Kisah dua anak manusia yang ditemukan karena takdir.
Sekartaji adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dia adalah satu-satunya yang belum menikah di usianya yang ke 27 sementara kedua kakak dan adiknya sudah punya pasangan masing-masing. Sekar tidak ada keinginan menikah karena baginya pria jaman now red flag semua.
Danapati, seorang pengusaha berusia 34 tahun, belum mau menikah karena menunggu wanita yang membuatnya jatuh cinta.
Bagaimana jika dua orang yang tidak mau menikah tapi dipertemukan oleh takdir?
Disclaimer. Ini bukan cerita rakyat Jawa ya. Hanya cerita komedi unfaedah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang Benar Yang Mana?
Pagi ini Sekartaji sudah tiba di kantornya dan mulai memeriksa semua laporan mesin-mesin yang sudah tiba di setiap negara. Diakuinya, meskipun dia seorang perempuan, tapi otak dan kemampuannya setara dengan laki-laki. Sekartaji dikenal di tim sebagai orang paling teliti soal mesin. Kelemahannya hanya kalau lapar, semua orang kena semprot. Akibatnya, Roy selalu sedia wafer atau coklat atau roti kalau muka Sekartaji sudah manyun.
Tak heran jika Roy sering disebut penyelamat Omelan Sekartaji. Roy memang senior Sekartaji tapi dia mengakui kemampuan gadis itu. Hari ini mereka tidak ke hangar tapi tetap di ruang kerja untuk mendapatkan evaluasi dan laporan perusahaan maskapai penerbangan.
Sekartaji dengan fasihnya berbahasa Perancis dengan perusahaan Boeing disana yang sudah mendapatkan mesin itu. Tinggal pemasangan dan tak lama pesawat itu akan menjadi pesawat terbaru Air France.
"Merci beaucoup, Monsieur," senyum Sekartaji yang senang karena mesin yang di buat disini dan dia inspeksi, mendapatkan penilaian baik dari Boeing Perancis. Gadis itu menutup gagang telepon nya dan merenggangkan kedua tangannya.
"Alhamdulillah, Boeing Perancis yang bawel sudah oke dengan mesin yang kita periksa dua bulan lalu. Sudah sampai di Toulouse dengan selamat dan sekarang tinggal mereka yang ribet!" ucap Sekartaji ke semua rekannya.
"Alhamdulillah ... Perasaan Boeing Perancis paling rewel dibandingkan yang di negara lain ya," ucap salah satu rekannya.
"Embyeeerrr! Le cerveau fondamental de Marie-Antoinette mais le corps de Napoléon! Entre les fesses et le cerveau, ça devient un con ( Dasar otak Marie Antoinette tapi badan Napoleon! Antara bokong dan otak dekat itu jadinya tukang ngeyel )!" omel Sekartaji.
"Gue kagak tahu elu ngomong apaan tapi kalau versi Suroboyoan antara Jan bla bla bla dan Diam bla bla bla kan?" goda Roy yang memang orang Surabaya dan besar di daerah Wonokromo. Tidak heran kadang keluar premannya karena kakeknya dulu mantan preman pasar Wonokromo. Beruntung kedua orang tuanya mendidiknya dengan bagus dan dia sekolah dengan benar hingga masuk ITS lewat beasiswa. Roy tidak pernah malu bercerita kalau kedua orangtuanya pedagang di pasar.
"Bapakku boleh bakul di pasar tapi anaknya bakul mesin pesawat. Hahahaha!" Roy selalu bilang begitu karena ingin menunjukkan bahwa dia bangga pada orang tuanya yang melek pendidikan anaknya.
Sekartaji tahu, Roy mengirimkan sebagian gajinya untuk kedua orangtuanya yang sudah dibelikan sawah dan kebun di Jombang, asal ayahnya. Bahkan ayah dan ibunya membangun rumah disana untuk pensiun sambil panen dari kebun serta sawahnya.
"Kagak ilang-ilang logat Jawa Timuran lu ya Roy," goda rekannya.
"Jatim pride !" balas Roy bangga membuat semua orang tertawa. "Sekar wong Jowo, Solo. Aku arek Suroboyo, terus sampeyan nyong Ambon, Betawi dan orang Batak. Bhinneka Tunggal Ika tho?"
"Indonesia Pride!" ucap semua orang karena memang tim mereka dari berbagai suku bangsa.
"Eh Sekar, katanya papamu mau dipindah ke Hongkong?" tanya Jujung yang orang Batak.
"Kok Bang J tahu?" balas Sekartaji.
"Lha, bini gue kan asisten sekretaris Pak Rama. Tahu lah!" jawab Jujung.
"Iya, Alhamdulillah papa diberikan kepercayaan ke Hongkong."
"Wah, kamu sendirian dong Sekar," ucap Roy.
"Tenang saja. Aku kan kuat!" senyum Sekartaji sambil mengangkat tangannya macam atlet binaraga.
"Jangan lupa cobain bubur seribu tahun disana. Eh, tapi itu nggak halal ding," gumam Jujung.
"Gile lu Ndro ! Bokapnya Sekar itu sudah haji!" protes Roy.
"Iya ... Iya. Maaf," ucap Jujung tidak enak. "Sorry ya Sekar. "
"It's okay. "
Sekartaji tidak menyalahkan Jujung karena dia pernah dinas ke Hongkong.
Suara ketukan di pintu ruang kerja itu membuat semua orang menoleh dan tak lama wajah resepsionis di perusahaan muncul dari baliknya.
"Sorry menganggu."
"Tidak apa-apa Ima. Ada apa?" tanya Roy.
"Mau ketemu sama mbak Sekar sebentar," jawab Ima yang berjalan mendekati meja Sekartaji.
"Ada apa Ima?" tanya Sekartaji bingung karena Ima jarang ke ruangannya.
"Kak Sekar .... " Ima berbisik ke dirinya dan Sekar tampak terkejut.
"Kapan?"
"Sore nanti. Ini hanya untuk kak Sekar. Jadi aku bisik tetangga," kerling gadis berusia 23 tahun itu.
Sekartaji mengangguk. "Aku nanti kesana. Terima kasih Ima."
"Aku pergi dulu. Bye cak Roy ...." Ima mengedipkan sebelah matanya ke Roy yang gelagapan. Gadis itu pun berjalan keluar dengan gaya centil.
"Huuuuu Cak Roy yaaaa ..." goda semua orang membuat wajah Roy merah padam.
Sekartaji hanya tertawa tapi dalam hatinya dia merasa kesal karena Boss pusat seenaknya saja bikin acara unfaedah.
***
Sekartaji menjalankan mobilnya ke gedung pusat guna menemui Danapati. Gadis itu memang sengaja memblokir nomor Bossnya karena hari ini dia harus berurusan dengan banyak perusahaan asing dan fokus dengan bahasa berbeda. Sekartaji memang bisa berbahasa Perancis dan Jerman selain bahasa Inggris. Itu menjadi nilai tambah saat dirinya mendapatkan tawaran dari AirEngine Ltd bahkan sebelum dia lulus sarjana.
Gadis itu pun tiba di gedung utama AirEngine Ltd lalu masuk ke dalam parkir basement dan dia turun dari mobilnya setelah parkir cantik. Sekartaji melihat mobil Danapati di jejeran parkir khusus VIP.
Tumben parkir basement. Biasanya juga diluar - batin Sekartaji.
Sekartaji pun masuk ke dalam lift setelah memperlihatkan ID card nya ke Satpam yang berjaga disana. Tak lama dia tiba di lantai tempat ruang kerja Danapati dan sekretarisnya meminta dirinya untuk menunggu.
Sekartaji pun duduk di sofa empuk itu sambil melihat foto-foto pesawat yang menjadi klien perusahaan tempat dia bekerja.
"Nona Sekartaji Kusumoadi diijinkan masuk oleh Pak Danapati," ucap sekretaris itu.
"Terima kasih." Sekartaji pun berdiri dan berjalan ke pintu ruang kerja Danapati. Dia mengetuknya dan membuka pintunya.
Danapati tersenyum ke arah Sekartaji yang datang. "Selamat sore Nona Sekartaji," senyum Danapati. "Silahkan masuk."
"Se ... Selamat sore pak Danapati. Ada apa ya pak?" Sekartaji pun melangkah masuk dan dia terkejut karena Danapati tidak sendirian!
"Eyang ... Inilah gadis yang mau aku nikahi!" ucap Danapati sambil berjalan ke arah Sekar dan memegang bahu gadis itu.
Sekartaji melongo. "Pak Danapati!"
Danapati hanya tersenyum sambil meremas bahu Sekartaji.
Adipati Prayitno menatap bingung ke arah cucunya dan insinyur kebanggaannya.
"Kalian ... Serius?" tanya Adipati Prayitno.
"Ya!"
"Tidak!"
Adipati Prayitno menaikkan sebelah alisnya. "Yang benar yang mana ini?"
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️