Namaku Sheila Anjani. Aku berasal dari keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota.
Ini adalah hari pertama aku masuk di perguruan tinggi favorit aku. Walau dengan beasiswa tapi aku bangga bisa masuk di kampus ini.
Apes... baru hari pertama aku sudah terlibat masalah dengan Reyhan, cowok terganteng di kampus. Selain ganteng ternyata dia sangat menyebalkan, sombong, angkuh, seenaknya. Dia menjadikan aku pembantunya.
Hari hari yang aku lalui sangat menyedihkan, ditambah fans Rey yang juga ikut membully ku.
Gimana kelanjutan kisah ku....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari
Di dalam kamar mandi, Sheila menangis. Kamr mandi tersebut gelap.Lampunya mati. Sheila semakin ketakutan. Dia coba berteriak tapi tidak ada yang mendengarkannya. Lama kelamaan dia lelah dan hanya bisa duduk dan menangis.
Tubuhnya baah dan bau. Badannya juga terasa sakit semua. Sheila sudah putus asa. Tasnya entah dimana. Mungkin mereka membuangnya.
Waktu terus berjalan hingga hari menjelang malam. Sheila sudah semakin putus asa. Tidak ada setitik cahaya pun disana. Dia ketakutan dan akhirnya tertidur.
Rey tiba di kafe jam tujuh malam. Begitu memasuki kafe dia memanggil Aldi.
"Buatkan aku lemon tea dan suruh ich mengantarkan nya ke ruangan ku." ucap Rey sambil berjalan.
"Maaf bos, tapi Icha tidak masuk." jawab Aldi.
Rey berhenti seketika dan berbalik.
"Icha tidak masuk lagi?" tanya Rey menautkan alisnya.
"Iya bos," jawab Aldi.
"ya sudah, juice nya batal." jawab Rey.
Dia kembali keluar dari kafe dan masuk ke dalam mobilnya.
"Seenaknya saja dia bekerja. Apa dipikirnya karena aku baik, dia bisa sesuka hatinya bekerja. Kemarin dia tidak masuk. Hari ini juga. Mungkin karena aku terlalu baik. awas saja aku pasti akan menghukumnya lebih berat.
Rey terus melajukan mobilnya menuju ke rumah Icha.
sampai di depan pintu. dilihatnya rumah ich gelap. Pintunya juga terkunci dari luar. "Kemana dia pergi?" bathin Rey.
Rey merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Dia coba menelpon Icha tapi tidak tersambung. Rey marah.
"Awas saja jika sampai aku tahu dia jalan jalan." ucap Rey geram.
Rey duduk di kursi depan kos Icha. Dia teringat Yuni sahabat Icha.
"Apa aku telpon saja dia? setelah berpikir beberapa menit, Rey menelpon Yuni.
"Halo, Siapa...
belum selesai Yuni bicara Rey sudah memotongnya. "mana Icha?" tanya Rey.
"Icha? aku tidak tahu? mungkin dia sedang bekerja di kafe? ini siapa?" tanya Yuni balik.
"Dia tidak masuk hari ini. Kau tahu kemana dia?'
"I..ini Rey ?" tanya Yuni terkejut.
"Katakan cepat!" bentak Rey.
"Aku tidak tahu. Tadi aku berpisah dengannya di kampus. dia dipanggil Selina dan kata temannya dia diantar Selina pulang!" jawab Yuni.
belum sempat Yuni menyambung kalimatnya Rey sudah mematikan
telponnya.
Dengan Selina. Apa yang dia lakukan.
Rey membuka ponselnya kembali dan mencari dimana letak ponsel Icha melalui penyadap yang dia pasang di ponsel tersebut.
"Masih di kampus?" Rey terkejut.
Dia kembali ke mob dan melajukannya dengan kencang. Dia samapai di gerbang kampus. Pak satu yang membuka pintu pun heran melihat Rey datang malam malam.
"Ada apa tuan?" tanya nya.
"Saya ada perlu, ada berkas yang tertinggal" jawab Rey.
Rey masuk dan mengikuti kemana arah radar tersebut.
Rey berhenti di depan toilet perempuan.
Dia masuk dan mencari di semua toilet tapi tidak menemukan Icha. Ketika akan berbalik dia melihat ke sudut. Ada satu toilet yang belum dia buka. Toilet rusak, apa mungkin dua ada di sana, pikirnya. Tiba tiba dia tersadar. Pasti Icha di dalam. Dengan susah payah dia mendobrak pintunya. Dilihatnya Icha terduduk pingsan di dalam. Kondisinya sangat mengenaskan. Kotor dan bau.
Tanpa pikir panjang Rey langsung menggendong Icha dan membawanya masuk kedalam mobilnya.
Rey melaju menuju rumahnya. Dia membawa Icha ke rumahnya.
Sampai di rumah Rey menyuruh Bik Minah untuk membersihkan tubuh Icha dan mengganti bajunya dengan baju Rey. Karena tidak ada anak perempuan di keluarga mereka.
Rey juga bergegas ke kamarnya dan mandi, setelah selesai dia menemui Icha di kamarnya. Icha di letakkan di kamar tamu.
Rey masuk ke dlama kamar. Dilihatnya Icha masih belum sadar.
Dipegangnya tangan icha. Tubuhnya panas.
"Bik.....bibik....." panggil Rey
"Ya den,"
"Bawakan obat demam dan kompres, dia demam Bik."
"Baik den" jawab Bik Minah.
Icha terus meracau dalam tidurnya. tapi Rey tidak mengerti apa yang diucapkannya.
Rey sudah meminumkan obat demam dan mengompres Icha. Hingga ikut tertidur di sampingnya.
perlahan Icha membuka matanya, yang pertama dia lihat rambut Seseorang, siapa yang sedang tertidur ini??"
Icha menggerakkan tangannya. matanya menyapu sekeliling. dimana aku? Siapa yang menolong aku?
Rey terbangun kerana Icha yang bergerak. Rey mengangkat kepalanya, Icha kaget.
"Rey...." panggilnya lirih..
"Kau sudah sadar." jawab Rey.
"Gimana aku bisa sampai disini? dan..si...siapa yang mengganti baju ku? tanya Icha dengan wajah panik?"
Rey tersenyum... menurut mu???? tanya Rey sambil menaik yurunkan alisnya.
wajah Icha seketika memerah. Rey senang melihat nya.
"Kau.....kau mengambil kesempatan dalam kesempitan. dasar kau mesum!" Icha marah dan memukuli Rey dengan bantal.
Rey hanya terkekeh dibuatnya. Setelah lelah Icha berhenti.
"Sudah?" ucap Rey mengejek.
"Aku sudah melihat semuanya. lagipula kau sangat kurus dan itu....(Rey menggunakan kedua tangannya sebagai isyarat) kecil aku tidak tertarik." jawab Rey sengaja memancing emosi Icha. Rey langsung berlari setelah mengucapkannya.
Icha kembali marah mendengar ucapan Rey. Dia melempari Rey dengan bantal dan memakinya.
Rey tertawa puas di balik pintu. dia terus tertawa dan berjalan ke kamarnya. Hatinya sangat senang membuat Icha marah. sangat menggemaskan, bathinnya.
Rey turun ke bawah sambil bersiul. dia sudah rapi dengan stelan kaos oblong dan celana pendek.
"Bik....Icha mana?" tanya nya.
"Non tadi sudah pulang den, sudah bibik tahan tapi dia tetap bersikap mau pulang." jawab Bik Minah.
Rey kembali tersebut. pasti dia masih marah.
"ya udah nggak apa apa Bik" jawab Rey.
Rey kembali ke kamarnya, dia mengganti pakaiannya. Dia akan datang ke rumah Icha dan meminta makan siangnya.
Rey tersenyum sendiri membayangkan bagaimana reaksi Icha nanti.
Rey mengambil kunci mobil dan bergegas masuk ke dalam. Rey melajukan mobilnya pelan. Dia tidak terburu buru. Sambil bernyanyi mengikuti lagi yang dia putar di mobilnya.
Rey sampai di depan pintu rumah Icha.
tok...tok...tok...
Icha membuka pintunya.
Ada apa kau datang kesini? tanya nya ketus.
Rey masuk tanpa menjawab pertanyaan Icha.
"Siapa yang mengijinkan kau masuk?" bentak Icha
"Mana makan siangku?" tanya Rey tak berniat menjawab pertanyaan Icha.
Icha menarik nafas berat. Icha stress sendiri dibuat Rey. tadi pagi dia sudah membuatnya kesal. Belum hilang ini tambah lagi dengan kedatangan nya kesini.
Icha bangkit dan mulai memasak untuk Rey. Rey menunggu Icha memasak sambil main game di ponselnya.
ini hari Minggu jadi mereka tidak pergi ke kampus.
Icha masak sambil mendongkol di dalam hatinya.
Terima kasih sudah up lagi di novel ini kak author
katanya mau prgi kenapa ikut si Jimmy bodoh kau Sheila
dsar cwek gk ada hti
prmpuan murahn kau Sheila
nasib baik tlng kau Sheila klo gk kau dah di prkosa jdi prmpuan jngn senang dng cowok
akhirnya trjadi
dsar cewek gk pekah dah ingati tpi mlhan membohn dri
Sheila jngn jdi prmpuan murahn
jngn kasih harap utk orng lain jdi prmpuan gitu Sheila
smpai kapan si Sheila di siksa kya prmpuan murhan