REINKARNASI??!
Percaya atau tidak percaya Lexia seorang wanita tangguh anggota SatCOBRA yang harus mati ditembak mati oleh musuhnya yang tidak lain adalah adik tirinya sendiri.
"Pesan terakhir? "
"Cepat bunuh. "
Dua tembakan tepat terkena jantung Lexia membuatnya seketika menghembuskan napas terakhirnya.
"Selamat jalan kakak." seringainya
Alih-alih bertemu dengan Tuhan, Lexiajustru bereinkarnasi ke sebuah Kerajaan bernama Aqualiors dan parahnya harus menempati raga seorang Putri yang lemah bernama Luciana . Putri Luciana yang memiliki seorang kembaran bernama Lauren namun, adiknya itu ternyata diasingkan karena kerajaan menganggapnya sebagai aib Kerajaan.
"Itu albino bukan penyakit! "
"Jika aku menang, menikahlah denganku."
"Kau curang. " gertaknya
Cerita sendiri, dilarang keras plagiat dalam bentuk apapun!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZAHRALIA15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Dunia Macam Apa Ini?
...SELAMAT MEMBACA!...
...*...
...*...
...*...
Benar seperti dugaannya, kondisi hutan dimalam hari cukup gelap. Seperti biasa Luciana mengeluarkan bola bercahaya itu untuk menemani langkah mereka. Mereka? Ya, Luciana menyusuri hutan bersama pria bernama Liam itu.
Jika kalian berpikir apakah Luciana takut atau tidak jika berduaan bersama seorang pria dikondisi hutan yang gelap, maka jawabannya tidak. Jika pria berambut silver itu berani bermacam-macam dengannya bersiap saja Luciana akan membunuhnya langsung ditempat.
"Langit sudah semakin malam, apakah anda tidak ingin beristirahat nona?? " tanya Liam
"Apa anda sudah lelah tuan? " ejek Luciana
"Tentu saja tidak, namun alangkah lebih baiknya kita mengistirahatkan sejenak kakinya kemudian melanjutkan perjalanan. " saran Liam
"Nanti saja. "
Luciana masih fokus meneliti peta ditangannya dengan mengandalkan cahaya dari benda bulat itu. Langkah kakinya terhenti dan berbalik badan menghadap pria itu.
"Katamu kau tahu semua tempat di hutan ini bukan? "
"Sepertinya begitu. "
"Apa kau tau letak dimana pedalaman hutan Eleusis? " tanya Luciana
Lelaki itu terlihat terdiam berpikir,"Kau ingin kesana? " lelaki itu justru bertanya.
"Iya."
"Sebenarnya aku mengetahuinya namun letaknya tidak terlalu paham karena memang dari segi cara dimana kita memulai itu berbeda. " jelasnya
"Maksudmu? "
"Setiap awal dimana kita memasuki hutan,letak pedalam Eleusis akan berbeda. Aku pernah memasuki hutan dari arah barat itu artinya pedalam Eleusis akan sejajar dengan langkah kakiku. Karena kita berawal dari arah utara maka sepertinya akan ada di arah selatan. Aku hanya menebak, kita hanya perlu berjalan sejajar. " jawabannya
"Aku tidak paham. "
"Intinya berjalan sejajar nona jangan berkelok-kelok,seperti apa yang tengah kau lakukan sekarang. " ucap Liam mengamati langkah kaki Luciana
"Aku hanya melangkah berputar. " jawab Luciana
"Hanya , namun jika kau sendirian maka kau akan kesulitan menentukan kemana awal arahmu, beruntung aku terus berjalan dibelakangmu, jika tidak kau akan bingung hendak melangkah kearah mana. " jawabnya
"Baiklah aku paham. "
"Hey! " panggil Luciana
"Apa kau lapar? " tanya Luciana saat melihat pria itu memegang perutnya sedari tadi.
"Tidak."
"Jangan berbohong . Jujur saja kau pasti lapar. Karena aku adalah gadis yang baik maka , mari kita beristirahat di dalam gua itu." tunjuk Luciana pada sebuah gua yang tertutup oleh beberapa batang pohon.
"Disana berbahaya! " tegas Liam
"Apakah ada binatang buas? " tanya Luciana
"Tidak! Sebenarnya aku pernah memasuki gua itu dan justru ujung gua itu tetap saja berada di sini."
"Apa kau tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan kata-kata sederhana agar otakku bisa mengerti ?? Perkataan mu sangat membingungkan. " decak Luciana
Bagaimana ia tidak kesal, pria bernama Liam itu menggunakan pilihan kata yang sulit untuk Luciana cerna.
"Kau saja yang malas berpikir. "
"Baiklah aku memang tengah malas untuk berpikir. " ujar Luciana menyenderkan tubuhnya di sebuah pohon.
Luciana men selonjokan kedua kakinya setelah meletakkan lampu bulat itu di sebuah ranting pohon. Benar-benar melelahkan.
Liam, lelaki itu entah pergi kemana.
Luciana tidak peduli. Ia mengambil sesuatu dari dalam tas selempang miliknya. Mengeluarkan makanan yang sempat ia beli. Hanya kue untuk mengganjal laparnya.
Terlihat bayangan pria tengah berjalan kearahnya, setelah tersorot oleh cahaya lampu terlihat Liam membawa dua lembar daun pisang dan meletakkannya diatas tanah.
"Beristirahat lah gunakan daun pisang ini sebagai alas tidur."
"Kau sangat pengertian. " puji Luciana sambil memakan kue kering nya.
Terlihat pria itu tersenyum tipis tanpa arti, kemudian mendudukkan tubuhnya disamping Luciana menyender ke batang pohon besar itu.
"Untuk mu, makanlah. "
"Aku tidak memakan makanan itu. "
“Lalu? "
Luciana mendadak merasakan hal yang aneh dengan pria itu. Wajahnya terlihat pucat dan sejak kapan pakaian menjadi berwarna merah bercampur hitam?? Perasaan saat tadi bersamanya, pria itu mengenakan pakaian serba putih dengan blazer biru tua.
Luciana memperhatikan wajah itu dari samping, bertepatan dengan itu mata merah milik lelaki itu menatap Luciana balik. Tidak! Mata itu bukan mata pria bernama Liam! Liam memiliki warna mata cokelat!
Luciana waspada kemudian beranjak dari duduknya untuk menjauh.
BRUK!!
"Shhhhh.. " ringis Luciana
Sebelum berhasil beranjak menjauh, tangan Luciana tiba-tiba ditarik dengan kencang dan dihempaskan ke batang pohon dibelakangnya dan mengukungnya disana.
"Ternyata kau mudah menyadarinya. " seringai pria itu
"Kau menawariku makanan bukan? Berikan darahmu yang segar ini shhh.. " desisinya mengendus leher Luciana.
"Jiwa tersesat.. Kami sangat menyukainya.. "
Benar dugaannya, aura saat pria itu kembali dengan membawa dua papah dauh pisang sangat berbeda.
"Siapa kau!! " tanya Luciana tajam
Mata hitam pria berwajah pucat itu menatap Luciana tajam hingga dapat menembus pertahanannya. Perlahan tangan Luciana merogoh tas selempang di samping tubuhnya untuk mengambil sebuah belati.
Pria itu sibuk mengendus lehernya. Luciana berhasil menggenggam belati kecil miliknya.
DUGH!!
Dengan kencang Luciana mendorong dan menendang tubuh itu hingga terlempar kebelakang. Luciana menodongkan belati kecil miliknya.
"Siapa kau!! Dimana Liam! " teriak Luciana menatap pria itu tajam dengan menodong belati nya.
Tanpa rasa takut pria pucat itu menyeringai kemudian berjalan perlahan mendekati Luciana. Luciana tidak mundur dirinya terus menodongkan belati itu sebagai bentuk perlindungan diri.
Pria itu berjalan terus mendekat, Luciana memasang kuda-kuda bersiap menyerang.
Luciana mengayunkan belati itu dengan sigap pria itu menghindar. Luciana terus menyerang dengan jarak dekat. Pertarungan pun terjadi. Luciana berhasil memiting lengan dan kepala pria itu .
Bruk
Pria itu berhasil melepaskan tubuhnya dari belitan tangan Lucian dan mendorong tubuh Luciana ke pohon kemudian mencekik lehernya.
Wajah pria itu menyeringai puas, gigi setajam pisau terpampang jelas di kedua bagian sisi giginya. Pria memiringkan wajahnya menuju leher Luciana.
"Lepas! "
Luciana mendorong pria itu namun tidak bisa, semakin ia mendorong semakin kencang cekikan pada lehernya.
"Si*l!!Jika begini terus aku akan mati. "
Luciana terus mendorong tubuh pria itu dengan memelintir kan tangan dan kakinya untuk mengunci pergerakannya. Gigi Luciana sampai bergemelatuk saking kuatnya tenaga pria pucat itu.
"Tidak bisa! Aku tidak bisa terus begini! Aku akan mati lagi jika begini terus. "
SLASS!
BRAK!
DUGH!
Bayangan putih melesat mendekati Luciana dan menarik kerah pria pucat itu kemudian melemparkan tubuhnya dengan kencang. Pria pucat berwajah Liam itu terpental cukup jauh hingga mengenai batang pohon.
"Kau baik-baik saja, Lexia?? " tanya Liam khawatir
Napas pria itu terlihat beradu dengan cepat. Terlihat jelas dirinya khawatir.
"Aku baik-baik saja, untung saja kau datang dengan cepat. " jawab Luciana sambil memegang lehernya yang kebas.
"Awas dibelakangmu!! " teriak Luciana
Liam memegang pinggang Luciana dan berputar, mengayunkan pedang.
SLASH!
Luciana terdiam mendengar suara itu. Menolehkan kepalanya kebelakang namun segera dicegah oleh Liam dengan mengeratkan pelukan pada pinggangnya. Luciana berdecak.
"Jangan melihat kebelakang. " bisik Liam
"Lepaskan tanganmu dari pinggang ku!! "
Liam tersentak dan langsung melepaskan pelukan tangannya dari pinggang ramping milik Luciana. Dengan tubuh tegapnya berusaha menghalangi Luciana agar tidak menatap kearah objek yang baru saja ia bantai.
"Jangan melihatnya,nanti kau takut." perintah Liam
Luciana memang keras kepala dan tetap berusaha melihat apa yang tengah Liam sembunyikan. Hanya terlihat manusia dengan kepala terpisah berlumuran darah. Luciana tidak takut melihat bahkan pemandangan seperti itu sudah terbiasa untuknya.
"Abu??" kejut Luciana menatap kearah keberadaan nya.
Liam menghela napas pelan
"Makhluk apa itu."
Suasana disini gelap hanya ada penerangan lampu bulatnya beserta cahaya bulan yang cukup terang pada malam hari.
"Bukan apa-apa."
"Sebaiknya kita mencari tempat yang aman untuk beristirahat."
Liam berjalan terlebih dahulu meninggalkan Luciana yang masih terfokus kepada abu itu.Dalam kepalanya terbesit pertanyaan,sebenarnya dunia macam apa yang tengah ia tempati??
"Lexia." panggil Liam
"Ya! "
Luciana segera mengambil lampu yang tergantung di dahan pohon kemudian berjalan menyusul pria itu.
Sampailah mereka di bawah pohon yang cukup besar untuk berteduh. Liam sudah tertidur dengan bersender di batang pohon bersama Luciana. Namun mata gadis itu belum bisa terpejam. Rasa lelah dan kantuknya seolah pergi setelah kejadian yang cukup seru tadi terlintas di kepalanya.
"Benar, aku belum mempelajari seluk-beluk dunia ini. "
Awalnya Lexia hanya menganggap dunia kerajaan pada umumnya, namun setelah melihat kejadian aneh itu pola pikir Luciana langsung berubah.
"Apa disini ada sihir dan semacamnya? Tapi itu mustahil. "
"Sebaiknya aku tidur. " Luciana akan menanyakannya lagi besok pada Liam.
...To be continued......
...Seru gak sih??? serius nanya, jadi jawabannya jangan "kamu nanyea? "...
...TINGGALKAN JEJAK DULU!!...
semangat thor