NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:163.6k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hana, gadis sederhana anak seorang pembantu, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Pulang dari pesantren, ia hanya berniat membantu ibunya bekerja di rumah keluarga Malik, keluarga paling terpandang dan terkaya di kota itu. Namun takdir membawanya pada pertemuan dengan Hansel Malik, pewaris tunggal yang dikenal dingin dan tak tersentuh.

Pernikahan Hansel dengan Laudya, seorang artis papan atas, telah berjalan lima tahun tanpa kehadiran seorang anak. Desakan keluarga untuk memiliki pewaris semakin keras, hingga muncul satu keputusan mengejutkan mencari wanita lain yang bersedia mengandung anak Hansel.

Hana yang polos, suci, dan jauh dari hiruk pikuk dunia glamor, tiba-tiba terjerat dalam rencana besar keluarga itu. Antara cinta, pengorbanan, dan status sosial yang membedakan, Hana harus memilih, menolak dan mengecewakan ibunya, atau menerima pernikahan paksa dengan pria yang hatinya masih terikat pada wanita lain.

Yuk, simak kisahnya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. kamu pergi tapi aku tak benar benar membiarkan diriku kehilangan kamu lagi.

Langit di atas kediaman keluarga Malik terasa begitu berat. Awan kelabu seakan ikut menanggung duka yang menyelimuti hati Hana. Wanita itu berdiri di depan pintu rumah megah yang selama ini menjadi saksi luka-luka yang ia telan dalam diam. Di sampingnya, Jamilah menggenggam erat tangannya, seolah ingin meminjamkan kekuatan.

Di hadapan mereka, koper-koper sudah tersusun rapi. Harta peninggalan pernikahan yang diberikan keluarga Malik memang cukup banyak, tapi bagi Hana, itu semua tak berarti. Tidak ada yang bisa menukar rasa kehilangan seorang anak yang kini harus ia lepaskan ke dalam pelukan Laudya.

Laudya berdiri tak jauh dari situ dengan bayi mungil, Alfurqan, dalam gendongannya. Matanya sembab, wajahnya diliputi rasa bersalah tapi juga rasa takut kehilangan. Hansel berdiri di samping istrinya, wajahnya muram, seperti menahan sejuta kata yang tak bisa ia ucapkan.

Hana melangkah mendekat, dan untuk terakhir kalinya, tangannya menerima Furqan dari pelukan Laudya. Tangannya gemetar, jantungnya berdetak tak karuan. Ia menatap lama wajah mungil itu, bola mata kecil yang tak tahu apa-apa tentang rumitnya dunia orang dewasa.

“Kamu … cahaya ibu. Tapi cahaya itu harus direbut orang lain dariku,” bisiknya, air matanya jatuh mengenai pipi si kecil. Bahunya bergetar, tapi ia menahan isak. Ia tahu, jika ia menangis keras, dirinya tak akan sanggup melepaskan. Dengan sekuat tenaga, Hana menyerahkan kembali Furqan ke dalam pelukan Laudya. Tubuhnya seperti hampa seketika. Ia berbalik, menggenggam koper, lalu melangkah keluar dari rumah itu tanpa menoleh lagi. Keputusan yang menyayat, tapi itulah satu-satunya jalan yang harus ia jalani.

Hansel hanya bisa menatap punggung Hana menjauh, lalu menyeka air matanya diam-diam. Rasa bersalah menjerat dadanya, namun ia tahu tak bisa menahan wanita itu lagi.

Tak lama setelah mobil yang ditumpangi Hana dan Jamilah keluar dari halaman, suara deru mobil lain masuk ke pekarangan. Semua orang menoleh. Dari balik mobil hitam itu, turunlah Rayyan. Wajahnya lelah karena baru pulang dari Turki, tapi matanya penuh semangat seolah ada harapan besar yang mendorong langkahnya.

“Assalamualaikum …” ucap Rayyan sambil melangkah mantap. Namun senyum yang tadinya tergambar perlahan memudar ketika ia melihat wajah tegang seluruh keluarga. Ia mencari-cari sosok yang ia rindukan selama berbulan-bulan.

“Di mana Hana?” tanyanya cepat, napasnya memburu.

Hansel terdiam, Laudya menunduk, memeluk Furqan lebih erat. Keheningan itu membuat dada Rayyan sesak. “Aku tanya, di mana Hana?! Jangan diam saja!” suaranya meninggi, penuh emosi yang tak terbendung.

Hansel akhirnya berucap lirih, “Dia … baru saja pergi. Hana memilih meninggalkan rumah ini.”

Rayyan seolah tertikam. “Pergi?” ulangnya, suaranya pecah. “Setelah semua yang dia lewati, setelah semua luka yang kalian beri … kalian biarkan dia pergi begitu saja?! Kalian ini keluarga atau penghancur hidupnya?! Kalian tak berperasaan!”

Bentakan Rayyan membuat Laudya menitikkan air mata, Hansel hanya bisa menunduk dalam diam, menanggung tuduhan itu. Rayyan menggeram, menatap satu per satu wajah di depannya, lalu berbalik hendak pergi. Namun, suara Rohana menghentikan langkahnya.

“Kalau kau benar mencintainya, jangan cuma bicara! Kejar Hana! Jangan biarkan dia pergi begitu saja!”

Rayyan menoleh cepat, mata wanita itu tajam tapi sarat makna. Kata-kata itu bagai api yang membakar semangat Rayyan kembali. Tanpa pikir panjang, ia melompat masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin, dan melesat keluar dari halaman.

Jalanan sore itu padat, Rayyan berusaha mengikuti arah yang mungkin ditempuh mobil keluarga Malik, tapi ia tak menemukan jejak. Hingga akhirnya, di sebuah perempatan lampu merah, takdir mempertemukannya kembali.

Hana baru saja turun dari mobil keluarga Malik, koper di tangan, Jamilah di sisinya. Rupanya, mereka menolak fasilitas rumah baru yang diberikan Rohana, dan lebih memilih pulang ke kampung halaman. Di kejauhan, bus besar sudah bersiap berangkat.

Rayyan menepi dengan cepat, hampir lupa menutup pintu mobilnya, lalu berlari sekuat tenaga. “Hana!” panggilnya keras.

Langkah Hana terhenti, dia tersentak ketika mendengar suara itu. Perlahan ia menoleh, dan matanya membesar. Sosok yang selama ini hanya hadir dalam mimpi kini berdiri nyata di hadapannya. Rayyan, dengan napas terengah, berdiri tak jauh, menatapnya dengan sorot penuh rindu. Keduanya bertatapan lama, waktu seolah berhenti.

Rayyan akhirnya tersenyum haru. “Apa kabar, Hana? Atau … jangan-jangan kamu tidak baik-baik saja.” Suaranya bergetar, namun tetap lembut.

Air mata Hana menggenang, bibirnya tersenyum getir, dia tak bisa berkata-kata. Rayyan menoleh sebentar ke arah Jamilah, lalu kembali menatap Hana. Dengan nada tegas, ia berkata, “Bu … izinkan aku menikahi Hana. Aku janji, aku akan membuatnya bahagia. Aku akan menebus semua luka yang sudah dia derita.”

Hana tersentak, pria itu masih sama. Masih berharap, masih percaya, masih mengulurkan tangannya di saat dunia justru menjauh darinya. Namun, suara sopir bus memecah keheningan.

“Penumpang! Cepat naik! Bus segera berangkat!”

Hana menoleh sebentar ke arah bus, lalu kembali ke Rayyan. Senyum getir masih di wajahnya. “Kalau jodoh, kita akan bertemu lagi, Tuan Rayyan. Biarkan aku menjalani hidupku dulu … biarkan aku menemukan diriku kembali.”

Rayyan tercekat, hatinya remuk, namun ia mengerti. Dia tahu apa arti menunggu. Ia tahu cinta sejati tak memaksa, tapi memberi waktu. Hana melangkah naik ke dalam bus bersama Jamilah. Dari jendela, ia masih sempat menoleh sekali lagi, melihat Rayyan yang berdiri di bawah dengan mata berkaca-kaca.

Rayyan mengepalkan tangannya, lalu berbisik pada dirinya sendiri, “Aku akan menjemputmu lagi, Hana … suatu hari nanti.”

Bus perlahan melaju, meninggalkan terminal. Sementara Rayyan tetap berdiri di sana, menatap kepergian wanita yang ia cintai. Dengan satu janji yang menancap kuat di dadanya, menunggu, hingga takdir kembali mempertemukan mereka. Hana terisak menggenggam erat tangan satunya saat bus sudah menjauh meninggalkan semua luka yang dia terima.

1
Dila Dilabeladila
masya allah thor karya mu banyak bgt.sehat sehat ya thor lancar selalu
enungdedy
lah kan elu sendiri yg gk mau hamil kan lidya gmn sih mlh nyalahin hana😄
ken darsihk
Heeiii Laudya tau diri sedikit situ nggak punya harga diri yak , jelas jelas kesalahan bersumber dari diri mu sendiri , koq melampiaskan ke Hana dasar lo Laudya perempuan sun**l nggak punya akhlak 😠😠😠
A.M.G
lidi harus diaapain sih biar tobat
A.M.G
saatnya ketwaa 📢📢📢📢📢
A.M.G
tuh mulut lemes bener kek kunti
A.M.G
kapan sih lidi sadarnya hobi banget nyalahin orang lain jelas jelas itu karna dirinya sendiri🤧🤧🤧
A.M.G
good job 💜💜💜
A.M.G
ada apa dengan hana
A.M.G
duh geramnya
A.M.G
ayo fuqon saatnya membersihkan nama baik ibumu
A.M.G
semoga hana bisa mengambil hak nya
A.M.G
heh mak lampir yang harusnya intropeksi lu ya
A.M.G
roh halus sama manusia lidi saama sama playing viktim si daniel🤭🤭
A.M.G
dasar rubah klo pada akhir nya cerai kenapa kau pisahkan hana dengan anaknya
A.M.G
aduh smaa smaa rindu tapi gengsi semoga hana dan furqon bersatu yang lain terserah
A.M.G
untung ada pamannya... cie hana ngidam 💜💜💜💜
A.M.G
🫠🫠🫠🫠
Ddek Aish
sj jalang selalu nyalahin orang
Fitria Syafei
Wow emang enak Laudya 🤪 Kk cantik kereeen 😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!