Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 31
Rekha baru sampai rumahnya, lebih tepat rumah baru mereka yang berdekatan dengan rumah Alana.
"Makan dulu, sayang." ucap Irene saat melihat putrinya baru saja pulang dari acara kampusnya.
Rekha berhenti dan menerima pelukan hangat dari sang mama, lalu melepaskannya.
"Mandi dulu deh, mi. Pengen berendem air dingin." jawab Rekha.
Dirinya berlalu dari hadapan sang mami dan Irene melepas kepergian putrinya.
Joshua datang, dia penasaran kenapa istrinya menatap Rekha dengan begitu dalam.
"Kenapa, sayang?" tanya Joshua.
"Kadang aku suka kasihan sama Rekha. Kenapa dia sulit banget bergaul sama dunia luar. Temenan sama mereka aja suka diem juga." ucap Irene memberitahukan pada suaminya seperti apa sikap Putri mereka.
Joshua sendiri sudah paham betul bagaimana pembawaan diri putrinya. Karena Irene, pun seperti itu.
"Kamu tahu seperti apa sikap putrimu? itulah dirimu sayang. Jadi tidak perlu khawatir dengan, Rekha. Karena Putri kita memiliki teman-teman yang begitu luar biasa." ujar Joshua yang berusaha menenangkan istrinya.
"Tapi, Mas. Mau sampai kapan? Rekha itu nggak pernah deket sama cowok. Beberapa kali aku tanya dia punya crush atau enggak? Jawabannya malah kesel. Rekha bilang cowok jangan sekarang banyak yang gak jelas. Kalau memang sudah waktunya ya udah sih, Mi. Ngapain coba nyari cowok? Kayak gak laku aja." jelas Irene pada suaminya yang membuat Joshua hanya tersenyum dan tertawa.
"Bagus, aku mendukung Putri kita. Lagi pulang aku tidak akan membiarkan laki-laki sembarang mendekati Tuan putriku. Rekha harus mendapatkan laki-laki terbaik, yang bisa menyayanginya lebih dari kita. Walau Aku yakin tidak ada kasih dan cinta yang lebih besar dari cinta seorang ayah untuk putrinya. Tapi aku harap, Rekha bisa benar-benar mendapatkan laki-laki yang tulus padanya." pungkas Joshua.
Rekha sedang menikmati kegiatan yang berendam, di dalam bathub. Entah mengapa dia masih terpikir dengan kata-katanya Gerry yang selalu membuatnya kesal.
"Emang aku sejelek itu ya?" gumam Rekha sambil melihat wajahnya dan menurutnya tidak ada yang salah dengan wajahnya.
Dia cantik, hanya saja memang dia tidak suka yang namanya make up. Tapi apa pedulinya. Dia tidak peduli sama sekali dengan omongan orang tentang dirinya, Yang penting dia selalu merasa nyaman dengan apa yang dia pakai dan apa yang dia miliki. Itu sudah lebih dari cukup.
Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Gerry, anak muda dan tampan itu baru saja pulang ke rumahnya. Dia mendapati sosok yang tidak asing berada di rumahnya.
"Nah, itu Gerry." tunjuk Putra pada Gerry yang Baru saja sampai rumah mereka.
Ya, dirinya ingat siapa sepasang suami istri yang sedang bersama dengan papanya saat ini. Mereka adalah Om Bramasta dengan istrinya, yang dia tahu adalah orang tua dari Aira. Gadis yang katanya sudah dijodohkan dengan dirinya.
"Ger, ini ada Om Bramasta, dan tante Widya. Mereka baru saja sampai." ucap Putra pada Gerry.
Walau rasanya berat, Gerry tetap melangkah untuk menghampiri mereka. Dia berjabat tangan tanda sopan santunnya sebagai anak yang lebih muda.
"Astaga, kamu makin ganteng aja Gerry. Pasti Aira gak sabar buat ketemu kamu deh." ucap Widya.
"Makasih Tan." jawabnya datar seperti biasanya.
"Kalau gitu aku pamit dulu, Om, Tante." ucapnya yang pergi begitu saja tanpa ingin bicara apapun lagi dengan mereka.
Moodnya langsung terjun bebas, saat membicarakan tentang Aira. Entah mengapa dia merasa tidak nyaman ketika mereka membicarakan gadis itu. Memang benar yang Satria katakan, jika Aira itu cantik, hanya saja dia tidak merasa tertarik sama sekali dengan gadis itu.
Melihat Gerry yang berlalu dari hadapan mereka membuat Ayu, sebagai seorang ibu merasa tahu betul dan dia paham apa yang dirasakan putranya saat ini. Dia tahu betul jika putranya itu tidak nyaman, setiap kali membicarakan tentang Aira.
Sesampainya di dalam kamar, Gerry langsung melemparkan tasnya hingga tergeletak begitu saja di atas lantai dan dia merubahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Brugh...
Rasa nyaman seketika menghampirinya. Kamarnya lah yang terbaik. Satu-satunya tempat yang bisa membuat dirinya merasa nyaman.
Namun, baru saja dia mencoba untuk memejamkan kedua matanya, tiba-tiba saja ingatan itu kembali berputar di kepalanya. Dia kembali mengingat bagaimana sikap Jake pada Alana.
"Ahk..." Gerry menjambak rambutnya merasa frustasi dengan hal ini.
Tapi, sedetik kemudian tiba-tiba dia kembali mengingat kejadian di mana dirinya yang menolong Rekha.
Karena tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini membuat, Gerry memilih untuk merendam dirinya di dalam bathtub. Berharap apa yang dilakukannya itu bisa menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang masih bersarang di kepalanya.
***
np ft gk bs di bk
next my