Siapa yang ingin hidup dalam kekurangan semuanya pasti mau hidup serba berkecukupan. Tapi itu takdir tak seorang pun tau hidup mereka akan seperti apa.
Ira seorang ibu rumah yang dulu berada diatas di hantam badai hingga terjatuh kebawah.
Mana dulu yang mengaku sebagai saudara? Tak satu pun ada yang peduli. Suaminya terpaksa jadi ojol untuk mencukupi kebutuhan hidup. Akankah hidup Ira berubah?Lantas bagaimana dengan keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Bude yang kadang marah segera menuju rumah Mia keponakannya. Tak sabar rasanya ia ingin melihat wajah Ira dan suaminya saat di usir dari rumah itu.
"Assalamualaikum, Mia." panggil bude tidak sabaran.
"Waalaikumsalam, eh bude. Tumben kesini ga ngabari dulu." sapa Mia sambil mencium tangan budenya.
"Mari masuk bude." Mia memberi jalan budenya untuk masuk kerumahnya dan duduk di sofa.
"Suaminya kamu mana?" tanya Bude saat sudah duduk di sofa.
"Baiklah bude, kemana lagi." jawab Mia sambil tersenyum samar. Sepertinya ada sesuatu yang ia sembunyikan.
"Ada apa kok wajah kami sedih gitu, apa kamu lagi ada masalah dengan suamimu?" tanya Bude sambil memperhatikan wajah Mia yang tidak bersemangat seperti biasanya.
"Ga ada apa - apa bude. Ngomong - ngomong bude ada apa kemari?" Mia berusaha mengalihkan topik pembicaraan agar budenya tidak banyak bertanya.
"Oh iya sampe lupa, jadi gini barusan bude bertemu dengan Ira dan suaminya di jalan. Suaminya itu kalau ngomong nyelekit. Bude harap kamu segera usir mereka dari sana, biar suaminya ga bisa menghina bude lagi." Ada bude pada Mia.
Mia tidak langsung menjawab, ia sepertinya tengah banyak pikiran. Karna lama menunggu Mia tidak kunjung menjawab bude menyenggol bahu Mia membaut Mia terkejut dan gelagapan.
"Eh iya, bude. Tadi bude ngomong ala6?" tanya Mia kikuk.
"Kamu ini aneh deh, bude aja bicara malah melamun. Ada apa? cerita sama bude." rayu wanita itu.
"Aku di marahi mas Baskoro bude."
"Di marahi gimana maksud kamu? bude ga ngerti."Kening bude mengerinyit menunggu penjelasan dari Ira.
"Aku sudah cerita sma sama mas Baskoro kalau aku mau renov rumah almarhum mak, aku habis di maki - malu olehnya bude. Mas Baskoro tidak akan mengeluarkan uang sesepun untuk merenov ruamh itu. Aku bingung mesti gimana bude?" Mia ya g tadinya ga mau cerita akhirnya terbuka juga sama bude.
Kalau suamimu ga mau mengeluarkan duit, pake uang kamulah." ujar Bude.
"Nah itu dia bude, aku ga punya uang. Karna kemaren baru habis dipake buat tambah modal usaha mas Baskoro."
"Kamu ga ada didalam apa kek gitu?" selidik bude.
"Ada sih bude, tapi itu untuk jaga - jaga kalau sewaktu - waktu ada kebutuhan mendadak."
"Pake aja dulu, nanti kamu bisa ganti lagi tabungan itu. Suami kamu kan banyak uang masa kamu ga bisa minta dikit buat kamu tabung tiap bulan."
"Usaha mas Baskoro lagi ada penurunan bude, makanya tabungan aku semuanya dipakai buat nambah modal. Kaya buat renov rumah itu aku pending dulu, bude." ujar Mona membuat bude kecewa.
"Bodoh kamu Mia, ini kesempatan bagus buat kamu mengambil alih rumah itu. Jangan biarkan Ira sendiri yang mengusai rumah itu. Di Rumah itu juga ada haknya kamu di sana." Bude mencoba memprovokasi Mia agar mau mengikuti perintahnya.
Mia binggung antara mau ikut saran budenya atau ikut saran dari suaminya. Satu lagi kedua abangnya juga belum tentu mengijinkan dirinya mengambil alih rumah itu yang jelas - jelas sudah di berikan pada Ira. Kepala Mia di buat pusing memikirkan masalah ini.
...****************...
Assalamualaikum kk, terimakasih sudah menunggu up hari ini. Terimakasih juga supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat 😘😘🙏🙏🙏
nauzubillah mindalik