Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat sia_lan.
Ola semakin tak bisa berkata-kata menyaksikan Gilang semakin mendekat ke arah mereka.
"Kenapa Gra bisa seperti ini, apa dia terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralko-hol?." Baru tiba dihadapan Ola yang tengah memapah tubuh Gracia, Gilang sudah memberondong gadis itu dengan pertanyaannya. Ola langsung menggelengkan kepalanya, karena faktanya ia dan Gracia sama sekali tidak mengkonsumsi minuman beralko-hol. Jujur, Ola sendiri bingung mengapa reaksi Gracia tiba-tiba seperti orang ma-buk begini usai meminum minuman bersoda yang disuguhkan oleh pelayan club tadi, sesuai dengan pesanan Winda tentunya sebagai pemilik acara malam ini.
Ola yang saat itu hendak meneguk minumannya seketika mengurungkan niatnya melihat sikap Gra mulai aneh usai meneguk minuman bersoda miliknya. Ola semakin merasa ada yang aneh ketika Winda menawarkan diri untuk mengantarkan Gracia pulang, dengan alasan malam ini ia datang menggunakan mobil milik temannya sehingga Gracia lebih aman jika ikut bersamanya ketimbang naik motor bersama Ola.
Ola yang sudah hampir kehabisan akal usai melewati perdebatan dengan Winda dan teman-temannya, langsung membawa Gracia keluar dari club, kemudian mengambil ponsel Gracia dari dalam tasnya. Ola tidak punya pilihan lain selain menghubungi Rafa untuk meminta bantuan, mengingat kondisi Gracia saat ini sulit untuk diantarkan dengan menggunakan motor.
Saat mengaktifkan ponsel Gracia, Ola melihat ada banyak panggilan tak terjawab dari nomor kontak yang dinamai My love, tanpa banyak berpikir Ola langsung menghubungi balik nomor kontak yang diduga Ola adalah nomor kontak Rafa, mengingat Rafa dan Gracia menjalin hubungan asmara tentu saja My Love adalah sebutan Gracia untuk Rafa, begitu pikir Ola. Saat panggilan tersambung sebenarnya Ola merasa suara dari seberang sana berbeda, seperti bukan suara milik Rafa, tetapi karena sudah panik dan cemas pada kondisi Gracia, Ola mengabaikan itu semua.
"Maaf tuan, saya tidak bisa membiarkan anda membawa Gracia." Ola yang tidak tahu menahu tentang hubungan Gilang dan Gracia mencoba menghalangi Gilang yang sudah menggendong tubuh Gracia, membawa Gra menuju mobilnya.
"Tidak perlu mencemaskannya! Dia akan aman bersama saya." Setelah mengatakan kalimat itu, Gilang melanjutkan langkahnya menuju mobilnya seraya menggendong tubuh Gracia yang terlihat gelisah. Gadis itu seperti ingin melepas pakai-annya.
"Tapi tuan_."
"Kamu boleh menanyakannya nanti pada Gracia, mengapa saya mengatakan dia akan aman bersama saya!." Gilang kemudian mengitari mobil dan duduk di balik kemudi.
Ola tak kuasa lagi menghalangi Gilang membawa, Gracia. gadis itu hanya bisa menatap mobil Gilang yang membawa Gra terus melaju menjauh dari pandangannya.
"Panas....." keluh Gra sambil berusaha melepas kancing kemejanya. Gilang mengulurkan tangan kirinya untuk mencegah Gracia membu-ka kancing kemejanya, mengingat saat ini mereka masih berada di mobil. Gilang pun tidak bodoh untuk menyimpulkan apa yang saat ini terjadi pada istrinya itu. Melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata agar segera sampai ke apartemen adalah tindakan yang dilakukan oleh Gilang saat ini. Ia tahu betul jika saat ini istrinya sedang tersiksa menahan sesuatu dalam diri.
Setibanya di apartemen, Gilang kembali menggendong tubuh Gracia menuju unit apartment nya. Gilang membawa Gracia ke kamar mandi, mengguyur tubuh Gracia dengan kucuran air shower berharap panas dan gelisah yang dirasakan oleh Gracia sedikit berkurang. Tetapi, bukannya berkurang, Gracia justru mengge-rayangi tubuh Gilang.
"Aku mau kamu, mas." Gracia memberikan gi-gitan kecil pada bahu Gilang yang kini berdiri dihadapannya, keduanya sudah sama-sama basah oleh kucuran air shower.
"Breng-sek....siapa yang sudah berani memberikan obat lak-nat itu sampai membuatmu begini?." Gilang mengumpat seseorang yang entah siapa tersebut, karena telah memasukkan sesuatu ke dalam minuman Gracia. Melihat Gracia sudah semakin tersiksa menahan has-ratnya, Gilang pun membiarkan istrinya itu melakukan apa yang diinginkannya.
"Jangan di sini!." Gumam Gilang dengan nada lembut kemudian menggendong tubuh Gracia meninggalkan kamar mandi. Kini Gracia tak lagi mengenakan sehelai benang pun untuk menutupi tu-buhnya, sebab wanita itu sudah melu-cuti semua yang melekat pada tubuhnya. Dan hal yang sama dilakukan Gracia pada suaminya.
Jika biasanya Gilang selalu mendominasi, malam ini justru kebalikannya, Gracia yang lebih mendominasi permainan di antara mereka. Tentu saja semua itu karena pengaruh obat lak-nat yang dimasukkan seseorang ke dalam minumannya.
Gracia baru terlelap pukul dua dini hari setelah memuaskan has-ratnya, dengan menjadikan tubuh suaminya sebagai pelampiasan.
Gilang jadi berpikir, kalau ia tidak datang tepat waktu, bisa jadi istrinya itu akan melampiaskan has-ratnya kepada pria lain. Membayangkannya saja sudah membuat dar-ah Gilang jadi mendidih, apalagi kalau sampai benar-benar terjadi. Tidak menutup kemungkinan untuk pertama kalinya Gilang melenyapkan nyawa seseorang, saking marahnya.
Keesokan paginya.
Gracia terjaga dari tidurnya. Membuka mata perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata.
"Sudah bangun?." suara bariton milik Gilang yang kini tengah duduk di sofa mampu membuat Gracia merubah posisinya. Kini wanita itu sudah duduk bersandar pada headboard ranjang sambil merapikan posisi selimut yang menutupi tubuh po-losnya.
"Apa hari ini akan menjadi hari terakhirku di dunia ini?." batin Gracia ketika menyadari tatapan tajam Gilang padanya.
Gilang yang mengenakan celana panjang jeans serta tubuh bagian atasnya di biarkan terbuka, duduk dengan posisi menyilangkan kedua kakinya serta kedua tangannya dilipat ke depan da-da. Sementara tatapan tajamnya masih terus tertuju pada Gracia dan itu mampu membuat tubuh Gracia merinding ketakutan dibuatnya.
"Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu, Gra, sampai kamu sudah berani berkeliaran di tempat seperti itu semalam." perkataan Gilang terdengar pelan namun mampu menembus hingga ke jantung Gracia yang mendengarnya.
"Maaf." kata Gracia dengan suara lemah dan juga pandangan tertunduk.
"Karena kamu sudah berani pergi ke tempat sia-lan itu tanpa seizinku, maka kamu harus di hukum Gracia. Mulai hari ini sampai dengan bulan depan kamu tidak boleh melangkahkan kaki keluar dari apartemen ini!."
"APA?." dalam hati Gracia meringis. kalau ia tidak boleh keluar rumah, lalu bagaimana dengan pekerjaannya? Gra yang mencemaskan nasib pekerjaannya tanpa berpikir panjang langsung beranjak turun dari tempat tidur, hendak mencegah Gilang yang ingin beranjak meninggalkan kamar.
"Maafkan aku, mas." Gracia yang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh po-losnya tersebut memeluk Gilang dari belakang. "Aku mengaku salah, dan aku juga berjanji tidak akan pergi-pergi lagi tanpa izin dari kamu, mas." Gracia berusaha merayu agar Gilang berubah pikiran dan membatalkan hukumannya, atau kalau bisa Gra ingin pria itu mengganti hukumannya. hukuman apa saja tidak masalah, asalkan bukan di larang keluar apartemen agar ia masih bisa tetap bekerja.
"Kamu mau berusaha menggodaku? Apa semalam belum puas memper-kosaku?." Bukannya merespon permintaan maaf Gracia, Gilang justru membahas tentang apa yang terjadi semalam.
Wajah Gracia langsung merah padam saking malunya, Apalagi siluet tentang kejadian semalam terekam jelas di pikirannya.
"Argh......" Gracia hanya bisa berteriak dalam hati.
justru itu mau mu Gilang...
😝😆😆😆😆😆
acara ultah dclub. bukan berti OG
enggak boleh ngerayain ultah dclub
dulu sama adik tirimu
sekarang kasar terhadap Gracia
terkadang aku ingin kabur saja, jika jadi Gracia sungguh hidup melelahkan
tertekan batin,
bagaimana carannya membawa ayah yg sakit
pergi ke kampung pelosok Bila perlu,,
jika punya uang kabur ke Singapur
kerja sambil again ayah berobat
ya
jangan sampai Gracia berjumpa dengan Yogi...
Kalau pun Yogi menumbalkan Gracia ke Gilang bagus juga,biar Yogi di hajar Gilang...
makasih udah up banyak hari ini kk othor Selvi 💕
kalo cerita indo tpi pake nama nama barat nuansa indo nya GK dapet malah nuansa barat nya yg dapat