Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Jimmy sedang mandi, sedangkan Alisa sudah berkutat dengan buku pelajaran nya, meski masih di kumpulkan lusa tapi tak ada salahnya jika mengerjakan tugas nya lebih awal, jadi dia bisa tenang jika sudah mengerjakan tugas. 

Tak lama, Jimmy keluar dengan handuk kimono yang menutupi tubuh nya. Tumbenan, biasanya dia akan tebar pesona pada Alisa dengan menunjukan perut roti sobek nya, bahkan berjalan-jalan di depan nya tanpa rasa malu.

Kenapa harus malu, toh di depan istri sendiri ya kan? Mau di terkam juga kan gapapa, udah sah ini. Mungkin begitulah pikiran Jimmy.

"Lagi apa?"

"Kepo aja Lo, sono pake baju." Usir Alisa ketus, karena dia mulai terusik dengan aroma sabun mandi yang di pakai Jimmy, membuat fokus nya buyar seketika. 

"Elah, gabut nya orang pinter mah beda." Celetuknya sambil berjalan masuk ke ruang ganti. 

Alisa hanya menatap punggung kokoh suaminya dengan datar, tapi kenapa otak nya malah berkelana ke hal-hal yang berbau uwu? Dia malah membayangkan, bagaimana rasanya memeluk atau bersandar di punggung itu, aahh pasti sangat nyaman sekali.

"Aiisshh, bener-bener bikin gak fokus." Gumam Alisa sambil menggelengkan kepala nya. 

Jimmy tersenyum jahil saat melihat Alisa menggelengkan kepala nya, di matanya saat ini Alisa benar-benar sangat menggemaskan.

Jimmy melangkah perlahan, sangat perlahan hingga Alisa tak menyadari bahwa satu senti lagi wajah mereka pasti akan bersentuhan jika saja dia berbalik.

Pria itu sengaja meniup pelan rambut Alisa hingga membuat nya terheran, kenapa aroma mint itu begitu menyegarkan? Dari mana asalnya? 

Dia ingin mencari jawaban nya, dia berbalik dan cup..

Bibir mereka bersatu, bahkan hidung mereka saling bersentuhan. Jimmy tentunya tak mungkin melepaskan kesempatan yang sangat bagus ini, dia memperdalam ciuman nya, dengan cepat meraih kepala belakang Alisa agar gadis itu tak melepas ciuman nya. 

Jimmy melumaat bibir sang istri atas bawah bergantian, menimbulkan bunyi decapan yang memenuhi ruangan bernuansa serba hitam ini, kamar Jimmy benar-benar seperti ruangan seorang mafia. 

Alisa menepuk-nepuk dada suaminya ketika dia merasa nafas nya sesak, bagaimana tidak sesak? Selama berciuman beberapa menit, dia tak bernafas sama sekali karena malu dan itu membuat wajah nya memerah dan berkeringat.

"Kebiasaan, kalo ciuman pasti Lo gak nafas. Kenapa sih? Pengen mati?" Tanya Jimmy ketus, karena merasa kesenangan nya terganggu. 

"Gue belom terbiasa sama ciuman mendadak Lo, Jim." 

"Udah berapa kali kita ciuman hmm? Tiga kali, masa belom terbiasa." Tanya Jimmy, dia menarik Alisa dari kursi nya dan membawa nya duduk di pinggir ranjang.

"Maklumin aja, gini-gini gue polos kali." 

"Ya, karena gak ada yang mau sama cewek galak plus cerewet kayak Lo, cuman gue. Itu pun karena perjodohan." Ledek Jimmy membuat Alisa menggeplak manja lengan suami menyebalkan nya. 

"Nyebelin banget sih Lo, Jim."

"Tapi ganteng ya kan?" Jimmy menarik turunkan alis nya, hingga Alisa memalingkan wajahnya.

"Gue disini onyon, kenapa Lo malah natap tembok?"

"Malu anjir, Lo gak liat wajah gue merah gini?" Tanya Alisa sambil menunjukan rona kemerahan di wajahnya.

"Lucu anjir.." 

"Katanya lucu, tapi kok Lo gak ketawa?" 

Jimmy hanya tersenyum smirk lalu mendekatkan kembali wajahnya, tapi Alisa yang tau maksud Jimmy memundurkan tubuhnya. Tapi, Jimmy tak pernah kehabisan akal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. 

Jimmy menarik Alisa dan mendudukan nya di pangkuan nya, membuat gadis itu meronta karena merasa tak nyaman dengan posisi mereka saat ini. 

"Lo harus belajar bernafas saat ciuman, Alisa." 

"Gak." Jawab Alisa sambil berusaha turun dari pangkuan Jimmy, tapi Jimmy memegangi pinggang nya dengan erat.

"Nurut sama gue, Alisa."

"Lo kayak profesional aja, udah sering ya? Ngaku!" 

"Yaiyalah sering." Jawab Jimmy santai. 

"Anjir, bibir Lo bekas cewek laen. Gue gak mau, jijik."

"Cipookan sama gelas." Jawab Jimmy masih santai, tapi Alisa terkejut. Seperti nya dia tak percaya dengan apa yang di ucapkan pria di depan nya.

"Bohong Lo, buaya!"

"Gue belom jadi buaya, masih biawak." Jawab Jimmy, dia menggigit leher Alisa hingga membuat gadis itu terdiam seketika.

'Oke, jadi biar dia diem harus di gigit lehernya.' Batin Jimmy menyeringai, akhirnya dia tau titik sensitif Alisa. 

Jimmy melepaskan bibirnya dari leher Alisa, dia bisa melihat dengan jelas bekas kemerahan yang dia tinggalkan di leher Alisa.

'Sial, pake membekas lagi. Perasaan gue gigit nya pelan, tapi kok sampe merah sih?' batin Jimmy, dia sendiri terkejut melihat tanda kemerahan di leher istrinya. Dia yang berbuat, dia juga yang terkejut. Kan aneh ya?

Jimmy kembali menelusupkan sebelah tangan nya ke tengkuk Alisa, dan sebelah tangan nya lagi memeluk pinggang Alisa dengan erat. Pria itu kembali mendekatkan wajah nya.

"Inget, bales ciuman gue."

"Gak bisa." Cicit Alisa pelan.

"Makanya belajar, gue ajarin. Buka mulut Lo dikit," ucap Jimmy. Dia mengambil kedua tangan Alisa dan membiarkan kedua tangan istrinya itu mengalung di lehernya.

Alisa menurut, dia membuka sedikit bibirnya, lalu dengan cepat dia memiringkan kepala nya dan memasukan lidah nya ke dalam mulut Alisa, mengabsen setiap inchi rongga mulut istrinya dengan lembut yang sontak saja membuat Alisa melotot.

Yang tiga kali, Jimmy hanya mencium nya di bibir bawah dan atas, melumaat nya bergantian tanpa memainkan lidah. Tapi sekarang dia mengajarkan gaya ciuman yang berbeda lagi, benar-benar seperti profesional. 

Tanpa sadar Alisa memejamkan mata nya, menikmati aksi yang di lakukan Jimmy, perlahan dia mulai bisa membalas sedikit ciuman itu meski terkesan kaku karena ini pertama kali nya dia membalas, meski ini bukan ciuman pertama.

Jimmy tersenyum kecil di balik ciuman nya, dia semakin mempererat pelukan nya hingga tubuh mereka menempel sempurna. Saat ini, Alisa duduk mengangkaang di atas pangkuan Jimmy dengan masih mengenakan seragam sekolah, karena dia belum mandi. 

Dan setelah beberapa menit, akhirnya Jimmy menyudahi ciuman mereka. Dia melepas bibir Alisa dan mengusap ujung bibirnya dengan ibu jari nya.

"Bagus, ada kemajuan meski masih kaku." Puji Jimmy yang membuat wajah Alisa memerah seperti tomat matang.

"Gue malu.." 

"Gak usah malu kali, ini baru ciuman. Belum ke tahap yang lebih," jawab Jimmy sambil tersenyum kecil.

"G-gue mandi dulu.." Alisa buru-buru turun dari pangkuan Jimmy dan berlari masuk ke kamar mandi. 

Jimmy tertawa pelan melihat tingkah istrinya, benar-benar sangat menggemaskan hingga membuat sesuatu di bawah tubuhnya berontak seketika.

"Gemesin sampe pengen gue makan tuh cewek."

"Tapi, gue gak mau merkosaa istri sendiri. Gak lucu." Gumam Jimmy, dia mengambil ponsel dan memilih memainkan ponsel nya. 

Di kamar mandi, Alisa masih merasakan hangat di wajah nya. Dia merutuki dirinya sendiri, benar-benar malu. Dalam hati dia ingin menolak ciuman Jimmy, tapi tubuhnya malah merespon. Sangat tidak bisa di ajak bekerja sama. 

.......

🌻🌻🌻🌻🌻