NovelToon NovelToon
TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

TOLONG CABUT PAKU DI KEPALA KAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Hantu / Tumbal
Popularitas:77.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong! Argh sakit!”
“Tolong aku! Paku ini menusuk otak hingga menembus batang tenggorokan ku! Tolong!”

Laila baru saja dimutasi ke wilayah pelosok. Dia menempati rumah dinas bekas bidan Juleha.

Belum ada dua puluh empat jam, hal aneh sudah menghampiri – membuat bulu kuduk merinding, dan dirinya kesulitan tidur.

Rintihan kesakitan menghantuinya, meminta tolong. Bukan cuma satu suara, tetapi beriringan.

Laila ketakutan, namun rasa penasarannya membumbung tinggi, dan suara itu mengoyak jiwa sosialnya.

Apa yang akan dilakukan oleh Laila? Memilih mengabaikan, atau maju mengungkap tabir misterius?

Siapa sebenarnya sosok bidan Laila?

Tanpa Laila tahu, sesungguhnya sesuatu mengerikan – menantinya di ujung jalan.

***

Instagram Author ~ Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tolong : 18

Laila mengeluarkan satu persatu hewan Kalajengking yang sudah jinak, dan mengenali aroma tubuh majikannya.

Kemudian menaruh hewan tersebut di jendela ruang tamu, depan, serta jendela kamar. Tinggal dua ekor lagi, dia letakkan di belakang pintu depan dan belakang.

Racun Kalajengking memang tidak sampai mengakibatkan kematian, tetapi dapat melumpuhkan saraf kalau tidak segera mendapatkan pertolongan. Laila ingin – para orang yang mengatakan akan kembali membobol rumah dinasnya, berteriak kesakitan kala disengat oleh hewan peliharaannya.

“Mas Haidar memang terbaik.” Dia memeluk lembaran uang pecahan 10 ribu, lalu uang bergambar burung Cendrawasih. Ia memang meminta uang pecahan agar mempermudah sebagai alat beli, yang kalau di desa masih kesulitan memberikan kembalian bila uang tersebut nominalnya terlalu besar.

Laila cuma meminta satu juta rupiah, tetapi abangnya memberikan dua juta. Dan, bukan hanya sebotol racun – ada lebih dari sepuluh ampul, empat botol cairan berwarna pekat. Lusinan jarum suntik, dua set panahan, serta empat buah alat tulup lengkap dengan anak panah pendek berujung runcing, pun benda tajam yang ia pintar dalam menggunakannya.

Setiap cairan berbahaya itu disertai keterangan kegunaannya. Mata Laila berkaca-kaca, dia menangis haru merasakan kasih sayang nyata yang diberikan sang abang.

Keluarga Laila – penuh kehangatan, keharmonisan, dan saling menyayangi. Terlebih Abah, dan Umi nya, pantang mendengar kabar tak sedap tentang sang putri. Pasti langsung bertindak, mengusahakan sebaik mungkin.

Maka dari itu, Laila cuma memberitahukan kepada abang kandungnya saja – dia tidak ingin kedua orang tuanya khawatir, berakhir menyeret nya pulang ke kota. Mereka lebih suka putrinya menjadi seorang pengangguran sejati daripada menantang bahaya.

Sangat cekatan bidan Laila membereskan barang pemberian sang abang. Menyimpan di dalam lemari kamar. Dia menatap malas pada serpihan triplek, pakaian korban – yang belum dikeluarkan dari kamar, masih teronggok di bawah jendela. Mau membakar ataupun menguburnya masih belum ada waktu, takut juga ketahuan oleh Mia ataupun lainnya, nanti malah ditanya macam-macam.

“Sudah jam tiga sore – mau ngapain ya?” Laila bingung, dia yang tidak terbiasa berdiam diri, tengah berpikir keras. Mau masak, tapi sudah beli menu tinggal santap.

“Mencuci baju, malas. Menyapu halaman, sedang tidak ingin. Mencari informasi, masih capek. Tidur, belum ngantuk lagi.” Berakhir dirinya merebahkan diri di kasur yang sprei nya baru diganti. Beberapa menit kemudian Laila sudah terlelap.

.

.

“Tolong kami! Dia datang lagi! Akh! Sakit! Panas!”

“Tolong cabut paku di kepala kami! Tolong!”

“Hiks hiks hiks. Bapak, Mamak, Izam takut! Argh … berhenti! Jangan tarik jantungku!”

“Laila! Tolong aku. Mereka menyiksa, memukul paku hingga kepalaku pecah. Laila tolong! Akhh!”

Arg … huh huh.

"Aku mendengar suara itu lagi, tapi kali ini terasa lebih nyata, sangat dekat, seolah terjadi di sekitar sini.” Laila terduduk, pandangannya gelap. Sebab dia tertidur di saat matahari masih menyinari bumi, dan terbangun kala langit sudah gelap.

“Jam berapa ini?” Dirinya tidak bisa melihat apa-apa selain gelap.

Diam Laila!

Laila langsung terdiam, dia mengenali suara berat itu. Jin penjaganya.

Terdengar suara Kuda meringkik, melengking, pertanda ada bahaya. Laila masih diam, belum bergerak dari tempat tidur.

Duk!

Duk!

Pintu belakang sedang ditendang atau dipukul sesuatu.

Kemudian derap langkah pelan, tapi masih tertangkap indera pendengaran Laila. Menuju jendela kamarnya yang tingginya sebatas bahu.

“Congkel saja!”

‘Itu suara yang sama, dan dua orang. Kali ini tolong Semesta berpihak padaku,’ batinnya penuh harap. Ia pelan-pelan turun dari tempat tidur, bersembunyi di samping lemari.

Pyar!

Satu kaca susun dipecah kala tak bisa dibuka dari dalam. Tangan seseorang menarik tirai tipis hingga penyanggah gorden terjatuh.

Sorot senter diarahkan ke ruangan, tetapi tidak bisa menjangkau samping lemari baju, bawah jendela dan plafon.

“Dia tidak ada disini,” bisik seseorang.

Laila membekap mulut agar suara napasnya tidak terdengar kasar.

“Sialan, baut teralis dirusak agar susah dilepaskan. Apa dia tahu kalau kapan hari kita mencoba membobol rumah ini?”

“Mana mungkin. Dia bidan ceroboh, bodoh, mustahil bisa mengakali hal seperti ini. Bongkar menggunakan linggis saja, kalau kepergok tinggal kita gorok lehernya!”

Suara besi bertemu besi pun terdengar – tetapi sesuatu terjadi.

“Argh! Sakit! Apa itu?!”

“Kenapa?!” suara sang teman terdengar panik.

“Tanganku disengat sesuatu. Akh! Aku sesak napas!” Dia merasakan detak jantungnya meningkat, keringat dingin membasahi kening dan pelipis, mulut terasa pahit, dan badannya panas dingin.

Bugh!

“Hei bangun! Bangun!” rekannya panik, bingung harus bagaimana. Meneruskan membongkar jendela atau menolong sang teman.

Si Jabrik kembali meringkik, kali ini disertai bunyi derap kaki.

“Kuda sialan! Pergi kau!”

Namun, Kuda hitam itu mengangkat kakinya, menimpa pria yang mengacungkan linggis.

Akh!

Entah apa yang terjadi – Laila sudah tidak lagi mendengar suara erangan menahan sakit, teriakan tertahan mencoba melawan. Dan, si Jabrik membisu.

“Apa Jabrik kenapa-kenapa?” Ia berdiri, melangkah hati-hati. Mencoba mengintip lewat samping kaca. “Gelap sekali, aku tak bisa melihat apa-apa.”

Laila berjalan sambil meraba dinding, menekan saklar lampu kamar, lalu ke ruang tamu, menyalakan lampu.

Seketika rumah dinas itu terang benderang, teras pun lampunya dihidupkan. Laila membuka sedikit gorden jendela depan, tidak ada siapa-siapa di sana.

Seolah kejadian tadi cuma ilusi. Dia pun kembali ke kamar, memperhatikan gorden jatuh beserta batang penyanggah nya. Kaca susun paling bawah pecah, dan ada bekas congkel di kusen jendela.

Sebelumnya, Laila mengebor sisi kepala baut, hingga los dol. Jadi tak bisa dibuka menggunakan obeng. Alat bor kecil itu pemberian sang abang.

“Masih pukul sembilan, dan mereka sudah berani melakukan aksinya. Sepertinya mereka mengenal diriku,” gumamnya lirih.

Wanita yang masih mengenakan pakaian saat pergi ke pasar tadi, melangkah ke bagian dapur, mengintip lewat lubang pintu. Ternyata si Jabrik sedang mengunyah rumput.

Kemudian Laila memeriksa para Kalajengkingnya. “Terima kasih sudah menolong ku.” Di elusnya punggung berwarna hitam dan terasa halus.

‘Malam ini aku aman, tapi entah pada malam-malam selanjutnya. Sepandai-pandainya Tupai melompat, ada kalanya terjatuh jua – tak mungkin aku berdiam diri dan hanya menunggu kapan mereka datang lagi.’

Sisa malam dihabiskan oleh Laila mempersiapkan senjatanya, lalu menyimpan dalam ransel, bila sewaktu-waktu dibutuhkan tinggal bawa saja.

.

.

Pagi-pagi sekali, Laila sudah keluar dari dalam rumah. Berjalan ke halaman belakang, ia telah berpakaian rapi, tapi bawahan mengenakan celana panjang – nanti saat di puskesmas baru ganti setelan dinas.

“Jabrik, kau semalam menginjak bagian mana tubuh penjahat itu?” tanyanya pelan sembari mengelus surai Kuda.

“Laila, kau sudah hendak berangkat kerja? Apa tak kurang pagi?” Ida bertanya, dia baru saja mau menyiram pohon tomat.

Belum sempat Laila menjawab, Santo keluar. Pria itu cuma mengenakan kaos singlet dan kolor selutut. Bukan penampilannya yang menarik mata Laila, sehingga dia sampai menyipit, tapi pergelangan tangan dibebat perban.

“Tangan Bang Santo – kenapa?”

.

.

Bersambung.

1
imau
berarti kurang lebih sdh 30 orang perawan atau perjaka yg mereka tumbal kan,
iya kah?
Liani purnafasary☺
Smoga nanti saat dlm misi menyelamatkan para korban selanjutnya, Fram brsama Laila ya. 😄
imau
ooh aku g tega 😭
tapi kalau g dibaca malah penasaran
imau
janda yg kau bilang seperti orang tak waras ini mungkin jodoh kedua mu pak duda 😌
Alif 33
seru ihhh
Liani purnafasary☺
Yaelah trnyata Fram itu gak jahat yo😂🙏maaf ya juragan, rupa nya yg jahat itu Bpk mu. 🤦‍♀️
Smoga Fram dan Laila jodoh ya. 😆
isya🌀
Ternyt mbah patmi dan juragan pram korban fitnah para reader😃 justru mereka yg berniat menolong para korban... Ayo laila kurangi ceroboh dan penakutmu atau perlu ditemani juragan pram ya😄
jekey
mak lagi lagi lagi /Hey//Hey/
Arryanti Ar
aku paling fans dah sama cerita ka cublik,bikin penasaran penuh teka teki dan serruuuu...
di tunggu kelanjutan intan paok ya ka
FiaNasa
ternyata Ida & suaminya bukan orang jahat ya
jeje kwok 12🌹
ah gara gara hujan kejebak macet pulang kerja jadi baru tau up kan,padahal udah nunggu dari pagi lihat hp udah up apa belum ini sekalinya lihat udah malam..biar lah msh tetap setia nunggu siapa tau ada lagi ..salam sayang buat mas duda ku seorang pram😘
jeje kwok 12🌹: ih jangan julid kaka nanti jodoh aku makin panjang lagi ama dia..aku suka karyamu kaka semoga makin sukses ya ,🤲 di setiap kerjaan kaka
Cublik: Jangan percaya Mas Pram ... kemarin Kakak ini, ngehujat dirimu ✌️🤣
total 2 replies
nara 🇮🇩 🇹🇼
apakah jodohnya laila pramudya ,,,
neni nuraeni
lnjut thor...aduuh lagi seru"nya malah up sikit mana pnasaran thor
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
itulah mengapa orang orang tua zaman dulu sangat merahasiakan weton kelahiran kita.
salah satunya antisipasi untuk hal seperti ini.
bahkan kita sendiri kadang tidak tahu weton kita apa,karena ditakutkan kita akan sembarangan bicara dengan orang lain.
waspada dan berhati hati itu sangat di perlukan .

tapi di zaman digital sekarang ,orang orang malah pada pamer weton kelahirannya sendiri🤣
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
haduhhh semakin seru ini kak, boleh minta lagi🤭
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ: ditunggu kak, kalo gak keburu tumbang itu juga 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
Cublik: Boleh boleh boleh Kakak 😊
total 2 replies
Wanita Aries
Biadabnyaaa ehhhh 😤
Cublik: Gak ada obat 😁
total 1 replies
Kanti Mega Lesmayanti
lanjut thoooor crazy up...
aciye ciyeeeee si juragan udh kesemsem sama janda perawan
Kanti Mega Lesmayanti: wkwkw luvlcu banget bisa ngbrol dalam hati...
kapal ini harus berlayar sih ya hehe
Cublik: Sampai terpancing untuk menjawab ya Kak 😁
total 2 replies
Atieh Natalia
Laila ayo tunjukan aksimu

Thor lagi donk
Atieh Natalia: siap KA d tunggu
Cublik: Di usahakan ya Kak ❤️
total 2 replies
Mega keysya
☕☕☕☕☕kopine WIS tak kirim kanggo sangu lembur mangke ndalu Ben update maleh Yo kak author 💪🏻💪🏻💪🏻
Mega keysya: nggeh sami" selalu di tunggu update selanjutnya 🙏🏻💪🏻💪🏻
Cublik: Maturnuwun Mbak yu ❤️‍🔥
total 2 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ngeri banget cara mereka bunuh korbannya 😱😱😤😤
Cublik: Sadis bener ya Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!