NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Bekas Luka

Aku melompat, merayap perlahan di balik semak belukar lembab, memastikan setiap daun yang aku injak tidak mengusik keheningan malam. Dinginnya malam mencubit kulitku, mengirimkan sensasi merinding bercampur dengan rasa takut ketahuan. Mataku tak berkedip, terpaku pada sosok di depanku, mengabadikannya dalam benakku.

Buluku menegang, udara malam kali ini lebih dingin dari biasanya. Mataku tak lepas dari dua bayangan sabar itu. Ini adalah hari ketiga dimana aku selalu menyelinap keluar Istana dalam wujud kucing. Tetapi, dua hari terakhir aku tak menemukan petunjuk apapun, barulah hari ini aku melihat sosok bayangan hitam yang tempo hari melintas di jendelaku itu lagi dan bergegas membuntutinya.

Telingaku meruncing tajam ke atas, mendengar setiap percakapan mereka dengan seksama. Namun aku bingung, mereka mengucapkan kalimat acak, seperti kode yang tak bisa aku mengerti.

Setelah sosok pertama pergi, bayangan yang menggunakan cadar itu melangkah lebih jauh kedalam hutan. Semak belukar semakin rimbun, membatasi pandanganku, membuatku kehilangan jejaknya. 

Bola mataku berputat mencari keberadaannya diantara siluet pohon, tetapi ia terlihat dimana pun.

Saat aku berbalik, jantungku mencelos, sosok itu tepat di belakangku, bayangannya menjulang tinggi.

"Ada apa dengan kucing ini?" Ia mencoba menggendongku, namun aku mencakar tangannya dan membuatnya mendesah pelan.

"Biarkan saja, dia hanya kucing liar." Ada orang lain di belakangnya. Mereka semua bercadar hitam. "Apa kau sudah mendapatkan perintah darinya?"

Pria yang baru saja mendapat cakaranku mengelus punggung tangannya. "Belum, kita tidak bisa bergerak karena pihak atas belum membuat keputusan."

Mataku membesar, aku bisa melihat jika orang satunya memiliki bekas luka di matanya.

Pria itu, menggerakkan tangannya, ketegangan tubuhnya mengisyaratkan jika ia sedang cemas. "Ketegangan ini membuatku tidak bisa tidur. Bagaimana dijak Du—"

'Clak', busur panah lewat, membelah udara dingin, tepat di hadapan pria itu, memotong pembicaraannya. Sontak kami semua diam membeku di tempat. Sosok lain muncul dari balik pohon, matanya menyala tajam menatap kami.

"Berapa kali sudah aku peringatan untuk berhati-hati, bahkan pada seekor semut, pun." Suaranya dingin, menusuk.

Satu orang dari mereka mencoba merendahkan keterangannya. "Jangan khawatir, dia hanya seekor kucing hutan."

"Bagaimana jika itu bukan hanya sekedar kucing?" Nada suaranya penuh selidik, buluku jadi menegang.

Napasku tertahan, aku berlari meninggalkan mereka sekuat tenaga. Siapa orang itu? Kenapa instingnya tajam sekali, apakah dia sudah tau jika aku adalah manusia? Sial, aku dalam masalah besar.

Entahlah, aku tak bisa melihatnya mengejarku atau tidak. Pohon-pohon dan semak belukar rimbun sialan ini membuat jarak pandangku terganggu.

Kakiku terperosok ke dalam lubang, akar pohon di bawah sana menjerat kakiku seperti belenggu. Dalam kepanikan aku menariknya dengan asal dan membuat kakiku terluka. Aku mencoba menahannya dan terus berlari sampai aku sudah dekat dengan perbatasan istana.

Aku menggigit kalung itu dan memakainya. Buluku menghilang, tubuhku sudah menjadi manusia, ternyata pergelangan kaki ku terkilir. Sakit sekali, seolah ada jarum-jarum kecil yang panas menusuknya.

Namun, aku tak mau menyiakan ingatan samarku. Aku mengambil setumpuk kertas kosong dan tinta untuk menggambarkan sosok yang aku lihat tadi, ini bisa jadi suatu petunjuk yang menjanjikan.

Aku mengingat dengan jelas, wajah pria setengah baya itu, wajahnya tirus, dia memiliki kerutan dahi yang jelas, wajahnya di tutupi cadar, namun rambutnya di biarkan terlihat, warnanya hitam dan sedikit. Gambaran paling pentingnya adalah, bekas luka di mata kanannya. Setelah lima belas kali percobaan, akhirnya aku puas dengan hasil terakhir. Aku tidak hanya menggambar satu orang, ada lima kertas dan aku telah menggambar tiga orang tadi.

Mataku terasa perih dan panas, aku terhuyung-huyung kembali ke kasur dan merebahkan diri, ngantuk berat.

Saat aku terbangun di pagi hari. Bengkak di kakiku semakin biru, di buat berjalan pun rasanya luar biasa sakit. Setiap pergerakan kecil adalah sebuah siksaan.

Hana dan Meri, dua pelayanku heboh sendiri dan memanggil tabib. Setelah selesai di obati, keduanya kompak memarahiku. Aku angkat tangan saja dan mengatakan jika habis jatuh di kamar mandi, mereka malah gencar mengomel dan membuat telingaku berdengung.

"Lady kalau mau ke kamar mandi jangan lupa bawa lampu, disana gelap dan licin." Hana mengomel, wajahnya merah. "Lagipula Lady bisa memanggil kami, saya akan menyiapkan pot sehingga Lady tidak perlu ke kamar mandi."

Mataku sedikit mendelik, "Kalian pikir aku ini hewan? Aku masih punya dua kaki, kenapa aku harus buang air kecil seperti anjing."

Hana dan Mary membantuku berdiri, aku meminta mereka mengambil tumpukan kertas semalam dan mengantarku ke arena berlatih.

Orang-orang disana menyambutku yang datang membawa dua toples keripik kentang. Mereka berdiri sementara aku duduk di dipan, kakiku di luruskan.

"Apa Lady habis di gigit kera? Kenapa bisa kakinya bengkak begitu? Keranya beracun?" Boni bertanya dengan ekspresi khawatir.

"Kehkeh, bagaimana mungkin ada kera beracun, ini bukan negeri cina yang ajaib itu." Hiro terkekeh sambil menendang bokong Boni.

Salah seorang pria di samping Boni ikut menebak, "Lady pasti habis di serang alien? Lalu kakinya di tembak pakai cahaya."

Aku memijat pelipisku. "Kalian ini terlalu banyak makan dongeng bodoh." Padahal, aku sendiri yang mencekoki mereka dengan dongeng dari duniaku. "Aku habis jatuh di kamar mandi."

Mereka kompak mengangguk, wajah mereka penuh simpati, dan berdoa agar aku lekas sembuh.

Hana mengeluarkan kertasku, dan aku membebernya di dipan. "Perhatikan, perhatikan baik-baik dan kalian harus mengingatnya, apakah ada yang pernah melihat orang-orang di gambar ini?"

Lima menit berlalu, keheningan masih membungkam mereka dari segala posisi. Wajah-wajah ini tak berubah, sama bingungnya sejak menit pertama mereka melihat gambaranku.

"Apakah ini gambar alien? Kenapa dia punya kapak di atas kepalanya?" Tanya seseorang dengan polos.

Boni menengok ke gambar. "Ini kapak? Ku pikir itu talenan."

Aku geram, "Itu rambut, rambutnya tebal ke atas."

"Lady, kenapa dia punya ulat di mata kanannya?" Hiro mengaruk kepalanya, alisnya naik satu saat mencoba memahami gambaranku. "Bukankah ini hantu? Kenapa kepalanya seperti semangka."

Kemarahan mendidih di kepalaku, melihat reaksi mereka yang tak sesuai dengan harapan. Aku sudah memberikan yang terbaik untuk menggambarkan apa yang telah aku lihat!

Aku menengok Meri, "Meri, apa yang kau pikirkan pertama kali saat melihat gambar ini?" Aku memegang kertas itu di tanganku dan menunjukkan langsung kepadanya.

Meri mencondongkan badannya, matanya menyipit sesaat. "Badannya kecil tapi kepalanya besar seperti kelapa. Apa Lady membuat gambar orang sawah? Gambaran Lady bagus sekali, saya sampai pangling."

Aku melemparkan tanganku ke dipan, sangat keras hingga membuat mereka kaget. Menarik tangan Hana, aku memintanya untuk mengantarku menemui Samesh. Orang-orang ini sangat idiot dan tidak bisa mengerti selera seniku.

"Apa yang engkau lukis? Boneka kebakaran?" Samesh memegang gambaranku, ekspresinya tak ada bedanya dengan orang-orang tadi.

Aku benar-benar marah sampai ingin menangis, seburuk itukah gambaranku? "Sepertinya aku perlu menyewa ahli ilustrasi."

"Wahh kakak, ada apa dengan kakimu?" Tanya Samesh, matanya fokus pada bengkak di pergelangan kakiku.

Aku kembali menyeret kakiku dengan kekecewaan berat dan menjawab samesh dengan asal. "Di gigit alien,"

1
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
/Facepalm//Facepalm/ohhh, singa hutan yang di maksud itu Caspian, kirain singa/Facepalm/
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
astaga, apa ini???
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
/Scream//Scream//Scream/semangat kuliahnya dan urusan di rl 🤧😭aku nantikan comeback nya Thor
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
🤧🤧🤧terhura, tidak mungkin dia benar-benar benci orang tua nya
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
🗿/Pray/typo
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
sudah aku duga, gambar nya anuu 😂




jelek
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
kok aku ga yakin, ya dengan hasil gambar nya🗿
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
wohh deg degan
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/ada udang dibalik bakwan



/Curse//Curse/ngambil kesempatan dalam kesempitan
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
😭😭😭 kenapa harus di samakan dengan tikus?
nolaa: nolaa juga bingung, padahal Caspian ganteng abiss!
total 1 replies
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
/Scream//Scream/Bilang aja terpesona/Curse//Chuckle/
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
hah? /Doubt//Doubt/
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍: 乁⁠ ⁠˘⁠ ⁠o⁠ ⁠˘⁠ ⁠ㄏPulu pulu pulu pulu 👺
nolaa: puluh puluh/Sob/ omg, typo, teringat upin ipin
total 2 replies
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ apa? hayoloh~
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
gemes nya, masih sempet sempetnya ngomong "terimakasih"
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
( ̄▽ ̄) hahaha (tawa hambar) menyerah lah, mustahil untuk mengalahkan nya
nolaa: perasaan winola:
total 1 replies
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
😭😭😭ini Caspian beneran apa akting sih??
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍: 😭😭kok author nya sendiri malah ga tau
nolaa: nola juga bingung
total 2 replies
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
✋🗿🤚babik hutan jenis apa itu? di pancing pake cacing
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk uhuk aaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkkhh ini akting apa beneran nih? /Chuckle/
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
mau ikutan 🤤🤤🤤🤤
☘︎⃟Λ𝐑Λ 𝐒'𝐍Λ𝐆Λ🐉⃝Λ𝐋𝐒𖤍
apa ini?
nolaa: tanya Julian☝🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!