✍🏻 Sekuel dari novel Saoirse 📚
"Bahkan kau tidak akan menemukan cinta yang sama untuk kedua kalinya, pada orang yang sama. Dunia tidak sebaik itu padamu, Tuan. Meskipun kau punya segalanya." ucap Mighty penuh penekanan.
"Aku dan dia adalah dua orang yang berbeda, tanpa perlu kau banding-bandingkan. Dan tidak ada orang yang benar-benar sama, sekalipun mereka kembar identik!" Mighty menghentakkan kakinya, meluapkan emosi yang sudah lama memenuhi dada.
Mighty terjebak dalam permainan nya sendiri, melibatkan seorang duda berusia 35 tahun, Maximilian Gorevoy.
Ikuti kisah mereka yaaa😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
📍 Kruger National Park, Afrika Selatan.
Setelah mendengar pengakuan Mighty, Max langsung terbang ke Afrika Selatan. Tepatnya di Kruger National Park, yang terletak di provinsi Limpopo dan Mpumalanga. Ia menuntut penjelasan dari kedua orang tuanya yang tengah berlibur disana.
Alla dan Thor memang pergi ke Afrika Selatan setelah menikahkan Max dan Mighty. Mereka selalu menyempatkan waktu untuk berlibur di negeri pelangi itu. Alam terbuka dan melihat berbagai macam satwa liar hidup bebas, menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.
"Max, kau datang kemari?" tanya Thor terkejut ketika membuka pintu dan melihat putranya.
Max menatap malas, tanpa menjawab dan mengatakan apapun ia langsung masuk kedalam. "Wait, ada apa sampai kau datang kemari?" tanya Thor masih penasaran, ia menuruti pintu dan mengikuti Max yang sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Apa Daddy sudah tahu bagaimana wanita itu bisa hamil?" tanyanya to the point.
Thor menyandarkan tubuhnya dan menatap sang putra. "Ada apa? Kau tahu sesuatu?" tanyanya, membuat Max mendesah pelan.
"Dad, dia itu benar-benar penipu. Dia wanita licik dan culas, dan aku menikahinya." geramnya frustasi.
"Tapi dia tetap wanita yang mengandung anak-anak mu," Alla menghampiri ayah dan anak itu. "Bagaimana pun caranya dia bisa hamil, itu sudah tidak penting lagi. Yang terpenting adalah janin itu milikmu." ucapnya menegaskan. Thor hanya diam karena ia belum tahu apa-apa, Alla belum cerita padanya.
"Tapi kenapa aku harus menikahinya, Mom?" tanya Max tidak habis pikir dengan keputusan mommy nya.
"Max, keluarga kita membutuhkan penerus, dan mommy tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Dengan menikahinya, kita bisa memiliki gak sepenuhnya atas anak-anak itu nanti."
"Lalu wanita itu?"
"Kau bisa membuat cerita baru tentangnya. Entah dia pergi meninggalkanmu, atau kau hilangkannya tanpa jejak." ucapan Alla membuat Max sedikit terkejut. "Yang pasti, dia harus melahirkan cucuku dengan selamat terlebih dahulu." sambungnya.
Max meraba tengkuknya, ia tidak menyangka jika pemikiran mommy nya akan sekejam itu pada sesama perempuan. Sebab, selama ini yang ia tahu, Alla adalah seorang wanita yang lemah lembut, penuh kasih sayang. Ternyata Alla memiliki sisi kejam, sama seperti dirinya dan sang Daddy.
"Jika sudah selesai, sebaiknya kau pergi." usir Thor, Max memicingkan matanya.
"Dad, aku baru saja datang." tolaknya, tidak ingin pergi.
Tubuhnya terasa lelah setelah melalui perjalan panjang lebih dari 24 jam, dari Moskow ker Afrika Selatan. Belum lagi bonus transit dan delay, dan sekarang Thor mengusirnya, bahkan ia belum ada satu jam menundukkan diri atas sofa.
"Daddy tahu, karena itu Daddy ingin kau segera pergi." ujar Thor tidak perduli.
Max mengabaikannya dan merebahkan tubuhnya di sofa. "Biarkan aku istirahat dulu, setidaknya beri aku makan sebelum mengusir ku." Max menutup matanya, sepertinya ia benar-benar lelah.
"Max, kau tahu benar jika Daddy serius." kata Thor dengan nada dingin.
"Ckk," Max berdecak pelan, lalu menatap Alla seakan meminta bantuan.
"Pergilah, dengarkan Daddy mu." ujar Alla, membuat Max langsung duduk dan menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Apa kalian benar-benar orang tuaku? Bagaimana bisa kalian mengusirku, padahal aku baru saja ...."
"Jangan membuat drama, karena Daddy tidak akan perduli." sela Thor menatap jengah putranya.
"Dad, ini sudah tengah malam dan aku lelah, aku ...."
"Dan kau mengganggu waktu kami." sungut Thor, ia memang paling tidak suka saat berduaan dengan sang istri diganggu, sekalipun itu Max.
"Dad ...." protesnya karena Thor menariknya paksa dan membawanya keluar.
"Kau pria dewasa, kau juga bukan orang miskin. Jika kau ingin istirahat, pergilah ke hotel." ucap Thor lalu menutup pintu dan menguncinya.
"Sialll!" umpat Max menatap pintu yang sudah tertutup itu. "Apa mereka benar-benar orang tuaku?" gumamnya masih tak percaya.
....
Di dalam villa, Thor mendekati istrinya yang duduk bersandar di sofa. Alla meliriknya sekilas lalu tersenyum tipis.
"Sepertinya, kali ini kau berlebihan pada Max." katanya, Thor hanya mengangkat bahunya dan duduk tepat disebelah sang istri.
"Jadi, bagaimana wanita itu bisa hamil?" tanyanya penasaran.
Alla menghela napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Dia melakukan inseminasi buatan." katanya membuat Thor terkejut.
"Really? Untuk apa?" Thor semakin penasaran.
Alla menggelengkan kepalanya. "Yang pasti agar dia hamil. Tapi alasan mengapa dia melakukan hal itu, hanya dia yang tahu." ingatannya menerawang saat ia bicara dengan Mighty kala itu.
"Pasti dia punya tujuan ...."
"Tentu saja. Kalau tidak, mana mungkin ia melakukan hal nekad seperti itu." selanya.
"Lalu, kenapa kau malah menikahnya dengan Max?"
"Karena aku tidak ingin kehilangan calon cucu kita." jawabnya. "Mungkin caranya salah, tapi aku merasa jika Mighty adalah gadis yang baik."
"Darl, kau yakin?" Thor ragu dengan penilaian istrinya.
Alla menatap intens wajah Thor, wajah yang tetap tampan meskipun dihiasi dengan kerutan. "Mighty memang punya tujuan tertentu, tapi tujuan itu bukan pada kita." katanya yakin.
"Dia bilang akan pergi dan tidak akan menuntut apapun dari Max, itu artinya dia mengubah rencana awalnya."
"Menurutmu begitu? Bagaimana kau tahu"
"Dia terlihat sangat ketakutan saat Max menyerangnya, mungkin dia tidak tahu jika Max akan sekejam itu. Dan aku yakin jika itulah yang membuatnya mengubah rencana." Alla meraih tangan Thor dan mengecupnya.
"Tapi aku menangkap hal yang berbeda." katanya, Thor menautkan alisnya.
"Sayang, tidak ada sesuatu yang kebetulan di dunia ini. Itu yang kau katakan padaku, bukan?" Thor mengangguk.
"Mighty memang bersalah karena melakukan inseminasi buatan tanpa persetujuan Max, namun semesta berpihak padanya dengan memberikan dua janin sekaligus. Dalam keluarga kita tidak ada yang mempunyai riwayat kembar, dan lihat apa yang terjadi padanya." namun sepertinya Thor belum paham.
"Mungkin dengan cara salah seperti inilah Max bisa menikah lagi, karena aku yakin. Max tidak akan pernah siap untuk menikah lagi, Saoirse sosok yang sempurna dimatanya, hal itu membuat Max tidak menginginkan wanita lainya." kini Thor mulai mengerti arah pemikiran sang istri.
"Lalu bagaimana dengan Mighty? Kau yakin akan memisahkannya dengan bayinya setelah melahirkan?" pertanyaan Thor membuat Alla tertawa pelan.
"Apa kau pikir aku akan sekejam itu?" Thor menggeleng cepat.
"Meskipun tidak mudah, tapi aku yakin Mighty bisa meluluhkan hati putramu yang keras itu. Dan tidak ada yang bisa memisahkan seorang ibu dari anak-anaknya. Aku berkata seperti itu agar Max bersedia menikahinya." ujar Alla menjelaskan.
"Aku tahu kau wanita yang cerdas dan pintar." puji Thor kagum dengan pemikiran dan langkah-langkah yang diambil sang istri.
"Dan aku bangga memilikimu dalam hidupku." ucapnya mengecup kening sang istri.
Alla tersenyum geli mendengar pujian suaminya. "Kau membuatku merasa seperti gadis remaja." katanya, keduanya tertawa dan saling berpelukan.
Hubungan mereka sangat harmonis dan saling memahami, meskipun kadang selisih pendapat dan berdebat. Namun mereka bisa menyelesaikan nya dengan berdiskusi secara terbuka dan jujur.
*
*
*
*
*
TBC