NovelToon NovelToon
Misteri Ikat Rambut Berdarah

Misteri Ikat Rambut Berdarah

Status: tamat
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Cinta Beda Dunia / Hantu / Si Mujur / Tumbal / Tamat
Popularitas:37.2k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Niat hati Parto pergi ke kampung untuk menagih hutang pada kawannya, justru mempertemukan dia dengan arwah Jumini, mantan cinta pertamanya.

Berbagai kejadian aneh dan tak masuk akal terus dialaminya selama menginap di kampung itu.

"Ja-jadi, kamu beneran Jumini? Jumini yang dulu ...." Parto membungkam mulutnya, antara percaya dan tak percaya, ia masih berusaha menjaga akal sehatnya.

"Iya, dulu kamu sangat mencintaiku, tapi kenapa kamu pergi ke kota tanpa pamit, Mas!" tangis Jumini pun pecah.

"Dan sekarang kita bertemu saat aku sudah menjadi hantu! Dunia ini sungguh tak adil! Pokoknya nggak mau tahu, kamu harus mencari siapa yang tega melakukan ini padaku, Mas! Kalau tidak, aku yang akan menghantui seumur hidupmu!" ujar Jumini berapi-api. Sungguh sekujur roh itu mengeluarkan nyala api, membuat Parto semakin ketakutan.

Benarkah Jumini sudah mati? Lalu siapakah yang tega membunuh janda beranak satu itu? simak kisah kompleks Parto-Jumini ya.
"Semoga Semua Berbahagia"🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Strategi Menangkap Pelaku

Parto berlari menuju ke jalan pintas di antara tanaman tebu. Ia mencari jejak sepatu yang malam itu diingatnya jelas.

“Sepatu mahal, tidak semua orang mampu memilikinya, apalagi itu tidak diproduksi dalam jumlah besar, dimana ya jejak itu, semalam nggak hujan, harusnya masih di sekitar sini!” gumam Parto mencari-cari.

“Nyari apa, Mas?” seorang dengan pakaian khas seorang petani, ber-caping dengan kedua kakinya kotor penuh lumpur telah berdiri mengejutkan di dekat Parto, dengan cangkul di pundaknya.

“Eh? Nyari jejak sepatu, Pak!” jawab Parto sedikit keki.

“Oh? Jejak yang banyak? Disana!” tunjuk orang itu. “Tapi udah kecampur sama jejak motor sama bebek, soalnya tadi saya angon bebek di sana!”

Parto segera menuju ke areal yang ditunjukkan oleh si petani, menelisik jejak kaki yang sudah bercampur dan membuatnya kesulitan mengenali, hingga hampir frustasi. Beruntung, ia ingat saat si pria bertopeng melompat, pria itu sempat terperosok dan pasti meninggalkan jejak di sana.

Parto pun menghampiri area kedua. “Ketemu!” Parto kembali berpikir, kini ingatannya semakin jelas. “Sudah dipastikan, orang itu pelakunya, jejak dari jenis dan ukuran sepatu yang sama.”

Ingatan Parto saat jiwanya masuk ke dalam tubuh wanita malang itu, ia melihat jenis sepatu yang dipakai si pria, dan jejak yang ditinggalkan di tepi sungai, sama persis dengan jejak sepatu yang ia lihat hari ini.

“Bagaimana caranya menangkap basah orang itu,” pikir Parto mulai mencari cara terbaik. “Pantas saja tadi hantu itu matanya menyala merah saat melihat orang itu, tapi anehnya langsung hilang seakan terbakar oleh dendamnya sendiri.”

“Memangnya mau buat apa sih, Mas? Jejak kaki doang kok dicari?” si petani tadi kembali menghampiri Parto sambil menghalau bebek-bebeknya.

“Ah, Bapak warga kampung mana?”

“Aku Kalilama, Mas. Tapi sawahku di sini, kenapa memangnya?”

“Oh, enggak apa-apa. Ya sudah, Pak. Saya harus pulang dulu!” pamit Parto kemudian.

Dalam perjalanan kembali, Parto melihat pria yang tadi berbelanja di rukonya, tengah berbincang dengan Bu Gemi, di jalan utama menuju desa. Sementara Parto berada di seberang sawah, setelah melewati pepohonan tebu.

Tak jelas apa yang mereka bicarakan, namun Parto menangkap gelagat yang aneh dari keduanya. Tampak Bu Gemi mendekatkan mulutnya ke telinga pria itu seakan membisikkan sesuatu.

“Ck! Dimana para hantu itu! Saat dibutuhkan malah ngilang semua!” gerutu Parto kesal.

Parto kembali melangkah menuju ruko, sambil berpikir mencari cara untuk menjebak si pelaku, sambil menunggu Sartiman memberi kabar.

Sesampai di depan ruko, Parto bertemu dengan segerombolan anak perempuan yang sepertinya baru saja turun dari bus.

“Nih, rambutku halus banget loh, kemarin baru aja tak rebonding!” pamer salah satu gadis seraya menunjukkan rambut panjangnya pada teman-temannya.

“Aku cuma tak semoting, soale rambutku kan udah lurus!” sahut gadis yang mengenakan rok abu-abu seperti seragam SMA, padahal hari Minggu.

Mendengar percakapan para gadis yang kemungkinan usia SMA itu, serta melihat penampilan mereka yang seperti tak wajar untuk usianya, maka timbullah ide Parto, lalu menghampiri anak-anak itu.

“Dik, dimana kalian nyalon?” tanya Parto tanpa basa-basi.

“Nyalon?!” sahut kompak gadis-gadis kemayu bak model papan triplek itu, sepertinya mereka mencontoh penampilan Nyonya Sonia, istri muda pak Johan dalam sinetron ikan terbang berjudul ‘Marina’ yang tayang di lapak author Moon.

“Iya, biar bisa dandan menor kayak badut di emper pasar begitu, dimana salonnya?” terang Parto seraya meledek dengan jujur.

“Heh! Badut? Dasar nih Mas-mas nggak tahu mode!”

“Ya kan aku laki-laki, nggak harus tahu begituan kan,” kilah Parto tak ingin mengalah. “Jadi dimana salon itu?”

“Kalau kita kasih tahu, upahnya apa?” sahut salah satu siswi dengan bibir berwarna pink menyala.

“Upahnya permen kaki, sana minta Lasmi di dalam!”

“Lasmi?” Para gadis itu saling pandang. “Lasmi yang nunggak kelas itu kan?” tanya mereka kemudian.

“Kalian kenal kan? Tuh dia lagi sibuk ngurus toko.”

Para gadis itu bergegas masuk ke toko, dipenuhi dengan rasa penasaran.

Namun yang terjadi justru hal lain. Si ketua geng berdiri berkacak pinggang menatap sinis ke arah Lasmi yang duduk dibalik meja kasir sambil serius melanjutkan mengerjakan soal-soal matematika yang Parto buatkan.

“Wah, seorang yang nggak lolos kkm matematika, kerja di tempat seperti ini? Apa nggak salah ngitung kembalian nanti?”

Lasmi yang tak peduli dengan ocehan teman-teman yang memang hobinya merundung itu, hanya mendongak dan menatap sesaat, lalu kembali fokus pada apa yang sedang dikerjakannya.

“Heh! Dasar nggak sopan! Diajak bicara kok malah ra digagas!”

Gadis yang paling menor itu menghampiri meja kasir, lalu merebut pensil di tangan Lasmi dengan kasar. “Wong budek! Diajak omong pura-pura nggak denger!” gertaknya.

Parto yang baru saja masuk ke toko, dibuat kaget dengan pertengkaran itu, lalu bergegas menghampiri Lasmi.

“Tiyem! Kenapa kamu sekejam itu?!” Langkah Parto terhenti saat melihat Jumini kini muncul melesat mendahului dirinya.

“Kan, kalau nggak dibutuhin malah muncul! Dasar hantu gendheng!” gerutu Parto seraya menyaksikan pertengkaran bocah itu.

“Heh! Lerai mereka! Yang paling cantik itu adikku, masa kamu malah membiarkan anak-anak ini bertengkar!” seru Jumini panik.

Parto mengangkat kedua alisnya, seakan tak peduli dengan permintaan arwah itu. Parto berjalan mendekat pada Lasmi yang rambutnya dijambak oleh gadis-gadis menor itu.

“Heh! Lepasin dulu, Lasmi!” gertak Parto.

Namun anak-anak Badung itu seperti ya tak takut. “Memangnya kamu siapa? Berani-beraninya nyuruh kami!”

“Aku karyawan di toko ini, dan Lasmi adalah bosku!” gertak balas Parto. “Mau apa? Walji, kakaknya Lasmi adalah temanku, jadi secara otomatis, Lasmi juga bisa jadi adikku! Kamu tahu kan kalau kakak pasti akan melindungi adiknya! Pie, masih berani?”

Mendengar ucapan Parto, si gadis menor perlahan melepaskan Lasmi. “B-bos?”

Lasmi tak banyak merespon, tatapannya tetap kejam, dengan mulut tetap tertutup rapat, malas berkomentar. Ia kembali duduk setelah merapikan penampilannya, lalu kembali fokus mengerjakan tugasnya.

“Tuh lihat! Lasmi yang sekarang sudah di upgrade, soal-soal matematika sesulit itu, gampang dikerjakannya. Kalian bisa? Dasar anak-anak nakal!”

“Ma-maaf, Mas!” Dengan takut-takut para gadis nakal itu pun meminta maaf.

“Minta maafnya sama Lasmi lah, kan kalian gangguin dia tadi!”

“Ma-maafin kami Lasmi. Kami pamit!”

“Eh, tunggu! Kasih tahu dulu dimana salon yang bisa mengubahku jadi badut seperti kalian?!”

“Oh, sa-salon Uwin, Mas. Lasmi juga tahu kok.”

Para gadis itu pun bergegas pergi dengan takut.

“Makasih ya, Mas, tadi nolongin aku!”

“Hm, kasih tahu salon yang disebutkan temanmu tadi, aku harus melakukan sesuatu!”

Meski agak heran, namun Lasmi tak punya alasan untuk tak memberitahu. “Mau apa ke salon?” tanyanya menelisik penampilan Parto.

“Nanti juga kamu akan tahu, jaga toko ya, aku harus ke tempat ini dulu.”

“Rencana apasih yang dipikirkannya?” gumam Lasmi merasa aneh.

“Huum, memang mencurigakan. Dia ini aneh, tapi dia itu cinta pertamaku, Lasmi. Parto, tunggu!” Jumini pun berseru tanpa terdengar oleh Lasmi.

...****************...

Bersambung ....

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
Akhirnya....
selamat ya Thor, 1 buku lagi berhasil kamu tamatkan.
Semangat untuk terus berkarya.
Semoga sukses/Determined//Determined//Determined//Determined/
hatiAti
aku malah bayangin sumiyen modelan mak uwo gitu
LᴀSᴇɴᴏʀɪTᴀ_❷❶ℓ🇮🇩
Congrats 🙌 Akhirnya bisa ngawal cerita Parto Jumini dkk sampe selesai dalam mode senyap wkwkwkwk.

Awal baca aku msh meraba ini gimna ceritanya dari Pita peach sampe ke dunia cermin. ternyata Misi Parto bukan cuma membuka rahasia kematian Jumini mantan pacarnya semasa sekolah. Ternyata masih ada rentetan rahasia lagi antara keluarga dia dan keluarganya Jumini. maksudnya orangtua mereka, Parto Jumini ini.

Dari Parto yg ternyata Abangg adik sama Walji. Dari Jumini yang ternyata Bersaudara sama Jono alias Sotang.

Dari all tokoh, aku notice ke Sotang, kasihan, ia menjadi seperti itu karena ortunya yg tak egois dan tak percaya keajaiban Tuhan. iya nggak sih? kepala rumah tangga macam apa, yg bisa menjatuhkan pilihan antara istri dan anak laki-laki nya? ayah macam apa yg yakin klo anaknya tak bisa menghadapi kejamnya dunia?? dari semua all chapter babb yg bikin miris tentu saja babb Sotang yg dibunuhh memakai pita peach sama spt pita Jumini yg di kasih Parto.

Terakhir plot twist nya, Jumini yg mengorbankan diri bersama Abangnya dan tentu saja bersama manusia serakah yg adalah ibliss sesungguhnya, Sumiyem dan Ngatnu.

Yg dikubur dikira itu kuburan Walji, mungkin itu jenazah JonoSotang kan yaa?

Itu ulasan ku yaaa👌

Terimakasih udah ksh krya luar biasa, horror detektif klo kataku sih, kna ada tyok dkk.

Ditunggu next karya

Ganbatte ne
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: wah, terimakasih banyak, Seno 🙏🏻
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Di tunggu karya baru yg lebih seru 💪🏻😁
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: nyari ide dulu kk🤣😁
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
amazing... bacanya berasa sesuatu banget... kdg tahan napas saking tegangnya, kdg kesal karna othor bikin tokoh antagonis bener² sadis bin kezam, tp it's oke... tulisannya makin keren, sukses terus pokoknya buat othor ...👍👍👍
ditunggu karya terbarunya, semangat💪💪💪
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: makasih
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Ternyata ga bisa hilang ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu pita Sotang 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
sahut Mbah Waluyo
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Jumini 😭😭😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu karma buat kalian 😔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Wah ada Jumini & Sotang 🤫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Mbah Mingun 🤔
Bulanbintang
Di awal cerita, mungkin masih terkesan biasa. Tapi semakin lama, semakin penasaran karena alur yang nggak ketebak. Banyak pelajaran yg bisa dipetik, dari persahabatan, keluarga dan juga resiko bagi hati yang penuh dendam. Sukses selalu, Thor.

Hadiah buat Sotang, Ngatnu sama Sumiyem. 🔥/Bomb/🔥/Bomb/
Yang lain, 🍳☕🍜🍝
Bulanbintang: Makasih🌱
total 2 replies
Bulanbintang
Lanang : Selama bukan demam, semua masih baik-baik saja.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: relate sih😁
total 1 replies
Bulanbintang
Saya suka, saya suka💃
Bulanbintang
Walji rajin perawatan, skinkernya mahal. Sementara Parto nggak pernah kepikiran sampai sana. Ada uang untuk makan aja udah alhamdulillah.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: nah 🤣
total 1 replies
Bulanbintang
Terakhir?
Bulanbintang
gertak balas?
cukup pakai salah satu aja, Thor.
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: ahh, bener juga ya🙏🏻
total 1 replies
Bulanbintang
Jadi, Sotang bikin bubur merah putih ya.
Siti Yatmi
karya yg bagus..tidak bertele-tele...tokoh yg jelas
𝕐𝕆𝕊ℍuaˢ: wah, terimakasih banyak rate-nya kk🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!