NovelToon NovelToon
Earth Executioner

Earth Executioner

Status: tamat
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Perperangan / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aziraa

​"Satu orang untuk membayar dosa tujuh miliar jiwa."

​Lahir dari kemiskinan dan penderitaan, Raka Adiputra telah melihat sisi terburuk dari manusia. Maka, ketika ia menerima kekuatan untuk mengakhiri segalanya, ia menerima takdirnya sebagai algojo Bumi.

​Ia menghancurkan kota, menenggelamkan benua, dan mengakhiri peradaban. Namun, di puncak kemenangannya, ia menemukan kebenaran yang paling menghancurkan: semua ini adalah kebohongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25: Menuju Samudra yang Beracun

...--- Kekuatan yang Dimurnikan ---...

Raka telah terbang selama tiga hari tanpa henti, melintasi hamparan es Antartika yang putih bersih menuju kehangatan khatulistiwa. Kekuatan Penjaga Angin mengalir dalam darahnya, memberikannya kemampuan untuk menavigasi arus udara dengan presisi yang sempurna. Ia tidak lagi merasa lelah seperti dulu—energi yang dimurnikan Gaia dan diperkuat Penjaga Angin membuatnya mampu terbang lebih lama tanpa istirahat.

Yang paling menakjubkan adalah perubahan dalam dirinya. Kekuatan destruktif Eva yang dulu membakar seperti api neraka kini terasa seimbang, tenang, bahkan organik. Jika dahulu kekuatannya seperti badai yang tidak terkendali, sekarang ia merasakan harmoni antara kontrol Eva dan kehidupan Gaia. Perpaduan ini membuatnya merasa kuat dengan cara yang sama sekali berbeda—bukan kekuatan untuk menghancurkan, melainkan kekuatan untuk melindungi dan menyembuhkan.

Dari ketinggian sepuluh ribu meter, Raka memandang ke bawah dengan indra supernya yang semakin tajam. Samudra di bawahnya dipenuhi puing-puing peradaban yang hancur—bangkai kapal induk yang mengambang seperti pulau logam, sisa-sisa kota pesisir yang tenggelam dengan gedung-gedung pencakar langit yang hanya puncaknya yang terlihat di atas permukaan air. Di beberapa tempat, ia melihat kilau logam dari pesawat terbang yang jatuh, seperti burung besi yang mati di tengah lautan.

Pemandangan ini dahulu akan membuatnya merasa bangga—bukti kehancuran yang ia ciptakan atas nama Eva. Kini, setiap puing menghadirkan rasa sesak di dadanya. Ini bukan kemenangan, ini adalah tragedi. Milyaran nyawa yang hilang, peradaban yang hancur, semuanya karena ia mempercayai kebohongan Eva.

Indra supernya menangkap energi kematian dan penderitaan yang masih menempel pada puing-puing itu. Jeritan terakhir mereka yang tenggelam, tangisan anak-anak yang kehilangan orang tua, putus asa mereka yang melihat dunia berakhir—semuanya terekam dalam resonansi energi yang masih bergema di lokasi kehancuran.

"Aku yang melakukan ini," bisiknya pada angin. "Aku yang menghancurkan mereka semua."

Namun suara dalam benaknya—suara yang terdengar seperti gabungan Gaia dan Penjaga Angin—menjawab dengan lembut: *Kau adalah korban, sama seperti mereka. Yang penting adalah apa yang kau lakukan sekarang.*

Kristal artefak di tangannya berdenyut dengan irama yang berbeda, lebih cepat dari sebelumnya. Energi yang dipancarkannya menuntun Raka ke arah barat, menuju jantung Samudra Pasifik. Di sana, ia merasakan sesuatu yang aneh—energi Bumi yang terasa paling murni, namun sekaligus paling terluka, seperti jantung yang berdetak lemah di dalam dada yang terluka parah.

...--- Menuju Lautan yang Beracun ---...

Saat Raka melintasi hamparan biru Samudra Pasifik, ia mulai merasakan perubahan yang mengkhawatirkan. Air laut yang tadinya jernih kebiruan kini berubah menjadi keruh dan kental, seperti minyak yang bercampur dengan darah. Bahkan dari ketinggian ribuan meter, Raka bisa melihat noda-noda gelap yang menyebar di permukaan air, membentuk pola spiral yang mengerikan.

Indra supernya langsung mendeteksi penyebabnya—limbah industri, sampah plastik, dan zat kimia beracun yang terpusat di satu titik, seolah ditarik oleh kekuatan magnet raksasa. Ini bukan hanya pencemaran biasa; konsentrasi racun di area ini begitu tinggi hingga menciptakan anomali energi yang bisa ia rasakan dari jarak puluhan kilometer.

"Penjaga Air," gumam Raka, menyadari bahwa tempat ini pasti lokasi persembunyian penjaga berikutnya.

Ia menurunkan ketinggian terbangnya, dan pemandangan yang terlihat semakin mengerikan. Pulau-pulau sampah plastik mengapung seperti benua buatan, bangkai paus dan lumba-lumba tersangkut di antara jaring ikan yang terbengkalai. Air di sekitar area ini berwarna cokelat kehijauan, mengeluarkan bau menyengat yang bahkan bisa ia cium dari udara.

Raka menyelam lebih dalam, dan pemandangan bawah laut yang ia saksikan membuatnya hampir muntah. Di dasar laut, tumpukan sampah plastik menggunung setinggi gedung pencakar langit. Bangkai kapal tanker yang tenggelam masih memuntahkan minyak hitam dari tangkinya yang bocor. Limbah industri membeku dalam bentuk stalaktit beracun yang menggantung dari bebatuan karang yang telah mati.

Yang paling menyakitkan adalah ketika indra supernya menangkap sisa-sisa kehidupan laut yang sekarat. Terumbu karang yang dulunya berwarna-warni kini memutih seperti tulang belulang. Ikan-ikan yang masih hidup bergerak lamban, tubuh mereka dipenuhi tumor dan luka akibat racun. Beberapa spesies yang ia ingat dari memori Eva—paus biru, hiu putih raksasa, penyu laut—kini hanya tinggal bangkai yang mengambang di antara sampah.

"Ini lebih buruk dari kehancuran yang aku ciptakan," bisik Raka, suaranya bergetar.

Tiba-tiba, kristal artefak berdenyut sangat keras, hampir membakar telapak tangannya. Di kedalaman lautan beracun ini, ia merasakan getaran energi yang sangat lemah—seperti detak jantung yang hampir berhenti. Penjaga Air ada di sini, terkubur di bawah tumpukan racun dan sampah, sekarat karena keracunan yang diciptakan manusia.

Saat Raka menyelam lebih dalam, air beracun di sekelilingnya tiba-tiba bergerak dengan agresif. Arus kuat menyerangnya dari segala arah, bercampur dengan zat kimia yang membakar kulitnya. Ini bukan serangan Eva—energinya berbeda, lebih putus asa daripada jahat.

Raka menyadari bahwa Penjaga Air mengira dia adalah ancaman lain yang datang untuk menyakitinya. Ia tidak membalas dengan kekuatan destruktif, melainkan menggunakan kemampuan barunya. Kekuatan Gaia dalam dirinya memancarkan energi kehidupan yang menenangkan, sementara kekuatan Penjaga Angin membantunya bernavigasi melalui arus beracun tanpa terluka.

...--- Pertemuan dengan Penjaga Air ---...

Di dasar jurang laut yang paling dalam, di antara tumpukan sampah dan limbah beracun, Raka akhirnya menemukan Penjaga Air.

Sosoknya menghancurkan hati. Penjaga Air yang seharusnya terbuat dari air jernih dan murni kini tampak seperti campuran air, minyak, dan darah. Tubuhnya yang transparan dipenuhi retakan gelap, seperti kaca yang hampir pecah. Racun-racun kimia mengalir dalam tubuh cairnya seperti urat yang membusuk, dan energinya terasa sangat lemah—hampir seperti nyala lilin yang akan padam.

"Pergi..." suara Penjaga Air seperti gelembung yang pecah di kedalaman laut. "Jangan... menambah... penderitaan..."

Raka mengangkat kristal artefak Gaia, dan cahaya hangatnya menembus kegelapan dasar laut. Mata Penjaga Air—dua pusaran air yang berputar lemah—menatap ke arah cahaya itu.

"Gaia?" Ada sedikit harapan dalam suara yang hampir hilang itu.

"Ya," jawab Raka, suaranya lembut. "Dia masih hidup. Dan dia mengirimku untuk mencari kalian."

"Tapi kau... kau adalah..." Penjaga Air mencoba bangkit, tubuh cairnya bergerak lambat seperti madu yang mengental.

"Aku dahulu adalah senjata Eva," Raka mengakui. "Tapi sekarang aku memilih untuk melindungi Bumi."

Penjaga Air diam sejenak, kemudian mengulurkan tangannya yang terbuat dari air beracun. "Jika itu benar... maka terimalah... sisa kekuatanku..."

Air di sekitar Raka mulai bergerak, namun kali ini bukan untuk menyerang. Air itu meresap ke dalam tubuhnya, memberikan sensasi dingin yang menyegarkan. Raka merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya—bukan kemampuan untuk menciptakan tsunami penghancur, melainkan kekuatan untuk mengendalikan arus laut, mengatur tekanan air, dan yang paling penting, kemampuan untuk menyembuhkan air yang tercemar.

"Gunakan ini... untuk menyembuhkan... yang telah rusak," bisik Penjaga Air, tubuhnya mulai larut dalam air laut. "Air adalah... kehidupan... jangan biarkan... mereka mati..."

Raka merasakan transformasi yang mendalam dalam dirinya. Kekuatan Eva, Gaia, Penjaga Angin, dan sekarang Penjaga Air bergabung menjadi satu, menciptakan harmoni yang ia tidak pernah bayangkan sebelumnya. Ia bukan lagi agen penghancuran—ia adalah penyembuh, pelindung, dan harapan terakhir bagi planet yang sekarat.

Saat ia naik ke permukaan laut, air beracun di sekelilingnya perlahan-lahan mulai jernih. Kekuatan Penjaga Air memungkinkannya untuk memurnikan lautan, meskipun hanya dalam area kecil. Ini adalah langkah pertama menuju penyembuhan yang lebih besar.

Kristal artefak kini berdenyut dengan empat irama yang berbeda—Gaia, Angin, Air, dan satu lagi yang masih jauh. Misinya belum berakhir. Masih ada penjaga lain yang harus ditemukan, dan Eva yang harus dihentikan.

Namun untuk pertama kalinya sejak ia diciptakan, Raka merasa memiliki tujuan yang benar. Ia tidak lagi membawa kehancuran—ia membawa harapan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!