BENCI BENCI CEMBURU

BENCI BENCI CEMBURU

CIH!

Sumpah dia?

Hawa kaget setengah mati saat meeting di yayasan bertemu dengan musuh bebuyutannya saat di SMA, Bimantara Mahesa. Pria itu adalah anak pemilik Yayasan Edu Creative tempat ia bekerja, dan mulai tahun ajaran baru ini terjadi pergantian ketua yayasan dari Pak Mahesa ke Bimantara. Menurut kabar beredar, setiap anak Pak Mahesa sudah dibagi area bisnisnya, dan Bimantara sebagai anak bungsu mendapat bagian yayasan pendidikan ini.

Yayasan Edu Creative ini menaungi jenjang PAUD hingga SMA. Setiap jenjang memiliki jajaran struktural seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kesiswaan, dan kepala Tata Usaha sedangkan untuk area sarana prasarana, humas, serta pengembangan prestasi siswa langsung dihandle oleh tim di bawah naungan yayasan langsung. Setiap jenjang memiliki 5 anggota per tim dan Hawa menjadi bagian tim pengembangan untuk jenjang SMA, dia bagian tim pengembangan prestasi siswa dan siswi.

"Masih muda, ganteng, kaya, baik, kurang apa coba," lirih Amelia sangat mengangumi penampilan Bimantara pada pertemuan kali ini. Dia adalah rekan tim kerja Hawa bagian tim pengembangan jenjang SMA khusus prestasi guru.

Cih, baik? Belum tahu saja dia tuh cowok jutek, sok ganteng, dan anti sama cewek cantik, entahlah mungkin dia belok. Batin Hawa tak setuju dengan pujian Amelia untuk Bima.

Semua orang yang hadir di meeting yayasan mendadak menatap Hawa, begitu juga dengan Bima, ada apa? Batin Hawa masih belum sadar saat riwayat pendidikan Bimantara tertera di layar videotron.

"Satu SMA sama kamu?" tanya Amelia sembari menyenggol Hawa. Bimantara tersenyum sekilas, dia mengaku kalau teman seangkatan Hawa Tanisha.

"Bukan mantan Pak Bima kan?" ledek Pak Surya, kepala sekolah jenjang SMA, beliau memang ramah dan suka bercanda, alhasil Pak Bimantara pun jadi korban candaan beliau di hari pertama bertugas.

"Alhamdulillah bukan," jawab Bimantara diiringi tawa para peserta meeting. Hawa hanya tersenyum canggung. Sedikit tersentil dengan jawaban Bima, terkesan kalau dia bersyukur tidak menjadi mantan Hawa. Cih menyebalkan sekali. Bikin tengsin saja.

Meeting berlanjut dengan laporan masing-masing struktural di sekolah dilanjutkan laporan dari tim yayasan. Bimantara sangat fokus pada masing-masing laporan termasuk laporan yang disampaikan oleh Hawa. Sampai detik ini, Bimantara sangat profesional meski beberapa guru dan tim senior mengeluarkan jurus cie saat Hawa presentasi.

"Kok kamu kayaknya gak tertarik sama Pak Bima sih?" protes Amelia heran. Mereka sudah kembali ke meja kerja masing-masing, dan beberapa orang masih membahas Bimantara, terutama saat SMA. Mumpung ada narasumber dan saksi nyata bagaimana kehidupan Bimantara saat SMA.

"Ya masa' gue harus tarik dia, Mel?" jawaban Hawa sangat menjengkelkan bagi Amelia. Harusnya sebagai teman SMA dan bertemu kembali seperti mereka saat ini, setidaknya say hello kek, atau kumpul dulu mengenang masa SMA.

"Apa mungkin kalian tuh musuh bebuyutan ala anak SMA zaman dulu, Wa? Terus sekarang kalian masih dendam. Wah gawat, auto jadi ibu yayasan kamu nanti."

Hawa mendengus kesal, apaan sih pemikiran Amelia ini. Cerita begitu hanya ada di novel, dalam dunia pekerjaan sangat mungkin terjadi like dan dislike. Justru kehadiran Bimantara bisa membuat karir Hawa tersendat. Hawa masih ingat betul bagaimana Bima saat marah dulu.

Hawa termasuk siswi aktif di sekolah. Dia OSIS, ikut ekskul voli, menyanyi, bahkan menjadi penyiar radio tetap saat SMA dulu. Saking aktifnya banyak pihak yang kenal dia. Mulai dari satpam, guru, ibu kantin, adik dan kakak kelas banyak yang mengenal Hawa. Karena itulah dia juga banyak yang naksir. Kebetulan teman sebangku Bimantara dulu naksir berat sama Hawa, hanya saja tak berani mengungkapkan karena dia insecure. Saat Hawa jadian dengan ketua tim voli, teman Bima yang bernama Satria itu menangis, tak masuk sampai beberapa hari karena patah hati. Bima ngamuk dan mencaci Hawa di depan kelas.

Bima menganggap Hawa sebagai perempuan caper yang haus kasih sayang laki-laki. Sok cantik dan main tarik ulur serta pemberi harapan palsu pada setiap cowok yang menembaknya. Bima tak suka. Pacar Hawa ikut emosi, tak terima Hawa diperlakukan begitu oleh Bima. Padahal Hawa sendiri tak tahu kalau Satria menyukai Hawa. Terjadi adu mulut antara Satria dan Bima, hampir main tonjok juga. Berakhir keduanya di BK untuk bina siswa. Sejak saat itu Bima memblokir nomor Hawa, dia sangat tak suka pada Hawa.

"Punya pacar gak, Wa?" tanya Amelia lagi. Hawa kira pembahasan Bima selesai, dan kembali ke rutinitas mereka menghadap laptop, eh ternyata dibahas lagi. Memang gak bosen ya bahas dia, daripada tanya Hawa yang tak dekat dengan Bima, kan lebih enak tanya langsung ke orangnya langsung.

"Tanya Bima lagi aku geret kamu ke ruangannya."

"Mulut kamu, Wa. Bima, Bima, Pak Bima tahu," Hawa meringis, keceplosan hanya menyebut nama. Amelia juga sok dramatis lagi. Menyebalkan sekali siang ini.

Amelia tak tanya lagi, dia fokus ke dalam agenda pengembangan lomba guru, begitupun dengan Hawa. Gadis itu kalau sudah urusan pekerjaan bakal fokus, dan tak peduli dengan sekitarnya, kecuali kalau ada yang mencolek dan mengajaknya mengobrol sambil bawa tahu gejrot bakal dia tanggapi. Kerja nomor dua, ngrumpi nomor satu itu mah.

"Busyet, selalu saja begini. Email informasi lomba dadakan, kenapa sih sama pemerintah daerah itu kalau share undangan lomba selalu saja mepet. Emang latihan lomba untuk seminggu itu gampang," kesal Hawa menerima email seperti ini. Berasa dikejar debt collector coba, mana persyaratan administrasinya banyak lagi.

Amelia hanya tertawa cekikikan mendengar keluh kesah rekan kerjanya ini. Sudah hampir 3 tahun kerja di bagian ini dan berurusan dengan undangan lomba dari pemerintah kok masih protes. Itu mah sudah biasa, kalau gak mepet bukan pemerintah kali.

"Makan dulu, aaa!" Amelia sengaja menyodorkan keripik kentang ke mulut Hawa, buat mengalihkan kekesalannya saja.

"Kamu masih mending, Wa. Meski deadline mepet mana ada siswa yang berani protes. Kalau aku, hem berhadapan dengan Bapak Ibu guru apalagi senior beh kentut saja aku gak berani,” kan Amelia ini kalau cerita selalu mendramatisir mana ada seperti itu. Kentut mah kentut saja.

Hawa tertawa mendengar keluhan Amelia. Memang setiap pekerjaan pasti ada plus dan minusnya. Terkadang orang melihat pekerjaan rekan lain mudah, tapi kalau di posisi rekan itu belum tentu mudah juga. Semua tergantung keahlian dan kebiasaan saja.

Kalau Hawa berkutat dengan pengembangan prestasi siswa yang beragam, sedangkan kalau Amel untuk lomba guru memang terbatas, paling banyak tentang karya tulis ataupun artikel sehingga peminatnya pun hanya guru tertentu, yang punya bakat menulis saja. Padahal kalau mau siswa berprestasi, maka guru harusnya memberi contoh untuk berprestasi juga kan.

“Hari ini pulang jam berapa?” tanya Amelia yang sudah bersiap pulang, jam operasional kerja mereka selesai pukul 4 sore. Kalau Hawa paling cepat sebelum maghrib, menunggu progres siswa pembinaan lomba selesai. Tidak mungkin dia meninggalkan pembina dan siswa yang sedang menggarap lomba, sedangkan dirinya adalah penanggung jawab lomba.

“Maghrib mungkin, masih ada Bu Firsa dan Tania yang belum fix pidato Bahasa Inggrisnya.”

“Syuting?” Hawa menggeleng.

“Setor teks pidato saja, baru kalau lolos syuting.”

“Yakin aku tinggal?”

“Heleh biasanya juga kamu tinggal, sok-sok an peduli,” ejek Hawa sembari menggoyangkan meja kerjanya.

“Kalau biasanya kan aku khawatir kamu digondol sama Mbak Kunti, kalau sekarang kan beda.”

“Bedanya?” Hawa tak paham. Kalau Mbak Kunti di ruangan ini mah sudah menjadi teman dekat Hawa. Amelia hanya menunjuk dengan dagu ruangan Ketua Yayasan, Pak Bima belum pulang.

“Cih!” Hawa hanya berdecih sebal dengan apa yang ditakutkan Amelia. Boro-boro digondol, Hawa yakin Bima tidak akan mau menyapanya meski berpapasan. Cowok sombong sok ganteng gituloh.

Terpopuler

Comments

gojam Mariput

gojam Mariput

asyik ada yg baru....
ga kalah seru nih sama Sabda Arimbi
semangat up thor

2025-08-12

1

mimief

mimief

lah..lah
kok tersindir yaa🤣

2025-09-13

0

mimief

mimief

mampir thoor

2025-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 CIH!
2 PERKARA HANTU
3 TAWA
4 ROMBAK
5 WITH PACAR
6 RESE'
7 MEMPERTANYAKAN
8 MURUNG
9 ALASAN BERUBAH
10 PUTUS
11 FRUSTASI
12 PATAH HATI
13 ANTAR PRIA
14 NANGIS BOMBAY
15 MENOLAK PACARAN
16 KENCAN WITH PAPA
17 MANTAN PAMIT
18 AGUSTUSAN
19 MASIH SEMARAK
20 HANYA TERINGAT
21 SENANDUNG DI CAFE
22 DUNIA KERJA
23 TERCIDUK
24 KEPO SETENGAH MATI
25 RUANG KEPALA SEKOLAH
26 PERUBAHAN SIKAP
27 SADIS
28 SENGGOL BACOK
29 TERNYATA MOKONDO
30 WEDGES MELAYANG
31 SELESAI
32 CUTI
33 KANGEN?
34 DIH, ANEH!
35 NGENES
36 BADMOOD
37 BALAS
38 BERTAMU
39 KASMARAN
40 MODE COWOK GILA
41 NGESELIN
42 LAHIRAN DADAKAN
43 CAMER
44 SALAH OMONG
45 THE REAL PECUNDANG
46 CURHAT
47 SINGLE ERA-1
48 SINGLE ERA-2
49 TAHAPAN MOVE ON
50 KEBAKARAN
51 MOMENT DADAKAN
52 DUKA
53 ROMANTIS
54 GASSS
55 NUANSA PENGANTIN BARU
56 CIVITAS KREATIF
57 ULAH BOCIL
58 MANTAN NGAMUK
59 DUA RASA BERBEDA
60 LIBURAN
61 MENGGILA
62 MASIH HONEYMOON
63 AKHIR YANG TRAGIS
64 GANTI HALUAN
65 OBROLAN MAMA
66 DM DARI IKHLAS
67 REMAJA HEBAT
68 PMS
69 MERTUA NGOMEL
70 KEDATANGAN CIKA
71 PERCUMA
72 SEFREKUENSI
73 KABAR TERA
74 SETIA ITU MAHAL
75 DI SELA LOMBA
76 AFTER JOGJA
77 OVERDOSIS
78 JURAGAN RISOL
79 NGOBROL
80 MODE REKAN KERJA
81 JODOH SEPAKET
82 RAPAT PANITIA
83 QUALITY TIME
84 KANGEN DAN CEMBURU
85 PESONA BERONDONG
86 AKHIRNYA
87 TAHU TAHU MBLENDUNG
88 FINAL
89 DETIK-DETIK LAUNCHING
90 SAHABAT HAWA
91 PAPA CORE
92 KERANDOMAN BIMA
93 KOMUNIKASI
94 BAYI ENDORSE
Episodes

Updated 94 Episodes

1
CIH!
2
PERKARA HANTU
3
TAWA
4
ROMBAK
5
WITH PACAR
6
RESE'
7
MEMPERTANYAKAN
8
MURUNG
9
ALASAN BERUBAH
10
PUTUS
11
FRUSTASI
12
PATAH HATI
13
ANTAR PRIA
14
NANGIS BOMBAY
15
MENOLAK PACARAN
16
KENCAN WITH PAPA
17
MANTAN PAMIT
18
AGUSTUSAN
19
MASIH SEMARAK
20
HANYA TERINGAT
21
SENANDUNG DI CAFE
22
DUNIA KERJA
23
TERCIDUK
24
KEPO SETENGAH MATI
25
RUANG KEPALA SEKOLAH
26
PERUBAHAN SIKAP
27
SADIS
28
SENGGOL BACOK
29
TERNYATA MOKONDO
30
WEDGES MELAYANG
31
SELESAI
32
CUTI
33
KANGEN?
34
DIH, ANEH!
35
NGENES
36
BADMOOD
37
BALAS
38
BERTAMU
39
KASMARAN
40
MODE COWOK GILA
41
NGESELIN
42
LAHIRAN DADAKAN
43
CAMER
44
SALAH OMONG
45
THE REAL PECUNDANG
46
CURHAT
47
SINGLE ERA-1
48
SINGLE ERA-2
49
TAHAPAN MOVE ON
50
KEBAKARAN
51
MOMENT DADAKAN
52
DUKA
53
ROMANTIS
54
GASSS
55
NUANSA PENGANTIN BARU
56
CIVITAS KREATIF
57
ULAH BOCIL
58
MANTAN NGAMUK
59
DUA RASA BERBEDA
60
LIBURAN
61
MENGGILA
62
MASIH HONEYMOON
63
AKHIR YANG TRAGIS
64
GANTI HALUAN
65
OBROLAN MAMA
66
DM DARI IKHLAS
67
REMAJA HEBAT
68
PMS
69
MERTUA NGOMEL
70
KEDATANGAN CIKA
71
PERCUMA
72
SEFREKUENSI
73
KABAR TERA
74
SETIA ITU MAHAL
75
DI SELA LOMBA
76
AFTER JOGJA
77
OVERDOSIS
78
JURAGAN RISOL
79
NGOBROL
80
MODE REKAN KERJA
81
JODOH SEPAKET
82
RAPAT PANITIA
83
QUALITY TIME
84
KANGEN DAN CEMBURU
85
PESONA BERONDONG
86
AKHIRNYA
87
TAHU TAHU MBLENDUNG
88
FINAL
89
DETIK-DETIK LAUNCHING
90
SAHABAT HAWA
91
PAPA CORE
92
KERANDOMAN BIMA
93
KOMUNIKASI
94
BAYI ENDORSE

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!