Hi readers, dukung terus penulis ya. ini karyaku yang kedua setelah ' Terimakasih untuk, lukaku'. berikan saran ya, supaya penulis bisa menulis lebih baik di tulisan berikutnya.
Tulisan ini bercerita tentang kehidupan seorang gadis dan seorang pria yang berbeda status soaial. Tapi meninggalkan satu tali yang harus mempertemukan mereka. Tanpa kesengajaan mereka sudah menyandang status orang tua.
Ira Kusuma, gadis desa yang pintar, tapi sangat pendiam dan tidak gampang untuk bergaul. Karena keadaan tidak sadar tuannya sudah meninggalkan satu nyawa dirahimnya, yang tidak diketahui oleh sang tuan.
Marcel Sanjaya, Seorang pengusaha sukses, kaya raya dan berwajah tampan. istrinya seorang wanita cantik model papan atas. Laki-laki yang sudah memporak - porandakan hidup Ira.
Satrio atau Rio, anak yang awalnya tidak diharapkan kehadirannya, ternyata berkah terindah buat semua keluarganya.
Bu Ani, ibu dari Ira yang selalu menemani anaknya dalam susah dan sedih.
Bu Clara, orang tua Marcel yang baik pada semua orang tanpa melihat status.
Pak Kamal, orang yang bekerja dirumah Marcel dan banyak membantu Ira dan ibunya.
SELAMAT MEMBACA YA, SEMOGA SUKA🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 22 IZINKAN KAMI
Bu Ani masih terdiam dengan masih memegang tangan Rio erat.
"Aku tidak pernah membenarkan prilaku Marcel bi, kalau saya tahu dari awal mungkin semuannya tidak begini jadinya." jelas pak Sanjaya lalu menarik nafas panjang. "saya akan suruh dia bertanggung jawab".
"ibu Ani sudah sangat lama bekerja di rumah kan, apa kami pernah membeda-bedakan Bu Ani dengan yang lain, bahkan Bu Ani sudah kami anggap sebagai anggota keluarga" lanjut pak Sanjaya.
"Saya sama sekali tidak membenarkan perilaku Marcel Bu, saya juga kecewa. tapi saya memaafkannya karena saya sudah melihat ketulusannya mencari Ira. sampai dia mengerahkan anak buahnya untuk mencari disegala tempat. jadi saya mohon berikan dia sekali lagi aja kesempatan Bu" ucap pak Sanjaya bijak.
mendengar penuturan bosnya hati Bu Ani agak melunak. tapi airmatanya masih setia menemaninya dengan tetesanya. sekarang pikirannya jadi ruwet haruskah sedih atau senang atau bagaimana. Tapi perlakuan Marcel pada Ira dan dirinya dulu juga sekelabat muncul dipikirannya.
Tok tok tok
"ya" jawab pak Sanjaya asal.
"tuan sud...." ucapan Leon terpotong saat melihat tuannya menangis didepan anak kecil dan wanita paroh baya.
"ada apa Leon"
"pertemuannya sudah sampai pada sesi tanya jawab tuan"
"Leon, sepertinya hari ini saya dan Marcel tidak bisa bertatap muka dengan orang tua murid. tolong kamu sampaikan aja seperti bahasan kita kemarin. karena kami masih bicara dengan bi Ani" jelas pak Sanjaya.
"baik tuan" angguk Leon walaupun dalam hatinya bertanya-tanya kenapa tuannya terlihat sedih. tapi...tunggu, bi Ani, jangan..jangan itu yang tuan cari selama ini, pantasen tuan sedih, batinya lalu berjalan kembali keruang pertemuan.
Sementara diruang kepala sekolah bi Ani masih mematung bingung.
"Bu apa boleh saya memeluk Rio" mohon Marcel karena Rio saat ini persis dihadapan bi Ani dengan kedua tangannya memegang Rio. ibu Ani diam seribu bahasa.
"pak kenapa dari tadi kalian ngomong maaf maaf terus sih,? memangnya dulu salah bapak ini sama nenekku banyak sekali", tanya Rio polos.
"iya nak, banyak sekali" ucap Marcel membenarkan ucapan Rio.
"bapak sih nakal sama nenek, kan ngga boleh ya nek melawan yang lebih tua. bapak ini sama nenek kan, lebih tua nenek ya nek," ucapnya yang ngga tahu salah sebenarnya.
pak Sanjaya terkejut mendengar pernyataan cucunya itu. tidak salah ,dia memang cucuku, cerdas sekali, batin pak Sanjaya.
Bi Ani diam seribu bahasa, dia tidak dapat bicara apapun menanggapi pernyataan Rio.
"Rio, boleh bapak memelukmu sayang" tanya Marcel penuh harap.
Rio tidak langsung menjawab, dia malah memperhatikan Marcel dengan seksama. Dan Marcel kembali menganggukkan kepalanya penuh harap.
Melihat keseriusan Marcel Rio meminta persetujuan neneknya dengan mendongakkan kepalanya kewajah neneknya.
Bi Ani belum bereaksi, dia masih diam seribu bahasa dengan airmata yang masih setia menetes.
"nek ,bapak itu ingin peluk Rio, boleh ya? kan dia tidak mungkin jahatin Rio, karena nenek ada disini. Rio tidak akan mau deh dibawa keluar ruangan ini, nenek tenang aja, lagi pula nenek kenal kan dengan bapak-bapak ini." jelasnya dengan segala kepolosan anak kecil.
Karena pesan nenek dan mamanya selalu jangan mau dipeluk oleh orang lain yang baru dikenal, takutnya mereka jahat dan membawa Rio lalu menjualnya.
"bapak-bapak ini tidak ingin membawa dan menjualku kan"? lanjut tanya Rio kearah Marcel dan pak Sanjaya yang bingung dengan cara berpikir Rio ingin menjualnya.
mereka berdua serentak menggeleng-gelengkan kepalanya.
"tuh kan nek bapak-bapak ini orang baik, bukan penjahat yang akan mengajakku pergi lalu dijual, diluar juga masih ada satpam, kalau aku dibawa nanti aku teriak biar ditolong satpam", ucap Rio masih dengan cara berpikir cerdasnya , Marcel dan pak Sanjaya akhirnya paham tadi mengapa dia bertanya tentang dijual.
"nak, aku hanya ingin memelukmu" ucap Marcel benar- benar memohon.
Melihat Marcel terus minta maaf dan memohon hati bi Ani sedikit melunak. tangannya sedikit melonggarkan pegangannya sama Rio. Dan itu diartikan oleh Rio sebagai izin dari neneknya untuk dipeluk bapak yang didepannya. Dia maju selangkah kearah Marcel.
"terimakasih sayang, terimakasih Tuhan" ucap Marcel langsung mendekap Rio dengan erat. airmatanya mengalir deras sampai dia sesenggukan.
"terimakasih sayang, terimakasih untuk pelukanmu ini", ucapnya sambil masih mendekap Rio.'anakku' , ternyata aku adalah seorang ayah' gumam Marcell sambil senyum tapi mengeluarkan airmata.
"terimakasih ya Bu, terimakasih sudah merawat Rio, terimakasih untuk semuannya", masih mendekap Rio dan mengusap-usap punggungnya ,Marcel menatap bi Ani yang diam mematung berdiri dibelakang Rio.
"kamu tidak perlu berterimakasih, sudah sepantasnya saya merawat cucu saya" ucapnya masih ketus dan menatap kesatu titik entah kemana.
"saya tahu Bu, ibu dan Ira sudah merawat Rio sangat baik. kalian pasti sangat membenci saya, saya mengerti. tapi tolong beri saya kesempatan untuk memperbaiki semuannya. Izinkan saya ikut merawat dan membesarkan Rio. izinkan dia tahu siapa saya dalam hidupnya Bu, sekalipun saya dulu laki-laki bejat setidaknya dia tahu jati diri ayahnya dan asal usulnya." dia diam sejenak sambil menghapus airmatanya.
Bu Ani kembali diam tak menanggapi.
"Bu Ani, sekali lagi saya mohon maaf atas perbuatan anak saya terhadap Ira. tapi saya mohon jangan pisahkan mereka. Ikatan darah itu akan tetap mendekat dan bertemu dengan cara apapun. Seperti sekarang ini, siapa yang menyangka kalau murid ajaib yang direkomendasikan David ternyata cucu saya sendiri. cucu yang sudah lama saya cari, bahkan sampai ke kampung Bu Ani saya kerahkan orang. tapi ternyata cucu saya sangat dekat", ucapnya sambil menghapus airmatanya yang menetes menyaksikan drama anaknya.
"Saya sangat bersyukur Bu, diusiaku sekarang ternyata Tuhan sudah kasih saya cucu setampan dan secerdas ini. Dan itu malah aku dapatkan dari Bu Ani dan Ira yang telah merawat Rio. Saya bersyukur banget, sini peluk kakek nak", ucapnya menatap memohon kepada Rio. Entah dorongan darimana Rio melepaskan pelukan Marcel dan mendekati kakeknya.
Bu Ani makin melunak, tidak ada lagi kemarahan yang berapi-api tadi.
"Bu, izinkan saya ketemu dengan Ira ya, saya janji saya tidak akan memaksakan apa pun. dan saya juga tidak akan mengambil Rio dari Ira dan Bu Ani. Saya hanya ingin hidup damai Bu dengan hati saya. apalagi sekarang ternyata ada satrio, saya hanya ingin Satrio hidup lebih baik."
"memangnya kamu lihat dia hidup tidak baik" ketus Bu Ani tersinggung .
"bukan Bu, bukan begitu maksudku. aku tahu ibu dan Ira sangat baik merawat Rio. tapi alangkah baiknya anak itu dibesarkan oleh orang tua lengkap." Marcel gugup karena ditanggapi lain oleh Bu Ani.
"Bu Ani bukan maksud Marcel mengatakan Bu Ani sama Ira tidak bisa merawat Rio. ibu dan Ira sangat bisa, buktinya Rio hidup baik dan jadi anak cerdas. Tapi walau bagaimanapun ditubuhnya itu ada darah Marcel, jadi tolong izinkan Marcel ikut membesarkan dan merawat Satrio juga. Pasti Marcel juga akan sangat senang membimbing Satrio sebagai seorang ayah"
klo g mau lg msk ke hotel prodeo