Asha Putri wanita berusia 18 tahun yang di jodoh kan dengan pria yang 7 tahun lebih tua darinya yaitu CEO yang bernama Varel Pratama berusia 25 tahun. Asha menerima perjodohan ini bukan karena paksaan orang tuanya tapi karna di sudah berjanji pada orang tua nya kalau dia sudah bekerja 1bulan dia akan menerima kalau dia di nikah kan dengan orang tua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon helmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
Rumah Asha
"assalamualaikum" ucap Asha yang langsung mencium punggung tangan bu mira
"walaikum salam" ucap bu mira yang terduduk di depan TV
"mah" ucap Asha yang melihat mamah nya yang masih fokus dengan TV
"iya sayang" ucap bu mira dan melihat ke arah Asha
"kamu dari mana kok lama banget?" tanya bu mira
"oh iya, jadi gini mah pas mamah sama papah pulang tuh aku di ajak pergi belanja sama Varel, itu belanjaan nya" ucap Asha sambil menunjuk tas yang berisi baju
"oh itu belanjaan kamu, banyak juga ya sha"
ucap bu mira
"iyaa mah, itu aja aku di paksa sama Varel, malahan ya mah aku di suruh ambil yang lebih banyak lagi, terus aku ga mau" ucap Asha sambil meminum boba
"iya sha, kamu jangan terlalu banyak mengambil walaupun dia nyuruh kamu ambil nya banyak"
ucap bu mira
"iya mah" ucap Asha
"kamu tadi beli apa aja?" tanya bu mira
"oh iya, tadi aku beli ini loh" ucap Asha sambil mengeluarkan belanjaan nya
"bagus ya sha baju nya" ucap bu mira
"oh iya nih tadi aku ambil dua biar bisa coupeland" ucap Asha
"harus nya kamu ga usah beliin buat mamah sha"
ucap bu mira
"tapi aku cuman ambil dua doang kok mah sama punya mamah" ucap Asha
"tapi kamu jangan terlalu banyak minta ya sha walaupun Varel ga pelit sama kamu, mamah takutnya Varel ngira kamu cewe matre" ucap bu mira
"ya mana berani aku minta ini itu mah, ya orang ini aja dia yang maksa" ucap Asha
"ya udah kalau gitu" ucap bu mira
"tapi mah kalau udah nikah boleh" ucap Asha
"boleh tapi jangan terlalu berlebihan ya minta nya"
ucap bu mira
"ya udah kalo gitu aku ke kamar dulu ya mah"
ucap Asha
"iya, nih baju nya taruh di mesin cuci" ucap bu mira sambil memberikan baju nya
"iya mah" ucap Asha sambil meninggalkan bu mira di ruang tamu
Setelah Asha menaruh pakaian nya di mesin cuci dia langsung pergi ke kamar dan melihat hp nya yang baru saja tdi dia cas sebelum menemui ibu nya, dan dia melihat banyak sekali panggilan telfon dari sahabat nya yaitu diva, ya alasan kenapa Asha tidak mengangkat telfon diva karena hp nya lowbat saat dia di perjalanan pulang
"aduh panggilan dari diva kok banyak banget ya, tumben banget" ucap Asha dan segera menelfon teman nya itu
"halo assalamualaikum sha, kamu kemana aja?"
ucap diva dengan nada yang panik
"aku habis keluar tadi va" ucap Asha yang duduk di ranjang
"terus kok telfon aku ga di angkat" tanya diva
"maaf ya ga kedengaran soal nya va" ucap Asha sambil tersenyum tipis
"emang kamu ke mana, bukan nya makan siang ya, masa gak ke dengeran" tanya diva
"iya tadi aku abis makan siang, nah pas udah selesai makan siang aku pergi ke tempat perbelanjaan"
ucap Asha
"oh gitu" ucap diva dengan nada yang lumayan lega
"eh kamu tau aku pergi makan siang dari siapa?"
tanya Asha
"dari Adit, oh iya sha aku kan nelfon kamu mau cerita soal Adit" ucap diva dengan nada yang kesal
"emang Adit kenapa?" ucap Asha sambil mengernyitkan dahi nya
"jadi gini sha, tadi kan aku di ajak sama Adit buat makan siang, ya udah aku ikut aja kan jarang banget Adit ngajak aku, padahal kan biasanya kita makan bertiga dan ini dia cuman ngajak aku, aku fikir dia mau nembak aku, tapi ternyata aku menghayal terlalu tinggi" ucap diva dengan nada yang kesal
"sabar ya va, maaf loh sebenarnya yang nyuruh Adit buat makan siang sama kamu itu aku, ya karena aku ada acara makan siang" ucap Asha
"iya gapapa kok sha, sekarang aku udah nyerah sha mau Adit dekat sama siapa pun aku ga peduli sha termasuk kamu" ucap diva dengan suara yang sudah sangat malas
"lah kenapa kok kamu sekarang jadi kayak gini sih"
tanya Asha yang heran karena biasanya diva selalu semangat kalau soal Adit
"aku udah terlalu capek sha, aku kan di luar sana masih banyak cowo bukan dia doang ya walau pun susah" ucap diva dengan senyuman terpaksa
"kamu ga boleh nyerah va" ucap Asha yang menyemangati sahabat nya itu
Mereka pun mengobrol hingga hampir malam dan Asha pun memutuskan telfon mereka karena sudah mau magrib, tapi diva meminta telfon nanti lagi selepas makan malam dan Asha pun menyetujui nya, ya bukan alasan bagi Asha menolak permintaan teman nya ini, ya karena diva orang nya sangat jarang terbuka kepada orang termasuk Asha, sahabat nya sendiri, berbeda dengan Asha yang selalu curhat dengan diva tapi akhir akhir ini Asha jarang sekali menelfon diva untuk mendengarkan curhatan nya, ya karena dia sedang mengurus untuk pernikahan nya
