Gita Gayatri Kusuma diajak oleh calon suaminya ke sebuah restoran yang berada di dalam hotel berbintang lima. Tanpa sepengetahuannya Gita, calon suaminya sudah membuat perjanjian dengan seorang Presdir muda yang bernama Zevan Abraham
Zevan Abraham membutuhkan wanita yang masih suci untuk ia tiduri semalam karena sudah lima tahun Zevan ditinggal koma oleh istrinya dan dia membutuhkan seorang wanita yang masih suci untuk memuaskan hasratnya semalam saja karena Zevan ingin memiliki keturunan dan calon suaminya Gita yang bernama Yoga yang ingin memenangkan tender, menawarkan Gita ke Zevan. Zevan berjanji meloloskan tendernya Yoga karena Zevan menyukai foto Gita Gayatri yang diperlihatkan oleh Yoga.
Bagaimana nasib Gita selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Zevan langsung menyuruh semua orang keluar dari dalam kamarnya saat ia mendengar suara lemah Diva yang terus memanggil dirinya, "Zevan, Zevan, I miss you so much, Zevan"
Saat melihat ada air mata menetes di sudut kelopak mata indah istri cantiknya, Zevan langsung berlari, duduk di tepi ranjang dan memeluk Diva yang masih terbaring lemah di atas ranjang. Zevan menangis sesenggukan di leher cantik istrinya.
"I miss you too, Diva. Terima kasih akhirnya kamu memenangkan perjuangan kamu dan kamu kembali padaku" Ucap Zevan di sela isak tangisnya.
Diva memeluk suaminya dan bertanya, "Aku masih yang utama bagimu, kan?"
Zevan melepaskan pelukannya dan saat Diva mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata, pria tampan itu bertanya, "Apa maksud kamu? Tentu saja kamu masih yang utama bagiku"
Diva masih mengusap wajah tampan suaminya sambil bertanya masih dengan suara lemas, "Apakah ada wanita lain"
Zevan ingin menjawab iya dan akan mengatakan alasannya, namun Diva Kembali berkata, "Aku tidak akan sanggup hidup bersama pria yang hatinya terbagi. Aku lebih baik tidak bangun untuk selamanya daripada melihat suamiku memiliki wanita lain"
Karena bingung harus berkata apa dan harus berbuat apa saat ini, Zevan langsung memagut bibir Diva dan pria tampan itu sontak membeliak kaget dan bergumam di dalam hatinya, kenapa bibir Diva terasa hambar dan jantungku sama sekali tidak berdebar-debar seperti saat aku memagut bibir Gita?
Zevan melepaskan pagutannya saat ia mendengar suara dokter Mey, "Nyonya muda baru saja siuman dari tidur panjang. Saya sarankan Anda jangan memberikan kejutan pada Nyonya Muda untuk satu bulan ke depan dan saat ini saya masih perlu memeriksa lebih lanjut kondisi Nyonya Muda"
Zevan tersenyum ke Diva dan setelah mengusap lembut pipi Diva, pria tampan itu bangkit berdiri. Zevan menunggu dokter Mey memeriksa istrinya sambil berdiri tegak dan bersedekap.
Sementara itu Raymond yang masih menunggu di depan pintu kamar, tengah berkata ke telepon genggamnya yang menempel lekat di daun telinganya, "Jangan biarkan Non Gita berangkat sendiri! Tunggu aku datang ke sana dan........."
Raymond menoleh ke Bram saat rekannya itu menepuk pundaknya.
Bram langung berkata, "Aku yang akan menemani Lena mengawal Non Gita. Kamu di sini saja menunggu Tuan Muda keluar"
"Lena, kau dengar itu! Tunggu Bram datang! Bram akan menemani kamu mengawal Non Gita"
"Baik, Pak Ray" Sahut Lena.
Raymond memasukkan telepon genggamnya ke balik saku jas dan terkejut saat ia melihat daun pintu terbuka.
Zevan langung berkata,"Bawa Gita ke sini dan bawa semua barang-barangnya Gita ke sini!"
"Hah?! Bukankah Nyonya Muda tadi bertanya pada Anda, apakah ada wanita lain? Itu berarti Nyonya Muda tidak akan menyetujui hubungan Anda dengan Non Gita apapun alasannya, Tuan?" Jawab Raymond.
"Untuk itulah aku ingin Diva dan Gita bertemu. Aku ingin Diva mengenal Gita dan aku yakin kalau Diva mengenal Gita, lama kelamaan ia akan menerima Gita, seperti aku"
"Tapi, kenapa saya ragu dan......."
Zevan mulai mendelik dan Raymond langsung menunduk dan menyahut, "Baik, Tuan. Tapi, saat ini Non Gita sedang menghadiri pesta pernikahannya Yoga dan Rosa dan saya rasa........"
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!"
"Itu karena Anda terus memeluk Nyonya Muda. Tapi, saya sudah suruh Bram dan Lena menemani Nona Muda ke pesta itu"
"Kapan itu?"
"Setengah jam yang lalu, Tuan"
"Ayo kita susul Gita!"Zevan berucap sambil berlari kencang dan Raymond sontak mengekor laju lari tuan mudanya sambil berteriak, "Nyonya muda bagaimana, Tuan?"
"Diva tidur setelah Mey memasang infus" Sahut Zevan tanpa menghentikan laju larinya.
Di aula besar yang berada di dalam hotel The Rain, tampak Gita melangkah masuk dengan ragu. Ia malas bertemu dengan mama tiri, Rosa, dan Yoga. Namun, demi kehormatan ayahnya, Gita menelan semua rasa tidak enak itu dan melangkah pelan memasuki tempat resepsi pernikahannya Rosa dan Yoga yang digelar dengan sangat meriah.
Di belakang Gita, Lena dan Bram melangkah mengikuti langkah pelan Gita. Di belakang Lena dan Bram ada lima orang berjas yang juga melangkah pelan.
Mamanya Rosa memeluk Gita dan bola matanya memberikan kode ke pria paruh baya yang sudah mentransfer uang sangat banyak untuk bisa mencicipi Gita Gayatri Kusuma. Pria paruh baya itu tersenyum senang dan mengangguk pelan sebagai tanda kalau dia mengerti kode yang dikirimkan oleh mamanya Rosa.
Bram seorang pengacara yang sudah terbiasa bertatap muka dengan manusia bermuka dua bisa mengenali tiktok yang terjadi antara mamanya Rosa dan pria paruh baya itu. Bram langsung menoleh ke anak buahnya dan memberikan kode gerakan kepala agar semua anak buahnya mewaspadai pria paruh baya yang mencurigakan itu.
Rosa yang sebelumnya sudah menyebarkan rumor tidak baik tentang Gita karena kecemburuannya melihat Gita dibopong oleh pria yang sangat keren dan tampan, membuat Gita langsung diserang tatapan aneh dari teman-teman kuliahnya Rosa.
Rosa menyebarkan rumor kalau Yoga memutuskan pertunangan dengan Gita karena Gita menjadi simpanan Om-Om kaya dan Yoga memergoki Gita bermain gila dengan Om-Om kaya di sebuah hotel bintang lima dan parahnya lagi, Rosa mengatakan kalau Gita bermain gila lebih dari sekali dan sudah memakan korban banyak Om-Om kaya di luar sana.
Gita langsung berbisik ke Lena, "Mbak, kenapa hampir semua tamu undangan memandangku aneh?"
"Mungkin hanya perasaan Non Gita saja. Kita ke sana, yuk, Non, ambil minum di sana" Ajak Lena.
"Baik, Mbak" Sahut Gita.
Saat Gita mengambil segelas minuman soda, tiba-tiba seorang ibu muda datang mendekati Gita dan berkata dengan sinis, "Cih! Wanita penghibur berani muncul juga, ya?"
Lena sontak berdiri di depan Gita dan berteriak, "Jaga ucapan Ibu kalau Ibu tidak ingin saya tampar!"
"Minggir! Jangan kau bela wanita penghibur macam dia. Berwajah cantik dan tampak lugu, tapi ternyata ia pakai kecantikan dan keluguannya itu untuk menggoda lelaki di luar sana, cih!"
Dan Bram langsung mengajak semua anak buahnya untuk mengikuti gerak-gerik pria paruh baya yang ia curigai.
"Jaga bicara Ibu!" Saat Lena mengangkat tangan ingin menampar wajah ibu muda itu, dengan cepat Gita menahan tangan Lena dan berkata, "Biarkan saja, mbak! Jangan dihiraukan! Mungkin Ibu ini mabuk. Kita pindah tempat saja, yuk!"
"Aku tidak mabuk! Aku dengar dari anakku kalau kamu selingkuh dari Yoga dan kau tahu siapa aku? Aku adalah tantenya Yoga yang tinggal lama di luar negri. Cih! Syukurlah kalau Yoga bisa memergoki kamu dengan cepat dan langsung memutuskan pertunangannya dengan kamu. Kalau nggak Yoga akan menikahi wanita busuk seperti kamu, cih!"
"Sudah cukup memfitnah Saya, Ibu? Saya sudah mengalah sedari tadi, Ibu. Soal selingkuh seharusnya Anda bertanya lebih detail ke Yoga. Karena bukan saya yang selingkuh dari Yoga, melainkan Yoga yang berselingkuh dari saya. Kalau Anda tidak percaya dengan ucapan saya, Anda bisa mengecek rekaman CCTV di hotel tempat Yoga berselingkuh dan hotel mana itu? Anda tanyakan sendiri ke Yoga" Gita berkata dengan wajah kesal.
Beberapa orang yang mengelilingi Gita, Lena, dan Ibu itu mulai berdengung dengan asumsi mereka masing-masing.
Saat ibu muda itu ingin menyiramkan air minum ke wajah Gita, dengan sigap Lena menghalangi dan air minum itu mengenai wajah Lena. Gita tersentak kaget dan dia sontak menampar pipi ibu muda itu sambil menggeram, "Saya menampar Anda karena Anda sudah sangat keterlaluan"
Ibu muda itu nekat menjambak rambut Gita dan Gita refleks membungkuk, memutar tubuhnya, dan ia membanting tubuh tambun ibu muda itu di atas lantai.
Lena tersentak kaget dan Gita langsung menarik tangan Lena sambil berkata, "Ayo kita pulang saja, Mbak. Aku rasa sudah cukup aku muncul di pesta ini demi Ayahku" Gita melangkah maju dan mengabaikan semua tatapan semua orang yang ada di sekitarnya.
Gita kemudian mengajak Lena ke toilet dan berkata, "Aku mau ke toilet dan aku rasa Mbak Lena perlu mengelap wajah Mbak Lena"
"Ah, iya, Non" Sahut Lena.
Setelah mengelap wajahnya, Lena masuk ke dalam bilik yang kosong sambil berteriak, "Non Gita! Tunggu saya sebentar, ya!"
"Baik, Mbak!" Sahut Gita.
Gita keluar lebih dulu dari dalam toilet dan ia langsung dibekap dari arah belakang, tapi karena refleks Gita cukup bagus, Gita berhasil membanting pria yang membekapnya bertanya sambil menahan dada orang itu dengan lututnya, "Siapa yang menyuruh kamu?"
Pria bertopi dan bermasker itu diam saja, Gita langsung mendaratkan bogem mentah di wajah pria itu, namun saat Gita berdiri, dia dikejutkan dengan hantaman benda tumpul di belakang kepalanya. Gita memutar badan dan langsung ambruk di dalam pelukan pria asing.
Gita lalu dibopong oleh pria asing itu menuju ke kamar VVIP.
Gita masih sadar, namun dia tidak memiliki daya untuk melawan karena kepalanya berdenyut sangat nyeri dan pandangannya berkunang-kunang.
Tiba-tiba Gita mendengar teriakan seorang pria yang sangat familier, "Berhenti! Dia wanitaku! Letakkan dia!"
Pria yang membopong Gita, meletakkan Gita di atas lantai yang dingin dan Gita bisa melihat meskipun sedikit buram, Zevan Abraham melawan pria asing yang sudah lancang memukul belakang kepalanya dan dalam hitungan beberapa detik saja, Zevan Abraham berhasil melumpuhkan pria kurang ajar itu.
Lena berlari kaget menyusul dan berteriak, "Astaga! Non Gita! Anda baik-baik saja?!"
Zevan membopong Gita dan menghunuskan tatapan tajamnya ke Lena.
Gita langsung berkata dengan suara lemas, "Jangan hukum Mbak Lena! Mbak Lena tidak salah apa-apa! Jangan hukum Mbak Lena!"
"Aku akan bawa kamu ke salah satu kamar di sini dan memanggil dokter" Sahut Zevan.
"Janji dulu! Jangan hukum Mbak Lena! Jangan hukum Mbak Lena!" Gita berkata dengan suara lemas dan mencengkeram kerah kaosnya Zevan.
"Iya, aku janji" Sahut Zevan Abraham sambil melesat masuk ke dalam salah satu kamar VVIP.
Bram datang dengan anak buahnya lalu ia mengajak Lena ke kamar pria paruh baya untuk memberikan pelajaran yang tidak bakalan bisa dilupakan oleh pria paruh baya karena pria paruh baya itu berani mengusik wanitanya Zevan Abraham.
lbh parah mlh...
knp bisa di kadalin diva?
#dan lg mana mungkin g ada cctv di mansion??
apapun bentuknya masak pemerkosa di jadikan mc...
#
mlh kesannya kyk jalang...