NovelToon NovelToon
Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:169k
Nilai: 4.9
Nama Author: iska w

Jika kamu mau bermain api, berarti kamu harus siap untuk terbakar, karena jika api asmara sudah berkobar akan sulit untuk mematikannya.

Dan jika kamu berani untuk menyakiti, berarti harus siap untuk disakiti, ini bukan soal Karma, tapi itu hasil dari apa yang pernah kamu tanam.

Pertukaran pasangan adalah hal yang tidak wajar dilakukan, namun Embun Damara dan Arsenio Hernandes terpaksa melakukannya, karena desakan dari pasangan masing-masing.

Namun siapa sangka, yang awalnya mereka menentang keras dan merasa tersakiti, kini butir-butir cinta mulai bersemai dihati mereka masing-masing, walau masih ragu, tapi rasa sayang dan cinta diantara mereka mengalir begitu saja seiring berjalannya waktu. Padahal perjanjian mereka hanya bertukar pasangan selama satu bulan saja.

Akankah cinta mereka akan kekal sampai nanti, atau harus putus karena masa perjanjian sudah selesai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22.Kesal?

Setelah berlalunya kejadian di Bioskop yang sangat memalukan bagi Embun kemarin, dia merasa semakin tambah canggung dengan Arsen, bahkan pagi ini dia sengaja berangkat pagi sekali, agar punya alasan untuk berangkat sendiri dan menghindar dari Arsen.

Hingga saat meeting para Ketua Divisi tiba pun, Embun sengaja menyibukkan diri terlebih dahulu di meja Kantor miliknya, dia juga memilih datang di ruang meeting paling akhir agar tidak duduk bersebelahan dengan Arsen dan dia tidak harus mengobrol dulu dengannya.

"Embun."

Setelah meeting selesai, Arsen sengaja melempar pulpen miliknya dihadapan Embun karena Embun saat itu duduk berselang dari beberapa kursi dari tempat Arsen, sedari tadi Arsen terus saja menatapnya, berharap Embun melihat kearahnya, namun ternyata Embun sama sekali tidak menoleh kearah tempat duduknya.

"Heh, ada apa?" Tanya Embun dengan wajah yang pura-pura kaget, padahal dia juga tahu kalau Arsen sedaritadi terus menatapnya, dan itu malah membuat dirinya semakin merasa canggung.

"Tunggu aku diluar." Ucap Arsen yang sedikit berbisik, karena masih banyak ketua Divisi yang lainnya yang masih berada disana.

Haduh... aku memang tidak bisa menghindar darinya, jadi tebalkan muka sajalah, pura-pura lupa kejadian memalukan itu.

"Ok." Jawab Embun dengan singkat, walau didalam hatinya dia berbicara panjang lebar, karena seolah rasa malunya masih diubun-ubun dan sulit sekali dilupakan sampai saat ini.

Hampir semalaman dia mengutuk dirinya sendiri, dia takut Arsen berpikiran buruk tentangnya, karena pikirannya mengarah ke hal-hal yang menjurus seperti itu.

"Embun.. are you okey today?" Arsen merasa ada yang aneh dengan sikap Embun yang seolah cuek dengannya, dia takut jika dirinya melakukan kesalahan yang membuat Embun kesal dengan dirinya.

"I'm okey, kenapa emangnya?" Tanya Embun yang langsung memilih memasang senyuman termanisnya.

"Apa kamu banyak pekerjaan hari ini?" Arsen masih belum begitu paham sifat keseluruhan dari Embun, jadi dia belum berani bertanya langsung tentang apa yang menjadi unek-unek dihatinya.

"Enggak juga kok, kenapa?" Tanya Embun yang memang merasa kondisinya baik-baik saja secara lahiriah.

"Lalu kenapa tadi pagi berangkat pagi sekali, aku datang ke rumahmu untuk menjemputmu, tapi Tante disebelah kamu itu bilang kalau kamu sudah berangkat, kenapa kamu tidak mau menungguku, kita kan bisa berangkat sama-sama?"

"Owh.. tadi pagi ada beberapa bahan meeting yang belum aku siapkan, jadi aku berangkat pagi sekali agar tidak kena macet." Jawabnya sambil nyengir kuda, padahal dia hanya mencari-cari alasan saja, karena memang dia masih merasa malu dengan Arsen.

"Lalu ponselmu kenapa tidak aktif?" Tanya Arsen kembali. Berulang kali dia menghubungi Embun pagi tadi, tapi masih terus tidak aktif, hanya operator saja yang terus menjawab panggilannya.

"Astaga, aku lupa menghidupkannya, tadi malam kehabisan batrei, hehe." Dan hal itu pun merupakan kebohongan yang juga sudah Embun persiapkan.

"Begitu ya, kirain kenapa?" Arsen merasa sedikit lega, entah kenapa dia takut sekali mengecewakan Embun, lain halnya jika dia mengecewakan Nevika dulu, jika marah asal diajak belanja ke Mall dan beli barang-barang brand ternama saja pasti akan kembali melunak dengan mudahnya. Sedangkan dengan sifat Embun dia masih belum tahu banyak soal itu.

"Kalau begitu aku pergi ke Ruanganku dulu ya, ada beberapa hal yang harus aku sampaikan dengan yang lainnya." Ucap Embun yang ingin segera pergi darinya, takut jika Arsen kembali membahas kejadian kemarin, walau sebenarnya kemarin Arsen terlihat santai saja, namun Embun saja yang selalu negatif thingking karenanya.

"Tunggu Embun." Ucap Arsen yang langsung menahan lengannya.

"Iya, ada apa?" Jawab Embun yang sudah deg-degan.

"Emm... apa pagi tadi kamu tidak membuat sarapan?" Karena akhir-akhir ini dia sering dibuatkan masakan oleh Embun, jadi Arsen merasa ketagihan dengan rasa masakan dari Embun yang mirip dengan masakan Mamanya.

"Buat kok." Jawab Embun tanpa sadar.

"Lalu mana untukku, apa kamu melupakannya?" Ucap Arsen yang terlihat sedih, karena baru saja dia merasa diperhatikan oleh sosok Embun, tapi kenapa sudah terlupakan pikirnya.

"Owh iya, ada kok, kamu mau?" Tanya Embun yang memang sudah kebiasaan membuat sarapan dua porsi setiap harinya dan membawanya ke Kantor.

"Tentu saja aku mau, aku rindu masakanmu." Jawab Arsen yang terlihat bersemangat sekali, padahal biasanya sarapannya hanya secangkir kopi saja, tapi setelah sering dimasakkan oleh Embun, dia jadi ketagihan sendiri.

Masakannya doang nih, orangnya enggak? ehh...

"Okey, nanti aku antar ke ruanganmu ya?" Embun tersenyum lebar, walau dalam hatinya sedikit protes.

"Hmm." Arsen langsung menggangukkan kepalanya dengan cepat, walau tanpa senyuman, karena dia memang orangnya tidak murah senyum selama ini, dan itu sudah menjadi rahasia umum dalam kesehariannya di Kantor itu.

Namun saat Embun kembali ke ruangannya ternyata ada beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan, sehingga melupakan sarapan untuk Arsen.

Setelah hampir pukul sepuluh siang Embun baru mengingatnya dan bergegas membawakan sarapan itu ke ruangan Arsen, tapi saat dia baru saja sampai didepan pintu ruangan Arsen, dia terkejut dengan suara Arsen yang terlihat sedang marah-marah.

Astaga, apa penyakit Bagas menular dengannya, kenapa dia marah-marah, jangan-jangan karena aku melupakan sarapannya lagi, habislah gue...

Embun memilih mematung ditempat dan menunggu didepan pintu, hingga salah satu bawahan Arsen keluar dari ruangan Arsen dan Embun tidak terlalu terkejut saat melihat Arsen marah-marah dengan bawahannya karena soal pekerjaan, karena memang rumornya Arsen itu orangnya tegas dan disiplin dalam segala hal.

Tok

Tok

"Apalagi!" Baru saja Embun mulai mengetuk pintu ruangan itu dua kali, namun jawaban dari Arsen sudah ketus seperti itu, membuat nyali Embun seketika menciut.

"Owh... maaf, apa aku menggangumu?" Tanya Embun dengan sopan, bahkan dia belum mau masuk ruangan itu kalau belum dipersilahkan.

"Astaga Embun? maaf, aku kira kamu rekanku tadi, sini masuk sayang." Arsen akhirnya mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangannya untuk mengontrol emosinya yang berlebih.

"Maaf, tadi aku ada sedikit pekerjaan jadi belum sempat membawa sarapannya kemari, apa kamu sudah lapar." Karena menurut Embun, jika perut kita kosong akan mudah terpancing oleh rasa emosi dan akhirnya marah-marah, lain halnya jika perut kita kenyang hati pun akan tenang.

"It's okey, tidak masalah." Jawab Arsen yang langsung memejamkan kedua matanya, dia merasa tidak enak hati juga, karena sempat membentaknya tadi.

"Kalau begitu aku kembali ke ruanganku dulu, semoga kamu suka sarapannya ya, maaf kalau sudah dingin, tapi masih enak kok." Embun langsung ingin segera pergi saja darisana, daripada nanti dia ikut terkena sisa-sisa amarah Arsen pikirnya.

"Apa kamu banyak pekerjaan saat ini?" Tanya Arsen yang terlihat keberatan saat Embun ingin pergi dari ruangannya.

"Emm.. enggak juga, kenapa? ada yang bisa aku bantu? walau kita bukan satu divisi tapi mungkin aku bisa melakukan sesuatu untukmu?" Embun sudah terbiasa membantu pekerjaan Bagas jadi dia langsung menawarkan diri saja, saat ini pekerjaannya sedikit berkurang, karena Bagas sendiri yang membuat peraturan kalau mereka harus bersikap dingin dengan pasangan asli dan seolah mereka tidak mengenal satu sama lain, jadi dia tidak perduli juga dengan pekerjaan Bagas saat ini.

"Temani aku makan." Celetuk Arsen, dia tidak ingin Embun punya kesan buruk dengannya, lagipun saat dia melihat dan mengobrol dengan Embun, suasana biasanya terasa menyenangkan, bahkan saat melihat senyuman Embun saja terasa menentramkan jiwanya.

"Apa aku tidak menggangumu? sepertinya kamu sedang banyak pekerjaan tadi dengan bawahanmu." Tanya Embun kembali.

"Apa kamu mendengarnya?" Arsen begitu menyesal karena lupa menutup pintu ruangannya tadi.

"Maaf, aku tidak sengaja." Embun seketika menundukkan pandangannya, dia tahu kalau yang dia lakukan tidak benar, karena menguping pembicaraan orang lain.

"Kemarilah, temani aku makan." Arsen langsung menarik kursi agar Embun bisa duduk disampingnya.

"Kamu sedang ada masalah?" Embun melihat Arsen menghela nafasnya dengan berat, jadi dia ingin mencoba menjadi pendengar setia, karena menjadi sepasang kekasih menurutnya, jika pasangan kita menjadi api, kita harus menjadi air yang bisa meredamkan segala amarahnya.

"Hmm... aku sudah memberi peringatan kepada dia berulang kali, tapi dia kembali melakukan kesalahan yang sama, tidak mau mengintropeksi diri, pekerjaannya semua nggak ada yang beres, padahal sudah berulang kali aku mengcovernya, dia malah semakin melunjak." Jelas Arsen sambil memijit keningnya yang mulai berdenyut.

"Begitu ternyata, yang sabar ya, kita harus punya ekstra kesabaran lebih sebagai atasan, karena mereka adalah tanggung jawab kita, sini aku bantu pijit, jangan terlalu dipikirkan nanti kamu bisa darah tinggi, bahaya loh." Dengan refleknya Embun langsung membantu memijit kepala Arsen, dulu dia juga sering melakukan hal ini dengan Bagas.

"Iya, tapi kalau begini aku yang terus-terusan kena imbasnya, aku yang harus merevisi laporan dia banyak sekali, padahal pekerjaan yang baru sudah menumpuk ini." Dan Arsen pun merasakan kenyamanan yang teramat sangat bahkan dia sampai memejamkan kedua matanya karena merasa nyaman.

"Mau aku suapin nasi gorengnya, biar dingin tapi masih enak kok." Embun langsung membukakan kotak bekalnya.

"Apa aku tidak merepotkanmu?" Arsen merasa segan, karena saat dengan Nevika dia tidak pernah diperlakukan sebaik ini.

"Tentu saja tidak, sini aku suapin saja dan kamu bisa lanjut merevisi laporannya."Kedua tangannya langsung sigap mengambil sendok dan langsung menggeser kursinya mendekat kearah Arsen agar lebih mudah saat menyuapinya.

"Sifat kamu benar-benar bertolak belakang dengan Nevika, coba dia ada di posisi kamu sekarang, mungkin dia akan menambah kepalaku semakin pusing dengan segala rengekan darinya." Senyuman yang jarang terlihat itu akan muncul jika Embun sudah membuat Arsen takjub dengan sikap Embun yang sederhana tapi membuat hati bahagia.

"Sama, coba kalau Bagas yang ada diposisimu sekarang, mungkin jam-jam segini aku masih sibuk didepan layar komputer untuk mengerjakan laporan darinya, tapi sekarang aku bisa sedikit santai saat pekerjaanku selesai, karena aku tidak harus membantunya." Mereka sama-sama membandingkan kebiasaan pasangan masing-masing.

"Aku bersyukur bisa mengenal kamu lebih dekat." Tanpa sadar Arsen langsung menggerakkan satu tangannya untuk meraih tangan Embun dan membawa kepangkuannya.

"Hehe... jangan bergitu, aku jadi malu." Embun memilih mencubitnya saja daripada nanti tangannya berkeringat dingin karenanya.

"Kamu tidak harus malu denganku, bukannya kita sudah pacaran, apalagi kayak kemarin, yang kamu--" Ucapannya bahkan belum selesai namun Embun langsung memotongnya begitu saja.

"Owh iya Arsen, besok akhir pekan Kantor ngadain acara Gathering kan, kamu ikut nggak?" Embun langsung mencari topik lain, agar masalah tragedi salah sangka yang berujung malu kemarin tidak dibahas lagi.

"Sepertinya enggak, aku kurang begitu suka, tapi kalau kamu pengen aku ikut dalam acara itu akan aku usahakan." Ucap Arsen yang tidak ingin mengecewakan Embun, jika memang dia menginginkan punya pasangan diacara Gathering Kantornya itu.

"Sebenarnya aku juga males sih ikut acara seperti itu, mending buat istirahat di rumah kan, mana sebulan sudah kerja full ya kan?" Dan Embun pun ternyata merasakan hal yang sama.

"Bener banget itu, biarkan mereka-mereka saja yang berangkat, itung-itung biar mereka refresing dari pekerjaan Kantor." Suapan demi suapan Arsen terima, apalagi memang masakan Embun selalu pas dilidahnya.

"Sip! emm.. karena sarapanmu sudah habis aku balik ke ruanganku dulu ya." Embun mulai membereskan kotak makanannya.

"Hmm." Jawab Arsen yang menyetujuinya, karena memang masih banyak yang harus dia kerjakan.

Astaga, seharusnya aku mengajaknya pulang bersama tadi.

Saat Embun sudah keluar dari ruangannya, Arsen langsung mengejarnya, karena dia lupa jika nanti pulang Kantor mau ngajak makan malam.

Dan saat Arsen keluar dari ruangannya, langkah kakinya terhenti, karena ternyata Embun masih terdiam terpaku didepan pintu.

"Embun, kamu masih disini?" Tanya Arsen.

"Akhir pekan nanti kita berdua harus pergi ke acara Gethering Kantor." Ucap Embun seketika tanpa menoleh kearahnya.

"Tapi tadi kamu bilang--" Arsen merasa sedikit heran.

"POKOKNYA HARUS!" Ucap Embun yang seolah tidak menerima bantahan.

Dan saat Arsen melihat kemana arah pandangan dari Embun, akhirnya dia paham kenapa Embun bisa berubah pikiran dalam sekejap mata seperti ini.

Kedua mata Embun terlihat berkaca-kaca, raut wajahnya sudah terlihat memerah, bahkan kedua tangannya pun sudah mengepal, dia terlihat begitu kesal saat itu.

Jangan sepelekan murkanya orang sabar dan kecewanya orang yang sudah menjaga, menyayangi, mencintai kita dengan tulus. Karena perasaan orang yang sudah kecewa, akan sulit diobati.

1
Abimanyu Rara Mpuzz
seperti aku suka melinjo 😍😍😍
Abimanyu Rara Mpuzz
kanjeng mami hadir
Abimanyu Rara Mpuzz
manvus 🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
Kecewa
Abimanyu Rara Mpuzz
Buruk
Abimanyu Rara Mpuzz
kisahnya seperti ftv ryan Delon Sharena tukeran pasangan
Aurellie Azzahra
ada ya cewek pinter tp bego😬😬
Utit Dewisetyowati
semoga arsen jadi pacar embun
Utit Dewisetyowati
semoga Embun jadian sama Arsen
Utit Dewisetyowati
sama ² gila itu anak
Utit Dewisetyowati
embun sadarlah jàngan mau mengerjakan tugas pacar loe
Utit Dewisetyowati
smg lancar semuanya
raditha astriani
❤️
Nenti iis Fatimah
kenapa keluarga embun gak di sebut ya, d skip apa emang gak ada yg hadir
Nenti iis Fatimah
asiiik bakal dihalalin tuuh
Nenti iis Fatimah
baguuus
Nenti iis Fatimah
nah gitu dong nikmati aja prosesnya buat kedepannya serahin aja sama author yg punya cerita hehe
Nenti iis Fatimah
diih emang pada egois si Bagas sama nevika mau diputusin sayang di pertahankan gak mau ya gitu deh jadinya
Rustan Sarny Apul Sinaga
hayolohhhh tercyduk bunda ratu....kawin kawin
Rustan Sarny Apul Sinaga
selamat menikmati cintanya Nevika ya mas Bagas....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!