NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / spiritual / matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 22. Jingga Sekolah.

Keesokan harinya..

Ika si pembantu baru bersama teman nya yang bernama Nita sedang membersihkan rumah, dan Ika berjalan keluar untuk menyapu teras tapi dia terkejut melihat telur pecah di depan teras rumah.

"Ih, telor apa nih?" Gumam Ika, ia mengamati dan mengenali bahwa itu telur ayam kampung dari cangkangnya.

Tanpa basa - basi lagi Ika membersihkan pecahan telur yang sudah mengering itu sebelum majikan nya bangun dan melihat, ia lantas melanjutkan bersih - bersih nya tanpa curiga dengan keberadaan telor itu di sana.

Dan di dalam rumah, Jingga sudah turun lebih dulu ke bawah karena Raka mengusirnya. Raka belum terbiasa dengan kehadiran Jingga jadi dia lupa membawa pakaian nya kedalam kamar mandi, akhirnya Raka mengusir Jingga dari kamar.

"Pagi nak, gimana tidurnya?" Tanya Delima yang keluar dari kamarnya.

"Nyenyak, ma. Alhamdulilah.." Sahut Jingga.

"Nanti kita ke sekolah ya, kamu siap - siap." Ujar Delima, sambil mengusap kepala Jingga.

"Iya, nanti tunggu bang Raka turun dulu." Sahut Jingga.

Mereka lantas duduk di meja makan dan tak lama Airlangga keluar sudah rapih dengan pakaian formal dan tas ransel hitam yang di jinjing di tangan kirinya.

"Udah betah kan nak, tinggal disini?" Tanya Airlangga pada Jingga.

"Alhamdulillah, pa." Sahut Jingga sambil tersenyum.

Meski sebenarnya masih terasa sangat asing dan belum seratus persen betah, tapi Jingga menjaga perasaan kedua orang tua angkatnya itu.

"Papa mau ke luar kota, kamu sama mama dan bang Raka dulu ya.." Ujar Airlangga, lalu mengusap kepala Jingga.

Jingga mengangguk lalu Airlangga memeluk Delima dan berlalu pergi. Delima tak mengantar kepergian Airlangga, ia hanya mengucap kata hati - hati saja tanpa mengucap salam.

Setelah Airlangga pergi, Raka tampak turun dari atas dan bergabung di meja makan.

"Papa pergi ke luar kota ya, bang." Delima memberi tahu Raka.

"Hm." Sahut Raka singkat, sambil memakan roti nya. Seolah sudah biasa di tinggal Airlangga pergi ke luar kota.

"Abang nanti berangkat pake motor kan?mama mau antar Jingga hari ini, hari ini hari pertama Jingga masuk sekolah di sekolah kamu." Ujar Delima lagi.

"Nanti kamu tungguin Jingga ya." Timpal Delima.

"Nggak mau." Sahut Raka spontan.

"Kenapa sih, bang? Jadi nanti Jingga bonceng kamu pulang nya." Ujar Delima.

"Nggak mau, maa.. Dia pulang sendiri aja, lagian sekolahnya kan deket." Ujar Raka, ia jadi makin kesal.

"Abang!" Bentak Delima dengan tatapan tajam kearah Raka.

"Ck! Shhhh.. ya udah iya - iya! Ya buru, udah telat nih." Ujar Raka kesal.

"Gitu dong.. Kamu kan abang, harus sayang adeknya." Ujar Delima, sambil mengusap bahu Raka.

"Jingga siap - siap gih, nak." Ujar Delima pada Jingga.

"Iya, ma." Sahut Jingga, lalu pergi ke atas.

"Apa sih ma!? Kok sekarang mama lebih mentingin dia dari pada aku? Aku anak mama loh." Ujar Raka, dia protes.

"Yang bener ngomong nya bang.. Jingga adek kamu sekarang. Mama hadirin dia di hidup kamu supaya kamu bisa menjadi lebih penyayang dan dewasa, paham!?" Ujar Delima, lalu ia pergi masuk ke kamar nya.

"Anak kandung serasa anak angkat, yang anak angkat di perlakukan kayak anak kandung. Nyokap gue doang kayak nya." Gerutu Raka sambil geleng - geleng kepala.

Singkat cerita, Jingga pun sudah siap dan mereka berangkat bersama ke sekolah di antar supir. Tidak dengan Raka tentunya, Raka pakai motor ayahnya karena motornya masih belum masuk bengkel.

Sepanjang jalan Jingga terpukau dengan kota Jakarta saat siang hari, sangat ramai, banyak kendaraan lalu lalang dan ia juga bisa melihat lebih jelas lagi gedung - gedung di sepanjang sisi jalan yang ia lewati.

"Nanti Jingga samperin abang ke kelas nya aja ya, kalo abang nggak mau boncengin kamu, bilang sama mama." Ujar Delima.

"Iya, ma." Sahut Jingga.

Dan singkat cerita mereka sampai di sekolah. Jingga terkesima melihat betapa besar sekolahnya, gedung sekolah nya bertingkat lima dan banyak sekali siswa siswi dari berbagai tingkatan dari mulai SD, SMP, dan SMA.

Setelah bertemu kepala sekolah, Jingga pun kini di antar ke depan kelas oleh Delima.

"Ini kelas kamu, semoga kamu betah ya nak." Ujar Delima.

"Amin, makasih ma.." Ujar Jingga, ia memeluk Delima penuh haru.

"Sekolah yang rajin, supaya jadi orang pintar dan sukses. Good luck, nak. Mama pulang dulu ya.." Ujar Delima.

Jingga mengangguk, Delima pun pergi. Setelah Delima pergi, Jingga berbalik menatap pintu kelas barunya dan menarik nafasnya lalu di hembuskan.

'Bismillah, kamu bisa Jingga. Buat ayah, bunda, dan uti bangga sama kamu.' Batin Jingga.

Jingga lantas mengetuk pintu dan membukanya, terlihat seorang guru laki - laki sedang mengajar.

"Assalamualaikum.." Jingga mengucap salam.

"Oh, hai.. Kamu siswi baru yang hari ini masuk, ya?" Sapa Guru kelas, guru itu tak menjawab salam Jingga.

"Iya, pak." Sahut Jingga.

"Sini masuk." Ujar guru itu, Jingga pun patuh dan berjalan menuju ke depan kelas.

Terlihat semua anak - anak di kelas itu menatap kearah Jingga semua, bagaimanapun Jingga anak baru.

"Anak - anak, kita kedatangan murid baru. Dia datang dari jauh dan ini pertama kalinya dia di Jakarta juga, sambut dia dengan hangat, okay.." Ujar guru itu.

"Iya, pak." Sahut semua anak di kelas.

"Silahkan perkenalkan dirimu, nak." Ujar Guru, Jingga pun mengangguk dan menatap ke seluruh murid di kelas.

"Assalamualaikum, nama saya Jingga Radenaruna, kalian bisa panggil saya Jingga.." Ujar Jingga memperkenalkan diri.

"Halo Jingga." Sapa semua teman kelas nya.

Jingga masih heran mengapa setiap ia mengucap salam tak di jawab salam oleh mereka, tapi Jingga tidak banyak berpikir dan mengira mungkin karena di sana adalah kota. Jingga di tunjukan satu tempat duduk dan Jingga pun duduk di sebelah siswa laki - laki yang sedikit mirip dengan Gani beda nya Gani lebih kurus dan hitam.

"Halo Jingga, aku Christian." Sapa anak laki - laki yang mirip Gani sambil mengulurkan tangan nya.

Dari nama nya saja sudah bisa di tebak bahwa anak laki - laki yang mirip gani itu beragama non muslim, yang berarti tidak semua murid di kelas itu beragama Islam.

"Jingga." Sahut Jingga, dan menjabat uluran tangan itu.

Lalu kelas pun kembali di lanjutkan. Jingga yang baru pertama masuk tentu bingung, tapi ia ikut memperhatikan apa yang guru terangkan sambil ia juga menulis.

Sementara itu di rumah Delima..

Ika terlihat sedang menangis di kamar sambil bertelepon dengan seseorang, Nita yang melihat teman nya menangis pun menjadi ikut panik karena Ika menangis sampai meraung raung.

"Aku nggak mau! Pokok nya harus nikah bulan depan!" Ujar Ika.

Nita pun akhirnya keluar untuk melanjutkan pekerjaan nya daei pada melihat Ika yang menangis. Dan di luar kamar itu pelayan tua tampak sedang memotongi bahan pangan yang akan di masak, ia sama sekali tak terganggu dengan suara tangisan Ika padahal sangat keras.

"Kenapa temenmu?" Tanya pelayan tua pada Nita tanpa melirik sama sekali.

"Minta nikah, mbok. Tapi minta nya dadakan, pacar nya nggak mau nikah dulu katanya." Sahut Nita dengan logat jawa medok nya.

"Emang nya nikah kayak beli kerupuk." Sahut pelayan tua itu.

"Lah iya, Ika nya marah - marah terus dari pagi, padahal semalem mereka telponan tapi masih baik - baik aja." Ujar Nita.

Pelayan tua itu hanya tersenyum miring mendengar sahutan Nita. Entah apa arti dari senyuman nya, Nita sendiri tidak melihat bahwa pelayan tua itu tersenyum miring.

"Jan, minta nikah kok begitu? Di kira ndak butuh modal gede, Ika.. Ika.." Gumam Nita.

Dan singkat cerita.. Sekolah sudah selesai, Jingga berjalan menyusuri koridor sekolah menuju ke gedung sebelah dimana Raka berada. Tapi Jingga sudah merasa tidak nyaman karena ia merasa di ikuti dari belakang, hanya saja Jingga acuh dan terus berjalan ke depan.

"Jinggaaa.."

Bahkan Jingga mendengar suara mengerikan yang dia dengar dulu, tapi dia tidak menghiraukan nya dan terus berjalan dengan cepat, sampai tiba - tiba.

"Jingga!"

"AAAA!!" Jingga terkejut ketika seseorang menepuk pundaknya.

"Kamu kenapa? Aku panggilin malah jalan nya tambah cepet." Ujar seorang yang rupanya adalah teman kelas Jingga yang bernama Putri.

"Astaghfirullah.. Maaf Put, aku kurang fokus." Ujar Jingga, ia mengusap dadanya.

"Kok kamu kayak orang ketakutan? Ada yang jailin kamu?" Tanya Putri.

"E- enggak ada, aku cuma lg ngelamun aja tadi." Sahut Jingga.

"Jangan ngelamun, ini udah sore. Kamu mau kemana? Kok ke gedung sebelah?" Tanya Putri.

"Nyamperin abangku." Sahut Jingga.

"Oo.. Aku pikir kamu salah jalan, ternyata kamu punya abang di sekolah ini. Ya udah aku duluan ya, jangan ngelamun lagi Jingga." Ujar Putri.

"Iya, Put. Makasih.." Ujar Jingga.

"Assalamualaikum, Jingga." Ujar Putri.

"Wa'alaikumsalam, Putri." Sahut Jingga, akhirnya dia bertemu dengan teman yang seiman.

'Astaghfirullah, masa aku udah di Jakarta masih di ganggu suara itu.' Batin Jingga, ia lalu pergi dari sana.

BERSAMBUNG..

1
Susilawati
sebelumnya aku paling males kalo.baca cerita horor, tapi pas baca cerita ini jadi tertarik karena cerita nya bagus banget.
Susilawati
Thor mana nih lanjutan nya
Aisya Saleh
lanjut thor,episod seterusnya
Susilawati
lanjut thor
Susilawati
jgn2 benar nih si Airlangga berkhianat atau mungkin kah Delima nya sendiri yg berkhianat.
baguslah Ilham nggak bilang kalo jingga tinggal di rumah nya, seperti nya jingga akan aman di sana
Irkham Maulana
kalo udah punya perjanjian dengan iblis maka seluruhnya sudah sama seperti iblis pula...hanya wujudnya saja yang manusia..hati jiwa dan pikiranya sudah sama kaya setan
Susilawati
orang kalo sdh gila harta lupa akan segalanya bahkan sdh tdk punya hati nurani lagi, sekarang bi Rokayah lagi yg di jadi kan kaki tangan nya, semoga aja sebelum bi Rokayah terlibat ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa cepat bertindak.
YNa Msa
pelayan Tua yg jadi pengganti Jingga, Makanan Kunkun Merah
Susilawati
makin seru 👍
di tunggu kelanjutannya Thor
Susilawati
nah kan, akhirnya Bu delima kena karma dari perbuatannya, kayaknya Bu delima bakalan ber nasib sama seperti adiknya Sari, tapi nggak adil kalo cuman Bu Delima aja yg kena harus nya pak Airlangga juga. ternyata benar si pelayan tua pun ikut terlibat dan akhirnya dia juga mengalami nasib tragis seperti korban2 yg di tumbal kan.
semoga aja ustadz Sholeh dan ayahnya Ilham bisa membantu menghentikan pesugihan nya ortunya Raka, biar nggak ada lagi korban2 berjatuhan
Ratna Jumillah: Tenang kak, akan ada masanya manusia serakah dapet karma.
total 1 replies
Susilawati
apa Bu delima terluka parah ya
Susilawati
pasti ustadz Sholeh kaget pas ketemu sama jingga.
YNa Msa
kemungkinan Mahluk Raksasa Teman Ny Jingga
YNa Msa
Luka Ny Buah Delima Jadi Busuk x
YNa Msa
Semoga Mahluk Raksasa ini Bisa Membantu Menjaga/ Menolong Jingga
Susilawati
apa mungkin yg di cari Bu delima keris milik nenek Rumi ya.
nah kan pada akhirnya si pelaku pesugihan juga di serang sama hantu nya
jingga beneran harus berhati2 nih, dan semoga aja ayah nya Ilham bisa bantu jingga.
YNa Msa
Karena ke Seringan d kasih Tumbal Jadi ketagihan Kunkun Merah Ny
YNa Msa
Nagih karena Tumbal Ny Telat,, knp ga Buah Delima Sendiri yg d Ambil
Susilawati
Tuh kan benar ortu nya Raka melakukan pesugihan dan jingga calon tumbal nya, jgn2 nanti bakalan di jadi kan penganten nya si gendoruwo dan Raka lah yg jadi titisan si gendoruwo nya, maka nya jingga di suruh satu kamar sama Raka.

Selamat hari raya Iduk Adha Thor, mohon maaf lahir batin 🙏
Ratna Jumillah: Selamat hari raya idul Adha juga, kak.. 🙏🏻😁
total 1 replies
Susilawati
jingga kan bisa ngaji, sering2 bawa ngaji/baca doa biar hantu2 nya pada takut mendekati jingga.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!