Tuan Tiada Tanding 2

Bolo Srewu tinggal beberapa langkah lagi untuk bisa memasuki celah itu.

Sementara itu Arjuna yang ngos-ngosan di lereng segera berucap, "monyet nakal! Jangan pergi kamu!"

Bolo Srewu membalikan badannya kemudian menyeringai, "kamu mau menangkapku? Cuih! Selamat tinggi kamu tidak akan bisa menangkapku!" Ucap Bolo Srewu.

Bolo Srewu kembali menghadap ke depan, namun kejadian yang tidak terduga terjadi pada saat ini, ketika Bolo Srewu hanya kurang satu langkah dari celah ghaib itu, celah itu menghilang begitu saja.

Bolo Srewu jelas terperosok ketika dia hendak memasuki celah itu, yang kini hanya celah di antara bebatuan biasa.

"Aduh!" Ucap Bolo Srewu yang terjatuh dan terjungkir di tanah.

"Waduh! Bagaimana bisa? Jalan.. jalan menuju dunia para Buto mengapa menghilang? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi!" Ucap Bolo Srewu kemudian Bolo Srewu menoleh kebelakang di mana terdengar suara langkah kaki.

Huh! Hah!

Terdengar pula desahan seseorang yang kelelahan.

Tidak lama kemudian muncul Arjuna di atas bukit ini, mendapati atas bukit ini sangat terang sebab purnama tepat di atas bukit Arjuna memasukan senter kecilnya ke dalam tas menghemat baterai untuk dia turun.

Sambil mengatur nafasnya Arjuna mencoba untuk meregangkan punggungnya, Arjuna kemudian menunjuk bolo Srewu dan berucap, "hei monyet nakal! Jangan kabur kamu!"

Arjuna langsung berlari ke arah monyet nakal itu dan berusaha memukulinya.

Sementara Bolo Srewu tidak mungkin pasrah di bunuh oleh manusia ini. Akhirnya dengan sekuat tenaga bolo srewu melesat ke arah Arjuna dan berusaha menyakar Arjuna.

Pertarungan konyol segera terjadi saat ini.

Siapa sangka Tuan Harsono, Gumilar, Antika dan Reza sudah tiba di atas bukit dan bersembunyi sambil menonton pertarungan Arjuna melawan Bolo Srewu.

Hanya ada keheningan yang menyelimuti keempat orang ini ketika mereka melihat monyet perwujudan dari Buto Legendaris di pukuli oleh Arjuna.

Tuan Harsono semakin lemas ketika melihat hal ini, apa yang di ucapkan Gumilar ternyata benar. Arjuna adalah manusia sakti yang sedang menyembunyikan kesaktiannya.

"Arjuna ahh tidak maksudku Tuan Arjuna ternyata seorang Tuan Digdaya yang sedang menyamar menjadi manusia biasa.. bodohnya aku tidak mengenalinya!" Ucap Tuan Harsono dalam hatinya.

"Bahkan menghajar Bolo Srewu yang merupakan sosok buto legendaris dan terkenalkan tidak terkalahkan Tuan Arjuna sama sekali tidak menggunakan kesaktiannya dan masih menyamar menjadi manusia biasa." Imbuh Tuan Harsono sambil menghela nafas panjang.

Tuan Harsono hanya bisa menundukan kepalanya, dia sangat malu untuk bertemu Tuan Arjuna.

"Gu... guru! Lihat itu.." ucap Reza.

Tuan Harsono langsung mengangkat wajahnya dan menatap ke arah pertarungan itu.

Nampak Arjuna yang berdiri sambil mentoel-toel perut Bolo Srewu yang sudah terkapar di atas tanah.

Arjuna kemudian menginjak perut Bolo Srewu dan mendongak ke atas dengan mata yang terpejam, entah mengapa pada saat ini cahaya rembulan berfokus kepada Arjuna yang sedang berdiri, benar-benar membuat Arjuna terlihat seperti sosok sakti yang tidak bisa di kalahkan sama sekali.

Baik Tuan Harsono, Reza, Gumilar dan Antika merinding melihat Tuan Arjuna yabg terlihat seperti sosok suci saja.

Melihat Arjuna yang seperti sosok suci ini kini Tuan Harsono mengetahui satu hal. Tuan Arjuna bukanlah Tuan Sakti biasa melainkan Tuan Tiada Tanding!

Arjuna sendiri berdiri seperti itu bukan karena ingin menunjukan sisi sucinya, atau ingin di pandangan hormat.

"Aduh boyokku!" Ucap Arjuna sambil menghela nafas panjang, "akhirnya selesai juga pertarungannya.." Arjuna istirahat sebentar untuk mengatur nafasnya..

Dalam istirahtnya ini Arjuna sangat yakin telah memberikan trauma yang mendalam ke monyet agresif ini, dengan begitu monyet ini akan takut debgan manusia dan tidak akan menyerang manusia lagi.

***

Waktu berjalan sangat cepat, setelah kejadian yang sangat menyebabkan kemarin Arjuna kembali ke rutinitas yang paling membosankan di hidupnya.

Menunggu pelanggan datang ke tokonya ini.

"Huaaahhh!!!" Arjuna menguap di meja konter yang dia tempati, "sialan mengapa tidak ada pembeli!" Ucap Arjuna sambil menandangi tumpukan barang antik yang berada di pojokan.

Arjuna kemudian berjalan mendekati rak itu sambil memandangi berbagai macam barang antik yang ada di sana.

Sebuah bol kaca bening

Sebuah hiasan kerang

Sebuah hiasan bunglon kering

Sebuah bola dengan bulu bulu panjang.

Jujur saja Arjuna sama sekali tidak mengetahui fungsi dari barang barang aneh itu.

Sebuah patung kuda dengan ekspresi tertawa.

Dan masih banyak lagi barang-arang usang dan tidak berguna. Arjuna kemudian menuju ke dapur dan mengambil sebuah kardus dengan wajah jengkel Arjuna memasukan barang-barang antik itu.

"Lebih baik aku bakar saja sampah-sampah tidak berguna ini! Dari pada menjadi membuat rumahku semakin sempit!" Ucap Arjuna sambil melempar satu persatu barang antik itu.

Namun ketika Arjuna mengambil sebuah kotak kubus berwarna hitam tiba-tiba terlihat sebuah koran lama di bawah kotak kubus itu.

Arjuna menyipitkan matanya menandangi tulisan yang ada di sana, "pameran barang antik?" Tanya Arjuna dengan ekspresi serius.

Arjuna meletakan kotak kubus itu ke dalam kardus dan membaca lebih detail koran lama itu.

maaf ya author akhir-akhir ini upnya dikit dan ngga konsisten soalnya Author dan ayah Author lagi sakit.

saya minta tolong doakan kepada kesembuhan bapak Author ya.

btw kita akan memasuki segmen terbaru. segmen kali ini ada dua tema, yaitu dua kuli yang mencari pameran barang antik dan Psikopat di Sumbersekar.

bagi yang tidak tahu Sumbersekar terletak tidak jauh dari jalan locari mungkin di sekitaran kaki gunung putri tidur.

sekian terimakasih...