"Saya datang kesini, untuk meminta izin ustad untuk menikahi dokter Fajrina, putri anda ustad". Dengan lantang dan tegas elang meneritahu ustad Zaki alasannya datang ke rumah sang ustad
"Kau mau menikahi putri ku?". Ustad Zaki tersenyum
"Iya ustad, izinkan aku menikahinya". Di balik pintu Fajrina sedang mendengarkan pembicaraan pria kurang ajar itu dengan abinya. Fajrina yakin bahwa abinya tak kan menyetujui lamaran itu.
Ustad dzaki menatap netra pemuda itu, beliau tau pemuda itu yakin akan semua yang ia katakan barusan. Lagipula beliau sangat mengenal kedua orang tua pemuda itu, orang tua nya sangat aktif dan selalu menghadiri setiap beliau mengadakan kajian di pondok pesantren yang ketak nya tak jauh dari kediaman beliau.
"Apa kau yakin, elang?". Ustad dzaki kembali bertanya.
"Saya yakin ustad". Elang menjawab mantap
"Baiklah, elang.. bawa semua anggota keluargamu ke sini besok, sehabis isya, aku akan menikahkan kau dengan putriku besok".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qunietha16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU MALU!
Fajrina menatap surat pengunduran dirinya
"Apa yang harus aku lakukan Abi,umi ". Fajrina meminta bantuan orang tuanya , ia hanya tak ingin menyesal di kemudian hari .
Menjadi dokter adalah cita-cita fajrian sejak ia kecil, ia tak mau melepaskan cita-citanya begitu saja
"Turuti saja kemauan suami mu sayang".
"Tapi umi kan tau, aku sangat ingin menjadi seorang dokter , lalu bagaimana bisa aku merelakan nya begitu saja".
"Nak, kini kau telah bersuami, jika suamimu melarang mu bekerja maka lakukan". Ustad dzaki akhirnya angkat bicara
"Ayahmu benar". Fatma membelai lengan sang putri.
"Sekarang elang lah yang bertanggung jawab atas dirimu , dan dia yang berhak memutuskan apa yang harus kau lakukan, jangan membantah ". Ujar sang ayah.
"Baiklah, semoga tak ada penyesalan di kemudian hari ". Fajrina bangkit dan berpamitan pada Zaki dan Fatma.
"Dokter Fajrina, anda ingin mengundurkan diri?". Ucap direktur rumah sakit tempat fajrina bekerja selama ini.
"Benar pak, suamiku meminta ku untuk fokus mengurusnya ". Fajrina tersenyum , sebenarnya ia tak rela. Namun demi suaminya ia mengikhlaskan segalanya.
"Kau adalah dokter muda yang sangat berbakat, kau tak pernah melakukan kesalahan dalam setiap pekerjaan mu, aku sangat menyayangkan jika harus melepaskan mu". Pria tua itu menatap Fajrina.
Fajrina adalah dokter kebanggan rumah sakit itu, dia dokter muda yang sangat kompeten, pekerjaan nya di atas meja operasi tak pernah gagal.
"Saya harap anda akan menerima surat pengunduran saya pak".
"Begini saja, mungkin saat ini kau butuh waktu untuk beristirahat, dan juga karna kau baru saja menikah, maka aku mengabulkan cuti panjang mu, kapan pun kau mau kembali, aku pasti akan menerimamu, jadi aku harap surat ini tidak pernah ada". Pria tua itu memasuk kan surat pengunduran diri Fajrina ke dalam taong sampah.
"Tapi pak". Fajrina terkejut
"Tidak ada tapi, kau boleh pulang.. kembali lah segera". Fajrina terseyum
"Baik pak, terimakasih". Fajrina berjalan lunglai, tapi ia harus optimis, ia masih bisa bekerja di rumah sakit itu. Ia hanya cuti demi membahagiakan suaminya.
"Dokter Fajrina". Fajrina menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu.
"Iya, ada apa Lisa?". Fajrina menatap perawat yang setengah berlari menghampirinya.
"Suami anda ada di parkiran, dia sedang bertengkar dengan atlet basket itu". Tanpa berfikir panjang Fajrina berlari ke arah parkiran mobil.
"Sebenarnya apa maumu?Kau sangat suka sekali menempel pada istriku". Elang menatap mata Hendrik.
Pria tampan seperti opa Korea itu terseyum
"Hey, ini rumah sakit, tempat umum.. ini bukan rumah mu, kau tak bisa melarang ku datang kesini". Hendrik melipat tangan nya di depan dada dan bersender ke mobilnya.
Elang meludah sambil mengumpat
"Kau kesini untuk bertemu dengan istriku".
"Ya, aku datang kesini untuk bertemu istrimu, lagipula elang, kenapa kau tak lepaskan saja Fajrina, bukan kah kau tak mencintai dia". Merasa jengkel akan sikap Hendrik elang dengan sangat cepat menarik kerah jacket Hendrik
"Apa yang kau tau soal pernikahan kami, aku mencintainya atau tidak, itu bukan urusan mu, dan aku tak kan melepaskan dia hanya demi peria sepertimu". Hendrik menepis kasar tangan elang
"Aku akan tetap merebut Fajrina dari dirimu, suka atau pun tidak dan satu lagi elang, aku akan merebut dia dari dirimu ,maka bersiap lah". Tepat ketika elang ingin memukul wajah Hendrik Fajrina berteriak
"Sedang apa kalian!". Fajrina berdiri disana dengan sorot mata yang sangat marah. Perlahan elang melepaskan kepalan tangan nya. Semua mata yang melihat kejadian itu menjadi iri pada Fajrina . Dokter muda itu menjadi rebutan dua pria tampan , terkenal dan berkarisma itu.
"Dokter Fajrina.. kebetulan aku bertemu dengan anda di sini, aku ingin konsultasi soal kesehatan ku" hendrik berjalan mendekati Fajrina.
"Apa kau sakit?". Sebagai seorang dokter , Fajrina tidak bisa mengabaikan segala keluh kesah calon pasien nya.
"Ya, sepertinya aku butuh operasi pembedahan secepatnya ". Fajrina terpaku, namun tidak dengan elang
"Bocah sialan". Elang mulai mengumpat. Sebenarnya ia tak suka istrinya berbicara dengan pria lain, tapi gangsinya sangat lah tinggi. Sebenarnya pun elang sudah jatuh cinta pada Fajrina, namun ia tak mau mengakuinya.
"Kau harus melakukan serangkaian pemeriksaan , memangnya apa yang kau rasa?". Fajrina bertanya dengan sangat serius
"Aku merasakan cinta dokter, kau harus membedah hatiku, dan mengeluarkan namamu dari sana, agar aku bisa hidup tenang dokter, tanpa harus datang kesini hanya untuk melihat mu".
Fajrina bingung , entah apa yang harus dia katakan , pria di depannya sangat jujur sedangkan pria yang sedang memelototinya sekarang sangat lah sombong
"Sepertinya anda bercanda". Fajrina terseyum kikuk
"Tidak , bahkan tanpa sadar aku mengabadikan namanya di sini". Hendrik menarik lengan jaketnya, ia memamerkan tato bertuliskan nama Fajrina di lengan kanan nya.
"Apa yang .. kau lakukan". Fajrina menutup mulut dengan kedua telapak tangan nya.
"Berlebihan " elang menabrak tubuh Hendrik dari belakang kemudian menarik tangan Fajrina kasar
"Aw, ". Fajrina menjerit, tak suka dengan perlakuan kasar elang, ia langsung menghentikan langkah kaki elang.
"Jangan kasar ". Sorot mata Hendrik sangat tajam
"Dia istriku, aku berhak melakukan apapun padanya". Elang menatap angkuh netra laku-laki yang dulu pernah menjadi sahabat dekatnya itu
"Tapi kau tak berhak menyakitinya". Hendrik mendorong dada elang
"Minggir, atau kuhabisi kau di sini". Elang balik mendorong Hendrik. Fajrina yang berada di antara mereka mulai frustasi.
"Apa kalian bisa berhenti, aku malu, kita menjadi tontonan banyak orang". Fajrina menghela nafas berat kemudian menatap Hendrik.
"Pulang lah, karna aku juga akan pulang bersama suamiku". Sorot mata Fajrina penuh dengan permohonan, Hendrik dapat menangkap nya dengan mudah
"Aku akan pergi, Fajrina.. demi dirimu". Ujar Hendrik, ia mundur dan berjalan memasuki mobilnya
"Apa kau senang, apa kau bahagia". Elang membentak Fajrina, ini kali pertama ia di bentak . Tanpa aba-aba air matanya berjujuran begitu saja.
"Fajrina.." tama berteriak kemudian menghampiri gadis idaman nya itu.
"Siapa lagi kau?" tama menoleh menatap elang.
"Oh, jadi kau suaminya , dengan tuan elang yang terhormat , sebaiknya kau mendengarkan nasehat ku, lebih baik kau lepas saja istrimu, kau sangat tidak bisa menghargainya.. kau membentak dia seenaknya".
"Dia istriku".
"Sombong sekali kau".
"Sudah" ujar Fajrina sambil terisak, kemudian berjalan menjauh dari elang. Elang segara menyusul Fajrina, ketika Fajrina membuka pintu mobilnya, elang kembali dengan kasar menutup pintu itu.
"Beri aku penjelasan ".
"Penjelasan apa yang kau mau?". Fajrina menatap netra suaminya, pria bermata biru itu terlihat sangat marah.
"Kenapa Hendrik sering datang ke sini untuk bertemu dengan dan, dan siapa pria yang barusan". Elang berjalan mendekati Fajrina. Fajrina mundur, punggung nya membentur dinding mobil hitam milik nya.
"Aku tak tau mengapa teman mu itu sering mendatangi aku, pria yang tadi itu adalah sahabatku ". Dengan cepat fajrina menjawab pertanyaan elang, ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu dan juga suaminya
,
,.
. . .
, ,. .
,,,
0
, k.,.
,00
0.0
,
0=.