NovelToon NovelToon
Surga di atas lara

Surga di atas lara

Status: tamat
Genre:Romantis / Patahhati / Poligami / Duda / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Ika Oktafiana

(Mohon jangan boomlike) Pernikahan Zoya dan Zada yang sudah berjalan tiga tahun ini tampak rukun dan bahagia.
Namun siapa sangka, Zada yang tipekal suami setia tiba-tiba membawa pulang wanita lain ke rumah Zoya dan Zada.
Bagai tertusuk seribu sembilu, Zoya begitu kecewa dengan Zada yang diam-diam sudah menikah lagi tanpa persetujuan darinya.
Zoya meminta talak, namun Zada menolaknya. "Aku tidak akan pernah menjatuhkan talak untukmu. aku masih mencintaimu, Zoya." Begitulah alasan yang selalu terucap dari bibir suaminya.
"Tidak masalah aku di madu asalkan, aku tidak tinggal satu atap dengan maduku," lirih Zoya penuh luka dan nyeri di hatinya.

Biarlah Zoya menerima semuanya. Karena tanpa Zada ketahui, Zoya sedang mengandung anak yang selama ini di nanti-nantikan.
Biarlah Zoya menerima surganya, walau surga itu telah menorehkan luka dan lara yang mendalam.

Mampukah Zoya tetap bertahan ketika melihat suaminya bersanding dengan wanit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Oktafiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Berdamai dengan keadaan

Sejak tadi, mata Zoya tak kunjung terpejam. Padahal, Zoya ingin sekali menggapai alam mimpi karena seharian ini, dia merasa sangat lelah. Zoya hanya membolak-balikan tubuhnya merasa tidak nyaman.

Akhirnya, Zoya memilih duduk, punggungnya dia sandarkan pada headboard. Zoya menarik dan mengembuskan nafasnya berulangkali. Sejak kedatangan Ghaida tadi pagi, pikiran Zoya selalu tertuju pada ucapan Ghaida.

Flashback ON.

"Assalamualaikum." sapa Ghaida untuk pertama kalinya. "Waalaikumsalam." Semua yang berada di ruangan serentak membalas salam Ghaida. Bu Maya sudah memandang sinis Ghaida. Sedang pak Rama yang melihat wajah ketus istrinya, dia menggeleng pertanda bu Maya tidak boleh bertindak seperti itu.

"Maaf, Pak, Bu ... Kalau kedatanganku membuat kalian tidak nyaman," Baru saja Ghaida meminta maaf, bu Maya sudah beranjak dan menarik tangan pak Rama untuk segrs pergi dari rumah Zoya. "Ayo, Pa! Kita pulang saja. Mama nggak mau buang-buang tenaga untuk menghadapi dia,"

Zoya menghela nafasnya lelah. Dia serba salah harus menempatkan dirinya di mana. "Istighfar, Ma. Mama nggak boleh ngomong begitu," Pak Rama menasihati istrinya lembut. "Zoya, Ghaida, kami pulang dulu ya ... Silahkan kalian mengobrol berdua," ucap pak Rama yang tidak berpihak pada siapapun.

Bagaimanapun juga, Ghaida juga istir Zada. Dia pantas mendapatkan perlakuan baik. Karena sejauh ini, pak Rama melihat kelakuan Ghaida juga baik. Walau itu tidak mampu menghilangkan rasa kecewa yang menelusup di hatinya.

"Ngapain harus pamit sama dia sih, Pa? Nggak banget deh," protes bu Maya tidak terima. Zoya mengulum senyumnya. Bu Maya memang seperti itu sifatnya jika belum mengenal sifat seseorang.

"Assalamualaikum. Kami pamit dulu ya,"

"Waalaikumsalam." jawab Ghaida dan Zoya serentak. Keduanya masih bergeming menatap kepergian bu Maya dan pak Rama. Zoya berdehem ketika Ghaida sejak tadi hanya diam. Zoya tahu, kedatangan Ghaida pasti bukan tanpa alasan.

"Mbak Zoya ... Maaf jika kedatanganku membuat, Mbak jadi nggak nyaman," ucap Ghaida menunduk. Zoya menggeleng. "Nggak sama sekali. Apa ada sesuatu yang mau kamu bicarakan?" tanya Zoya santai.

Ghaida berdehem sebelum memulai pembicaraan. "Mbak, apa nggak sebaiknya Mbak Zoya tinggal bersama mas Zada? Aku merasa sangat bersalah karena justru Mbak Zoya yang harus pergi. Jika memang kehadiranku membuat Mbak Zoya tidak nyaman, aku yang akan keluar dari rumah itu," jelas Ghaida panjang lebar dan dengan pembawaan yang tenang.

Zoya terpaku di tempat, susah payah Zoya menelan salivanya sendiri. "Jangan bilang seperti itu, Ghaida. Ini memang jalan hidup yang sudah aku pilih," jawab Zoya merasa tidak enak hati.

"Kalau begitu, tinggallah bersama kami, Mbak. Tolong aku ... Tolong aku dari prasangka buruk mertuaku," lirih Ghaida yang mulai berkaca-kaca. Zoya tersentak. Dia baru sadar bahwa Ghaida juga mempunyai perasaan. Perasaan ingin dihargai dan di anggap keberadaanya.

Zoya menatap Ghaida penuh rasa bersalah. 'Apa aku terlalu egois?' batin Zoya bertanya-tanya. Melihat Zoya yang masih bergeming, Ghaida menangkupkan kedua tangan di depan dada dan berucap. "Aku mohon, Mbak. Aku juga tidak bermaksud ada di posisi ini. Jika aku boleh memilih, aku ingin menjadi istri satu-satunya dari seorang suami. Tapi, ini sudah di gariskan oleh Allah. Aku nggak bisa menghindar karena jodoh, maut, dan rezeki sudah Allah atur,"

Ghaida semakin terisak yang membuat Zoya berkeinginan untuk memeluknya. Zoya melihat kerapuhan disana. Tanpa terasa, air mata Zoya juga ikut jatuh seakan ikut merasakan apa yang sedang Ghaida rasakan.

Zoya membuang egonya jauh-jauh. Dia merapatkan tubuhnya pada Ghaida untuk memberikan ketenangan.

Grep.

Zoya memeluk Ghaida dari samping. Ghaida sempat tersentak saat ada tangan hangat yang memeluknya. Namun saat sadar siapa pelakunya, Ghaida semakin menumpahkan tangisnya. Bagai tersetrum, Zoya ikut menangis dalam pelukan madunya. Terdengar sangat lucu namun, itukah kenyataannya.

Setelah tangis keduanya mereda, Zoya melonggarkan pelukan dan menatap Ghaida. Zoya hapus air sisa air mata di pipi Ghaida. Zoya tersenyum hangat, berharap senyumannya bisa membuat Ghaida tersenyum juga.

Dan benar saja, Ghaida tersenyum haru dan menangis lagi. Namun kali ini, tangisnya bukan lagi tangis kesedihan. Melainkan, tangis haru dan bahagia. "Mbak, bolehkah aku menganggapmu sebagai kakakku?" pinta Ghaida memohon.

Zoya tersenyum dan mengangguk. Tanpa terasa, air matanya jatuh lagi. Dia tidak menyangka bahwa dirinya dan Ghaida akan ada di situasi seperti ini. "Boleh. Kamu bisa anggap aku kakakmu,"

Flashback OFF.

Zoya mengusap wajahnya kasar. Untuk mencari ketenangan, Zoya memilih untuk berwudhu. Itu akan lebih baik untuk Zoya. Tidak berapa lama, Zoya kembali dari kamar mandi. Zoya membiarkan sisa air wudhunya menetes. Tidak ada keinginan Zoya untuk mengelapnya dengan handuk.

Zoya memilih duduk di balkon kamarnya. Merenungi semua yang telah terjadi dan memutar ulang dalam ingatan. Zoya menghela nafasnya panjang. Dia sudah mendapatkan jawaban dari doa-doanya.

Zoya mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja. Dia mencari nama suaminya di catatan panggilan. Tut, tut, tut. Tepat di dering ketiga, Zada yang berada di seberang sana menerima panggilannya.

"Assalamualaikum, Mas?"

"Waalaikumsalam, Zoya. Ada apa malam-malam menelepon? Apa terjadi sesuatu?"

Zoya menggeleng walau Zada tidak bisa melihatnya. Hal itu refleks saja. Zoya menghela nafasnya sebelum berbicara lagi. "Aku akan pulang besok, Mas,"

Tidak ada suara dari seberang sana hingga membuat Zoya mengecek layar ponselnya takut panggilannya sudah terputus. Namun, hal itu tidak terjadi.

"Hallo, Mas? Mas Zada masih disana kan?"

"Ha—hallo, iya. Mas masih disini. Mas senang banget dengar kamu mau pulang. Sekarang juga, Mas akan jemput kamu," Terdengar kegirangan suara Zada di seberang sana.

Zoya tersenyum. "Besok aja nggak papa, Mas. Hari ini kan, Mas pasti capek. Berhubung besok weekend, besok aja nggak papa,"

"Baiklah, Zoya. Mas akan datang menjemputmu. I am coming, Ya Humaira," kekeh Zada di seberang sana.

Zoya ikut terkekeh dan merasa bahagia melihat orang yang dia cintai merasa bahagia karena dirinya. "Iya, Mas. Aku tutup dulu ya teleponnya. Sampai jumpa besok pagi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Zada menjawab salamnya, Zoya memutuskan panggilan telepon. Zoya meletakkan ponselnya di atas meja. Udara malam hari ini terasa dingin menerpa kulit Zoya hingga menusuk ke pori-pori.

Zoya tersenyum menatap langit yang bertabur bintang dan disinari rembulan malam. "MasyaAllah ... Sungguh indah alam semesta ciptaan-Mu. Semoga, ini keputusan terbaik yang aku ambil, Ya Allah," monolog Zoya penuh harap.

Zoya memilih untuk berdamai dengan keadaanya saat ini. Seberusaha mungkin, Zoya akan selalu bersyukur karena Allah masih memberikannya hidup dan rezeki yang melimpah.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

istri pertama dan madunya semoga rukun sampai jannah-Nya. aamiin🏃🏃

jangan lupa dukungannya ya😍

dengan cara like, komen, vote, dan kasih hadiah semampu kalian.

oh ya, hehe🙃

aku mau minta tolong sama kalian semua🙈

maaf ya ngerepotin. tapi kalau ada yang mau bantu, bisa kasih bintang 4 ya..🙈😁

nggak tau diri banget si othor🙈

tapi, apalah arti penulis tanpa pembaca.

sekecil apapun dukungan kalian, itu akan terasa besar untukku.

matur tengkyu buat kalian yang masih betah🙏😍

terlope sekebon sawi untuk kalian semua❤️❤️

maaf ya, aku ngerepotin😭

1
Siti Masitah
ya kalo pelakor y g tau diri
Rismawati Damhoeri
mau adil itu, jngan taruh 2 istri satu atap, Kasih rmh satu Sorang, bagi hari sama adil, gitu...
Rismawati Damhoeri
menangis meraung raung, berlebihan dan amat lebay thor ..
Nur Aulia
bodohnya Zoya,,udah disakitin mau tinggal bareng SM madunya,, pergi yg jauh Zoya
Siti Masitah
lebih bagus keguguranlh..
Siti Masitah
zada botol..zoya lebih lebih botool
Kasmawati S. Smaroni
kalo liat ceritanya,adis sebenarnya ga cinya sama ghaida tapi lebih ke nafsu,itulah nyamannya beristri dua,yang satu menstruasi,ada lagi istti cadangan satu.pendapatku
Kasmawati S. Smaroni
,mestinya ghaida ga boleh cemburu sm madunya karena ghaida rela di madu karena bucin
Siti Masitah
piginya kok nanggung jauuuh sekalian...
Siti Masitah
ternyata nafsunya setipis tisu y..nazis
lovina
penulisnya keknya labil dehh cara buat narasinya g mateng alias dewasa agak kekanakan seolah semua mudah jdnya agak tdk manusiawi dan g dpt feelnya
Siti Kholifah
Rahasia🤣🤣🤣
Siti Kholifah
Cieee pak polisi, awas pak masih istri orang🤣
Chanikya Fathima Endrajat
mmgnya sah menikahi wanita hamil, apalg bukan anak biologisnya
Ah Serin
zoya jangan buta cinta zada yang sudah kahwin lagi. pergi jauh2 zoya kalau tak kau yang mental nanti.
Jetva
Benar" Zoya merendahkan diri...bukankah Zada tdk pernah meminta izin nikah lagi.?? trus dtang" wanitax udh hamil.?? otak Zoya di mana..?????
Khairul Azam
entah kenapa kebanyakan penulis bikin cerita seperti ini, sepwrti mereka bisa menjalani hidup seperti cerita yg mereka buat cinta boleh tp jgn tolol dong
Anonymous
Zoya goblok, kalau masih mau di madu krnapa harus marah dan pergi, bertahan aja dalam sakit melihat suami dan istri barunya aneh
yuyunn 2706
adakah didunia nyata seperti Zoya Thor?
yuyunn 2706
cinta boleh bget Zoya tapi jgn bodoh Krn cinta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!