Naura Salsabila, Wanita berusia 26 tahun. Menikah karena perjodohan dan akhirnya saling mencintai.
5 tahun menikah, belum di karuniai seorang anak. tiba-tiba di tengah kebahagiaannya, rumah tangga mereka goyah karena orang ke 3.
Bagaimana selanjutnya? Akan kah Naura bertahan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengetahui 1
Di bandara, Erna dan Willy telah tiba di tanah air. Mereka memilih pulang ke rumah orang tua Willy sebelum pulang ke bandung.
Tiba di rumah orang tua Willy, mereka sudah sambut ibunya willy.
“Alhamdulillah kalian pulang dengan selamat. Sekarang kalian bebersih dulu, setelah itu kita makan siang!’’ ucapnya.
“Iya ma, kami ke atas dulu.’’ balas willy.
Sementara Erna hanya diam saja. Dia sangat lelah dengan perjalanan ini. Padahal dia sudah terbiasa keluar negeri, tapi kali ini ntah mengapa dia begitu lelah.
Selesai mandi dan berpakaian, Willy menghampiri sang istri yang ternyata ketiduran di sofa. Willy segera menggendong dan membaringkan istrinya di ranjang. Tidak tega pula dirinya membangunkan sang istri yang kelelahan, akhirnya Willy turun sendiri.
“Lo, mana Erna Will?’’ tanya papa nya Willy.
“Ketiduran pa, capek kayaknya.’’ Jawabnya.
“Ya udah biarin aja, nanti mama suruh bibi bawakan makanan ke kamar.’’ timpal mama Willy.
Mereka pun makan dengan sesekali ngobrol ringan.
“Hm Pa, Ma! kemarin sewaktu Erna menyusulku, di bandara dia melihat Ilham bersama wanita_’’
“Jika teman nggak mungkin pelukan kan..? Awalnya aku juga menyangka, mungkin saja sekretaris atau kliennya. Tetapi setelah Erna menunjukkan foto kedua nya, kayaknya nggak mungkin klien atau sekretaris deh. Soalnya mesra banget.’’ cerita Willy panjang lebar.
Orang tua Willy saling pandang. Mereka tidak tau mau menanggapi seperti apa. Tidak mungkin pula mau ikut campur. Mereka malas bila berurusan dengan Bu Lidya yang arogan. Tentu saja dirinya membela anaknya.
“Nanti mama coba bicara sama Om indra kamu.’’ ucap mama Willy akhirnya. Tidak mungkin juga dia berdiam diri setelah tahu ini. Jika saja ini orang lain, dia tidak mau ikut campur, dia hanya kasihan kepada kakaknya Indra.
“Jika benar, kasihan sekali kamu Nau, mertua selalu menghina mu. Kini suami mu juga main gila’’ batin mama Willy.
...*****...
Sementara itu, Bu Lidya melihat foto yang di kirim orang suruhannya.
Ya!. Diam-diam wanita ini menyuruh orang suruhan nya menguntit sang anak. Karena sebelumnya, di lampu merah, dia pernah melihat anaknya di mobil bersama wanita. Saat itu kaca mobil samping kiri wanita itu terbuka.
Hingga ke berangkatan Ilham iya makin curiga. Akhirnya kecurigaan nya benar adanya.
Sudah berapa lama kalian berhubungan? Dan apa ini? Wanita itu hamil?!’‘ batin Bu Lidya.
Dirinya shock melihat kebenaran tentang putra nya. Sedikit marah, karena bisa saja jika tempat kantornya mengetahui, tentu Ilham akan di pecat. Dan yang penting, dirinya akan malu di hina mayan iparnya.
Tetapi ada sedikit rasa bangga, ternyata bukan anak nya yang bermasalah, tetapi Naura, merasa bahwa tuduhan nya benar jika Naura mandul! pikirnya.
Sekarang dirinya tinggal memikirkan bagaimana membuat sang anak jujur dan segera menceraikan menantu mandul dan dekil nya itu.
Lagi pula selingkuhan anaknya ini cantik, sehingga tidak malu-maluin jika di bawa kemana pun.
.
.
...*****...
.
.
Di rumah.
Pulang dari kantor suaminya, Naura segera menelepon sang suami. Tapi nomer nya malah tidak aktif. Berulang kali Naura mencobanya, tetap saja tidak aktif.
“Apa maksud semua ini mas?“ batinnya.
Naura kini mulai mencurigai sang suami.
Saat dirinya asik melamun, terdengar bel berbunyi. Dia segera keluar kamar dan membuka pintu.
“Erna? Silakan masuk!’’ ucap Naura. Mereka beriringan menuju ruang tamu.
“Bentar ya, aku bikin minuman dulu.’’ Naura akan berdiri, tapi di cegah Erna.
“Nggak perlu Nau, aku kesini mau ngajakin kamu jalan-jalan.’’ ucap nya.
“Kaya ada sesuatu yang penting saja!, ya udah. Aku siap-siap sebentar.’’ Naura menuju ke kamar dan bersiap-siap.
Dia langsung setuju di ajak Erna keluar. Siapa tahu kegalauan hati nya sedikit berkurang, pikirnya.
.
.
Setelah berkendara beberapa menit, Kini mereda telah tiba di parkiran restoran jepang.
Naura dan Erna masuk dan mereka memilih meja biasa yang lebih terkesan modern. Ada juga meja di suatu ruangan khususnya ruangan VIP. Biasanya mereka makan lesehan ala-ala jepang kuno.
Naura di buat kaget melihat menu makanan yang di pesan Erna. Sedang dirinya hanya memesan mie ramen saja.
“Kamu serius bisa habisin makan sebanyak ini?’’ tanya Naura heran, sekaligus speechless.
“Aku juga bingung dengan seleraku akhir-akhir ini, tapi ya aku tetap habis kok!’’ jawabnya santai.
Mereka pun makan dengan lahapnya, terutama Erna.
.
.
.
“Ada apa sih ngajak aku ketemuan di sini?’’ tanya Naura penasaran.
Erna malah jadi bingung mau mengawali obrolan nya. Padahal di rumah tadi, dirinya sudah menyusun kata yang tepat, supaya Naura tidak tersinggung.
“Ilham kemana? Kok tadi nggak kelihatan di rumah?’’ tanya Erna. Erna sengaja bertanya seperti itu, mungkin nanti ketika dirinya menjelaskan tentang Ilham, Naura tidak salah faham.
“Dinas keluar negeri "KATANYA" !’’ Naura tidak bisa menyembunyikan kekesalah hatinya karena merasa di bohongi.
“Hemz, sepertinya memang benar dugaan ku.’’ Erna melihat ke arah lain.
“Maksud mu?’’ Naura menatap lekat mata Erna, menunggu jawaban segera.
“Kemarin ketika aku akan menyusul Willy di Singapura, di Bandara nggak sengaja aku melihat Ilham bersama wanita_ Dia berhenti sejenak. Meminum jus Alpukat kesukaannya
“Awalnya, aku mengira mungkin klien atau sekretaris nya, tapi semakin lama mereka makin mesra. Maaf Nau, aku nggak bermaksud bikin sakit hati.’’ cerita Erna. Dirinya merasa tidak enak juga mau cerita. Tapi tidak mungkin dirinya diam saja.
“Apakah Lo sempat memfoto mereka? Jika ada, segera kirim. Siapa tahu ini berguna nantinya.’’ balas Naura santai.
“Kamu nggak marah Nau?’’ Erna jadi heran dengan reaksi Naura ini.
“Buat apa marah, toh yang rugi dia. Aku sudah menebak apa yang ingin kamu katakan. Soalnya, mas Ilham juga bohong tentang dinas keluar kotanya. Bahkan di kantor sudah lama Dirinya naik jabatan, awalnya staf biasa, tetapi rupa telah tiga tahun ini dia menjabat sebagai manager. Sementara selama ini, semua kebutuhan yang kurang aku yang nutupin. Uang yang di beri nya tidak seberapa, itu pun separuh nya di ambil ibuk.’’ cerita Naura. Dirinya meremas kedua jemarinya.
Tidak di pungkiri, pasti ada rasa sakit di hati nya. Suami yang di anggap nya baik, setia dan penyayang, ternyata menghianatinya. Selama ini dirinya tertipu oleh mulut manis Ilham yang mati-matian membela nya karena Naura yang di hina keluarganya.
Kini Naura sadar, pembelaan Ilham selama ini hanya untuk menutupi belangnya.
Sementara Erna, dia masih tidak percaya akan separah itu Ilham memperlakukan istrinya. Dia menggeser kursinya mendekati Naura, mengelus bahu Naura yang sudah di anggap nya saudara. Karena dirinya juga anakntunggal seperti sang suami.
“Aku nggak bisa nyuruh kamu sabar, karena aku nggak berada di posisi mu. Tapi aku berdo'a, supaya Allah memberi mu kekuatan untuk menghadapi cobaannya.’’ Do'a Erna tulus.
“Makasih na, kamu sudah menerima aku dan menemani aku meskipun kita baru ketemu akhir-akhir ini. Tapi sikap mu layaknya sahabat lama.’’ balas Naura tersenyum, tetapi mata nya berkaca-kaca.
Bukan karena sedih atas penghianatan Ilham, tetapi karena kebaikan Erna ini. Padahal mereka tidak ada ikatan saudara. Sementara, orang tua kandung nya saja tidak lagi menghubunginya setelah dia menikah.
“Kamu nggak perlu terima kasih seperti itu, kita ini sahabat. Oh iya, dua hari lagi aku akan pulang ke bandung. Bagaimana jika kamu ikut?’’ ajak Erna.
“Aku nggak bisa janji sekarang. Seperti nya aku akan menyesaikan masalahku dulu. ini saja aku belum tahu akan melakukan apa.’’ Naura segera menaikan buku menu menutupi wajahnya.
.
.
.
.“Kamu lihat lelaki yang di kelilingi bodyguard nya itu?’'