Di jebak oleh sahabatnya sendiri?
Setelah melewati malam panas dengan Jenderal Hang, Jie Xieye mengandung anak dari suami sahabatnya sendiri —Hang Tianyu.
***
Tak kunjung hamil, membuat Le Chieli frustasi, karena selalu mendapat tekanan dari keluarga Hang. Hingga, kemudian ia menjebak suami dan sahabatnya sendiri.
Namun, yang tidak Le Chieli ketahui, jika dia telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.
Ini bukan hanya tentang menjadi selir terabaikan, tapi juga tentang cinta dari musuh suaminya.
Lantas, bagaimana kehidupan Jie Xieye sebagai selir tak di anggap?
Follow akun Author.
ig: bella_bungloon
fb : XCheryy Bella
TIDAK SUKA BISA DI SKIP YA KAKAK-KAKAK ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Angin sore berembus lembut melewati celah-celah paviliun Peony, membawa aroma musim semi. Di tengah Paviliun Peony, lebih tepatnya di sebuah gazebo, dua wanita duduk saling berhadapan.
Jie Xieye terlihat anggun mengenakan hanfu ungu gelap dengan lapisan hitam di tepi lengan dan kerah, rambutnya di ikat rapi dengan pita hitam. Sementara di seberangnya, Le Chieli tampil manis dalam balutan hanfu merah muda dan putih.
Di antara mereka, sebuah meja rendah dari kayu cendana tua tampak menjadi pemisah, sekaligus menjadi saksi persahabatan yang perlahan mulai retak.
Seorang dayang datang dengan langkah ringan, menuangkan teh hangat ke dalam dua cawan giok bening.
"Terima kasih, Rongyi." Ucap Jie Xieye sembari menoleh ke arah dayang pribadinya itu.
Rongyi mengangguk singkat, lalu membungkuk dan melangkah mundur. Begitu langkah kaki gadis muda itu menghilang, keheningan mengambil alih suasana di sana.
Jie Xieye menatap permukaan teh yang mengepulkan uap pelan, kedatangan Le Chieli entah akan membawa angin apa. Karena ia mulai merasakan jarak antara mereka.
Menghela nafas pelan, wanita itu kemudian membuka percakapan dengan suara tenang, "Apa yang membuatmu kemari, Nyonya Hang?"
Nyonya Hang?
Le Chieli sedikit terkejut, Jie Xieye tidak pernah memanggil nya seperti itu, mereka terbiasa memanggil nama masing-masing. "Aku datang untuk mengunjungi sahabat ku, apakah itu salah?
Tatapan wanita itu kemudian jatuh pada cawan di hadapannya, sebelum akhirnya ia memberanikan diri menatap langsung wajah sahabatnya. “Bagaimana keadaanmu, Xieye?"
Jie Xieye tersenyum tipis. "Terima kasih karena Nyonya Hang telah mengkhawatirkan diriku. Tapi bagaimana saya harus menjawab? Aku tidak baik, tapi juga tidak cukup buruk untuk mengeluh.”
Le Chieli mendesah pelan. Ia paham, kalimat itu menyimpan terlalu banyak luka yang tak terucap.
"Xieye, aku benar-benar meminta maaf. Tolong maafkan aku...." Suara wanita itu bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.
Jie Xieye hanya menghembuskan nafas kasar, ia memalingkan wajahnya ke arah taman bunga, jari-jarinya mengepal erat di baik lengan hanfu panjangnya.
Memejamkan matanya sejenak, Jie Xieye tahu kehadiran Le Chieli bukan sekedar mempertanyakan perasaan nya, pasti ada angin lain yang wanita itu bawa.
"Jadi," menahan napas sejenak, Jie Xieye menatap dingin ke arah Le Chieli. "Ada apa sebenarnya? Apa yang mengganggumu hingga datang menemui ku, Nyonya Hang?"
Para akhirnya, Le Chieli tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada wanita di hadapannya. Ia mendongak, air matanya perlahan turun, dan bibirnya tersenyum getir.
"Seperti biasa, kamu selalu bisa menebak aku Xieye," Le Chieli memejamkan matanya sejenak, sebelum kembali bersuara. "Aku hanya ingin memastikan keadaan mu, dan... Bagaimana perasaan mu pada Tianyu."
...***...
Keheningan kembali merayap di antara dua wanita cantik itu. Le Chieli mengangkat wajahnya, menatap Jie Xieye dengan sorot penuh tanda tanya.
"Kamu tahu sendiri, aku bukan orang yang mudah berbagi Xieye, aku percaya padamu. Tapi, tetap saja itu mengganjal di hati dan pikiran ku. Tolong jangan salah paham...."
Untuk sesaat, Jie Xieye hanya diam. Tapi kemudian tertawa dengan dingin. Jadi, hal yang menggangu sahabat tersayang nya adalah sebuah 'perasaan'.
Tawa Jie Xieye berhenti, sorot mata wanita itu jelas terluka. Ia kemudian bangun berdiri dan berkata. "Jadi itu yang membuat mu khawatir, Nyonya Hang? Apakah sekarang kau menganggap ku sebagai saingan?"
Le Chieli tersentak, wanita itu bangkit berdiri dengan kepala menggeleng. "Tidak... Bukan itu maksud ku, Xieye—"
"Itu maksud mu, Chieli!" Jie Xieye memotong dengan suara dingin. Sorot mata nya bahkan perlahan menajam. "Aku pikir kita adalah sahabat, tapi sepertinya hanya aku yang menganggap mu sahabat, kau sama sekali tidak memahami aku, Chieli!"
Le Chieli menggeleng pelan. Ia ingin meraih tangan Jie Xieye, tapi segera Jie Xieye menarik tangan nya.
"Kau yang membuatku masuk ke kediaman ini, kau yang membuatku tidur dan mengandung anaknya! Apa sekarang kau menganggap ku ancaman?!"
Le Chieli semakin menggeleng, air matanya turut jatuh membasahi pipinya. Suaranya terasa menyangkut di tenggorokan. Untuk kali pertama, ia melihat Jie Xieye menatapnya begitu tajam, dan mendengar wanita itu berbicara dengan nada tinggi.
"Sudah cukup, jika kau menganggap ku sebagai ancaman. Maka ke depannya, kita tidak perlu berbicara sebagai sahabat. Kau boleh pergi."
Pupil wanita itu mengecil, ia kemudian meraih tangan Jie Xieye dan saat akan mendekati wanita itu, kakinya terpeleset oleh hanfu nya sendiri.
Brugh!
Akh!
Jie Xieye terkejut, tapi belum sempat ia menolong Le Chieli, sebuah suara berat dan menggelegar menembus keheningan, membuat tubuhnya seketika membeku dan darahnya terasa berhenti mengalir.
"CHIELI!"
...***...
Kehadiran Hang Tianyu yang tiba-tiba membuat Jie Xieye membeku sejenak. Apalagi saat melihat mata elang pria itu menahan menatap tajam dirinya. Rahang pria itu tampak mengeras, napasnya memburu, dan begitu melihat ke arah istrinya di atas lantai, ekspresi nya berubah menjadi amarah yang tak tertahankan.
"Apa yang terjadi?! Chieli, kau tidak apa-apa?" Hang Tianyu membungkuk dan memegang kedua lengan istrinya.
Le Chieli yang masih terkejut dengan kehadiran Hang Tianyu, hanya mengangguk kecil, air matanya masih berlinang. “Aku baik-baik saja, hanya terjatuh...."
Pria itu tidak langsung menjawab, ia membantu sang istri berdiri, lalu menoleh ke arah Jie Xieye. Sorot matanya langsung berubah seperti bara api yang siap membakar siapa saja.
“Apa yang kau lakukan padanya?!”
Jie Xieye terdiam sejenak, mencoba mengatur degup jantungnya. Dengan menyembunyikan jemarinya yang gemetar di balik lengan hanfu, ia menjawab.
“Aku tidak melakukan apapun padanya. Menyentuh nya saja tidak."
Hang Tianyu berdecih, kemudian mencekram pergelangan tangan Jie Xieye. "Kau pikir aku but4?! Jelas-jelas aku melihatmu mendorongnya dengan sengaja!" Tuduh Hang Tianyu dengan nada tinggi.
Pupil mata Jie Xieye segera mengecil, napasnya tercekat. “Anda telah salah paham, Jenderal Hang. Aku tidak melakukan apa yang kau tuduhkan,"
Wanita itu lalu menoleh ke arah Le Chieli yang sejak tadi diam. "Nyonya Hang, Anda bisa jelaskan sendiri pada suami Anda, apa yang sebenernya terjadi!" Ucap Jie Xieye dengan nada penuh penekanan.
Namun sebelum Le Chieli menjawab, Hang Tianyu kembali bersuara. Suaranya terdengar dingin menusuk. "Kau tahu mengapa aku tidak pernah mengangkat seorang selir? Karena aku tidak ingin mereka menyakiti wanita yang aku cintai!"
Jie Xieye meringis saat merasakan cengkraman Hang Tianyu semakin kuat. "Lepas!" Bahkan saat ia memohon seperti itu, pria itu seorang tul! dan semakin kencang mencekram.
"Kau hanya melihat sekilas dan langsung menuduhku?!!" Jie Xieye tidak tahan, wanita itu berteriak dengan marah. "Jadi ini jenderal Agung yang di kenal bijaksana?"
Wajah pria itu berubah gelap. Jelas ia tidak suka dengan perkataan Jie Xieye, tapi wanita itu sepertinya sudah habis kesabaran.
"Aku tidak mendorong nya! Aku tidak melukainya! Kenapa kalian terus menyalahkan ku atas kesalahan yang tidak pernah aku perbuat!?" Tubuh wanita itu perlahan mulai gemetar, begitu juga dengan suaranya.
Namun, Hang Tianyu sepertinya sama sekali tidak peduli. Pria itu justru menghempaskan tangan nya kasar hingga membuat tubuhnya jatuh ke samping.
Hang Tianyu kemudian menggenggam tangan Le Chieli dan membawanya pergi, tapi sebelum benar-benar pergi meninggalkan paviliun peony, pria itu melayangkan sebuah perintah dingin.
“Mulai hari ini, kau selir Jie, di larang meninggalkan Paviliun Peony tanpa seizinku. Dan karena telah berani melukai istri ku, kau di hukum menyalin tiga kitab dan pergi menghadap tembok selama tiga jam!"
penyakit ada lagi
dan jika sekarang suaminya membuka hati untuk tabib jie apakah itu juga salah tabib jie??