NovelToon NovelToon
Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Ketemu Jodoh Di Perdesaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: sky00libra

Iriana merasakan kekecewaan kepada tunangannya yang ketahuan berselingkuh bersama sahabatnya.
membuat ayahnya jadi khawatir, sehingga membuat ayah nya berpikir untuk ia tinggal di tempat ibunya (nenek Iriana) di Perdesaan.
**
"Apa kau sudah melupakan nya?"
Seseorang yang menunggu nya untuk melupakan kan mantan tunangannya.
Mampukah ia kembali jatuh cinta saat pernah di khianati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sky00libra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab30

Cahaya matahari pagi mulai menembus lewat jendela kamarnya, Iriana. Yang memang sudah lebih dulu dibuka kan Ibu Embun. Melihat anak gadis nya masih nyenyak dalam tidur dia pun meninggalkan nya, sampai nanti waktu yang akan membangunkan nya sendiri. Menggeliat ketika dia merasakan sedikit cahaya mengenai mata yang tertutup. Kelopak mata indah itu perlahan mulai terbuka. Mengernyit sedikit terkena cahaya.

"Emmm... Silau. Siapa yang bukain!?" Seraya menutup mata nya menggunakan tangannya. Mendudukkan tubuh nya di atas ranjang. Melihat jam di dinding menunjukkan angka tujuh. Masih ada waktu tiga jam untuk nya ke kondangan teman nya. Mengambil ponsel nya diatas nakas, yang ternyata masih ter-charger. Melihat dua pesan masuk dari Rai.

Mas Rai:

Mau bubur. Dek!

Mas Rai:

Hei. masih tidur yah, princess nya mas ini?

Pesan setengah jam yang lalu.

Pria ini... selalu membuatnya salah tingkah. Suara dari engsel pintu kamarnya terbuka. Membuat dia mengalih kan perhatiannya. Tanpa ada keinginan untuk membalas pesan Rai. Iriana, langsung meletakan kembali ponsel nya di atas nakas.

"Ada apa. Ibu!?" melihat kearah ibunya. Yang masih berdiri di pintu yang baru saja dia buka kan.

"Mau ibu siram tadi, kamu!"

Terkekeh, ia tahu maksud ibunya.

"Aku siap-siap dulu, bu." Seraya mengambil handuk. Dan melangkah kearah kamar mandi.

"Mas Rai, lagi diluar! Bantuin ayah mu yang lagi menanam sayur di belakang. Ada-ada saja ayah mu itu. Membawa menantunya segala berkebun." Membuatnya menghentikan langkah. Seraya berbalik melihat kearah ibu nya hendak keluar.

"Loh bu! Kapan Mas Rai datang?"

"Baru saja. Makanya Ibu mau bangun kan putri tidur ini!" Ah, ibu nya ini bisa saja. Seraya melihat ibu embun yang meninggal kan kamarnya.

"Ish... Dibilang putri tidur. Tadi menantu mu bilang aku princess loh, bu!" Gumam nya. Yang jelas tidak akan terdengar ibu nya lagi.

Kembali membuka handle pintu kamar mandi nya. Yang tadi sempat tertunda. Dia membiarkan pria itu dulu berkarya bersama ayah. Bukankah? Pria itu memang suka berkebun.

"Na... Na... Ku tuliskan sebuah cerita cinta segitiga. Dimana akulah yang peran utama. Aku tak dapat membohongi segala rasa. Aku mencintai dia dan dirinya." Berdiri di bawah shower seraya bernyanyi. Membuat nya dejavu.

*****

"Selamat pagi tante!" Rai, sudah dari pagi mendatangi rumah kedua orang tua Iriana. Menyapa ibu Embun, yang sedang menyirami bunga-bunga di sekeliling taman depan rumah, Iriana.

"Eh... Mas Rai! Ayo masuk."

"Iya Tante. Om nya ada Tante!?" Seraya mengikuti ibu Embun masuk kedalam rumah.

"Ada! Di belakang mas Rai. Pagi-pagi sudah ber kebun di belakang mas."

"Boleh, saya ke belakang Tante!"

"Boleh, boleh... Di belakang arah sana mas Rai. Lewat pintu itu kamu udah langsung mengarah ke tempat om, mas." Menunjukkan arah pintu sebelah dekat tempat makan.

Rai, pun berjalan menunju ke tempat ayah Iriana, yang sedang ber kebun. Setelah di berikan izin oleh ibu Embun. Tempat area belakang terlihat cukup luas, yang ditutup tembok tinggi. seperti mengelilingi semua area rumah sederhana milik Om Dhamaran. Disana terlihat Om Dhamaran sedang menanam kan sesuatu ke tanah.

"Pagi Om! Berkebun Om?"

Sedikit membuat Om Dhamaran terkejut. Membuat nya menengok. Seraya tersenyum,

"Iya ini Mas Rai. Lagi tanam bibit tomat." Tidak ada basa-basi. Rai, dengan cekatan membatu Om Dhamaran yang sedang mencangkul tanah.

Keringat di dahi nya sudah banyak menetes di pagi hari, seperti ini. Untung nya saat dia datang kesini hanya menggunakan kaos dan celana pendek.

"Mas! Harga buah sawit sekarang naik kan?" Ucap Om Dhamaran yang sedang memetik sayur terung ungu yang sudah cukup besar.

"Kemaren kata Paman Budi pas nganterin ke pabrik harga 2700, Om."

"Lumayan juga itu mas. Sudah cukup aja itu mas Rai!"

"Bawa baju ganti kamu mas? Nanti mandi disini saja kamu." lanjut nya. Setelah melihat kaos putih Rai menampakan keringat. Rai mengangguk seraya kembali meletakan alat cangkulnya ke tempat asal dia mengambil nya.

"Ayo masuk! Kita sarapan setelah selesai bersih-bersih." Ucap Om Dhamaran seraya terkekeh. Tapi, tiba-tiba saja tangannya menyentuh tangan otot bisep Rai.

"Kenapa Om!?" dia penasaran kenapa tiba-tiba menyentuh tangannya.

"Pantas putri Om jatuh cinta sama kamu. Kekar gini, pasti dia sering lihat punggung mu, nak." ucap Om Dhamaran dengan kekeh nya. Anehnya, Rai penasaran dari mana Om Dhamaran tahu bahwa putrinya memang sering sesekali kedapatan menatap punggung atau semua badannya.

"Om ko tahu!" Tawa mereka berdua cukup kencang. Setelah sama-sama tahu rahasia Iriana. Putri kesayangan seorang ayah dan wanita kesayangan Rai Nishav.

"Ada ceritanya mas Rai. Waktu itu kan Iriana masih sekolah kelas 1 SMA. Om anterin kan Iriana ke sekolah. Terus, ada guru baru tapi masih muda. Singkat cerita, Om sempat ngobrol lah sama itu guru."

"Tapi, pas guru muda itu sudah masuk ke dalam ruangan kantor. Putri Om Iriana masih menatap punggung itu, hampir gak kedip mas Rai. Untung gak ngeces saja mas." Dengan tawa Om Dhamaran sebagai pengiring langkah mereka berdua sampai ke dalam rumah.

"Wahhh... Ayah senang sekali rupanya. Ayo mas Rai kita sarapan pagi lagi." Ucap Embun ibu Iriana.

"Iriana...! Antar mas Rai mu ini ke kamar mandi." suara keras Embun cukup terdengar sampai belakang dapur.

Iriana setelah dia bersih-bersih tadi. Dia tidak langsung ke taman kebun ayah nya, karena ibu Embun mencegatnya di dapur.

"Mending kamu masak neng! Bentar lagi jam makan pagi ayah mu." Iriana merasa heran. Tadi dia seperti disuruh menemui Rai di belakang. Apa dia yang salah paham. Entahlah....

"Mas bawa baju ganti gak!?" Seraya membawa Rai, kearah kamar mandi sedikit dekat kamar tamu.

"Bawa dek. Tapi di mobil mas, sama jas buat kondangan nemenin ayang." ujar nya sedikit bisikan.

"Masih lama mas! Dua jam la-" ucapan Iriana disela dengan suara lantang ibunya Embun. Dari arah dapur.

"Iriana...! Kata ayah, air dikamar di situ gak bisa keluar. Bawa mas Rai mandi di kamar atas mu sana." sehingga membuat Iriana jadi salah tingkah. Hanya karena membawa Rai ke kamarnya.

"Mas naik saja keatas. Aku ambil baju ganti mas di mobil." Dia, ingin cepat-cepat berlalu dari tatapan aneh Rai. Apa perasaannya saja.

"Biar mas yang ambil. Sekalian antar mas, ke kamar, dek." Seraya berlalu kearah depan. Iriana tidak bisa menahan detak jantung nya. Yang sangat cepat sekali berdetak. Padahal dia hanya mengantar, lalu keluar. Tanpa harus menunggu Rai didalam kamarnya juga.

"Mikiri apa kamu Iriana." Gumam nya. Seraya menggelengkan kepalanya pelan.

1
Abel Peony
Jangan lupa mandi junub!/Blush/
Asrar Atma
disini, juga baru hujan. /Scowl/
Abel Peony
Wow ... Rai tidak pernah mengencewakan
Abel Peony
Info dari Tarjo, lagi!
Asrar Atma
kok sama sih/Sleep/
Abel Peony
Apa, yah?

Di sore pertama, dia dapat merasakan kehangatan itu. membuatnya merasa utuh. memberinya satu lagi, keinginanan kuat untuk bersamanya./Rose//Heart/
Kesini: wow panjang
total 1 replies
Asrar Atma
oke yang pertama memang berkahir, tapi akan ada yang berikut nya/Scowl/
Abel Peony
Hampir lupa meninggalkan jejak kehidupan🧘‍♂️🧘‍♂️🧘‍♂️
Asrar Atma
oke selamat berbuka/Sob/
Abel Peony
Hahaha/Joyful/
Diantara kepusingan seorang author, Sky.
Ada aku yang tertawa dengan durjana /Doge/
Abel Peony
Yeah, masih beruntung karena Rai tampan. Sebab, ada yang kurang tampan, tapi sama buruknya.
Asrar Atma
sama saya juga pusing /Sob/
Kesini
ya kali di bawah ranjang. elah
Abel Peony
Ngga sampai penyatuan. Ngga papa/Sleep/
Asrar Atma
oh...begitu /Whimper/
Abel Peony
Ini masalah serius, Rey/Sob/
Abel Peony
sempat²nya lihat ke bawah
Abel Peony
Wow
Asrar Atma
lah gimana nih dong/Hunger/
Abel Peony
Tiba² saja kau teringat dengan Plankton/Hey/
Abel Peony: Aku maksudnya. Typo terus, sih/Slight/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!