Lanjutan dari novel: Wanita Cantik Tuan Muda Dingin.
__________
Setelah melewati banyak waktu dan masalah. Raka sang CEO termuda di perusahaan Welfin telah berhasil menemukan kekasihnya dan bahkan tak menyangka jika kekasihnya itu memberikan sepasang anak kembar yang cerdas dan menggemaskan.
Namun masalah kembali datang dari istri tercinta yang memiliki Kepribadian Ganda. Karena itulah Raka mencoba menyembuhkan Sovia dan mulai belajar untuk menjadi Suami idaman untuk sang istri.
Akan tetapi seseorang mulai meneror keluarga kecilnya dan bahkan mencoba menyingkirkan satu persatu keluarga dekatnya. Hal ini karena perebutan harta waris di masa lalu di keluarga Welfin. Dapatkah Raka melindungi sang Istri dan kedua anak kembarnya, serta menyembuhkan mental Sovia?
Yuk kita simak perjuangan Raka dalam menyembuhkan Sovia dan perjuangannya menyelesaikan masalah yang silih datang berganti di keluarga kecilnya Raka.
Baca sampai selesai ya ^^
Terima kasih~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asti Amanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Orang Misterius
...[Beri like dan vote]...
Sementara dilain tempat di waktu lain, terlihat sebuah tempat yang amat tersembunyi dari seluk beluk pada bangunan terbengkalai di kota Byusan.
Aroma busuk dan tak sedap tercium begitu tajam di hidung. Terlihat seseorang yang nampak memakai mantel hitam serta topi hitam disertai masker hitam.
Sebelah matanya yang berwarna merah terlihat tak asing disertai sebelah matanya yang nampak tertutup sesuatu.
Perlahan ia masuk ke tempat tersembunyi itu tanpa rasa takut apa-pun. Ia sudah berubah dan tak seperti dulu yang penakut. Ia memiliki rencana balas dendam terhadap dua orang di kota Byusan.
Suara langkahnya bahkan tak terdengar, ia begitu santai menyusuri geng kecil di depannya yang berliku-liku.
Tak!
Langkah kakinya terhenti di sebuah pintu yang terlihat kumuh dan sudah hampir rusak. Tapi, kalian tidak akan tahu bagaimana isi di dalam sana.
Terlihat orang misterius itu perlahan meraih ganggang pintu lalu dengan pelan-pelan ia membuka pintu di depannya.
Krek!
Ia berhasil membuka pintu itu lalu sebentar ia menoleh ke kanan kiri melihat sekelilingnya, ia kuatir jika ada yang melihatnya masuk nanti dan siapa tau malah membahayakan dirinya.
Ia segera masuk lalu menutup pintu rapat-rapat. Telah memastikan pintu tersebut telah tertutup, ia pun berbalik dan seketika pandangannya langsung tertuju pada pintu berbahan besi di depannya yang tak jauh dari tempatnya.
Orang misterius itu pun mulai berjalan mendekati pintu tersebut. Aroma di sekitarnya yang busuk dan kotor tak dapat ia cium akibat aroma penciumannya telah hilang ditahun lalu akibat bersaing dengan musuh yang telah merenggut sebelah bola matanya.
Ia kemudian membuka pintu di depannya dengan modal kunci perak yang telah diberikan oleh seseorang untuknya.
Krek!
Pintu tersebut akhirnya terbuka. Ia pun masuk lalu mengunci rapat-rapat pintu itu.
Setelah menguncinya, ia pun langsung berbalik dan seketika matanya membola merasa terkejut dan kagum melihat isi ruangan yang ia datangi. Terlihat begitu banyak alat elektronik canggih bersusun dengan begitu rapih di depannya.
Seketika ia tersentak akibat seseorang menepuk tangan beberapakali dari arah samping kirinya. Dengan cepat, ia segera menoleh melihatnya.
"Sungguh luar biasa kau bisa menemukan tempat ini. Nona Luna Ashela." ucapnya mendekati orang yang masih berdiri mematung di depan pintu. Ia yang tak lain adalah Luna Ashela yang kini berpenampilan misterius.
"Siapa ... siapa kamu sebenarnya?" Luna bertanya sambil mundur. Karena orang yang di depannya lebih misterius.
Dari suaranya, terdengar orang itu adalah lelaki. Tiba-tiba sebelah alis Luna terangkat melihat orang itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha ... kamu tak perlu tahu identitasku." jawab orang itu lalu dengan cepat raut wajahnya terlihat dingin.
"Jika begitu, bagaimana aku bisa memanggilmu jika aku belum tahu identitasmu." jelas Luna mulai berbicara santai dengan orang itu.
"Panggil aku Tuan AL." jawabnya begitu angkuh.
"Baiklah, jika begitu apa tujuanmu mengundangku kemari?" tanya Luna ingin tahu.
Pria itu berbalik lalu berjalan menjauhi Luna. Seketika ia menepuk tangan lalu dengan cepat seseorang wanita ala profesor muncul dari ruangan lain.
"Lia, beri tahu dia tujuan aku mengundangnya." pinta Tuan AL sambil menunjuk Luna.
"Baik, Tuan AL." jawab Profesor perempuan itu yang bernama Liana Desilta.
"Ekhm," Lia mendehem lalu menjelaskan pada Luna.
"Nona Luna. Berkat Tuan AL. Anda yang waktu itu sekarat di jalan, Tuan AL lah yang menyelamatkan anda." lanjut Lia sambil melihat berkas di tangannya.
Tentu Luna langsung terkejut. Ternyata pada saat ia sekarat di bangunan itu. Luna dengan susah payah mencoba pergi dan karena terlalu benyak darah yang terbuang, ia akhirnya pingsan di jalan dan tanpa sengaja, Tuan AL melihatnya lalu membawanya pergi ke suatu tempat.
"Jadi, dia lah yang merawatku di bangunan waktu aku sekarat?" tanya Luna tak percaya.
Setelah Luna mengucapkan itu, tiba-tiba saja pria itu menatap sinis ke Luna.
"Hei, kau!" teriaknya pada Luna dan membuat Luna tersentak.
"Mulai sekarang, panggil aku Tuan AL! Aku sekarang adalah Tuanmu, jadi panggil aku dengan sebutan itu! Paham!" bentak Tuan AL menunjuk pada Luna dengan tatapan tajam.
"Ba ... baik, Tuan AL." jawab Luna menunduk.
"Ck, apa-apaan ini! Bajinan!" umpat Luna dalam hati. Sontak ia tiba-tiba terkejut mendengar Tuan AL berteriak.
"Zert! Cambuk dia!" teriak Tuan AL dan seketika Luna berteriak kesakita akibat seseorang mencambuknya dari belakang.
"Akh! Ampun, Tuan AL." ringis Luna kesakitan lalu jatuh terduduk di lantai.
"Dengar baik-baik, jangan pernah berbicara di belakangku yang tidak-tidak. Kini hidupmu sudah ada di tanganku. Jika kau sekali-kali berbicara itu lagi, aku tak akan segan-segan mengirimmu ke neraka!" bentak Tuan AL duduk di kursi istimewanya lalu membelakangi mereka.
"Lia! Bawa dia ke ruangannya, dan beri tahu dia apa saja yang bisa dia lakukan!" pinta Tuan AL.
"Baik, Tuan AL." ucap Profesor Lia lalu berjalan ke arah Luna.
"Nona Luna, ikutlah dengan saya. Saya akan membawa anda ke ruangan anda dan mengobati luka-luka anda. Bahkan akan saya obati mata anda yang rusak itu." ucap Profesor Lia menunjuk mata sebelah Luna yang tertutup.
Luna tiba-tiba mengepal kesal. Tapi, ia bisa saja memanfaatkan kekuatan mereka suatu saat nanti. Perlahan Luna berdiri lalu menoleh sebentar ke belakang. Tapi tak ada siapa-siapa dan itu membuat Luna heran.
Namun ia kembali membola melihat sebuah cabuk melayang-layang di udara.
"Nona Luna, mari ikut saya." ucap Profesor Lia mulai berjalan. Luna yang melihat cambuk itu kini ia segera mengikuti Lia. Ia nampak masih terkejut dan bingung akan tempat ini, apalagi ia penasaran siapa sebenarnya Tuan AL ini.
"Apakah yang mencambukku tadi makhluk halus?"
Itulah yang di pikirkan Luna. Ia nampak berpikir keras ingin tahu siapa mereka.
Sementara Tuan AL, ia nampak melihat monitor-monitor di depannya.
"Zert! Awasi gerak-gerik wanita itu." ucapnya pada seseorang.
"Baik, Tuan." jawab seseorang yang perlahan muncul di dekatnya lalu menghilang kembali.
Pandangan Tuan AL kini tertuju pada selembar foto di tangannya. Ia terlihat marah ditambah lagi sorotan matanya penuh kebencian.
"Adik, selama ini aku selalu bersembunyi. Tapi kini, aku akan kembali merebut apa yang telah kamu ambil selama ini dariku!" gertak Tuan AL nampak kecewa lalu meremas foto itu dan kemudian membuang ke tempat sampai.
"Adik, mari kita bermain sekarang."
"Hahahhaha ...."
Tuan AL tertawa terbahak-bahak melihat monitor-monitor di depannya yang mulai menyala. Tampaknya ia memendam sebuah dendam besar terhadap seseorang yang disebut Adik baginya.
____
Bersambung ...
Wah siapakah mereka?
Jangan lupa like, komen, vote, dan rate bintang lima ya.
see you all❤