NovelToon NovelToon
ISTRI GEMUK CEO DINGIN

ISTRI GEMUK CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: aufaerni

Mateo Velasco, CEO muda yang tampan dan dingin, terbiasa hidup dengan kendali penuh atas segalanya termasuk reputasinya. Namun hidupnya jungkir balik saat suatu pagi ia terbangun di kamar kantornya dan mendapati seorang gadis asing tertidur telanjang di sampingnya.
Gadis itu bukan wanita glamor seperti yang biasa mengelilinginya. Ia hanyalah Livia, seorang officer girls sederhana yang bekerja di perusahaannya. Bertubuh gemuk, berpenampilan biasa, dan sama sekali bukan tipe Mateo.
Satu foto tersebar, satu skandal mencuat. Keluarganya murka. Reputasi perusahaan terancam hancur. Dan satu-satunya cara untuk memadamkan bara adalah pernikahan.
Kini, Mateo harus hidup sebagai suami dari gadis yang bahkan tidak ia kenal. Tapi di balik status sosial yang berbeda, rahasia yang belum terungkap, dan rasa malu yang mengikat keduanya sebuah cerita tak terduga mulai tumbuh di antara dua orang yang dipaksa bersama oleh takdir yang kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aufaerni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EGO DAN GENGSI

Mateo menatap bubur buatan Livia dengan sorot enggan. Baginya, perhatian seperti ini terasa seperti bentuk belas kasihan yang paling ia benci. Ia merasa direndahkan, seolah-olah tak lagi punya kendali atas dirinya sendiri.

Dengan tubuh masih lemah dan kepala berdenyut, ia bangkit perlahan. Tangannya meraih jas yang tergantung di kursi, lalu melangkah mengambil sepatu. Meski tubuhnya menggigil, gengsi dan egonya tetap membungkus rapat dirinya.

Tanpa menoleh ke arah bubur yang diletakkan dengan hati-hati di meja, Mateo keluar dari kamar dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Di lorong, ia bertemu salah satu pelayan rumah. Wajah pelayan itu sempat tampak kaget melihat kondisi tuannya yang pucat dan berkeringat, namun tetap membungkuk hormat.

“Panggilkan dr. Desmond sekarang,” ucap Mateo dingin, suaranya berat namun penuh perintah.

“Baik, Tuan,” jawab sang pelayan cepat, segera bergegas untuk menjalankan perintah itu.

Mateo melangkah pergi tanpa berkata apa pun lagi, menghilang di balik pintu kamarnya sendiri menjauh dari perhatian Livia yang perlahan mulai tumbuh, namun belum sanggup ia terima.

Sore harinya, setelah mendapat perawatan dan obat dari dr. Desmond, kondisi Mateo memang belum sepenuhnya pulih, tapi egonya terlalu tinggi untuk membiarkan dirinya terlihat lemah. Ia tetap bangkit, menolak untuk beristirahat lebih lama.

Kini, pria itu kembali berada di ruang bawah tanah tempat dingin dan lembab yang sudah menjadi neraka pribadi bagi Dion. Pria malang itu terikat lemah, tubuhnya penuh luka dan lebam, napasnya berat, namun matanya masih mencoba bertahan.

Mateo berdiri di hadapannya, mengenakan kemeja gelap yang sedikit terbuka di bagian atas. Wajahnya tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Ia menatap tajam, penuh amarah dan kekecewaan yang menumpuk.

“Kau masih belum menyerah?” tanyanya dingin, suaranya rendah tapi mengintimidasi.

Dion menggeleng lemah, suara seraknya nyaris tak terdengar. “Saya tidak melakukan apa pun seperti yang Anda tuduhkan, Bos…”

Mateo mengerang pelan, lalu tertawa pendek dengan nada mengejek. Matanya menyipit tajam ke arah Dion.

“Lalu siapa, kalau bukan kau?” tanyanya sinis, langkahnya mendekat. “Hantu? Atau bayangan masa lalu yang kembali mengutukku?”

Ia berdiri tepat di depan Dion, menunduk sedikit agar wajah mereka sejajar. “Jangan main-main denganku, Dion. Sekali lagi kau berbohong… jangan salahkan aku kalau besok kau tak bangun lagi.”

Mateo berbalik hendak meninggalkan ruang bawah tanah yang lembap dan pengap itu, namun suara serak Dion menghentikan langkahnya.

"Bos... bisakah saya minta air? Saya sungguh haus," ucap Dion dengan suara nyaris tak terdengar, tubuhnya menggigil lemah, napasnya terengah.

Mateo sempat diam, seolah berpikir. Tatapannya tetap dingin saat menoleh ke Dion yang tampak kehausan, bibirnya pecah-pecah dan tenggorokannya nyaris tak bisa bersuara.

Ia berjalan pelan menuju meja di sudut ruangan, mengambil sebotol air mineral yang masih tersegel. Langkahnya kembali mendekat ke arah Dion yang kini menatap penuh harap, meski lelah dan kesakitan.

Namun, alih-alih memberikannya langsung, Mateo berjongkok di depan Dion, membuka tutup botol perlahan, lalu menatap pria itu lekat-lekat.

“Kau haus?” tanyanya datar.

Dion mengangguk lemah. “Iya, bos… tolong…”

Senyuman tipis muncul di sudut bibir Mateo, tapi bukan senyuman ramah melainkan senyum yang penuh ejekan. Ia kemudian menuangkan air dari botol itu… namun bukan ke mulut Dion. Air itu ia tumpahkan begitu saja ke lantai, tepat di depan Dion yang hanya bisa menyaksikan tanpa daya.

“Begini rasanya dikhianati, Dion,” ucap Mateo pelan, menyeringai.

Lalu, ia berdiri dan melempar botol kosong itu ke sudut ruangan.

“Kalau kau benar-benar haus… pikirkan dulu dosa-dosa yang sudah kau perbuat.”

Setelah itu, Mateo berbalik dan melangkah keluar dari ruang bawah tanah, membiarkan suara pintu besi yang tertutup menjadi penutup kejam atas keputusannya.

Dion menunduk pasrah di sudut ruangan yang lembap dan berbau lembu. Cahaya lampu redup yang menggantung di langit-langit hampir tak mampu menembus kegelapan. Tubuhnya lemah, keringat dingin bercampur darah mengering di pelipis dan sudut bibirnya. Perutnya kosong, kerongkongannya kering—hanya satu tegukan air sehari yang ia dapatkan, dan itu pun penuh hinaan.

Ia menatap lurus ke dinding batu yang dingin dan kasar, seolah mencari harapan yang barangkali tertinggal di sana.

"Tuhan..." bisiknya lirih, suara yang hampir hilang. "Aku tidak bersalah... Aku tidak pantas diperlakukan seperti ini..."

Kepalanya bersandar ke dinding, mata terpejam, bibirnya bergetar.

"Bagaimana aku bisa keluar dari neraka ini...?" lirihnya penuh kepasrahan.

Tak ada jawaban, hanya suara tetesan air dari pipa bocor di langit-langit yang jadi satu-satunya teman di tempat penuh penyiksaan ini.

Mateo melangkah masuk ke ruang kerjanya dengan raut wajah muram. Tanpa banyak bicara, ia menjatuhkan tubuhnya di kursi kerja, lalu menyalakan komputer di hadapannya. Tangannya gemetar saat membuka file laporan keuangan terbaru.

Matanya menatap tajam angka-angka yang terpampang di layar angka yang menunjukkan kenyataan pahit: perusahaan yang selama ini ia bangun dengan keras sedang berada di ambang krisis. Grafik menurun, kerugian membengkak, dan aset mulai terancam.

Mateo terdiam, rahangnya mengeras. Kepalanya terasa berat, pikirannya kalut. Semua kekacauan ini datang terlalu cepat, dan kemungkinan terburuk bisa saja menimpa kapan saja.

Ia menyandarkan punggung ke kursi, menutup mata sejenak, mencoba menenangkan diri, meski pikirannya tak pernah benar-benar diam.

Di tempat berbeda, suasana kontras terasa di sebuah klub malam mewah. Lampu berwarna-warni menari di dinding, dentuman musik memenuhi ruangan, dan di sudut VIP, Samuel dan Nathan tampak menikmati malam mereka dengan tawa dan minuman keras.

Mereka bersulang, merayakan keberhasilan yang telah lama dirancang.

"Aku tidak menyangka rencana kita bekerja secepat ini," ujar Nathan sambil meneguk vodka dari gelasnya, senyum puas tersungging di bibirnya.

Samuel tertawa kecil, menyender santai di sofa, "Sahabatmu itu sebentar lagi bangkrut, bro. Tidak ada lagi Mateo yang angkuh dan sok kuasa."

Tawa keduanya pecah bersamaan, penuh kemenangan dan kepuasan. Bagi mereka, ini baru awal dari kehancuran yang lebih besar.

Nathan mengeluarkan ponselnya dari kantung kemeja saat getarannya terasa. Wajahnya datar, bahkan sedikit sinis saat melihat nama yang tertera di layar.

"Siapa?" tanya Samuel, melirik penasaran.

"Justin," jawab Nathan singkat, lalu tanpa ragu ia mematikan panggilan itu.

Samuel mengernyit. "Kenapa tidak kau angkat?"

Nathan menyandarkan tubuhnya santai sambil menyalakan rokok. "Pria itu cuma mata-mata Mateo. Buang-buang waktu dengar omongannya."

Asap rokok mengepul dari bibir Nathan, sementara di matanya terlihat jelas ia tidak akan membiarkan siapapun mengacaukan rencana besarnya.

Samuel mengangguk pelan, lalu kembali meneguk minumannya. Musik keras dan lampu kelap-kelip di dalam klub malam itu tak mengurangi keseriusan pembicaraan mereka.

"Kalau Justin curiga, apa dia bisa membongkar semua ini?" tanya Samuel setengah berbisik, menyadari risiko jika keberhasilan mereka diketahui.

Nathan menyeringai kecil. "Tenang saja, dia terlalu sibuk bermain aman. Selama dia belum punya bukti, dia tidak akan berani bertindak."

Samuel menatap Nathan dengan ragu. "Tapi Mateo bukan orang biasa, dia bisa balik menyerang kita kapan saja."

Nathan memadamkan rokoknya di asbak. "Itu kalau dia sempat. Sekarang dia sibuk dengan masalah perusahaannya, Dion, dan wanita gendut yang dia sebut sebagai aibnya sendiri. Kita tinggal dorong sedikit, dan Mateo akan jatuh sepenuhnya."

Samuel terkekeh puas. "Lalu setelah dia jatuh?"

"Setelah dia jatuh..." Nathan mendekat, membisik, "kita ambil semuanya. Harta dan koneksinya,"

Samuel dan Nathan saling bersulang, gelas vodka mereka beradu ringan sebelum keduanya meneguk habis isi minuman masing-masing.

"Aku suka malam seperti ini," ujar Samuel dengan senyum lebar. "Tenang, tanpa tekanan, dan penuh kemenangan."

Nathan mengangguk, pandangannya menatap kosong ke arah keramaian klub malam yang bergemuruh. "Nikmati saja selagi bisa. Dunia Mateo akan segera hancur total. Setelah itu, kita tentukan langkah selanjutnya."

Mereka duduk bersandar, menikmati alunan musik yang menghentak dan cahaya lampu yang terus menari, sementara di luar sana, dunia Mateo perlahan runtuh tanpa ia sadari, dikhianati oleh orang-orang yang pernah ia percaya.

1
kayla
lanjut kak..
Milla
next
Aulia Syafa
kpn thor , ada cahaya untuk livia
Uthie
Kapan itik buruk rupa berubah jadi angsa nya 😄
kayla
sampai kapan penderitaan ini thor..
atau apakah tak akan ada kebahagiaan untuk livia sampai akhir..
sampai ikut lelah/Frown/
Uthie
lanjut...masih sangat seruuu 👍
Lailiyah
luar biass
Lailiyah
ceritanya bagus bgtt...gereget dan sedihny dapet bgtttt thour....ditunggu up nya yee /Hey//Grin/
Uthie
ditunggu kelanjutannya lagiiii 👍🤗
Uthie
Kisah yg menarik untuk disimak 👍👍👍👍👍
Uthie
Tuhhh kann.. Nathan yg berkhianat 🤨
Uthie
Mateo terlalu kejam!!
Uthie
Mateo dibodohi dengan menumbalkan orang-orang tak bersalah dari kalangan bawah seperti Dion dan Livia... kasian nya! 😢
Uthie
berarti Nathan itu yaa yg mengkhianati dan menjebak Mateo?!??? 🤔
Uthie
kasiannya 😢
Uthie
kabur juga percuma dengan kekuasaan yg dimiliki keluarga Matteo 😢
Uthie
kasian nya 😢
Uthie
menarik 👍
Uthie
Coba mampir Thor 👍
Nur Adam
CEO si bloon ..ckck mslh ky gtu aja ga bisa selesaiin..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!