"Aku kira pernikahan ini seperti kisah di novel romansa yang sering aku baca. Berawal dari perjodohan dan berkahir dengan cinta sungguhan. Ternyata, aku salah." -Elyna Prameswa-
Menjalani biduk rumah tangga tanpa adanya cinta sudah lumrah pada cerita fiksi novel romansa modern. Beda halnya dengan Elyna yang mengharapkan suaminya melihatnya sebentar saja. Jangan hanya menjadikannya bahan jinjingan ketika menghadiri acara penting perusahaan. Padahal, pada nyatanya dia terus diabaikan selama menikah dengan pria yang bernama Rifal Addhitama. Seorang suami yang mengharapkan wanita lain untuk kembali padanya. Bukankah itu sangat menyakitkan?
Akankah Elyna mampu mempertahankan rumah tangganya? Ataukah dia menyerah, memilih pasrah dan mengikhlaskan suaminya kembali ke pelukan wanita yang memang dia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Lapor RT
Hai, Aku kembali. Insha Allah akan melanjutkan ceritanya sampai tamat di sini. Sudah taken kontrak. Makasih atas doanya.
...---------------...
"Kamu istriku, kamu milikku," bisiknya dengan suara erotis dan mampu membuat bulu kuduk Elyna berdiri.
Lenguhan, juga desahaan manja keluar dari mulut mereka berdua. Permainan yang membuat mereka melayang. Rifal pun sangat puas.
.
"Mas," panggil Elyna dengan pelan. Dia menepuka lengan sang suami yang tengah tertidur di sofa. Rifal terbangun dengan wajah yang nampak terkejut.
"Mas ngompol?"
Rifal segera melihat ke arah bawah. Basah dan terasa lengket. Dia mengumpat kesal di dalam hati. Kenapa dia bisa bermimpi liar seperti itu? Melihat rambut Elyna saja sudah seperti ini. Bagaimana jika melihat bagian yang lain. Tanpa berkata Rifal segera ke kamar mandi. Merutuki kebodohannya. Sungguh sial hari ini.
Walaupun tubuhnya masih kurang fit, Elyna mencoba untuk melakukan aktifitas rumah tangga. Rifal yang baru keluar dari kamar mandi segera menghampiri Elyna.
"Lagi ngapain?"
Saking terkejutnya, Elyna yang tengah memotong bawang terkena pisau tajam hingga dia mengaduh. Refleks Rifal meraih tangan Elyna yang mengeluarkan darah cukup banyak. Dia menghisap jari telunjuk Elyna dan mampu membuat Elyna membeku.
"M-mas-"
Rifal masih bergeming. Dia masih menghisap darah itu hingga darah itu surut. Kemudian, dia menutupnya dengan menggunakan plester.
"Hati-hati." Lembut sekali ucapan Rifal kali ini.
Elyna hendak kembali ke dapur, tali dilarang oleh suaminya. AGelengan kepala pelan Rifal berikan.
"Kondisi kamu masih lemas," ujarnya.
"Tapi, Mas-".
"Jangan membantah. Saya suami kamu." Elyna pun terdiam. Kewajiban seorang istri adalah menurut kepada sang suami.
"Aku hanya menyiapkan makanan untuk kamu," balasnya lagi.
"Saya bisa pesan makanan. Kamu istirahat saja. Setelah itu kita ke rumah Pak RT untuk lapor."
Melihat Elyna yang menjadi penurut seperti itu membuat Rifal tersenyum bahagia. Hingga dia mengabaikan pesan perihal kabar terbaru Keysha. Hatinya tenang jika bersama Elyna.
Sore hari Elyna sudah rapi dengan menggunakan gamis berwarna nude. Sederhana, tapi mampu membuat Rifal terpana.
"Mas," panggil Elyna.
Pria dewasa itu masih menatap Elyna dengan tatapan yang berbeda. Ada lengkungan senyum kecil yang mampu Elyna lihat di bibir Rifal.
"Mas," panggil Elyna sekali lagi. Barulah Rifal tersadar.
"K-kenapa?" Pria itu berubah menjadi gagap.
"Katanya mau ke rumah Pak RT."
.
Mereka berdua berjalan kaki menuju rumah ketua RT. Elyna menyapa para tetangga dengan begitu sopan juga senyum yang tidak pernah pudar. Rifal terkesima dengan apa yang dilakukan Elyna. Di kota-kota besar sudah jarang sekali manusia yang seperti itu.
"Neng, Ari eta Saha? Meni kasep." Seorang ibu tak berbasa-basi.
Rifal menatap ke arah Elyna yang hanya tersenyum. Dia menatap penuh tanya ke arah istrinya karena dia tidak mengerti. Namun, Elyna malah berpamitan kepada ibu tersebut.
"Ibu itu bilang apa?" tanya Rifal ketika mereka melanjutkan perjalanan.
"Tidak," jawab Elyna seraya mengulum senyum. Namun, Rifal masih mengerutkan dahi.
Tanpa Elyna sadari, dia malah merangkul lengan Rifal dan mengajaknya pergi. Rifal terdiam sejenak, melihat ke arah lengannya. Ada senyum yang terukir di wajah Rifal ketika Elyna malah semakin erat merangkulnya.
Tiba di rumah ketua RT mereka berdua disambut hangat. Rifal mengutarakan semuanya. Dia juga membawa bukti buku nikah mereka berdua.
"Kok neng Elyna gak ngundang?" tanya istri dari ketua RT.
"Maaf, Pak, Bu," kata Rifal. "Pernikahan kami amatlah mendadak. Maka dari itu kami tidak mengundang warga sini."
Ketua RT pun memakluminya. Banyak pujian yang diberikan kepada Rifal dengan menggunakan bahasa Sunda. Sayangnya, Rifal tidak mengerti. Bertanya kepada Elyna hanya senyuman yang dia berikan.
"El, saya serius nih." Rifal sudah duduk di samping Elyna ketika sudah sampai rumah. Dia menatap Elyna dengan rasa penasaran.
"Apa sih artinya?" desak Rifal. Dia masih mempertanyakan arti dari kalimat yang ibu RT katakan juga yang diucapkan oleh ibu yang bertemu di jalan.
"Bukan apa-apa, Mas." Elyna mencoba untuk berdiri dan menghindar. Namun, tangan Rifal mencekal.
"Jawab dulu," tekan Rifal.
"Bukan apa-apa, Mas." Jawaban itu lagi yang keluar dari mulut Elyna.
"Jawab, El!" Rifal malah menarik tangan Elyna hingga dia terjatuh ke pangkuan Rifal.
Mata mereka berdua terkunci. Dada Elyna berdegup tak karuhan. Begitu juga dengan Rifal yang menatap Elyna dengan sangat berbeda.
"Apa artinya?" tanya Rifal dengan suara lembut. Hembusan napasnya menerpa wajah Elyna.
"Mas gan-"
Wajah Rifal semakin dekat dan rengkuhannya semakin erat. Bibirnya sudah menempel dengan begitu lembut di bibir merah muda Elyna. Loematan lembut, serta hiesapan lembut hampir membuat Elyna tak berdaya. Namun, seketika Elyna memundurkan wajahnya dan membuat Rifal terkejut.
"Mas, jangan berikan aku sesuatu yang menghanyutkan jikalau hati Mas belum sepenuhnya untuk aku. Jangan jadikan aku rumah singgah, pada nyatanya rumah sesungguhnya adalah dia."
...***To Be Continue***...
Komen dong ....
di sat orang2 yg kita sayang telah tiad
salam dari sang mantan /Smile//Smile/
dan menepati janji ny
tapi masalalujugamshbrersemayam i dah do hati kang Rifal.
dan sakit
jangan berhara kepada manusia klu tak ingin kecewa dan sakit../Sob//Sob//Sob/
melihat kaudan dia...