Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Abi ke Sang Mama
Jika Meraka asik dengan pembicaraan mereka, berbeda dengan Vita dan kawan-kawan di bawah, bingung karna baru kali ini Ruqayyah membawa teman laki-laki ke ruangannya.
Setahu mereka Ruqayyah memang sedikit menutup diri untuk laki-laki.
"Tumben banget ya, sebenarnya apa sih hubungan Kak Ayya dengan pak Abi itu..??" tanya Desi
"beberapa kali ketemu malah mereka sedikit berdebat kan..??" tanya Yeni
"jangan-jangan mereka diam-diam pasangan kekasih..." tebak Desi
"hiist.. jangan menebar-nebak, besok kita tanya kan langsung aja,.udah tuh banyak pelanggan" balas Vita, walaupun dia tak kalah penasaran dengan yang terjadi antara Ruqayyah dan Abidzar.
Di ruangan Ruqayyah
Abidzar meraih tangan Ruqayyah, rasa nya ucapan terimakasih atas kesempatan yang Ruqayyah berikan tak cukup untuk nya.
"Maaf jika saya belum bisa jadi suami yang baik...maaf untuk cerita awal perjalanan kita yang kurang baik..." ujar Abidzar dengan menundukkan kepalanya
"saya juga minta maaf karna_"
"Kamu gak salah" Potong Abidzar
"kita bicarakan semua ke bunda malam ini" tambah Abidzar
Ruqayyah menggeleng.
"kenapa...??" tanya Abidzar bingung
"butuh keberanian untuk mengatakan semua nya, kan keberanian itu belum terkumpul sepenuhnya.."
"Tapi Ay..."
"kasih Ayya waktu dua atau tiga hari ini" pinta Ruqayyah
"ok...tapi sore ini bisa kita keluar makan..??" ajak Abidzar dan Ruqayyah mengangguk
Mereka pun turun tapi Abidzar lebih dulu, bahkan lebih dulu keluar dari toko, Ruqayyah tak ingin para pegawainya mulai berfikir yang macam-macam.
Sekalipun jika mereka melakukan hal macam-macam itu di perbolehkan tapi tetap saja pegawai nya belum ada yang tahu hubungannya dengan Abidzar.
Seperti yang mereka janjikan tadi, merek bertemu di sebuah cafe.
Saat berjalan menuju cafe Abidzar ingin menggandeng tangan Ruqayyah, tapi Ruqayyah masih sedikit menjaga jarak.
"mau pesan apa mas dan mbak nya.??" tanya pramusaji
"saya Mie goreng dan cappucino dingin ya mbak, es nya jangan di blender.." pesan Ruqayyah ke pramusaji
"kalau saya Nasi dengan lauk Gurame bakar ya mbak, minum nya kopi ginseng panas" pesan Abidzar
"baik Mas, mbak di tunggu pesanan nya" ujar sang pramusaji
"pak Abi belum makan...??" tanya Ruqayyah
"belum sempat, kan tadi nolong korban kecelakaan, jadi gak ke ingat untuk makan..." Jawab Abidzar
Ada rasa iba di hati Ruqayyah, tapi dia simpan dalam hati, rasanya masih canggung menunjukkan perhatian nya ke Abidzar.
Mereka menikmati makan sore mereka saat pesanan sudah datang, tak banyak pembicaraan, karna seperti Abidzar sudah sangat lapar.
"pelan-pelan, saya gak akan minta kok" ujar Ruqayyah saat melihat Abidzar begitu lahapnya
"yah ketahuan deh kalau udah kelaparan..." balas Abidzar, tanpa Ruqayyah sadari sebenarnya Abidzar sengaja melakukan semua itu, ingin tahu bagaimana respon Ruqayyah.
Hari ini mereka seperti sepasang kekasih Backstreet, selesai menikmati makan sore mereka, Abidzar meraih tangan Ruqayyah, menyematkan kembali cincin pernikahan ke jari Ruqayyah
"nanti kalau Bunda tanya gimana?? ini terlalu menonjol" tanya Ruqayyah
"ya udah kamu simpan aja dulu nanti di dalam kotak nya.." jawab Abidzar.
mereka tak berlama-lama di luar, karna mereka tadi sempat terlewatkan waktu Ashar, jadi Ruqayyah mengajak Abidzar sholat di masjid terdekat, saat selesai melaksanakan sholat ashar, Ruqayyah berpamitan untuk kembali ke rumah.
"Kabarin kapan harus menghadap ke Bunda" ujar Abidzar sebelum Ruqayyah melajukan mobilnya, dan Ruqayyah menjawab dengan anggukan.
🍂
Dikediaman Abidzar.
Mama yang tidak melihat keberadaan sang putra pun naik ke kamar Abidzar, dan nampak sang putra yang duduk di balkon.
"jika seperti ini, gak ada turun dan malah duduk di balkon atau di depan kolam, biasanya anak Mama ini sedang ada yang di pikirkan.." ujar sang Mama sambil duduk di samping sang Putra
Abidzar menyandarkan kepalanya di pundak sang Mama.
"ada apa..??" tanya sang Mama
"Ma....mama masih ingat gak sama pertanyaan Abi waktu di depan kolam..??" tanya Abidzar
"hmm... yang mengenai jodoh??" tanya sang Mama
"iya Ma, Apa Abi yang jarang sholat ini, Abi yang jauh dari kata baik ini, berhak mendapatkan istri yang Baik dan Shaleha..??’’ ujar Abidzar mengulang pertanyaan
"kan kamu sudah mendapatkan jawaban..." jawab sang mama
"Abi mendapatkan nya ma, tapi cara Abi salah.." jujur Abidzar
Sang Mama langsung menjauhkan tubuhnya dari Abidzar.
"maksudnya gimana, Mama gak ngerti??"
Abidzar pun menceritakan semua nya tak terlewatkan sedikitpun, mulai Ruqayyah datang, syarat dari Abidzar dan di sambut syarat dari Ruqayyah, hingga kejadian dia meminta Ruqayyah memberikan nya kesempatan.
Sang Mama jelas sangat kaget, bagai di Sambar petir, putra nya bisa melakukan itu.
"Apa kamu bilang...??" tanya sang Papa , ternyata Papa juga mendengar semua nya
Sang papa mendekati Abidzar, di raih nya kra baju Abidzar.
Tangan Papa yang mengepal akan mendarat di pipi Abidzar, tapi di cegah oleh sang Mama.
"Pa sabar Pa..."
Papa pun melepaskan genggamannya dengan kasar, Abidzar hampir terjatuh
"Begini kelakuan kamu di luar Bii... Papa tidak melarang kamu mau jajan apa saja, tapi bukan jajan perempuan..." berang sang Papa
"Pa dia wanita pertama yang Abi sentuh, dan kami berstatus suami istri"
"cara kamu Bii, kamu memanfaatkan kelemahan wanita itu, Kamu pernah terfikir jika wanita itu mau begini saja, dia dengan mudah Melakukan itu Tanpa minta di nikahi terlebih dahulu, lalu apa yang terjadi, ZINA Bii ZINA..." sang Papa benar-benar marah
Jika sang Papa meluapkan kemarahannya, sang Mama malah terisak.
"Maaf Ma, Pa..." tunduk Abidzar penuh penyesalan
"jika kamu di kecewakan, bukan berarti kamu mencari pelampiasan sayang.." ujar sang Mama
"jujur, Mama kecewa..." tambah sang Mama
"maaf Ma"
"Papa dan Mama saja kecewa, bagaimana dengan Mama wanita itu..??" tanya sang Papa
"Seharusnya kamu bisa membantu wanita itu Tanpa syarat Bii..." ujar sang Mama
"Pertemukan Papa dengan Wanita itu..." pinta sang Papa
"Pa,. sabar, biar Mama dulu yang menemui wanita itu.." cegah sang Mama
"Abi, pertemuan Mama dengan gadis itu besok..." titah sang Mama penuh penekanan
Menolak juga tidak mungkin, Abidzar pun mengangguk kepalanya.
"Jangan beritahu dia Mama ingin menemui nya.." tambah sang Mama
"tapi Ma..."
"tidak ada kata tapi.." kali ini sang Papa yang bicara.
Sang Papa pun keluar dengan marah dan kecewa.
"Mama gak tahu apa jadinya kamu , jika dia bukan wanita baik-baik Bii..." ujar sang Mama dengan penuh kekecewaan.
Sangat kecewa, karna Mama juga seorang wanita.
Abidzar mengusap wajah nya kasar, ingin menghubungi Ruqayyah tapi bingung, dan tidak mungkin dia menceritakan apa yang terjadi sehingga orang tua ingin menemui Ruqayyah.
🍂🍂🍂
Info UP bisa Follow IG kak Ajeng ya.. @cerita_ajengkirana
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran