"Umi, mau ngenalin kamu dengan anak teman Umi Zah.." . Jelas Umi dengan Lembut. Sungguh, bagai tertusuk peri di hatiku. Dari dulu Umi tak perna membicarakan soal perjodohan untukku. Dan begitu sedih hatiku karna Aku benar benar tak mampu menolak apapun keinginan Umi. Dan yang membuat aku dilema adalah aku sudah merimah sebuah ta'aruf dari santriwan juga di sini yang sudah bergelar seorang Ustadz.Meski aku belum menceritakan semua pada keluargaku.
Dan lebih mengejutkan lagi aku harus mau menerimah perjodohan ini, untuk menuntun calon suamiku yang Notabennya adalah anak Geng Motor. Lantas, dapatkah aku mencintainya..? dan menjadikan keluarga kecil kami sakinah mawaddah warrohmah..??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna Anisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Liontin A untuk Azizah
Makan malam sudah siap, semua duduk di kursi meja makan. Hanya Papa Jaya saja yang belum pulang.
"Al, Papa kok sampai malam belum pulang ya..? " raut wajah mama Ratih terlihat gelisah "Mama sudah mencoba menghubungin papa. Tapi gak aktiv ponselnya. " sambung Mama.
"Mungkin bentar lagi pulang ma. " Al mencoba menenangkan Mamanya. Walau ia sendiri sebenarnya khawatir. Karena, tidak biasa Papanya pulang terlambat. "
"Iya ma, kita tungguin saja. Mama jangan terlalu khawatir begitu ma.. " ucap Sonya, yang melihat sang Mama tampak khawatir.
"Iya Sayang. "
Tak menunggu lama terdengar mobil yang Pak Jaya tiba.
"Seperti suara mobil Papa Ma. " ucap Sonya .
"Iya kayaknya Sayang. Ya sudah kalian makan dulu ya, biar Mama cek apa itu mobil Papa. "
"Iya ma. "
Mereka berempat kemudian melanjutkan makan malam.
"Gimana Al, hari pertama kerja..? " Tanya mas Ilham.
"Alhamdulillah mas. Lancar. " jawab Al sambil melahap makanannya.
"Harus rajin dan jangan mudah menyerah ya dik. Kamu harus bisa jadi Presedir secepatnya. " Ucap kak Sonya sambil tersenyum.
"Pastinya dong kak.. " sambil melirik ke arah Azizah.
Sedang Azizah hanya terdiam dan memakan makanannya.
"Dik, besok ayo ikut kakak ke salon. " Mendengar suara kak Sonya tertuju padanya. Ia mendongakan kepala dan menatap kak Sonya.
"Besok kak..? " tanya nya.
"Iya dik, pumpung weekend jadi aku bisa jalan-jalan ke salon sama ke Mall. " jelas kak Sonya.
"Em.. " Azizah tampak memikirkan sesuatu. Dan menoleh ke Al.
"Gini kak. Karena besok pumpung Weekend Azizah mau kerumah Umi. Katanya sudah kangen sama Uminya. " Al malahan yang menjawab ajakan kak Sonya.
Mama yang mendengarnya pun ikut bicara
"Kamu mau ke rumah Umimu sayang.? " sambil duduk kembali dan menatap Azizah.
"Iya ma. Soalnya Abi sedikit gak enak badan. "
"Oh.. Ya sudah gak papa dik kapan-kapan saja jalan-jalannya sama kakak. "
" Terus ke sana sama Al kan Sayang. " tanya Mama Ratih. Yang khawatir Azizah akan pulang sendirian.
"Ya iya lah Ma. Masak sendirian. " Al mendahului menjawab.
"Ya sudah gak papa. "
Azizah hanya mengangguk dan tersenyum.
"Mana Papa Ma.. gak ikut makan.? " tanya kak Sonya yang hanya melihat Mamanya, kembali ke ruang makan sendirian.
"Papa sudah makan katanya. Terus mau langsung mandi. " jawab Mama Ratih.
Selesai makan Al dan Azizah kembali ke kamar. Kak Sonya tersenyum bahagia, melihat kedua nya masuk ke dalam kamar berdua.
"Semoga Al benar-benar menerimah Azizah ya mas. " bisiknya ke Ilham. Dan berjalan ke kamarnya pula.
**
"Dik.. " Panggil Al ke Azizah yang tengah membersihkan rak buku di samping nakasnya.
"Iya mas.. " jawabnya sambil menoleh ke arah Al.
"Aku punya sesuatu buat kamu. Sini dong dik
" Sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya.
"Apa an sih..? " Azizah penasaran sambil melangkah menuju Al yang duduk di tepi ranjang.
"Ini... " sambil menyodorkan sebuah paper bag. "Ayo dong di buka. " pinta Al saat Azizah tak langsung membukanya.
Azizah berlahan membuka paperbag itu. Dan terlihat terisi kotak perhiasan warna Merah.
"Apa an mas ini..? " Azizah menjadi bingung dengan kotak perhiasan itu.
"Buka saja dik. "
Saat kotak perhiasan itu di buka, mata Azizah terbelalak kaget melihat isinya.
"Kalung dan liontin mas..?. " Tanya nya kaget
Al mengangguk.
"Buat siapa..? " tanya Azizah sekali lagi.
"Ya buat kamu dik. Masak buat bi Ijah. " Jawab Al sambil terkekeh.
"Buat aku..? " Azizah masih belum percaya. Kalung dan Liontin berinisial A itu untuknya.
"Iya dik. Buat kamu. A ini bisa Azizah juga bisa Alfa. "
"Mas.. " dia menatap Al dengan wajah terharu dan bahagia.
"Sini mau aku pakaikan. Apa di pakai sendiri.? " tanya Al .
"Indah sekali ini mas.. " Azizah masih memandang kalung tersebut. Rasanya tak percaya suaminya memberikan Kalung indah ini untuknya.
"Mau di pakai apa cuma di pandangi saja kalungnya. " Ucap Al.
"Hehehe .. Ah, iya mas. " ia tersenyum sipu.
"Aku yang pakaikan boleh..? " tanya Al kembali, karena dari tadi Azizah belum menjawabnya.
Azizah mengangguk dan menyodorkan kalung tersebut. Dan membalikkan badannya, agar Al memakaikan kalungnya.
Hatinya rasanya berdetak lebih kencang saat tangan Al terasa di leher belakangnya. Saat memakaikan Kalung itu. Aliran darahnya terasa berdesir dan membuatnya terasa panas dingin.
"Kamu suka dik. " bisik pelan Al di telinga Azizah.
Azizah tak dapat menjawab, rasanya bibirnya kelu dan membeku. Ia hanya mengagguk.
Tanpa di pinta tangan Al melingkar di pinggang Azizah. Membuatnya terasa panas dingin.
Al juga tak mampu menahan tangannya, untuk tidak memeluk pinggang sang istrinya. Ada rasa nyaman saat ia melakukannya.
Sedang Azizah tak bisa di pungkiri, rasa gugup dan nervous tengah melanda dirinya.
"Makasih ya Mas.. " Akhirnya Azizah mengeluarkan suaranya dengan sedikit kikuk.
Al berlahan melepaskan tangannya.
"Hadap sini dik.. " Al membalikkan badan Azizah, yang membelakanginya.
"Cantik sekali." Puji Al.
Azizah terlihat tersenyum tersipu dan pipinya sudah meronah, menambah kesan manisnya.
Al melihat Arlojinya, sudah pukul 9 malam.
"sudah malam, istirahat yuk. Kan besok kita ke rumah Umi. " sambil merebahkan badannya di ranjang.
Azizah pun menyusul merebahkan badannya di samping Al.
Tidak butuh lama, Al rupanya sudah tertidur. Nafasnya terdengar berdengkur lembut.
Sedang Azizah belum merasa mengantuk dan matanya tak mau terpejam. Ia terus memandang wajah suaminya. Ia baru menyadari bahwa sebenarnya suaminya mencintainya. Karena terlihat dari sikap Al kepadanya.
Ia memegang Liontin kalungnya, lalu mencium liontinya dan tersenyum menatap suaminya, yang sudah terlelap dalam mimpi.
Saat ia ingin memejamkan matanya, betapa terkejutnya. Saat tangan Al teras berat melinggar di pinggangnya. Ia merasa kaget dan bingung, jika harus memindahkan tangan Al. Takut Al terbangun. Tapi bagaimana ini.
Belum hilang rasa kagetnya. Al tanpa sadar menarik Azizah dalam dekapan dadanya. Yang membuat Azizah merasa aliran darahnya berhenti mengalir. Dag dig dug. Jantungnya terasa tak dapat di kuasai. Ia berusaha menstabilkan dirinya. Dan berusaha menata detak jantungnya.
Terasa ada kenyamanan dalam dekapan dada Al. Ia sedikit menyandarkan kepalanya di dada bidang Al. Dan tak lama pun ia tertidur juga.
***
semangat🥀
dukung terus karya saya ya kak
tunggu part selanjutnya🥰🥰🙏🙏