NovelToon NovelToon
Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Gadis Desa Kesayangan Sang Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lentera Sunyi

Suatu kondisi yang mengharuskan Zidan menikahi Khansa, teman masa kecilnya yang tinggal di desa, atas permintaan terakhir neneknya yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain, Zidan memiliki kekasih setelah bertahun-tahun tinggal di kota.

Pernikahan itu terjadi karena satu syarat yang diberikan Khansa, mau tidak mau Zidan menerima syaratnya agar pernikahan mereka bisa berlangsung.

Bagaimana kehidupan pernikahan Zidan dan Khansa?

Lalu bagaimana hubungan Zidan dengan kekasihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lentera Sunyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pagi yang Indah

Pagi yang cerah seperti suasana hati Zidan yang begitu bahagia, karena saat membuka mata, hal yang ia lihat adalah wajah polos Khansa yang masih tertidur.

Sekarang menunjukkan jam delapan pagi. Mereka berdua terbangun jam empat pagi, menjalankan kewajibannya, lalu memilih untuk tidur kembali.

Pagiku akan selalu indah jika dihadapkan dengan wajah secantik ini. Sa, kamu begitu cantik saat tertidur, ucap Zidan dalam hatinya.

Tangannya terangkat untuk menyelipkan anak rambut Khansa ke belakang telinga. Lalu, perlahan mengusap wajah Khansa.

Zidan mendekatkan wajahnya, bertumpu pada tangan yang kiri yang menyangga kepalanya. Tangan kanannya terus mengusap wajah Khansa, dan mendarat pada bibir tipis Khansa.

Saat ini, Zidan membayangkan hal-hal yang mungkin akan mendapat pukulan dari Khansa, karena ia membayangkan saat mencium bibir Khansa. Sudah dipastikan bibir Khansa akan dilahapnya tanpa sisa, bibirnya terlalu mungil untuk ukuran bibir yang normal.

“Zi! Apa yang lo pikirkan saat ini!” Zidan menggelengkan kepalanya, membuang apa yang saat ini sedang ia pikirkan.

“Enghh?” Khansa memegang tangannya yang masih berada di wajah Khansa. Tiba-tiba aja Khansa berbalik membelakangi Zidan dengan menarik tangannya.

“Eh?” Zidan memeluk Khansa dari belakang karena tangannya dipeluk dengan erat. Hal ini membuat Khansa menyunggingkan senyumannya.

Dengan senang hati Zidan memeluk Khansa, ia justru mengambil kesempatan dengan memeluk erat Khansa dari belakang. Lalu, bersiap untuk pura-pura tertidur.

Karena saat Khansa bangun nanti, ia tidak dituduh mengambil kesempatan. Belum sempat Zidan memejamkan matanya, Khansa mulai terbangun.

Khansa mengerjapkan matanya berkali-kali. Keningnya berkerut karena merasakan sesuatu yang keras ada dalam pelukannya.

Tangan Khansa menekan-nekan tangan Zidan, lalu pada akhirnya ia melirik ke bawah. “A-apa? A-aku memeluk tangan Zidan?”

Khansa perlahan menyingkirkan tangan Zidan tanpa membangunkannya. Khansa berbalik menatap Zidan yang memejamkan matanya. Ia tertegun, meletakkan tangan Zidan yang ia peluk sebelumnya.

Tanpa Khansa sadari, tangannya menyentuh kening Zidan. Kenapa rasa yang hilang itu muncul kembali? Rasanya aku ingin egois, tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak ingin terlalu berharap pada sesuatu yang belum tentu milikku, batin Khansa.

“Andai, hubungan ini terjadi karena tidak menyakiti seseorang, mungkin akan berbeda,” gumam Khansa yang terdengar jelas oleh Zidan.

Sa? Kamu masih memikirkan itu? Apa yang kamu pikirkan? Aku sudah terang-terangan memperlihatkan perhatianku, tapi—, ucap Zidan dalam hatinya.

Cukup lama Khansa memandangi wajah Zidan sampai ia terkejut karena Zidan. Tiba-tiba saja membuka matanya.

“Zi?! Kamu!” Khansa merasa malu, ia hendak beranjak tapi Zidan menahan tangannya.

Zidan menarik tangan Khansa dan langsung menindihnya. “Mau sampai kapan, Sa? Sampai kapan aku harus membuktikannya jika jika kamu satu-satunya. Jangan terus menyalahkan hubungan ini. Karena hubungan ini tidak pernah salah.”

Dahi mereka bertemu, keduanya bisa merasakan nafas yang berhembus menerpa wajahnya.

Zidan menatap mata Khansa yang begitu dekat. “Aku akan melakukannya, entah kamu mengizinkannya atau tidak. Kita sudah menjadi suami istri, melakukannya bukanlah hal yang dosa.”

Mata Khansa membulat sempurna, saat ada sesuatu yang menempel pada bibirnya. Saat ini Zidan mencium bibir Khansa. Hanya menempel, tidak ada pergerakan, karena Khansa sudah lebih dulu mendorong dada Zidan.

Khanza melepaskan tangan Zidan yang melingkar di pinggangnya. Ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan diri.

Zidan memegang bibirnya setelah mencium Khansa. “Ini permulaan yang baik, setelah ini gue akan terus membuktikannya. Saat ini mungkin hanya bersentuhan, karena nanti bisa berubah menjadi kecupan lalu lumatan.”

Sedangkan Khansa di dalam kamar mandi, masih berdiri bersandar di pintu. Memegang dadanya yang berdetak sangat kencang setelah apa yang dilakukan Zidan.

“Tidak! Ini tidak bisa terjadi terus menerus terjadi. Karena aku belum siap menerimanya. Maaf…”

Dalam hati kecilnya ia merasa kesal karena ia tidak bisa menerima sepenuhnya apa yang sudah terjadi. Khansa bisa melihat bagaimana usaha Zidan, bahkan saat berada di depan mantannya, terang-terangan mengakhiri hubungannya.

“Aku sudah mengatakan akan mencobanya, tapi setiap kali ada kesempatan aku tidak bisa.”

...* * *...

“Loh? Ma?! Mama udah pulang?” Zidan dan Khansa menghampiri Aish yang duduk di ruang keluarga.

Aish tersenyum melihat anak dan menantunya yang terlihat bahagia, tidak ada masalah sama sekali. Maksudnya, mereka berdua bisa menerima satu sama lain sebagai suami istri.

“Mama kapan sampainya?” tanya Khansa, karena Aish tidak menjawab pertanyaan Zidan.

“Pagi tadi, kalian berdua baik-baik ajakan?”

“Tentu,” balas Khansa dengan senyuman.

Aish ikut tersenyum, “Oh iya, akan lebih baik kalian segera daftarkan pernikahan kalian. Zidan, ajak Khansa untuk beli cincin pernikahan kalian. Sudah dua minggu lebih kalian tidak mengenakan cincin pernikahan, belum mendaftarkannya.”

Khansa melirik ke arah Zidan, tapi Zidan terlihat santai dan tersenyum padanya. Zidan begitu santai, apa dia akan setuju melakukannya? Jika benar, hubunganku dengannya akan benar-benar resmi.

“Mama tenang aja, Zidan udah menghubungi pengacara keluarga untuk mendaftarkannya. Kita berdua hanya menunggu bagaimana kelanjutannya. Dan untuk Cincin, Zidan juga sudah memikirkannya. Setelah Khansa selesai tes, Zidan akan membawa Khansa untuk membeli cincinnya,” jelas Zidan yang membuat Aish mengangguk senang.

“Oh? Kapan tesnya?” Aish menatap Khansa yang duduk di sebelahnya.

“Besok, ma.”

“Semangat ya sayang.” Khansa mengangguk. “Kalau mama boleh tau, kamu ambil apa?”

“Khansa ambil desain, ma.”

“Woah! Tapi kamu yakin sayang? Setahu mama desain cukup sulit karena harus melatih kesabaran dan juga ketelitian.”

“Sangat yakin, karena ini sudah Khansa pikiran jauh sebelum hari ini.” Aish mengusap wajah Khansa.

“Baiklah, mama akan dukung semua keputusan kamu. Jangan sungkan jika kamu membutuhkan bantuan, apalagi masalah keuangan. Jika apa yang diberikan tidak cukup untukmu, kamu bisa minta ke mama.”

Sejujurnya Khansa tidak enak hati dengan semua ini. “Sebelumnya terima kasih karena mama sudah sangat peduli sama Khansa. Yang diberikan Zidan juga tidak kurang sama sekali. Tapi—” Khansa melihat ke arah Aish dan Zidan secara bergantian.

“Tapi apa?” tanya Zidan.

“Khansa ingin bekerja, Khansa ingin membuktikan kemampuan Khansa dalam mendesain.”

“Sa?!” Aish mengangkat tangannya agar Zidan berhenti bicara.

“Mama tidak keberatan sayang, jika kamu memang mau bekerja. Hanya saja, dunia kerja sangat keras, apalagi untuk seseorang yang baru terjun. Mama tidak ingin terjadi sesuatu denganmu.”

“Tapi ma.”

“Dengar sayang, mama belum selesai bicara. Jika kamu tidak keberatan, apa kamu mau bekerja di butik mama? Karena kebetulan mama lagi cari orang untuk mengawasinya. Sekalian kamu bisa menunjukan kemampuan kamu dalam mendesain. Bagaimana?”

Zidan merasa lega, ia kira Khansa akan bekerja di teman bisnis mamanya. Jika khansa bekerja di butik keluarga, itu akan memudahkan dirinya untuk selalu menemuinya. Apalagi, butik yang dimaksudkan mamanya pasti tidak jauh dari rumah.

“Khansa—

1
partini
semoga Zidan tau siapa laki" yg dulu di hati istri nya di tunggu part itu ya Thor lanjut👍👍
Mericy Setyaningrum
Khansa, mampir ikutan baca Kak
♡お前のペンデハ♡
Semangat terus thor, aku yakin ceritamu akan menjadi luar biasa!
Uchiha Itachi
wow, thor! Gak sabar nunggu karya selanjutnya!
minsook123
Tidak sabar untuk kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!