DI BALIK HIJAB ITU
"apa tujuan mu datang dan bertamu ke rumah kami yang sederhana ini?". Tanya ustad dzaki pada pemuda parlente yang berdiri tegak di hadapan nya itu.
"Saya datang kesini, untuk meminta izin ustad untuk menikahi dokter Fajrina, putri anda". elang memberitahu ustad Zaki alasannya datang ke kediaman nya. pria Tampan itu menatap yakin sang ustad, tanpa ragu dan takut ia menyampaikan keinginan nya untuk menikahi dokter muda putri sang ustad.
"Kau mau menikahi putri ku?". Ustad Zaki tersenyum menatap elang.
"Iya ustad, izinkan aku menikahinya". Di balik pintu Fajrina Masih terpaku tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. pria kurang ajar itu melamar dirinya untuk di jadikan istri.
Ustad dzaki menatap netra pemuda itu, beliau tau pemuda itu yakin akan semua yang ia katakan barusan. Lagipula beliau sangat mengenal kedua orang tua pemuda itu, orang tua nya sangat aktif dan selalu menghadiri setiap kali beliau mengadakan kajian di pondok pesantren yang letak nya tak jauh dari kediaman beliau.
"Apa kau yakin, elang?". Ustad dzaki kembali bertanya.
"Saya yakin ustad". Elang menjawab mantap. ia sangat yakin dengan apa yang barusan ia sampai kan. namun elang tak yakin sang ustad mau merela kan putrinya menikah dengan pemuda brandal yang terkenal nakal itu.
"Baiklah, elang.. bawa semua anggota keluargamu ke sini besok, sehabis isya, aku akan menikahkan kau dengan putriku besok". Fajrina merosot ke bawah, ia tak menyangka sang ayah malah menyetujui lamaran itu. fajrina sangat kecewa dengan keputusan sang ayah tanpa harus bertanya terlebih dahulu padanya.
"kenapa Abi, kenapa abi terima lamaran nya". Fajrina berurai air mata, meminta penjelasan pada sang ayah.
"Abi mengenal betul siapa dia, siapa orang tuanya , abi sangat tau ". Ucap ustad dZaki sambil mengelus kepala putrinya.
"jika Abi tau, mengapa Abi setuju". fatma menatap suaminya, ia tak habis fikir suaminya akan merela kan putrinya menikah dengan pria yang terkenal brengsek dan playboy itu.
"umi tenang lah, dia tak kan datang". dzaki tau bahwa elang tak kan datang, makanya ia dengan gampang nya meminta elang datang kembali besok dengan membawa semua anggota keluarga nya.
"tapi jika ia bener-bener datang bagaimana Abi". Fajrina tersedu
"Jika dia datang, berarti kalian memang berjodoh". ujar fatma sambil mengusap air mata putrinya.
"Ah, umi.. aku masih belum mau menikah ". Tangisan Fajrina semakin nyaring terdengar.
"Dengar umi ya sayang, waktu umi menikah pun umi di jodohkan, umi dan abimu bahkan sama sekali tak saling kenal, kami bertemu setelah akad nikah selesai, nah sampai sekarang hidup kami bahagia, bahkan di karuniai putri cantik dan pintar sepertimu". perkataan fatma yang barusan tak membuat hati fajrina lega.
Fajrina mengusap air matanya, memandang umi dan abinya. Ia tak terima, kemudian berdiri dan berlari memasuki kamar dan kembali menangis.
elang menatap ayah dan bunda nya, kemudian menghembuskan nafas nya.
"Aku sudah melamar seorang gadis untuk ku, dan aku mau ayah, bunda dan keluarga besar manggala datang untuk menghadiri pernikahan ku besok sehabis isya". keadaan di ruang makan tiba-tiba hening, mereka saling pandang sebelum dapat mengcerna apa yang telah di ucapkan oleh elang.
"apa maksud mu? apa kau akan menikah?". tanya seorang gadis berambut pendek ber mata coklat yang duduk tepat di sebelah elang.
"Iya kak dini, aku akan menikah besok ". elang tersenyum dan menatap ke arah dini, sang kakak.
"apa kau bercanda". dini tertawa, namun ia segera diam ketika pria di sebelah menyentuh jemarinya.
"sayang". ujar pria itu.
"Kenapa? apa aku tak boleh tertawa. tak usah ikut campur, ini urusan keluarga ku". dini menatap pria di sisinya dengan sinis.
"Dini, apa kau tak bisa menghormati suami mu sedikit saja". pria di ujung meja memberikan tatapan mengintimidasi ke arah Dini.
"ayah mu benar sayang, hormati Joyo, bagaimana pun dia suami mu". ujar seorang wanita cantik yang baru saja memasuki ruang makan. wanita itu berjalan menuju ujung meja makan kemudian mencium pipi pria yang baru saja memerahi dini.
"Kenapa kau baru pulang". ujar pria itu.
"pesawat ku terlambat Tuan Agung tersayang, apa kau menunggu ku". wanita itu tersenyum menatap pria itu.
"bisa kah kalian bersikap lebih elegan, apa kalian mau bermesraan di sini di meja makan, ayah". elang menatap pria itu, pria yang berada di ujung meja makan itu.
"bukan kah kau mau menikah elang, tak perlu iri begitu". Agung menatap sengit mata putra kesayangan nya itu.
"ah, benarkah?". wanita yang baru saja datang itu langsung berjalan mendekati elang dan memeluk nya.
"lepas kan aku bunda". Elang mencoba melepaskan dirinya dari pelukan sang ibu.
"Wanita seperti apa yang ingin kau nikahi Elang, dari keluarga mana, siapa orang tuanya?". tanpa basa basi Agung mempertanyakan latar belakang dan siapa wanita beruntung yang mampu menaklukkan hati putra kesayangan nya itu.
"Aku tak yakin akan pernikahan ini, dan ngomong-ngomong Elang, apa wanita itu salah satu gadis yang sering menemani mu bersenang-senang tiap malam? jalang yang mana lalu apa aku kenal?". ujar dini sambil menyender kan punggung nya di kursi. mendengar kata-kata Dini barusan membuat elang kesal kemudian menatap kakak nya dengan tajam.
"kau sendiri, pria seperti apa yang kau nikahi ?". Dini meloto ke arah elang kemudian memukul meja.
"Jaga bicara mu". Elang tertawa sini melihat amarah sang kakak. Dini berjalan mendekati elang.
"apa kau pikir ucapan mu yang barusan itu lucu , HAH". Di teriaki begitu oleh kakaknya, elang merasa tak senang. Elang berdiri kemudian mengarah kan jemarinya pada pria yang di sebut suami oleh dini.
"Lalu siapa dia, bagaimana latar belakang keluarganya, kau sendiri apa tak sanggup mencari pria lain yang lebih mampu, bukan sampah seperti dia". elang mencemooh pilihan kakak nya.
"Apa kalian tidak menghormati ku dan ibu kalian di sini". Agung meneriaki ke dua anak nya. Dini menatap mata adik nya, namun elang merasa tak gentar sama sekali, ia malah tersenyum dan tertawa.
"maaf ayah". ujar elang, ia kembali duduk dan tak memperdulikan kakak nya. agung meminta dini untuk duduk, karna mereka harus mendengar kan ucapan elang soal pernikahan yang ia katakan tadi.
"siapa dia sayang". elang langsung menatap mata sang bunda sembari memberikan senyuman lembut pada ibu nya itu. elang tau ibunda nya tak kan menolak gadis yang ia ajukan kali ini.
"Fajrina, putri ustad Zaki, guru mengaji ayah dan bunda". Cindy terkejut, dan secara tak sengaja menjatuhkan garpu yang sejak tadi ada di tangan nya.
"Kau serius , elang?". Tanya sang ayah.
"Aku serius". Jawabnya.
Cindy bisa mengingat betapa santunya gadis itu, ia lulusan universitas ternama di Jakarta. Ia merupakan dokter muda yang sangat cemerlang. Cindy pernah beberapa kali bertemu gadis itu ketika ia mengikuti kajian-kajian dari ustad Zaki.
"Bunda setuju". Cindy langsung berdiri.
"Baik, kalau begitu". Agung kembali menyantap makan malam nya kemudian tersenyum. gadis yang di maksud elang adalah dokter muda yang sangat cemerlang dan berbakat. Agung sangat menyukai gadis itu jauh sebelum elang bilang bahwa ia akan menikahi nya.
"apa ayah bahagia?". elang bertanya kepada sang ayah.
"tidak juga". jawab Agung
"Kenapa?". dari elang berkerut, ia bingung atas jawaban ayah nya.
"Kenapa, bukan kah ayah yang meminta ku menikah dalam waktu dekat , karna jika aku tidak menikah ayah akan menarik semua aset-aset serta perusahaan ku". elang mendengus kesal. tanpa mereka sadari, pria yang duduk di samping dini tertunduk kesal, ia bahkan hampir saja memecah kan gelas yang tengah ia genggam.
"ada apa dengan mu". Dini memukul bahu suaminya saat tiba-tiba saja gelas itu jatuh ke bawah dan airnya mengenai kakinya.
"maaf..maaf.. aku tidak sengaja ". pria itu berdiri dan hendak pergi untuk mencari sesuatu untuk membasuh kaki istrinya.
"Sudah Joyo, kau duduk lah, itu hanya air tak perlu panik begitu". Agung meminta agar menantu laki-laki nya kembali duduk.
"kau sangat tidak berguna". dini berdesis marah pada joyo.
"elang, ku ingatkan padamu untuk jangan bermain-main dengan gadis yang satu ini, gadis itu sangat terhormat, jika kau melakukan itu aku sendiri yang akan membunuh mu". elang yang sejak tadi menatap joyo langsung mengalihkan pandangan nya ke arah sang ayah.
"Baiklah". Jawab elang cepat.
"Apa kau yakin gadis itu akan menerima mu elang, ayolah.. siapa yang tak mengenal dirimu". dini tertawa.
Elang tersenyum dan menatap sang kakak.
"Aku yakin, aku akan menikahi nya dan dalam setahun aku akan melahirkan penerus untuk keluarga ini, dan kau kak, hati-hatilah". Elang berdiri , mendekati sang ibu mencium pipinya dan melangkah pergi.
Ia memasuki kamarnya, merebahkan tubuhnya. Ia mengingat kembali bagaimana ia bisa mengenal Fajrina.
Siang itu udara sangat panas, elang bersusah payah memapah tubuh teman perempuan nya. Wanita itu overdosis obat-obatan terlarang. Ketika elang memasuki unit gawat darurat kebetulan sekali , Fajrina dokter jaga di sana.
"Dia kenapa?". Tanya Fajrina sambil memeriksa gadis itu.
"Dia overdosis". Jawab elang enteng. Fajrina menatap elang, lalu meminta staf administrasi rumah sakit menghubungi pihak kepolisian.
"Apa yang kau lakukan". Elang membentak Fajrina, jika sampai ayah nya tau bisa tamat riwayat nya.
"Teman wanita anda overdosis, saya rasa nyawanya tak kan tertolong , denyut nadinya sangat lemah, tangannya mulai membiru, saya tak mau mengambil resiko". Ujar Fajrina dengan wajah datar. Tak lama kemudian tanda-tanda kehidupan menghilang dari gadis itu. fajrina meninggalkan elang, mencoba memberikan pertolongan pertama bagi gadis itu. namun usaha nya gagal.
gadis itu meninggal dunia, kini Elang hanya bisa menatap wajah teman perempuan yang tadi pagi masih bermesraan dengan nya. sangat di sayang kan, padahal gadis itu benar-benar cantik dan sexy.
"Anda lihat, kandungan obat-obatan terlarang yang ia pakai sangat tinggi, dan jelas sekali Anda sangat terlambat membawanya kesini". Ujar Fajrina sambil menandatangani bebrapa berkas.
Elang menatap gadis cantik berhijab itu, ia bisa dengan jelas membaca nama yang tertera di jas kebesaran wanita itu
"Dokter Fajrina". Fajrina mengangkat kepalanya menatap elang.
"Kita akan bertemu lagi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments