Aku tak pernah membayangkan bahwa aku akan merasakan kepahitan dalam hidup. keluargaku yang memiliki aset kekayaan yang melimpah tiba-tiba saja bangkrut mendadak, dan yang lebih gilanya lagi Papah dan Mamah memaksa aku menikah dengan kepercayaan sang papah yang terkenal dingin dan datar itu. Aku sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan pernikahanku bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijaloverrr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Happy Reading
####
Saya tau kamu gak perna makan beginian, tapi mulai sekarang kamu harus terbiasa, jangang banyak gaya, kamu bukan tuan putri yang harus makan makanan mewah," Sindir Simbok. Simbok masih tak percaya bahwa putranya sudah menikah. padahala ia sudah berniat menjodohkan Oandu dengan gadis kenalannya.
Alicahtersentak mendengar sindiran simbok. Ia ingin membalas tapi ia masih punya sedihtik rasa sopan pada wanita paru baya di hadapannya itu.
"Simbok," Pandu kurang suka dengan Penuturan ibunya itu.
"Gini nih kalau kamu nikah sama orang kota, gak mau makan makanan kaya gini, gak nyaman tinggal dikampung, penampilanya juga gak sopan," Dumel simbok.
Deg...
Bagai ada belati yang menusuk hati Alicah. Ia tak menyangka wanita paru baya itu mampu berkata menyakitkan begitu.
"Simbok ngomong apa sih, Pandu udah nikah sama Alicah. sekarang Alicah adalah menantu simbo." Ujar Pandu dengan suara datar. ia tak menyangka Simbok bisa berkata begitu pada Alica.
Karena sudah tidak tahan lagi, Alicah berdiri dari duduknya ia berlari ke kamar mereka.
Brak..
Suara pintu yang dibanting kuat terdengar sampai kedapur.
Pandu menatap Simbok dengan tatapan kecewa. "Kenapa simbo ngomong begitu sama Alicah? Simbo sama saja tidak menerima pilihan Pandu."
"Simbok gak suka kamu nikah sama wanita kaya gitu Pandu. Simbok malu ngelihat penampilan dia kayak gitu," Setelah mengatakan hal demikian, Simbok bangkit dari duduknya, tidak bersera lagi untuk makan.
"Simbok," Panggil Pandu yang tidak dihiraukan Simbok.
Pandu membuang nafas kasar, kenapa jadi begini, kenapa simbok menerima alicah?
Pandu akhirnya bangkit juga, ia berjalan kearah kamarnya untuk melihat keadaan Alicah. Urusan Simbok bisa ia urus nanti.
Ceklek. Pandu membuka pintu kamar, ia mendapati Alicah yang sedang memasukkan pakaian ke koper. tadi siang Pandu memang sudah merapikan pakaian mereka kedalam lemari.
"Ngapain kamu alicah?" Pandu mendekati Alicah untuk menghentikan Alicah.
"Ngapain kamu masukin baju kedalam koper?" Tanya Pandu datar.
"Gue mau Pergi dari sini," Ucapa Alicah sinis kembali memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Mendengar itu wajah panduenjadi memerah. Ia menutup pintu lemari dengan Paksa.
"Kamu gak boleh ke mana-mana, sekarang kamu tinggal disini Alicah, jadi jangan bertingkat," Ucapa Pandu menaikkan nada suaranya.
"Gue gak sudi tinggal dirumah yang gak mau nerima gue, Gue tanya sekarang sama lo, emang gue yang maksa lo nikah sama gue hah? Enggak kan. Tapi yang terjadi seolah-olah gue ngemis buat dinikahin sama lo," Teriak Aliran mengebu.
Ia menutup kopernya yang berisi pakaiannya beberapa helai. ia tidak peduli lagi dengan pakaiannya yang lain. Ia menarik Kopernya kelurahan. Pandu mencegak tindakan Aliran, Ia menarik Paksa koper dari tangan Alicah. Pandu mengunci pintu dan mengantongi kunci di sakunya.
"Kamu gak boleh kemana-Mana," Ujar Pandu datar. Ia membawa koper Alicah kedepan lemari, membuka koper dan memasukan kembali baju-baju Alicah ke dalam lemari.
"Lo gak boleh seenaknya sama gue Pandu," Alicah berusaha mengambil kopernya dan mencegah Pandu yang memasukkan kembali pakaiannya. "Ini hidup aku, Jadi terserah gue mau kemana," Teriak Alicah, ia tidak mampu menghentikan Pandu,
"Hikss.. Lo jahat," Alicah merebahkan tubuhnua fi kasur dengan posisi tengkurap ia menangis sesegukan.
"Hiks.. Papah Alicah mau ikut Papa hiks.." gumam Alicah dalam tangisannya.
Pandu menatap Alicah yang menangis, Ia tak menyangka perkataan Simbo dan kelakuannya membuat seorang Alicah menangis begitu.
Pandu membuang napas kasar untuk meredakan emosinya. ia mendekat ke kasur dan memilih duduk disamping Alicah. Ia membelai lembut Rambut istrinya.
"Saya minta Maaf atas nama simbok," Ujar Pandu yang Mulai melembut. ia tidak suka melihat Alicah yang menangis.
"Gak usah sentuh-Sentuh gue," Alicah menyentak Tangan Pandu dari kepalanya.
"Saya juga minta maaf atas kelakuan saya sama kamu, saya melakukan semua ini demi kamu juga," Alicah mengabaikan Yang dikatakan pandu. Ia masih asik dengan tangisannya.
Pandu akhirnya memilih membiarkan Alicah sampai ia berhenti sendiri. Beberapa menit berlalu suara tangisan Alicah mulai mereda, malah sekarang suara perut Alicah yang berbunyi.
"Saya tau kamu Lapar, Ayok sekarang kita makan," Pandu menarik pelan tangan Alicah agar berbalik menghadapnya, Pandu tau Alicah sekarang sedang malu karena suara perutnya itu.
"Gue gak Lapar, Lo aja sana yang makan," Ketua Alicah menyembunyikan Rasa malunya.
"Nih perut bikin malu aja," Gerutu Alicah dalam Hati.
Pandu terkekeh pelan mendengar petkatan Alicah. Udah ketauhan masih aja ngelak. Alicah melotot Mendengar kekehan laki-Laki itu.
"Ngapain lo ketawa, ketawa lo jelek tau," Ketua Alicah lagi.
"Perut kamu udah bunyi gitu masih aja ngelak haha," Kekeh Pandu.
"Diam gak lo," Jengkel Alicah, wajah Alicah memerah malu. Ia membalikan badannya memunggungi Pandu.
Pandu mengangkat Paksa Alicah dalam Gendongannya "Lo apaan sih, turunin gue Pandu," Alicah memberontak dalam gendongan Pandu. tapi usahanya hanya sia-sia.
Pandu membawa Alicah ke dapur, Ia menurunkan badan Alicah dari gendongannya kemudian memaksa Alicah untuk duduk.
"Sekarang kita makan," Pandu yang akan mengambilan makanan berhenti saat Alica mengatakan sesuatu.
"Gue gak mau makan yang beginian, Gue gak selera," Ujar Alicah menatap tak minat makanandidepannya.
Pandu membuang Napas, ia menatap Alicah yang sedang menatap nya juga.
"Jadi kamu mau makan apa? Ini udah malam jadi makan yang ada dulu," Pandu melanjutkan mengambil makanan untuk mereka.
Alicah menatap sinis Pandu. ia tidak mau menerima piring yang disodorkan pandu.
"Lo ngerti bahasa manusia gak sih, dari tadi gue bilang gue gak selera makan kaya beginian tau." Teriak Alicah kesal.
Ia membuang muka menghindari pandu. Ia tidak suka dipaksa begini. Ia tau ia tidak tau malu, tapi maua bagaimana lagi mulut dan perutnya tidak cocok dengan makanan seperti itu. pernah dulu saat SMA ia dan temannya mencoba makan diwarung sederhana dan beberapa jam kemudian ia merasa sakit perut dan mual-mual sampai ia harus diinfus. sejak saat itu Alicah tidak mau makan makanan yang menurutnya tidak sehat dan enak.
Pandu meletakkan kembali piring didepannya. Ia keluar dari rumah entah kemana. Tampa mengucapkan apapun pada Alicah. Alicah mah bodo amat kemana pria itu pergi. Alicah kembali menatap makanan itu dan memilih beranjak masuk ke kamarnya. saat akan masuk kamar ia berpapasan denga Simbok yang keluar dari kamar. Kamar simbok dan kamar pandu berhadap-hadapan. Alicah membuang muka dan melengos masuk tampa menyapa simbok yang menatap kesal kearah menantunya itu.
Brak.. Suatu pintu yang tertutup dengan kuat.
"Mimpi apa aku punya menantu macam dia," Simbok mengelus dada kesal mengingat kelakuan Alicah. Ia melangkah kearah kamar mandi.
Berdambung.....
#####
*** Hi Readers, Terima Kasih Karena telah baca cerita ini, ini cerita perdana aku, jadi harap maklum ya,. Jangan lupa untuk Like komen Vote dan share.
Salam manis dari author. Lijaloverrr. *** 😊🥰🥰