NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Tring...

Saat Yoto ingin berkata lebih lanjut, handphonenya berdering. Telepon itu berasal dari perusahaan di Malaysia.

“Maaf banget, aku harus angkat telepon ini. Soalnya penting dari Malaysia. Kalau kamu bisa menunggu aku, aku minta waktu kamu lima menit ya.”

“Ya udah, nggak apa-apa. Aku kasih kok waktu aku ke kamu. Lagian kan kamu juga sibuk, dan aku juga merasa nggak enak udah mengganggu kehidupan kamu. Maafin aku ya, Yoto.”

“Kamu bicara apa sih? Bukan maksud aku kamu mengganggu. Aku cuma minta waktu kamu lima menit, nanti aku balik lagi ke sini, oke?”

“Ya sayang, tenang aja. Lagian aku nggak aneh-aneh kok. Kamu kan tahu bagaimana aku sama kamu.”

Yoto hanya tersenyum dan pergi. Senyuman itu dibalas oleh Yola. Tak lama, Yola menatap Yoto dengan tatapan lekat nan erat.

“Halo, ada apa?”

“Maaf, Pak, sudah mengganggu waktu Bapak. Jadi gini, Pak, perusahaan di Malaysia lagi ada ketidakseimbangan karena ulah Pak Leon. Bagaimana ini, Pak?”

Yoto yang mendengar itu hanya smirk dan tidak berkata apa-apa. Ia lalu melihat handphone satunya. Dalam hitungan kurang dari satu menit, perusahaan Yoto di Malaysia kembali normal.

Yoto, yang lulusan terbaik di bidang sistem, pasti dapat berpikir cermat saat ada serangan dadakan seperti sekarang.

“Sudah, kamu tenang saja. Coba kamu sekarang lihat di sistem bagaimana perkembangan modal kita yang ada di Malaysia.”

“Loh, Pak, tadi saya lihat menurun. Kok sekarang malah naik ya, Pak? Gara-gara apa, Pak? Apa saya salah lihat?”

“Yang kamu lihat itu benar. Tapi sekarang sudah saya perbaiki. Sistem kita tadi sedang dilacak sama Leon. Kamu tenang aja, pokoknya kalau ada yang berhubungan sama dia, langsung kasih info ke saya. Dan jangan panik, ingat.”

“Baik, Pak. Makasih ya, Pak, sudah memberikan keringanan buat saya. Saya juga minta maaf karena kelalaian saya, jadinya sistem kita hampir saja diambil sama orang lain.”

Yoto hanya tersenyum mendengar perkataan pegawainya. Walaupun sudah lama kenal, Yoto tidak mau langsung memarahi atau bertindak tidak adil.

“Ya sudah, kalau gitu kamu boleh balik lagi ke kerjaan kamu. Kalau ada apa-apa, kasih tahu saya.”

“Baik, Pak. Kalau ada apa-apa pasti saya akan info lagi ke Bapak. Terima kasih, Pak.”

Telepon terputus begitu saja. Yoto pun kembali kepada Yola. Namun saat kembali, Yola sudah tidak ada di tempat. Yoto bingung ke mana Yola pergi sampai akhirnya ada pesan masuk.

Pesan dari Yola:

“Yoto, aku pergi sebentar ya, soalnya Leon nyari aku terus. Nanti kalau ada apa-apa aku udah share loc ke kamu. Aku minta tolong ke kamu ya, kalau misalkan dia macam-macam sama aku. Kamu mau kan bantuin aku?”

Yoto tersenyum membaca pesan itu. Ia tidak menyangka Yola akan sejauh itu melibatkan dirinya.

Ternyata di hati Yola masih ada Yoto. Yoto sempat mengira Yola sudah tidak mencintainya lagi dan membuangnya. Tapi ternyata masih ada benih-benih cinta di antara mereka.

Balasan Yoto:

“Iya, tenang aja. Kemanapun kamu berada, aku pasti selalu bantuin kamu kok. Aku selalu ada di sisi kamu sampai kamu nggak membutuhkan aku lagi.”

Yola membaca pesan itu dan tersenyum semeringai. Sementara Leon, yang berada di samping Yola, merasa sebal melihat kelakuannya.

“Kamu mau makan apa? Dari tadi aku nungguin kamu jawab, tapi kamu nggak jawab-jawab. Aku ngomong tuh kamu tahu nggak sih? Kalau orang lagi ngomong, hargain kek!”

“Ya kamu kalau mau makan, ya makan aja. Kan aku cuma nemenin kamu. Lagian aku udah makan kok. Kamu kenapa sih ribet banget? Biasanya juga makan sendiri.”

“Aku lagi mau merayakan kemenangan aku. Makanya aku ngajak kamu makan bareng.”

Yola bingung dengan perkataan Leon. Apa maksud dari kemenangan itu? Leon mencoba menutupi kebahagiaannya, sementara Yola justru merasa Leon agak aneh.

Sebenarnya Leon merasa senang karena berhasil membajak sistem Yoto. Namun kegembiraannya sirna karena sistem itu berhasil digagalkan oleh kepintaran Yoto.

Leon mencoba mengecek handphonenya lagi, memastikan apakah sistem bisa dilacak. Ternyata sudah terbatalkan. Hal itu membuat Leon semakin sebal terhadap Yoto.

Yola benar-benar tidak habis pikir dengan Leon. Entah kenapa setiap perbuatannya selalu bikin bete dan kesal.

“Kamu mau makan apa sih? Kalau mau makan tuh buruan pesan, jangan lama-lama. Aku udah capek tahu nungguin kamu. Pekerjaan aku tuh banyak, nggak cuma ngurusin kamu doang. Kamu tuh kayak bayi tahu nggak, harus diurusin!”

“Kan aku udah bilang sama kamu, aku itu lagi mau ditemenin. Aku udah memenangkan sesuatu, tapi nggak jadi gara-gara sistemnya terbatalkan.”

Yola makin aneh mendengar perkataan itu. Seakan Leon keceplosan. Akhirnya, Yola mencoba menanyai lebih detail.

“Maksudnya sistem terbatalkan itu apa? Aku nggak ngerti. Emang kamu melakukan hal apa sampai sistemnya dibatalin? Kamu nggak lagi berbuat aneh kan sama orang-orang?”

Leon hampir ketahuan. Ia hanya diam, kicep, tidak bisa berkata apa-apa. Ia mencoba berpikir cara agar Yola tidak bertanya lagi.

Yola sudah berada di titik jenuh. Tingkah laku Leon benar-benar membuatnya risih.

Setelah selesai makan bersama Leon, Yola menatapnya sebentar lalu pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

Leon baru sadar istrinya meninggalkannya satu jam yang lalu. Namun ia tetap tidak peduli. Justru ia pergi ke rumah sekretarisnya, Erlin.

Sesampainya di rumah Erlin, ia mengetuk pintu keras-keras.

Erlin kaget. Bunyi ketukan yang begitu keras membuatnya takut tetangga keluar untuk melihat.

“Leon, kamu kenapa sih berisik banget? Kan aku udah bilang ke kamu, jadi orang tuh jangan berisik. Bisa nggak sih diam aja? Kalau mau masuk rumah, tinggal masuk aja. Kamu kan punya kunci.”

“Maafin aku ya, Erlin. Aku lagi pusing banget. Aku butuh kamu. Aku capek sama istriku. Dia nggak berguna. Dia cuma mau menjual dirinya ke pria lain, bukan sama suaminya sendiri.”

Erlin merasa lebih unggul dari Yola. Tapi ia berpura-pura kasihan agar Leon cepat menceraikan Yola.

“Ya udah, masuk dulu. Aku nggak enak kalau tetangga lihat.”

Leon pun masuk. Di dalam, ia manja kepada Erlin. Erlin merasa senang dengan kemanjaan itu.

Ia berpikir, mungkin inilah saatnya membicarakan soal perceraian Leon dengan Yola. Apalagi Erlin takut perutnya semakin membesar hingga tak muat memakai baju pernikahan.

“Leon, kamu tahu kan kalau aku lagi hamil anak kamu?”

“Terus kenapa, sayang?”

“Aku takut nanti nggak bisa pakai baju pernikahan kita. Gimana kalau kita menikah sekarang aja, dan kamu ceraikan istri kamu? Kayaknya istri kamu juga udah nggak mencintai kamu lagi deh. Bukannya kata kamu dia sudah punya pria lain yang dia cintai? Kalau nggak salah, pria itu masa lalunya, kan?”

Entah kenapa Leon kesal mendengar ucapan Erlin. Walaupun benar, ia tak menyangka masa lalu bisa kembali begitu saja. Apalagi, pria masa lalu Yola terlalu pintar untuk dibodohi.

“Erlin, aku mau nanya. Tadi aku coba melacak sistem perusahaan Yoto, tapi kenapa nggak bisa ya? Dia pinter banget sampai bisa batalkan sistem itu, padahal udah tinggal 99%.”

“Kalau soal itu mungkin servernya bagus. Jadi agak sulit diretas. Tapi bukan berarti nggak mungkin. Aku yakin dia sudah ganti servernya dengan yang lebih baik.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!