Azalea Madison gadis yang berumur 17 tahun lebih itu, sangat gencar dengan hobby nya yaitu mengejar cinta dari seorang cowok yang berperawakan sangat tampan yang tak lain adalah Devano.
Azalea sudah mencintai Devano secara terang-terangan dan ugal-ugalan sampai Devano lelah sendiri melihat tingkah Azalea.
Namun siapa sangka setelah dua tahun lebih Devano mengabaikan Azalea, akhirnya ia mulai menyadari keberadaan Azalea, setelah terjadinya insiden dimana Devano tanpa sadar mencium bibir Azalea. Dan dari sanalah tumbuh rasa cinta pada Devano "hebat banget ciuman gue sampai Lo balas cinta gue" ucap Azalea saat cowok itu mengajaknya pacaran.
Gimana? seru ngak?
Yuk kepoin🤟🏽🤟🏽
Btw ini cerita pertama aku, jadi masih banyak kata baku hehehhe.
Ini asli dari khayalan aku sendiri, jadi ngak ada disini yang plagiat.
So kalau ada kesamaan tokoh, karakter, atau apa itu bukan kesalahan yang disengaja 🙏
Mohon dukungan nya sayyyy🫶🫶🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Medicine (2)
Bagaimana kabar kalian?
Happy Reading guys <3
Devano kembali ke ruang tengah, dimana kedua gadis yang ia tinggalkan tadi.
"sini dulu Lea nya" ucapnya lalu mengambil Azalea dari pelukan Naura.
Naura mengangguk entah apa yang gadis itu pikirkan.
"tadi Lea diapain?" tanya Naura sambil memperhatikan Devano yang kini mengelus elus rambut Azalea dari dahi ke belakang kepala Azalea Gadis itu tertidur dengan mata yang masih berair.
"ngak usah dibahas" ucap Devano diangguki Naura. Biarlah nanti Azalea yang menceritakan nya sendiri.
"gue mau balik ke sekolah"
"masih jam sepuluh juga, titip Azalea dulu ya, nanti gue jemput kayaknya di nginap di apartemen gue seminggu ini" jelas Naura
"bonyoknya?" bingung Devano
"oh kata Lea tadi, liburan mereka diperpanjang satu Minggu lagi" ucapnya lagi.
"oh oke" Naura mengangguk lalu mulai melangkah kan kakinya meninggalkan dua sejoli berbeda genre itu.
Devano menghela nafas panjang
"andaikan gue langsung nyamperin lo tadi, pasti ngak bakal gini" ucapnya menyesal.
Beberapa menit kemudian Azalea mulai membuka matanya. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Devano. Rasa terhina, dan mengkhianati Devano kembali ia rasakan.
"minum dulu ya " ucap Devano lembut sambil membantu Azalea duduk dengan tegak.
Azalea meminum minuman yang Devano sediakan.
Pikiran bahwa Devano akan meninggalkan ia setelah ini, sedang berkecamuk di otak nya.
"sini dulu mukanya" ucap Devano lembut.
Devano menangkup wajah Azalea, lalu mengelus bibir Azalea yang bengkak dan sedikit terluka.
"sakit?" tanya nya diangguki Azalea.
Cup
Azalea memejamkan matanya saat Devano mencium bibirnya lembut, dan dengan lumatan yang cowok itu ciptaan.
"kasihan banget pacar aku" ucapnya setelah menyudahi ciuman nya. Devano mengelus pipi Azalea dengan hatinya yang juga merasakan sakit.
"jangan marah" ucap Azalea setelah sekian lama terdiam.
"ngak papa, lain kali hati hati " Ucapnya.
Hanya itu yang mampu mulutnya ucapkan.
"aku ngak mau kamu sedih lagi, aku udah ikhlas in"
ucap Devano lalu memeluk Azalea, sebisa mungkin ia menutupi rasa dendam terhadap Dito, didepan Azalea.
"sekarang kamu mandi, trus ganti baju baru tidur." ucap Devano
"kenapa tidur?" ucap Azalea bingung
"nih mata kamu bengkak, bibir kamu bengkak"
"kamu tidur aja ya, nanti Naura jemput katanya, aku masih ada urusan " jelas Devano
"tiduri" ucap Azalea memegang tangan cowok itu.
"ha?" Devano bingung, maksudnya bagaimana?
"ck maksud aku tunggu sampai aku tidur" jelas nya kesal, cowok ini selalu negatif thinking padanya.
"yaudah ayo " Ajak Azalea sambil merentangkan tangan nya.
Dengan sigap Devano menggendong Azalea seperti koala, dan mengantar nya ke kamar gadis itu.
"ishh" Azalea berdesih merasakan ngilu di bagian dadanya, saat turun dari gendongan Devano.
"ada yang sakit?" tanya Devano khawatir
"sakit?" tanya cowok itu saat melihat Azalea memegang bagian dadanya walau hanya sekilas.
"dia remas kuat banget tadi" kini bibir cantik nya kembali melengkung kebawah, pertanda gadis itu terluka.
Azalea tidak tau kah? bahwa penuturan nya sangat sakit didengar oleh Devano.
"nanti aku pukul orang nya lagi, jangan nangis oke?" ucap Devano sambil mengelus pipi gadis itu.
Azalea mengangguk "aku mandi dulu ya, kamu tunggu disini" pinta Azalea lalu pergi ke mengambil baju gantinya, dan berlalu ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Devano kini hanya diam memperhatikan Azalea, sampai gadis itu hilang dari pandangan nya.
"aku ngak bakal biarin itu saja baby" monolog nya.
Devano kini sibuk dengan telepon genggamnya.
Ia sibuk dengan handphone, sampai tidak sadar bahwa Azalea sedari tadi sudah duduk di samping cowok itu
"sibuk banget kayak nya" ucap Azalea dan berhasil mengalihkan pandangan Devano.
Devano terpaku melihat gadis didepannya ini.
Baju dengan model yang sama dengan pakaian yang Azalea pakai saat pertama kali Devano datang kerumahnya.
Devano mendekat dan tepat wajah nya sangat dekat dengan Azalea.
"ayo tidur" ucapnya sambil mengelus surai hitam milik Azalea.
Azalea mengangguk lalu bergerak menuju kasur, dan membaringkannya badang nya.
Devano tersenyum sambil mengikuti gadis itu berbaring. Devano membawa Azalea ke dekapan, tangan nya setia mengelus punggung gadis itu.
"maaf" ucap gadis itu beberapa kali.
"ngak papa sayang, cepatlah tidur" ucap Devano diangguki Azalea.
Beberapa saat kemudian, Devano kini mendengar dengkuran halus dari mulut kekasihnya. Azalea tidur dengan mata dan bibir bengkaknya.
Devano menghela nafas panjang.
"i love you for a thousand years"
Cup
Devano mencium kening Azalea lama dengan perasaan yang campur aduk.
Devano memperbaiki posisi tidur Azalea, lalu pergi meninggalkan gadis itu.
***
"dari mana lo?" tanya Amanda saat melihat Naura kembali ke sekolah saat jam istirahat.
"ngak ada urusan tadi" ucapnya
"Azalea mana?" tanya Elena pasalnya sedari tadi Azalea belum kembali, katanya ke perpustakaan tapi sampai sekarang belum kelihatan batang hidungnya.
"dia sakit, lagi dirumahnya" jelas Naura
"pantesan mata lo merah" ucap Amanda diangguki Naura. Amanda dan Elena tau betapa cengeng nya gadis itu jika bersangkutan dengan Azalea.
"tadi Dito dibawa ke Rumah Sakit sama Marvin dan yang lain" ucap Amanda
"gue tau ini bersangkutan dengan Azalea, tapi sedikit pun kalian ngak pernah ngasih tau gue sama Elena. Menurut lo kita masih pantas di sebut sebagai sahabat?" ucap Amanda lalu pergi dari kelas mereka, meninggalkan Elena dan Naura.
Amanda sudah memendam ini selama bertahun tahun. Amanda rasanya bersahabat dengan Naura dan Azalea, namun kedua itu selalu saja beda sendiri. Azalea hanya memperbolehkan Naura dan mamanya memanggil nya dengan sebutan Lea, namun dia dan Elena tidak ia bolehkah. Itukah sahabat? dan lagi Azalea ada masalah, namun hanya Naura yang tau , bukan kah Amanda dan Elena sebagai sahabat mereka juga layak untuk tau?
"maafin Amanda yah, dia lagi badmood kayaknya"
"gue susul bentar ya, takut nya ia kesurupan " ucap Elena berusaha mencairkan suasana canggung ini.
"menurut lo kita masih pantas disebut sebagai sahabat?"
Ucapan itu mampu memenuhi pikiran Naura. Dia sadar betul apa maksud dari ucapan Amanda.
"sorry" monolog nya.
****
Devano dengan perasaan marah, kini kakinya berjalan cepat menuju ruangan Dito.
"eh bos lo udah datang?" tanya Lucas namun tak di gubris oleh Devano. Cowok itu menerobos masuk menuju ruangan Dito, namun Lucas dan Marvin segera mencegah nya.
"awas bangsat, gue mau kasih pelajaran sama bajingan itu" ucapnya dengan marah saat Marvin dan Lucas menghalangi nya.
"sabar bos sabar, ini rumah sakit" ucap Lucas dengan kalang kabut. Beginilah Devano jika sesuatu yang sudah ia anggap berharga, di usik oleh orang lain.
"Awas anjing, kuping lo berdua ngak berguna?" sarkas nya
"Tenang Dev dia masih ditangani, tadi dia hampir mati tau ngak?" ucap Marvin.
"gue ngak peduli, mati aja sekalian " ucap Devano
Bugh
Dengan keras ia memukul tembok itu dengan tangan nya, berharap emosinya sedikit mereda.
"Duduk dulu, emosi ngak bisa menyelesaikan masalah" tegas Marvin sambil membawa cowok itu duduk.
"dia ngelecehin cewek gue" ucap Devano membuat Marvin dan Lucas terkejut bukan main. Pantas saja Devano semarah ini.
"sialan banget itu cowok" ucap Lucas marah saat mendengar penuturan Devano. Sekarang ia tau kenapa Devano melarangnya melihat Cctv itu.
"kuburan pun tak pantas jadi tempat terakhir nya" ucap Devano dengan hati yang dikuasai rasa amarah.
"lo boleh kasih ganjaran buat dia"
"tapi jangan kasih tangan bersih lo, untuk bunuh dia" jelas Marvin.
"lo di pihak dia?" tanya Devano dengan menatap Marvin tak suka.
Marvin menggeleng "gue kasihan sama Azalea, nanti punya pacar pembunuh" ucap Marvin
"ck sialan lo" Devano kesal mendengar penuturan Marvin, walau hatinya mengiyakan perkataan itu.
Ceklek
"dengan keluarga pasien" ucap sang Dokter yang baru saja keluar dari ruangan Dito.
"saya dok teman nya" ucap Lucas
Dokter itu menghela nafas nya mampu membuat Marvin dkk tegang
" seluruh tim dokter telah berusaha maksimal, tetapi Tuhan yang menentukan, pasien dinyatakan meninggal dunia, karena pukulan yang terkena ulu hati pasien menyebabkan gagal nafas" jelas dokter dengan terbata-bata.
Deg
Devano menegang.
Noh Azaleaa makanya jangan terlalu berharap dgn lelaki,semua gak bisa dipercaya..