NovelToon NovelToon
Maverick Obsession

Maverick Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Obsesi / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Oveleaa_

Maura seorang asisten pribadi, mendapati dirinya terperangkap dalam hubungan rumit dengan atasannya, Marvel-seorang CEO muda yang ambisius dan obsesif. Ketika Marvel menunjukkan obsesi terhadap dirinya, Maura terperangkap dalam hubungan terlarang yang membuatnya dihadapkan pada dilema besar.

Masalah semakin pelik ketika Marvel, yang berencana bertunangan dengan kekasihnya, tetap enggan melepaskan Maura dari hidupnya. Di tengah tekanan ini, Maura harus berjuang mempertahankan batas antara pekerjaan dan perasaan, sekaligus meyakinkan keluarganya bahwa hubungannya dengan Marvel hanyalah sebatas atasan dan bawahan.

Namun, seberapa lama Maura mampu bertahan di tengah hasrat, penyesalan, dan rahasia yang membayangi hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oveleaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

“Sepertinya kalian sedang asik sekali. Apa yang kalian bicarakan?”

Suara Jesica terdengar renyah, tetapi cukup membuat Maura terlonjak. Gelas lemon tea di tangannya hampir tumpah. Ia buru-buru menaruhnya kembali ke meja, lalu mendongak menatap Jesica yang sudah berdiri anggun di depannya. Rambut panjangnya berkibar ditiup angin laut, kacamata hitam bertengger manis di wajahnya, dan senyum tipis yang membuat Maura panik.

Rio segera bangkit dari kursi, menunduk sopan. “Nona Jesica.”

“Duduklah, Rio. Tidak usah kaku begitu.” Jesica melirik sekilas, lalu kembali menaruh perhatiannya pada Maura. “Aku tidak tahu kalau kalian sudah sedekat ini.”

Maura menegang. Ia bisa merasakan darahnya berdesir cepat. “Tidak, bukan seperti itu. Aku hanya—”

“Ngobrol.” Rio memotong santai, nada suaranya tenang. “Sekadar melepas panas, Maura juga tampak kelelahan.”

Maura melirik tajam ke arah Rio. Ia ingin menutup mulut pria itu dengan tangannya. Dia benar-benar tidak membantu, malah memperburuk kesalahpahaman, ucapannya benar-benar terdengar ambigu.

“Oh begitu?” Jesica menaikkan sebelah alisnya, lalu menarik kursi kosong dan duduk di samping Maura. Ia mencondongkan tubuh, menatap wanita itu dengan sorot penuh selidik. “Aku senang sekali kalau kamu bisa akrab dengan orang-orang di sekitar Marvel. Itu artinya kamu tidak merasa asing.”

“Aku tidak…” Maura hendak membantah, tapi lidahnya terasa kelu. Ia memang tidak dekat dengan siapa pun di kantor karena si brengsek Marvel itu melarangnya.

Dan sebelum ia bisa menjelaskan lebih jauh, suara berat yang sangat ia kenal bergema dari belakang.

“Apa yang kalian lakukan di sini?”

Marvel.

Nafas Maura tercekat. Ia bisa melihat pria itu berdiri di depan kedai, sudah mengenakan kemeja putih tipis yang lengan panjangnya digulung—sebelumnya bertelanjang dada—rambut acak-acakan karena angin laut. Dari ekspresi wajahnya, Maura tahu … ia sedang menahan amarah.

“Sayanb, sini. Duduk sama kami.” Jesica berseri-seri seolah tidak sadar ketegangan yang baru saja tercipta. Ia menepuk kursi di sebelah Maura.

Marvel melangkah mendekat, tatapannya tidak lepas sedikit pun dari Maura. Rio yang masih berdiri di samping segera memberi jalan, lalu memilih kembali menempatkan diri di belakang.

Maura menunduk, menatap meja, berusaha menghindari sorotan mata pria itu. Namun, Marvel tiba-tiba menarik kursi dan duduk di sisi lain, persis berhadapan dengan Maura, tempat Rio duduk tadi.

“Kenapa kamu di sini?” suaranya rendah tapi penuh tekanan.

“Aku…” Maura berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang, “Aku hanya butuh teduh sebentar. Panas sekali di luar.”

Marvel tidak menjawab. Ia bersandar ke kursi, menautkan jari-jarinya di atas meja, dan terus menatapnya lekat.

Jesica tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. “Sayang, kamu tahu tidak? Aku baru saja menemukan Maura dan Rio duduk berdua. Mereka terlihat akrab sekali!”

Perut Maura seolah diikat kuat. Ia menoleh cepat pada Jesica, berharap wanita itu berhenti bicara. Namun, Jesica semakin bersemangat.

“Kalau saja aku tidak datang, mungkin mereka akan lebih lama lagi ngobrol. Lucu ya, aku bahkan tidak tahu kalau Maura dan Rio bisa seakrab ini. Bukankah mereka sangat serasi, kenapa tidak jadian saja?”

Marvel tersenyum tipis, dingin, dan sama sekali tidak ramah. "Ya, mereka sangat serasi."

Maura menegakkan tubuhnya, cemas dengan nada suara itu. “Kalian salah paham. Tadi kami hanya—”

Marvel mencondongkan tubuh, menyela dengan nada rendah. “Apakah kamu merasa lebih nyaman bersama Rio daripada denganku, Maura?”

Pertanyaan itu menusuk langsung ke jantung. Maura ingin membantah, tapi lidahnya kaku. Jesica malah terkekeh. “Jangan menggoda asisten pribadimu seperti itu Marvel. Mereka hanya mengobrol.”

Namun tawa Jesica tidak membuat suasana lebih ringan. Justru sebaliknya, suasana menjadi semakin tegang.

Rio akhirnya angkat suara, meski suaranya tetap datar. “Saya hanya menemani agar Maura tidak kepanasan. Tidak ada yang lain.”

Marvel mengalihkan tatapannya ke Rio. “Tugasmu adalah mengawasi saya, bukan duduk manis menemaninya."

Rio membungkukkan badan. "Maaf, Tuan, saya lalai."

Marvel terkekeh samar, lalu bangkit dari kursinya. Ia meraih pergelangan tangan Maura dengan tiba-tiba, membuat wanita itu terlonjak kaget. “Kita pergi," ucapnya, mengabaikan tatapan bingung dari Jesica.

“Pak Marvel, lepaskan! Kamu menyakitiku!” Maura mencoba melepaskan diri, tetapi genggaman itu terlalu kuat.

Jesica berdiri, kaget melihat sikap tunangannya. “Marvel! Apa-apaan ini? Kenapa kamu kasar begitu?”

“Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,” ucap Marvel singkat tanpa menoleh. Lalu ia menarik Maura keluar dari kedai.

“Marvel! Aku bilang lepaskan!” Maura berteriak, membuat beberapa pengunjung menoleh penasaran.

Namun, Marvel tidak menghiraukan. Ia terus menyeret Maura melewati pasir pantai hingga ke sebuah area yang lebih sepi, di balik deretan pohon kelapa. Baru setelah itu ia berhenti, menatapnya tajam.

“Apa maksudmu duduk berdua dengan Rio?”

Maura menepis kasar tangannya, napasnya memburu. “Memang apa salahnya? Aku hanya butuh tempat teduh, Marvel! Dan kebetulan Rio ada di sana. Tidak ada yang salah!”

Marvel melangkah maju, mendesak Maura hingga punggungnya menempel pada batang pohon. “Apa kamu ingin Rio juga bernasib sama seperti Dave, huh? Teruslah membuat ulah, maka dengan sukarela saya akan mematahkan tangan dan kakinya."

Maura menatap balik dengan mata melotot nyalang. “Kamu gila! Aku dan Rio hanya berteduh, tidak melakukan hal lebih!"

Untuk sesaat, Marvel terdiam. Sorot matanya gelap, rahangnya mengeras. Lalu ia mendekatkan wajahnya, suaranya nyaris berbisik. “Bukan tidak, tapi belum. Kamu pikir saya tidak melihat apa yang kamu lakukan dengan Dave? Awalnya kalian hanya berbicara, lalu kamu berani duduk di pangkuannya dan menciumnya. Jalang sepertimu juga bisa melakukannya pada Rio. Jangan kamu pikir saya bodoh."

Marvel menarik napas dalam, menahan diri agar tidak meledak. Akan tetapi jelas, kecemburuan telah menguasainya. “Saya tidak peduli apa yang kamu katakan. Mulai sekarang, jangan pernah biarkan saya melihatmu bersama pria lain. Termasuk Rio.”

Tanpa menurunkan pandangan, Maura memberi tatapan menantang pada pria itu. “Kalau aku bilang tidak mau? Memangnya apa yang akan kamu lakukan, mengurungku, menyiksaku?" Kemudian ia tertawa sumbang seolah sudah tahu jawabannya.

Marvel menatapnya dalam-dalam, lalu tersenyum tipis. “Kalau perlu, iya.”

Sementara itu, Jesica berdiri di depan kedai dengan raut bingung. Ia tidak pernah melihat Marvel semarah itu hanya karena hal sepele. "Ada apa dengan bosmu itu, apa dia selalu bersikap seperti itu?" tanyanya pada Rio dengan nada kesal.

"Saya tidak tahu."

"Bagaimana, sih! Awas saja kalau mereka berani bermain-main di belakangku!"

1
Agnes Gulo
cerita nya sangat menarik kak, semangat utk UP 😍
Hennyy Handriani
bagus kok kk....💪💪💪
Hennyy Handriani
kapan upnya jangan lama" ya kk
IG: Oveleaa: siapp
total 1 replies
Hennyy Handriani
alurnya sangat bagus
IG: Oveleaa: terima kasih atas dukungan dan ulasan positifnya, Kak♥️
total 1 replies
Hennyy Handriani
Makin menarik nih
Hennyy Handriani
alurnya bagus banget💪
SweetPoison
Gimana bisa ceritanya sebagus ini, bikin aku ketagihan bacanya thor!
Dama9_
Menyentuh
Ermintrude
Buat mood pembaca semakin bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!