NovelToon NovelToon
SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Menyembunyikan Identitas / Istri ideal
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

"Ya Allah. Ijin aku memiliki calon suami setampan pria yang ada sebelahku ini," ucap Rani dengan suara yang cukup keras membuat seorang Khalid tersenyum samar karena ia paham dengan bahasa Rani.

"Aamiin ya Allah kabulkan doa bidadari ini karena aku sendiri yang akan menjadikan dirinya sebagai istriku," lirih Khalid mengaminkan doa Rani lalu mengikuti langkah Rani yang ingin keluar dari lingkaran tawaf.



Sedetik Cinta di tanah nabi


Dia hadir tanpa permisi
Mengisi relung menyesap lambat
Ku tolak ia ku takut murkaNya
Yang ada ia menyusup hadir mendiami jiwa..
Aku terdiam menikmati lezatnya.Merasakan nuansa yang tak ingin usai
Waktu berlalu tanpa pamit

Sedetik hadirmu mengusir lara..ku takut sepi menyapa jua seperti gelap tak pernah iba tuk hadirkan malam..

Aku takut melepaskan detik cinta tertinggal mimpi ...ku ingin miliki dia karena ku damba... hadir mu singkat hilang tak dapat kutahan .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Jujur

Dalam beberapa menit, nyonya Sheza sudah ditangani oleh tim dokter kerajaan. Sementara Khalid hanya bisa berdoa dalam diam. Ayahnya Walid menatap putranya yang terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Nak. Apa yang terjadi dengan mommy kamu sehingga penyakitnya bisa kambuh? Apakah kalian berdebat?" tanya tuan Walid.

"Daddy. Kami hanya mempertahankan apa yang menjadi pilihan kami masing-masing dan sayangnya mommy tidak bisa menerima takdir Allah," sahut Khalid.

"Apakah kamu rela kehilangan ibumu hanya ingin mempertahankan milikmu?"

"Aku menghormati nya sebagai ibu dan menyayanginya sebagai wanita yang melahirkan ku tapi untuk urusan hati aku tidak bisa mengabulkan permintaannya. Maafkan aku daddy." Khalid tetap bersikap tegas.

"Baiklah. Siapkan hatimu untuk hal yang terburuk, nak. Daddy juga tidak ingin memaksaku jika kamu tidak bisa dibujuk untuk keinginan orangtuamu padahal kami memilih calon istri untukmu sesuai dengan standar Kerajaan butuhkan," ucap tuan Walid.

"Apa yang yang dibutuhkan sudah aku dapatkan melalui pilihan Allah karena aku meminta pendamping hidupku lansung di hadapan Ka'bah," jawab Khalid.

Tuan Walid menatap wajah putranya lebih dalam. Awalnya ia terlihat tenang dan bijak agar putranya mempertimbangkan lagi pilihan mereka.

"Jangan katakan kalau kamu sudah menikahi wanitamu secara diam-diam, Khalid!" suara tuan Walid agak meninggi.

"Maaf tuan....! Nyonya sudah siuman. Nyonya ingin bertemu dengan anda, tuan," ucap dokter Ridha.

Khalid menarik nafas lega. Awalnya ia ingin mengakui pernikahannya dengan Rani namun demi keselamatan Rani ia mengurungkan niatnya sebelum ia sendiri menjemput istrinya itu.

Tuan Walid mendekati istrinya yang hanya bisa menatapnya dengan airmata terurai karena mulutnya tertutup dengan cup oksigen yang tersambung ke hidungnya.

"Sayang. Jangan terlalu kuatirkan putra kita...! Biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri....! Jika dia bosan dengan satu wanita, dia sendiri akan mencari wanita lain sebagai gantinya. Bukankah aku juga memiliki empat istri selain dirimu, hhmm!" Hibur tuan Walid.

Nyonya Sheza sedikit tersinggung dengan perkataan suaminya. Ia pernah merasakan sakitnya di madu namun ia tidak punya upaya apapun untuk protes. Namun ia bersyukur bisa melahirkan Khalid sebagai putra mahkota.

"Aku ingin menikahkan Khalid dengan wanita tercantik dan terbaik agar dia cukup memiliki satu wanita dalam hidupnya. Cukuplah aku satu-satunya wanita yang menyimpan luka batin selama 31 tahun," batin nyonya Sheza.

Sementara itu Khalid meninggalkan rumah sakit setelah memastikan ibunya sudah melewati masa kritisnya. Ia menemui wanita yang menjadi calon istrinya pilihan ibunya.

"Mungkin aku bicara dengan Zakiyah, pernikahan ini bisa digagalkan," ucap Khalid yang sudah bersiap-siap menuju rumah Zakiyah.

"Tuan Khalid ....!" cegah Syam saat mobil Khalid keluar dari gerbang rumah sakit. Kebetulan pintu kaca mobil Khalid terbuka jadi mereka bisa saling menyapa.

"Tuan mau ke mana?"

"Ada urusan penting."

"Apakah nyonya sudah lebih baik?" tanya Syam.

"Kamu bisa menemui mommy dan memastikan keadaannya sendiri," acuh Khalid.

"Tuan. Apakah tuan sudah tahu perjodohan tuan dengan....-"

"Jadi kamu sudah tahu perjodohan ini dan kamu diam saja?" geram Khalid.

"Maafkan aku tuan...! Bagaimana mungkin aku merusak kebahagiaan tuan dengan berita perjodohan tuan dengan wanita lain?" sahut Syam sendu.

"Setidaknya aku bisa mengantisipasi hal ini dan akan langsung membawa istriku ke sini tanpa harus berdebat dengan mommy ku," ucap Khalid lalu menancap gas mobil meninggalkan Syam yang jadi serba salah.

"Ya Allah. Begini banget jadi asisten. Cari yang aman malah disalahkan," kesal Syam memukul stir mobil dengan keras.

...----------------...

Sementara itu Rani terlihat gelisah mondar-mandir di kamarnya untuk menunggu telp dari suaminya. Jika dekat jarak tinggal mereka ingin rasanya ia menemui suaminya tanpa informasikan ke Khalid terlebih dahulu.

"Lebih baik aku yang menghubungi nya daripada aku tidak bisa tidur karena di siksa sama rinduku. Aku benci dengan perasaan ini. Bukan hanya hatiku tapi sialnya tubuhku sangat membutuhkan sentuhan suamiku," gumam Rani segera menghubungi Khalid.

Bersamaan dengan telpon masuk ke ponselnya, Khalid tiba di kediaman Zakiyah. Khalid bingung untuk mengangkat ponselnya atau mendiamkan nya saja. Jujur saja perasaannya saat ini sangat kalut dan terlebih rindunya pada Rani membuat ia ingin mencekik dirinya sendiri.

"Ya Allah. Angkat teleponnya sayang...!" ucap Rani menengadahkan wajahnya ke langit-langit kamarnya.

Khalid akhirnya menggeser tombol hijau sambil menempelkan ponselnya ke kupingnya. Suara Rani terdengar girang memanggil namanya sambil mengucapkan salam.

"Sayang...! Aku sangat merindukanmu...!" ucap Rani tanpa basa-basi pada suaminya.

"Aku juga sayang. Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu. Tapi saat ini aku sedang sibuk, Rani. Apakah aku bisa menghubungi kamu lagi nanti, hmm?" rayu Khalid.

"Kak Khalidddd.....!" teriaak seorang wanita cantik menyambut kedatangannya Khalid membuat Khalid buru-buru mematikan ponselnya membuat Rani langsung mengernyitkan dahinya.

"Apakah dia sedang bertemu dengan wanita hingga mematikan ponselnya?" jantung Rani berdegup dengan kencang karena sedang dibakar api cemburu.

Ia pun jatuh lemas terduduk di pinggir tempat tidurnya dengan mata berkaca-kaca.

"Apakah benar kata orang untuk tidak pernah berhubungan dengan pria arab karena mereka banyak istri," gumam Rani menjatuhkan tubuhnya ke kasur lalu menangis.

"Khalid. Apakah kamu selama ini membohongiku?" Rani benar-benar dibuat galau. Hatinya sangat yakin akan cinta suaminya namun tidak dengan logikanya yang terus-menerus dikuasai api cemburu dengan penuh kecurigaan pada Khalid.

"Kiyah...!" sapa Khalid terlihat tenang untuk tetap menjaga jarak dengan wanita bercadar di depannya.

"Kak Khalid mau bertemu dengan ayah?" tanya Zakiyah.

"Iya benar sekali. Apakah ayahmu ada?" tanya Khalid tanpa menatap mata Kiyah.

"Ayah ada di taman sedang ngobrol sama ibu. Kita ke sana saja!" ajak Kiyah hendak menggandeng tangan Khalid namun Khalid menghindarinya membuat wajah Kiyah memerah karena malu.

"Kenapa kak? Bukankah kita sudah dijodohkan dan bulan depan kita akan menikah. Kenapa kak Khalid tidak mau dipegang tangannya?" tanya Kiyah menahan rasa sedihnya.

"Maafkan saya Kiyah. Mungkin aku juga langsung bicara saja denganmu sebelum aku bertemu dengan orang tuamu," ucap Khalid membuat Zakiyah agak bingung.

"Mau bicara denganku tentang pernikahan kita kak?" tanya Zakiyah tersenyum malu-malu pada Khalid.

"Maafkan aku Zakiyah...! Sebenarnya aku tidak pernah menyukaimu sama sekali sebagai seorang pria pada wanita. Aku sampai mencari sendiri gadis lajang diantara para jamaah haji yang bisa mencuri hatiku. Dan Alhamdulillah aku menemukan gadis itu tepat di sampingku saat kami sama-sama bermunajat meminta jodoh dari Allah," ucap Khalid.

"Tapi kakak dan dia masih dalam tahap pendekatan kak. Mungkin kak Khalid bisa berubah pikiran." Zakiyah masih berharap kalau Khalid masih mempertimbangkan jodohnya.

"Sayangnya aku sudah menikahinya satu pekan lalu Zakiyah," ucap Khalid tegas membuat Zakiyah hampir limbung karena sangat syok apa yang disampaikan Khalid baginya seperti petir menggelegar di siang hari.

1
lestari saja💕
semoga yaaa
lestari saja💕
tertarik dgn judulnya...
Yuliana Tunru
hedeeeh drama klga kerajaan ya gitu kyk manusia lain bkn tak punya martabat sebesar mrk padahal paham agama klo harta dan gelar tak berarti di mata Allah
Yuliana Tunru
ya ampun paksu sdh tak sabar msh byk tamu àpa tdk bisa menunggu
Rosdiana Diana
insya Allah sangat bagus. Ayo mampir bagi yang ingin merasakan cinta romantis tokoh di novel ini
Sri Muryati
jangan belum halal...
durrotul aimmsh
visual Khalid kakak
Astrid valleria.s.
makasih thor udah up🌹🌹🌹
Astrid valleria.s.
merapat thor😘
adlina firdhausy
segara di tambahkan halaman nya ya
!m_mah
masuk list yuk💪upny kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!