NovelToon NovelToon
Crazy Rich Mencari Cinta

Crazy Rich Mencari Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:11M
Nilai: 5
Nama Author: Casanova

Mengisahkan seorang crazy rich, Ditya Halim Hadinata yang memperjuangakan cinta seorang gadis dari keluarga biasa, Frolline Gunawan yang tidak lain adalah kekasih keponakannya sendiri, Firstan Samudra.

Ikuti terus ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 : Kecelakaan

Hampir seminggu Frolline tidak masuk kantor pasca putus hubungannya dengan Firstan sekaligus hari dimana Ditya mengungkapkan niat dan keinginan di depan keluarga besarnya.

Selama ini, tidak ada seorang pun yang membahas. Baik papa dan mama Frolline, maupun Ditya sendiri. Lelaki tampan itu bak hilang di telan bumi. Tidak ada kontak sama sekali, tidak ada panggilan di ponselnya oleh Matt, mempertanyakan kenapa tidak masuk kerja.

Dengn setelan orange, Frolline masuk ke gedung perkantoran tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dia sudah mulai siap menata hatinya kembali. Kalau dipikir-pikir manusia seperti apa dia. Seminggu yang lalu menangis meraung-raung, dan sekarng dia bisa mempersembahkan sebuah senyuman pada Matt.

Ya, temannya sesama asisten itu terlihat duduk santai di sofa dalam ruang kerja Ditya. Tidak nampak batang hidung apalagi penampakan Ditya yang sekarang beralih menjadi atasannya di saat jam kantor.

“Matt, apa kabar?” tanya Frolline tanpa tahu malu. Sudah membolos tanpa pemberitahuan apalagi surat keterangan dokter,

“Baik, Nona. Bagaimana kabarmu, Nona?” tanya Matt tersenyum.

“Baik.” Jawaban singkat sembari menarik kursi yang berada tepat di depan kusri kebesaran direkturnya.

“Tuan muda sudah seminggu tidak ke kantor,” ucap Matt, memberitahu. Sontak membuat Frolline mengalihkan pandangannya. Heran bercampur aneh, Matt sang asisten tidak ditenteng Ditya bersamanya.

“Tuan muda pulang ke Surabaya, mamanya ulang tahun. Sekalian memantau perkembangan pabrik baru di sana,”jelas Matt lagi.

Gadis manis yang terlihat lebih kurus dari terakhir pertemuan mereka itu pun hanya mengangguk. Tidak bertanya lebih jauh.

“Tadinya tuan muda mau membawa Nona Frolline ikut bersamanya, menemui papa dan mamanya di Surabaya,” jelas Matt.

“Namun, sepertinya Nona Frolline sedang tidak dalam kondisi baik, jadi tuan muda memutuskan berangkat ke Surabaya ditemani bodyguard saja. Memintaku tetap di Jakarta untuk menjaga Nona,” lanjut Matt.

Lelaki itu terlihat tersenyum, ada banyak kata yang ingin diucapkannya. Namn lidahnya kelu. Rasanya ini bukah tempatnya berbicara. Tetapi niat baik majikannya yang selama ini tidak pernah dianggap, membuatnya merasa kasihan.

“Nona Frolline, mungkin terdengar aneh, tetapi tuan muda Ditya serius dengan semua ucapannya selama ini. Kalau boleh meminta sedikit ruang di hatimu, bolehkan mempertimbangkan semua yang sudah tuan muda lakukan untukmu.”

“Maaf, tetapi aku tidak merasa dia melakukan sesuatu untukku. Aku tidak mencintainya. Aku tetap bekerja di sini hanya untuk menjaga sika profesionalku di dalam pekerjaan. Setelah tiga bulan,sudah aku putuskan untuk mengundurkan diri,” sahut Frolline dengan penuh kemantapan.

“Ngomong-ngomong, kapan Ditya kembali?” tanya Frolline yang mulai tidak nyaman duduk berdiam diri.

Rencananya besok, tetapi aku belum mendapatkan kepastian. Masih menunggu kabar selanjutnya. Ada info tuan muda mau langsung ke Singapore, bertemu dengan rekan kerjanya disana,” jelas Matt.

Lelaki yang sudah dua tahun ini menjadi asisten Ditya bukanlah orang baru di keluarga Halim Hadinata. Matt sebelumnya banyak bertugas mendampingi tuan besar Halim Hadinata. Tetapi sejak Halim Hadinata mengundurkan diri perlahan dari perusahaan dan lebih banyak menetap di Surabaya, Matt diminta mendampingi putranya.

Frolline terdiam, sedikit banyak kata-kata Matt membekas di hatinya. Meskipun dia tidak memiliki rasa, namun dia masih memiliki otak untuk berpikir.

Keheningan yang tercipta di ruangan itu, terganggu dengan dering ponsel yang terdengar nyaring dari slig bag Frolline. Matt yang sedang memejamkan matanya, langsung membuka lebar pendengarannya, guna mencari tahu semua hal yang berhubungan dengan gadis manis pujaan majikannya. Dengan begitu, dia bisa melaporkan semua hal pada Ditya, tanpa ada yang terlewatkan.

Begitu Froline mengeluarkan ponsel dari dalam tas, nama Firstan muncul di layar yang berkedip. Terpaku di tempat, antara mau menerima, menolak atau mengabaikan. Saat ini, hanya itu saja pilihan yang bisa diambil gadis yang tampak terluka. Begitu otaknya tersambung dengan nama Firstan, kesedihannya kembali.

“Iya First,” sapa Frolline dengan suara bergetar menahan tangis. Hampir seminggu ini mereka tidak bertemu, bahkan semua panggilan telepon darinya selalu berakhir dengan gadis operator yang suaranya mendayu-dayu. Firstan menolak semua panggilan teleon darinya.

Beberapa kali Angella mampir ke rumah, tetapi Firstan tidak ikut bersamanya. Lelaki itu tidak kalah misteriusnya, menghilang tanpa kabar.

“Cepat ke rumah sakit. Papa mengalami kecelakaan. Aku akan mengirimkan alamatnya,” teriak Firstan dengan nada panik.

Jantung Frolline berhenti berdetak. Tangis yang tadinya diperuntukan untuk Firstan, sekarang mengalir turun dengan deras. Berita yang dikabarkan Firstan padanya, benar-benar menguncangnya. Tanpa berpamitan dengan Matt, gadis itu berlari keluar menuju lantai bawah. Segera ke parkiran mobilnya. Bagaimana pun, dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada papanya.

Matt hanya bisa berteriak keheranan. Berulang kali menyerukan nama Frolline tetapi gadis itu seolah tidak mendengar. Bahkan Frolliner berlari kencang meninggalkannya tanpa pesan.

***

Mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, membelah jalanan ibukota yang sedang ramainya. Bunyi klakson hampir tanpa jeda, Frolline berusaha meminta jalan pada pengendara lain.

Sesampainya di rumah sakit, dia masih harus berlari menuju ruang IGD. Dari kejauhan dia bisa melihat kakaknya, Angella yang sedang menangis di pelukan Firstan.

“Apa yang terjadi?” tanya Frolline saat sudah berada diantara pasangan suami istri itu. Nafasnya masih tersengal, dengan keringat masih mengucur derah di dahinya.

“Fro, papa kecelakaan,” sahut Angella dengan tubuh penuh luka. Darah segar memenuhi pakaian kerjanya.

“Apa yang terjadi?” tanya Frolline sedikit lebih kencang. Pandangannya kosong menatap ke arah pintu ruang IGD yang tertutup.

“Aku dan papa dalam perjalanan ke Bandung hari ini. Kebetulan papa yang membawa mobil. Dari arah berlawanan, tiba-tiba ada truk bermuatan kontainer yang menerjang pembatas jalan dan menabrak mobil kita,” jelas Angella terisak. Sesekali menyeka kasar air matanya dengan tangan yang bercampur darah segar. Entah darahnya atau darah sang papa.

“Dan mobil itu tepat menabrak disisi bagian sopir.” Tangis Angella pecah, meraih tubuh Firstan , menumpahkan kesedihan dan air matanya di pundak sang suami.

“Lalu, bagaimana papa?” tanya Frolline mencoba tegar.

“Papa tidak sadarkan diri. Kondisi papa..” Angella lagi-lagi tidak sanggup berbicara. Kembali menangis hebat, tubuhnya berguncang dan melemas. Beruntung ada Firstan disana, kalau tidak bisa dipastikan tubuh Angella ambruk ke lantai.

“Panggilkan dokter!” teriak Firstan panik, saat melihat Angella pingsan. Entah teriakan itu untuk memerintahkan siapa, ditujukan pada siapa. Yang jelas saat itu hanya ada Frolline.

***

Frolline sedang duduk di depan kamar ICU. Hampir tiga jam dia duduk sendirian dan hanya bisa menunggu. Sejak papanya dinyatakan kritis dan dan tidak sadarkan diri, dia hanya bisa termenung. Sampai sejauh ini, dia belum berani menghubungi mamanya. Belum ada kekuatan untuk mengabarkan berita buruk ini pada mamanya.

Tidak ada Firstan menemaninya. Lelaki itu sedang menunggui Angella di kamar perawatan. Kakaknya masih shock, dengan luka kecil hampir di sekujur tubuh. Apalagi sekarang Angella dalam kondisi hamil, semakin membuat Firstan panik.

Lama terdiam hanya memandang ke satu titik. Sejak tadi tatapan Frolline hanya tertuju ke pintu ruangan ICU yang tidak kunjung terbuka dan memberi kabar gembira untuknya. Sembari menggigit ujung kukunya untuk mengusir pikiran jahat dan rasa takutnya. Dia sendirian, belum memiliki keberanian untuk mengabari keluarga yang lain, sampai ada kepastian tentang kondisi papanya.

Apalagi mengingat mamanya yang memiliki riwayat penyakit jantung. Semakin membuatnya enggan bercerita. Berita buruk ini bisa saja akan membuat kondisi mamanya ikut memburuk.

Bunyi derap kaki yang melangkah di koridor rumah sakit, mengalihkan perhatiannya. Tadinya dia berharap itu adalah dokter yang akan mengabari perkembangan kondisi papanya. Namun, harapan tidak sesuai dengan kenyataan.

Ada Ditya yang ditemani Matt dan dua bodyguardnya berjalan mendekati, memangkas jarak diantara mereka. Lelaki tampan itu terlihat panik dan kacau. Dengan kaos casual dan celana jeans, berantakan dan tidak serapi biasanya.

Begitu jarak tinggal selangkah, Ditya langsung memeluk erat Frolline. “Jangan khawatir, Fro. Semua akan baik-baik saja. Aku akan mengurusnya untukmu,” bisiknya lembut, sembari membungkuk. Memeluk Frolline yang duduk mematung di kursi depan ruang ICU.

***

T b c

Love You all

Terima kasih.

1
Nayy
sweet 😍
alin soebank
gemes sama si Flo gak tegas
bibi
lanjut
堅監.
ini season 2 nya Wira sama naina kok ngilang ya 😢 padahal kangen pengen baca baca mereka lagi
堅監.: yahhh tapi gpp, makasih info nya kak author
total 2 replies
Astrii Zahra
menurutku fro ini bukan polos sih, tp tolol.. secara ga langsung jd pelakor di rumah tangga kk nya sendiri
Vivi Zenidar
wkwwkwk satpol PP
kalea rizuky
wah jd karena ini
Khairul Azam
perempuan bego fro ini
yuni
Luar biasa
yuni
Buruk
Ardiansyah Gg
gk bisa move on dari novel ce weti
ngulang baca lagi
Inan
aku suka semuanya... om pram.. ditya.. wira... aku sukaaaa... tp bara aku ngk begitu suka..
Lince Harni
karya yg bagus,sangat memghibur...ini baca ke 3 x...gs bosan2
reza indrayana
masih bingung nichh ..🤔🤔
AlfES
❤❤❤❤❤
Yuliza Angriani
kalau pram kayak kamu dulunya dit,,,, udah mati kamu ditangan pram
Hairiyani Nurul hairiyani
cerita mat sama rania ada gak kak
Sofwan 123 Muhammad
Biasa
Sofwan 123 Muhammad
Kecewa
Tismar Khadijah
banyak kata2 bijak,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!