Lihatlah Aku, Suamiku!
"Sah!"
Sebuah kata sah membuat hati Elyna lega sekaligus terharu. Dia tidak menyangka pada akhirnya akan dipersunting oleh seorang pria yang tidak dia kenal, tapi dia sangat yakin jikalau pria itu mampu menjadi imam yang baik. Lengkungan senyum terukir di wajah cantiknya yang sudah dirias sedari pagi.
"Ibu, Ayah, El hari ini sah menjadi seorang istri," batinnya berkata. Dia memejamkan matanya sejenak. Menahan kesedihan yang mendalam yang tengah dia rasakan. Ketika anak-anak yang lain menikah didampingi oleh kedua orang tuanya, beda dengan Elyna yang hanya bisa berharap jika kedua orang tuanya tenang di surga sana.
"El, kita ke suami kamu." Suara lembut terdengar.
Nesha, dia adalah istri dari kakak suaminya. Wajahnya cantik dan terlihat amat sederhana. Sedangkan di sampingnya ada seorang wanita yang lebih cantik dari kakak iparnya, yakni adik ipar dari sang suami. Dari segi penampilan Elyna sudah dapat menilai jikalau adik ipar suaminya tersebut bukanlah dari kalangan biasa. Sesederhana apapun penampilannya tetap saja barang mahal yang dia kenakan.
Nesha dan juga Echa menggandeng tangan Elyna menuju tempat diadakannya akad. Dadanya bergemuruh sangat kencang. Dia ingin melihat wajah asli dari suaminya yang hanya bisa dia lihat pada sebuah foto yang ayah mertuanya berikan.
Langkah demi langkah kakinya menapaki karpet merah yang terbentang. Sudah terlihat punggung tegap seorang pria yang kini sudah sah menjadi suaminya. Mengenakan pakaian sama dengan dirinya. Jantung pun sudah tidak bisa dikondisikan.
Tak terasa kini dia sudah berada tepat di samping suami tercinta. Nesha dan Echa membantunya untuk duduk di kursi tepat di samping pengantin pria. Mereka harus membubuhkan tanda tangan terlebih dahulu di buku nikah.
Elyna tidak berani menatap pria yang berada di sampingnya. Pandangannya masih dia tahan untuk tidak menoleh. Hingga penghulu mengatakan bahwa saatnya mempelai pria memakaikan cincin di jari manis mempelai wanita. Sungguh Elyna sangat bahagia. Dia tidak sabar ingin segera melihat wajah suaminya.
Perlahan lahan pria itu menolehkan tubuhnya. Pada saat itu nektra mata mereka bertemu. Sungguh Elyna ingin berteriak sangat keras.
"Tampan!"
Begitulah batinnya berkata. Matanya pun tak berkedip melihat suaminya yang lebih tampan dari foto yang selalu dia pandang.
"Kini, giliran mempelai wanita Elyna memasangkan cincin di jari manis mempelai pria, yakni Rifal Addhitama."
Tangan Elyna bergetar dan dapat dilihat oleh semua orang. Mereka yang ada di sana hanya mengulum senyum. Begitukah rasanya menikah karena perjodohan? Masih sama-sama canggung. Bagaimana dengan acara malam pertama mereka nanti? Begitulah pikiran para tamu yang berada di sana..
"Sekarang, Nak Rifal kecuplah kening istrimu dengan penuh cinta juga sangat dalam." Perintah Pak penghulu membuat tubuh Elyna menegang seketika. Memakaikan cincin di jari manis sang suami saja dia sudah gemetar. Bagaimana jika dia dikecup oleh pria yang kini menjadi makhramnya.
Elyna tidak melihat reaksi suaminya seperti apa. Dia hanya menunduk dengan menahan senyum. Diiringi dada yang berdegup sangat hebat.
Sebuah benda kenyal dan hangat menyentuh keningnya. Refleks Elyna memejamkan matanya. Tak terasa bulir bening pun menetes di ujung matanya. Sungguh bahagia rasanya.
"Ananda Elyna, ciumlah tangan suamimu dengan penuh cinta." Tak segan Elyna meraih tangan kanan Rifal dan menciumnya dengan sangat dalam dan begitu lama.
"Nak Rifal, kecuplah ujung kepala istrimu yang kini ada di hadapanmu." Apapun yang dikatakan pak penghulu katakan Rifal lakukan.
Banyak ucapan selamat beserta doa mengalir pada mereka berdua. Rifal dan Elyna menyikapinya dengan sebuah senyuman. Ketika sudah mulai senggang, Elyna mulai mengajak berbincang Rifal.
"Mas, ka-"
Rifal meninggalkan Elyna begitu saja tanpa satu buah kata pun. Elyna tercengang, tetapi dia masih berpikir positif. Hidup dipenuhi buruk sangka akan menjadikan tubuh manusia kurus kering dan otak tidak bagus.
Elyna hanya memandangi punggung tubuh Rifal yang semakin jauh dan kini menghilang. Elyna tidak memiliki pikiran apapun kepada suaminya. Hingga sang ayah mertua menghampirinya dan memeluk tubuhnya.
"Makasih ya, El. Sudah mau menerima lamaran Papih." Perkataan Addhitama membuat Elyna menitikan air mata. Ucapan ayah mertuanya sama seperti mendiang ayahnya. Sangat lembut dan penuh cinta.
Mata Elyna terus melihat ke sekeliling ruangan yang didekor sedemikian cantiknya. Dia juga tersenyum ketika melihat keponakan-keponakan suaminya yang sangat akur satu sama lain. Mata Elyna memicing ketika melihat adik iparnya memeluk tubuh seorang wanita yang amat cantik tengah menitikan air mata. Dahi Elyna mengkerut dan banyak pertanyaan di dalam benaknya.
"Siapa wanita itu? Kenapa dia menangis?" Benaknya terus berkata. Dia melihat sang adik ipar sangat dekat dengan perempuan cantik itu.
Pandangannya teralihkan ketika Elyna dihampiri oleh salah seorang yang mengatur baju pengantin yang harus dia gunakan. Dia pun mengikuti ke mana orang itu pergi.
"Kak, Key pengen ngucapin selamat kepada mereka,' lirih sekali perkataannya. Ditambah wajahnya sangat sembab juga matanya merah terlalu banyak menangis.
"Apa kamu yakin?" Sebuah anggukan yang menjadi jawaban dari perempuan itu.
Helaan napas kasar keluar dari mulut Echa. Dia tidak ingin sang sepupu semakin terluka. Sudah pasti ini akan sangat menyakiti hatinya.
"Pikirkan lagi, Key."
Saran dari Echa ditolak oleh perempuan tersebut. Dia tetap bersikukuh ingin bertemu dengan kedua mempelai pengantin yang baru saja sah sebagai sepasang suami-istri.
Echa pun menuruti keinginan sepupunya tersebut. Namun, dia tidak melihat keberadaan Rifal juga Elyna.
"Pengantinnya lagi ganti kostum," ujar Nesha.
Echa menatap ke arah sepupunya. Hanya wajah sendu yang dia tunjukkan. Echa mengajaknya untuk bergabung bersama keluarga mereka yang berada di sana. Ada rasa iba yang para keluarga tunjukkan. Namun, si perempuan muda itu hanya menunduk dalam. Menahan laju air matanya agar tak menetes di hadapan mereka semua.
Setengah jam berselang, sepasang pengantin sudah berganti pakaian. Kali ini Elyna terlihat lebih cantik dan Rifal sangatlah tampan. Pasangan yang serasi. Bertepatan dengan Rifal dan Elyna menuju pelaminan, perempuan yang tengah menunggunya menoleh. Dia melihat pasangan suami-istri baru itu sangat bahagia dan cocok. Ada air yang sudah ingin menetes dari pelupuk matanya. Sekuat tenaga dia tahan.
Semua orang terkejut ketika perempuan itu meninggalkan mereka dan menuju pelaminan. Echa dan adiknya sudah ingin mengejar perempuan itu. Namun, mereka dilarang oleh ayah kandung perempuan tersebut.
"Biarkanlah! Untuk terakhir kalinya."
Sebuah kalimat yang teramat mengiris hati. Mereka semua hanya bisa memandangi dari kejauhan. Terlihat tubuh si perempuan itu membeku sama halnya dengan si pengantin pria yang mematung.
🎶
Harusnya aku yang di sana
Dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta
Dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa
Cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia
"Selamat!"
...****************...
Semoga kalian suka, ya.
Jangan lupa tinggalkan komen kalian.
Bab-nya gak akan panjang kok gak kaya cerita-cerita aku yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Bela Jana
yang pastinya terasa sedih sekali
2024-09-17
0
Yus Nita
sakit ny pedih ny....
melihat kaudan dia...
2024-09-04
0
Rodo 2710
aduh ceritanya udah mulai seru nih padahal baru 1 bab
2023-08-24
1