*manusia cenderung sadar ketika ditinggal dibanding saat masih di depan mata*
dia adalah shinta. seorang wanita cantik dan baik hati yang sedang mencari peruntungan dikota sebrang.
namun karna kebaikan hatinya yang membuat ia harus menikahi laki-laki dingin yang tidak mencintainya.
sampai ia harus berjuang dan bertahan sendiri dalam rumah tangganya yg dingin bagaikan es dikutub utara.
lalu bagaimanakah kehidupan shinta setelah menikah?
untuk lebih lanjutnya mari kita simak bersama2 novel ini sambil terus menekan like dan komennya..
(maaf jika dalam penulisan, penyajian dan penyampaian yg kurang berkenan atau tidak sesuai, karna ini adalah karya pertama author. mohon dukungannya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VEAA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersiap-siap
Setelah memastikan suaminya telah pergi, Shinta langsung masuk ke kamar. saat ini ia berniat untuk membeli pakaian untuk ia pakai nanti malam.
Shinta memang pribadi yang sangat sederhana sampai ia sangat jarang berbelanja. Saat ini yang ada di lemari pakaiannya adalah pakaian-pakaian dia yang ia bawa dari kosan dan beberapa pakaian yang di berikan oleh Silvi untuk dirinya pakai.
Namun pakaian yang di berikan oleh mamah mertuanya adalah gaun-gaun mewah dengan harga yang fantastis dan merupakan produk terbaik di butik Silvi.
Namun Shinta pikir pakaian-pakaian itu tidak pas untuk di pakai makan malam, jadi Shinta putuskan untuk membeli pakaian yang pas untuk di gunakan saat acara makan malam.
Saat ini Shinta sedang bersiap-siap untuk pergi. setelah bersiap-siap lalu Shinta segera keluar dari kamar untuk berangkat.
Silvi yang hendak berangkat ke butiknya pun melihat Shinta yang sedang menuruni tangga dengan pakaian rapinya
"Mau kemana sayang?" ucap Shinta sambil mendekati Silvi
"Ini mah, nanti malam mas Evan mengajak Shinta buat makan malam bersama teman pengusahanya. Jadi Shinta mau nyari baju yang mau Shinta pakai nanti malam mah" ucap Shinta menjelaskan
"Loh baju yang mamah kasih kamu tidak suka?" ucap Silvi
"Bukan begitu mah. Shinta sangat menyukai gaun yang mamah berikan. tapi saat ini bukanlah moment yang tepat untuk memakainya mah" ucap Shinta
"oh iya benar juga, itu terlalu berlebihan untuk sebuah acara makan malam" ucap Silvi
"Kalau begitu ayo mamah antarkan kau memilih baju" ucap Silvi sambil menggandeng tangan Shinta
"Tidak usah mah, Shinta bisa sendiri. mamah kan harus ke butik untuk bekerja" ucap Shinta
"Tidak apa-apa. kalau tidak kita nyari baju kamu di butik mamah aja ya" ucap Shinta tersenyum
Shinta yang tidak bisa menolak permintaan mertuanya itupun hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum
Mereka pun pergi bersama dengan mengendarai mobil Silvi menuju butik miliknya
Sesampainya di butik, Silvi dan Shinta langsung di sambut ramah oleh para pegawainya. Silvi langsung memilihkan pakaian yang cocok untuk menantunya itu.
Sampai Shinta mendapatkan sebuah gaun warna hitam dengan panjang gaun selutut dan dengan motif timbul bunga-bunga di bagian bawahnya yang membuat gaun tersebut terlihat sederhana namun juga terlihat elegan
"Wah sayang kamu cantik banget" ucap Silvi yang melihat menantunya mencoba gaun tersebut
Sedangkan Shinta tersipu malu dengan pujian mertuanya itu
"sebentar sayang, mamah carikan sepatu tas yang cocok untuk penampilanmu ini" ucap Silvi lalu mengambil sebuah tas dan sepatu dengan hak yang tidak begitu tinggi dengan warna yang begitu kontras dengan penampilan shinta saat ini
Memang di butik Silvi tidak hanya menjual pakaian saja, karena butik ini sudah terkenal maka disini juga tersedia beberapa sepatu dan tas dengan merek terkenal
"sangaat cocok. sudah bungkus ini saja sayang" ucap Shinta lalu menyuruh pegawainya untuk segera membungkus barang-barang itu
Setelah selesai mengganti gaun yang ia coba tadi dan sudah memakai pakaiannya kembali, Shinta berjalan menghampiri Silvi
"Mah,," ucap Shinta ragu sambil mengeluarkan ATM dari tasnya. Saat ini ia sangat bingung untuk membayar, ia berpikir pasti mertuanya itu tidak akan mau di bayar untuk pakaian yang sudah Shinta pilih namun di sisi lain ia tidak enak hati jika harus terus merepotkan mertuanya itu, ia ingin membayarnya tapi takut jika hal itu menyinggung perasaan mertuanya.
"Sudah tidak apa-apa, tidak usah di bayar. apapun akan mamah berikan padamu" ucap Silvi tersenyum ketika melihat Shinta mengeluarkan ATM nya.
"Tapi mah,,," Ucap Shinta terpotong
"Sudah tidak ada tapi-tapian. Apapun yang kamu minta dan inginkan akan mamah berikan padamu, ingatlah kata-kata mamah. jangan pernah sungkan meminta apapun kepada mamah. mamah tulus padamu yang juga sudah tulus memberikan yang terbaik buat mamah saat mamah terkena musibah saat itu" ucap shinta sambil meraih tangan Shinta
"iya mah, tapi Shinta iklas menolong mamah saat itu" ucap Shinta
"mamah juga iklas sayang, bahkan ini tidak ada apa-apanya dibanding apa yang telah kamu berikan kepada mamah" ucap Silvi sambil tersenyum
"Terimakasih mah" ucap Shinta sambil memeluk Silvi
"Iya sama-sama sayang" balas Silvi
"ya sudah mah, Shinta pamit pulang ya mah. soalnya ada yang mau Shinta siapin buat nanti malam" ucap Shinta berpamitan setelah menerima beberapa bungkus tas jinjing yang berisikan barang-barang yang sudah dipilihnya
"Iya sayang, biar nanti mamah telpon supir untuk menjemputmu ya" ucap Silvi
"Tidak usah mah, biar Shinta naik taxi online saja. jugaan Shinta mau mampir ke toko untuk membeli beberapa kebutuhan" ucap Shinta
"baiklah kalau begitu, hati-hati ya sayang" ucap Silvi
"iya mah" ucap Shinta sambil mencium punggung tangan mertuanya itu
Shinta pun keluar dan memesan taxi online. setelah itu ia pergi menuju supermarket untuk membeli beberapa bahan untuk ia bikin cup cake
Setelah merasa sudah cukup, lalu Shinta segera membayar pakai uang cash yang masih shinta miliki, karena ia masih memiliki uang yang cukup untuk membayar belanjaannya dan tidak perlu memakai kartu ATM yang diberikan suaminya. setelah selesai lalu Shinta menuju pulang ke kediamannya
Setelah sampai rumah, Shinta langsung berganti pakaiannya dengan pakaian santainya, lalu Shinta menuju dapur untuk membuat cup cake untuk ia bawa saat makan malam nanti dengan teman suaminya.
Selain pintar memasak makanan, Shinta juga sangan suka dan pintar dalam membuat berbagai macam kue.
Siang itu Shinta sedang fokus bergulat dengan bahan-bahan cup cake dan dengan berbagai peralatan dapur.
Mendengar ada aktivitas di dapur, bi Sri pun mendatangi dapur untuk mengeceknya
"loh mbak Shinta lagi ngapain?" tanya bi Sri yang melihat Shinta begitu serius di dapur
"eh ini bi, aku lagi bikin cup cake" ucap Shinta
"Ya udah bibi bantu ya mbak" ucap bi Sri
"Boleh bi" ucap Shinta tersenyum kepada bi Sri
Akhirnya bi Sri membantu Shinta karena saat ini Shinta berpikir bahwa jika bi Sri membantunya maka akan lebih cepat selesai melihat waktu yang terus berjalan.
Setelah beberapa jam bergelut di dapur, akhirnya selesai juga urusan Shinta di bagian dapur. Melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 16.30 membuat Shinta segera mebereskan dapur dan masuk ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai membersihkan diri, lalu shinta segera bersiap terlebih dulu. Shinta memakai gaunnya yang ia pilih di butik mertuanya tadi dan memoleskan make up tipis di wajahnya sehingga membuat Shinta terlihat begitu cantik dan elegan dengan penampilan sederhananya.
Memang selama ini Shinta bisa bermake up setelah belajar bersama dengan sahabat-sahabatnya. Namun karena shinta adalah orang yang sederhana, jadi ia hanya akan memakai make up di acara-acara tertentu
Shinta hari ini bersiap dan berdadan lebih dulu karena ia tidak mau membuat suaminya menunggu lama dirinya dan lagi ia sedang datang bulan jadi sedang tidak sholat sehingga bisa memakai make up tanpa harus takut ribet menghapusnya karena berwudhu
Jangan lupa dukung author dengan cara like, komen, rate and vote ya.
Terimakasih untuk yang telah memberikan dukungan kepada author. Dan terimakasih atas kritik dan saran yang telah di berikan. Alhamdulillah sudah author perbaiki dan akan terus belajar untuk menjadi baik. Terimakasih😘