinya akan menjadi beban suatu hari nanti. Ingin dapat menjadi suami yang berjalan dengan istrinya, bukan suami yang bergantung bagaikan benalu.
"Baik, tidak akan aku katakan. Berikan bekalmu, lalu berlutut meminta maaf padaku. Katakan aku adalah darah menjijikkan, berbeda kelas dengan Reva yang darah suci." Kalimat dari Reva penuh senyuman.
Bella mengernyitkan keningnya, setahunya Reva bukan seseorang yang bisa membully. Bahkan siswa yang cendrung tidak menonjol tapi memang benar, apapun yang dilakukan Reva, dari dulu Ervan sama sekali tidak pernah mengganggu. Bahkan terkadang mengalah. Tapi apa sebenarnya seperti ini hubungan persaudaraan mereka?
Tapi tidak mungkin Ervan yang sering membully akan berlutut di hadapan Reva.
Ervan melirik ke arah Bella. Ragu, tapi pada akhirnya dirinya memberikan kotak bekalnya."Aku minta maaf, aku tidak pantas mendapatkan apapun. Aku hanya darah kotor sedangkan kamu darah bersih."
"Bagus." Reva meraih kotak bekal yang diberikan oleh Ervan. Merasa tersenyum penuh kemenangan.
Tapi.
Srak!
Brak!
Benar-benar tidak terduga, Bella yang mengejar Reva dari kelas 10 hingga sekarang. Merebut kotak bekal dari tangan Reva dengan cepat. Kemudian menumpahkan semuanya pada kepala Reva.
Hal yang membuat semua orang tercengang. Ada apa ini? Apa kiamat sudah dekat? Bagaimana bisa badak bucin tiba-tiba seperti ini. Mungkin itulah yang ada di benak semua orang.
"Bella!" Bentak Reva.
Sementara Ervan yang masih berlutut sembari menunduk hanya dapat menipiskan bibir menahan tawanya. Inilah istrinya Bella, tidak akan pernah membiarkan suaminya teraniaya. Baik sebelum waktu terulang maupun sekarang. Walaupun pernikahan mereka bukan berdasarkan cinta pada awalnya. Tapi kali ini dirinya akan menikahi Bella berdasarkan cinta. Hingga Bella tenggelam dalam cinta.
Tak!
Tak!
Kotak bekal dijatuhkan oleh si gemuk. Bukan mode siswa yang mudah dibully lagi terlihat, tapi mode wanita gemuk CEO. Atau pemimpin mafia? Yang jelas jika sudah marah Bella lebih mirip dengan ayahnya.
"Apa? Aku belum tuli. Darah kotor? Darah suci? Jika kamu darah suci, maka darah Ervan lebih jernih dari air." Kalimat yang benar-benar tajam tersenyum penuh arogansi.
"Bella, kamu membelanya!? Dia dan kelompoknya sering membully-mu!" Bentak Reva.
Bella tertawa kecil."Badak? Kamu pikir aku tersinggung dengan istilah badak? Aku tidak pernah tersinggung, karena aku memang gemuk. Tapi hinaan jika sudah menyangkut garis keturunan, aku tidak dapat menerimanya sama sekali. Itu artinya kamu menghina bukan hanya orangnya, tapi ayah, ibu, saudara kandung, bahkan keturunannya."
"Bella...kamu---" Kalimat Reva disela.
"Aku tau kamu sering membicarakanku di belakang sebagai budak gemuk yang menurut apapun kata-katamu. Wanita yang seperti anj*ng penjilat. Bukankah itu lebih buruk daripada badak?" Bella menjeda kalimatnya sejenak, kemudian tersenyum."Muka dua..."
"Ervan memang darah kotor, ibunya istri simpanan dan ayahnya sendiri tukang selingkuh." Pada akhirnya Reva yang emosional membocorkan segalanya.
Hal yang membuat Ervan gemetar mengepalkan tangannya. Benar-benar keterlaluan, dirinya belum menikah dengan Bella. Bagaimana jika Bella menganggapnya menjijikkan?
"Kenapa gajah gemuk, kamu terkejut bukan? Menyentuhnya saja merupakan hal menjijikkan. Bagaimana bisa seorang anak bisa lahir dari perselingkuhan? Seharusnya dia mati saja, agar tidak menyusahkan hidup dari istri dan anak sah." Reva tersenyum penuh kemenangan. Betapa menjijikkannya Reva, semua orang harus tau. Karena Ervan sudah berani merebut miliknya.
Bella tertawa kecil menghina."Bukankah kamu yang menjijikkan?"
Reva tertegun sejenak."Menjijikkan? Atas dasar apa---"
"Aku mendapatkan informasi dari kepala sekolah kamu dan keluargamu sama sekali tidak mau menampung Ervan yang sedang mengalami cidera. Sekarang mulutmu dengan lancar mengucapkan aib orang lain. Itu menjijikkan bukan?" Tanyanya dengan nada merendahkan.
Ervan berkedip beberapa kali. Bella tidak jijik padanya. Nona muda kaya raya yang biasa bertemu dengan para anak sultan, chaelbol dan anak taipan ini tidak jijik pada anak istri simpanan. Dulu sebelum waktu terulang dirinya mengira itu karena Bella terlanjur menikah dengannya. Tapi karena Bella memang yang terbaik. Jadi makin sayang kan...
"Makanan ini tumpah karena ulahmu. Kamu yang bersihkan. Atau aku dapat membuat Ervan menuntutmu atas pencemaran nama baik." Bella mengangkat sebelah alisnya."Ervan mulai sekarang tidak perlu takut dengan darah suci sepertinya. Dia cuma orang yang halu, bahwa dirinya adalah Tuhan."
Ervan mengangguk dengan cepat kemudian bangkit. Begitu lega rasanya setelah Bella mengetahui segala. Seperti kentut yang tertahan sudah dilepaskan.
"Mata empat! Ingat bersihkan! Aku keluar dari sekte sesatmu." Ervan tersenyum tengil.
Beberapa orang berbisik sinis tentang Ervan. Dulu dirinya begitu peduli pada pendapat orang lain. Tapi kali ini tidak, pendapat Bella adalah yang terpenting. Karena hanya Bella yang ada untuknya.
"Tidak disangka rahasia yang disembunyikan Ervan."
"Aku paling benci pelakor. Anaknya sudah pasti sama menjijikkan dengan kedua orang tuanya."
"Benar-benar anak haram."
Kalimat dari para siswa bagaikan angin lalu. Ervan tetap melangkah mengikuti Bella. Wanita gemuk yang sedikit melirik padanya.
"Apa Reva selalu begini aslinya?" Tanya Bella.
"Tidak selalu, hanya saat tidak sengaja bertemu diluar sekolah. Kenapa membelaku? Bukankah aku menjijikkan. Aku hanya anak dari---" Kalimat Ervan disela.
"Semua bayi lahir ke dunia ini, karena mendapatkan berkat dari Tuhan. Tidak ada darah kotor, hanya saja mulut manusia yang kotor. Tentang menjijikkan, sesuatu menjijikkan jika sudah kotor, terutama perilakunya." Bella menghela napas kasar setelah merogoh dua kotak bekal cadangan di dalam tasnya.
Ervan tertegun sejenak, perlahan tersenyum. Mulai mengerti tentang apa yang ada di pikiran Bella sebenarnya. Rasa cinta, kagum semuanya menjadi satu. Kali ini akan mempertaruhkan segalanya, untuk terus menempel pada Bella.
"Jika kamu menjadi bos dan memiliki karyawan, satu hal yang harus kamu amati, bagaimana menempatkan mereka. Orang yang jujur dan cerdas walaupun penampilannya buruk, letakkan di bagian keuangan. Orang yang memiliki wajah rupawan tapi integritasnya di pertanyakan jadikan sales." Kalimat dari Bella membuatnya tersenyum.
Hanya sedikit tapi wanita ini memberikan masukan tentang bisnis yang akan dibuka olehnya.
Dua orang yang melangkah untuk makan siang. Memilih untuk menikmati makanannya di taman saja, lebih tepatnya tempat dimana Bella melemparkan globe mengenai kepala Ervan.
Gemuk seperti beruang...tapi bagaikan memiliki kasih sayang paling dalam.
***
Bagaimana cinta seorang ibu? Tentu saja kasihnya sepanjang masa. Hingga dapat menunggu Ervan saat ini di area depan sekolah selama satu jam.
Menghela napas, putranya adalah kekasih dari pemilik mall? Menipiskan bibir, menahan tawanya membayangkan total aset calon menantunya. Tidak peduli dengan wajah dan sifat calon menantu yang penting dompetnya.
Hingga.
Mata wanita membulat menahan rasa kesal, mengamati putranya berjalan bersama buntalan kentut. Ervan bahkan terlihat memegangi tangan wanita gemuk itu.
"Pelet apa yang digunakan wanita miskin, bulat, pada putraku." Gumamnya menahan rasa kesal.
Di cuekin.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh