Dua tahun yang lalu, Suami dan Ibu mertua mengusir setelah menceraikannya.
Dena sedang hamil pada saat itu, Suami yang sedari awal pernikahan sangat membencinya dan mengganggap anak dalam kandungan Dena bukan hasil perbuatannya tanpa perasaan mengusirnya dari rumah.
Kini Dena kembali sebagai orang berbeda yang masuk dalam keluarga mantan Suaminya.
Ia akan balas dendam!
Membalaskan perasaan sakit hati yang Rafa dan keluarga berikan padanya bertubi-tubi lebih sakit dari yang ia rasakan selama pernikahan yang sungguh menyakitkan itu!
Apa rencana Dena akan berhasil? Atau dia malah terjebak sebagai 'wanita' yang dicintai Rafa setelah penampilannya berubah?
Kalau suka, berikan like, komentar, dan vote, gift ya…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OO SWEETIE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Membantumu Demi Melihatnya Sengsara (1)
"Semalam apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak datang? Padahal aku butuh kamu sebagai sekertaris loh," ucap Dena kecewa pada Rafa, lelaki yang justru menghilang keesokan hari setelah perjalanan bisnis mereka ke kota batam.
Seharian Dena kebingungan mau lakukan apa, tapi beruntung ada wakil sekertaris Rafa yang membuat segalanya sedikit teratasi.
Dena menatap Rafa yang tertunduk sedih. Tapi hingga detik ini, Dena tidak menemukan jawaban apapun darinya.
"Jawab aja. Tidak ada yang marah kok. Aku atasanmu. Wajar bertanya begitu. Aku mengkhawatirkanmu sebagai atasan bawahan. Bukan apa-apa." Dena ingin tau seolah tidak tau apa-apa. Sebenarnya Dena sudah tau apa yang terjadi pada lelaki itu.
Dia sekarang menjabat sebagai Owner. Dan mencari informasi bukan hal sulit untuk dilakukan.
"Kamu seperti anak TK loh, padahal sudah tua, punya satu putri, Istri dan Ibu yang perlu diberi makan," lanjut Dena.
"Ibu saya… dia sakit. Sakit jantung dan sudah masuk keluar rumah sakit sebanyak dua kali bulan ini. Semalam jantungnya kambuh dan cukup membuat saya kewalahan."
Dena mengangguk mengerti. Hah! Padahal dalam hati, dia berubah menjadi iblis dalam seketika.
Bayangkan saja, Dena senang melihat penderitaan seseorang. Suatu hal yang nyatanya selalu dipendamnya, tapi untuk Maya, Dena kira tidak masalah jika senang mantan ibu mertua jahatnya itu seperti itu.
Sekalian mati mungkin tidak apa kali, ya?
"Hmmm jadi, apa Maya… em, maaf. Ibumu sudah sehat?"
"Belum bisa dikata begitu. Beliau masih di rumah sakit. Semalam jam satu malam dia mengaku sesak dan wirayat jantungnya kambuh lagi. Entah apa yang terjadi, saya pun kurang tau. Sekarang sedang dioperasi," jawab Rafa gugup, seperti sedang menutup-nutupi sesuatu.
"Katakan semuanya dengan jelas padaku. Aku akan membantu selagi mampu." Sampai mengantar ke kuburan pun sanggup. Hati Dena seolah menyaut-nyauti. "Apa biayanya kurang?"
Rafa tetap diam.
Dena menunjukkan senyum devilnya meski sebentar. Dena tentu tau apa isi ATM Rafa. Berapa jumlah uang yang masih di sana.
Terakhir kali ada 600 juta, tapi dipakai sekitar 100 juta untuk pengobatan sang Ibu.
Kemudian, Dena melihat Rafa mentranfer uang untuk keperluan yang sangat banyak, hingga 400 juta. Sekarang uang di ATM lelaki itu hanya 100 juta.
Maka wajah Rafa sangat lemas dan tubuhnya sangat kurus.
Jika Dena adalah Istri Rafa, maka Ia akan mati-matian mengurus lelaki itu hingga gemuk tidak peduli ada masalah apa yang menimpa.
Yang penting masih bisa makan.
Tapi teringat luka masa lalu yang cukup menyakitkan, jelas Dena tidak ingin terlalu dekat dekat Rafa.
Dena hanya penasaran.
Ingin tau apa yang terjadi pada keluarga itu setelah dengan teganya mengusirnya saat dalam keadaan hamil.
Mungkin ini karma masalalu yang bekerja sekarang.
Mungkin ini masih awal dari segala pembalasan Tuhan atas perbuatan jahat Maya di masalalu.
"Aku ada uang senilai 150 juta. Aku akan keluarkan uang sebanyak itu anggap saja hutangmu ke perusahaan. Gajian sepuluh hari lagi, tidak mungkin mengulur waktu bukan? Aku tau nyawa lebih penting dari apapun."
Tentu, sambil melihat nyawa Maya yang menderita karna perbuatannya. Lagi-lagi hati Dena menyauti. "Tapi kamu harus janji, harus bekerja keras melunasi hutangmu kepada perusahaan."
Rafa terkejut melihat kerendahan hati Dena yang cukup membantunya.