NovelToon NovelToon
I Don'T Like Bule

I Don'T Like Bule

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Identitas Tersembunyi
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Anatari Gayatri yang sedang magang di hotel. Ia adalah cewek yang sama sekali tak suka dengan cowok bule.
Erland yang saat itu sebenarnya sedang patah hati dan ingin menyendiri, jadi kesal dengan teriakan Anatari yang tak suka cowok bule. Ia pun bertekad hendak membuat gadis itu jatuh cinta lalu meninggalkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelesaikan Masalah

Erland tiba di villa dan melihat Anatari baru saja selesai menata meja makan.

"Ayo kita makan!" ajak Erland.

"Aku tidak lapar. Sekarang aku mau mandi dulu." kata Anatari lalu segera membuka celemek yang digunakannya. Ia masih menggunakan seragam mahasiswa magangnya.

"Ayo makan!" Erland menahan tangan Anatari lalu menarik kursi makan dan mendorong tubuh istrinya itu untuk duduk perlahan.

"Makan. Jangan tidak makan hanya karena masalah yang kamu alami di hotel."

Anatari menatap Erland. "Bagaimana aku bisa tenang? Semua yang mereka gosipkan tentang aku benar kan? Aku tinggal bersamamu, aku memang hamil dan keguguran. Wajarlah mereka tak mau dekat dengan aku. Mereka menganggap kalau aku ini penipu. Selalu bilang tak menyukai cowok bule, namun kenyataannya aku bersama denganmu."

Erland tak menanggapi apa yang Anatari katakan. Ia kemudian mengambil nasi dan meletakan di atas piring Anatari. Ia juga mengambil sepotong ayam dan sayur. "Habiskan. Setelah itu kamu mandi dan tidur dengan tenang."

"Aku tidak berselera makan, Erland."

"Kalau kamu tidak berselera makan, maka semua orang yang menggosipkan kamu akan menang. Buktikan kamu kuat, kamu hebat, dan kamu tak seperti yang mereka pikirkan."

"Tapi.....!"

"Makanlah! Kamu kan tahu setiap perkataan ku adalah perintah yang harus kamu turuti. Itu adalah dalam surat perjanjian."

Anatari pun terpaksa memasukan makanan itu ke mulutnya walaupun ia sendiri tak merasa lapar. Ia menghabiskannya dengan sangat terpaksa.

"Puas?" tanyanya kesal sambil menunjukan piringnya yang sudah kosong.

"Good girl. Mandilah. Biar aku yang bereskan semua ini."

Anatari terkejut mendengarnya. "Kamu akan mencuci piring, gelas dan peralatan masak yang aku pakai?"

"Ya. Ini bonus karena aku mengerti dengan perasaanmu yang galau. Masakan kamu hari ini kurang enak. Bagaimana bisa mencuci semua peralatan ini dengan baik jika konsentrasi mu kacau? Bisa saja kamu memecahkan semuanya."

Anatari merasa senang karena Erland tak membiarkannya bekerja. Gadis itu langsung ke kamar. Ia memang merasa sangat lelah.

***********

Jarum jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Namun Anatari sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Perasaannya sangat gelisah.

Erland yang sedang mengetik di laptopnya segera menatap ke arah Anatari. "Apakah lampunya terlalu terang?" tanya lelaki itu.

Anatari menggeleng. Lampu di sekitarnya sudah dipadamkan. Hany lampu yang berada tepat di atas kepala Erland.

"Kamu masih memikirkan masalah mu di hotel?" Erland berdiri. Ia segera ke luar kamar dan kembali dengan sebuah gelas yang berisi minuman.

"Minumlah!"

Anatari duduk dan menatap Erland dengan penuh kecurigaan. "Kamu mau membuat aku mabuk? Ingat ya, aku baru saja keguguran. Memang sudah tidak berdarah lagi. Tapi belum boleh kamu menyentuh aku."

Erland menyentil kepala Anatari. "Otakmu sungguh mesum."

"Aow....sakit tahu!"

"Alkohol itu kadang bagus untuk membuatmu tidur nyenyak jika di minum pada takar yang sebenarnya."

"Tapi....!"

"Aku ini ahli minuman karena belajar pada uncle Ben."

"Siapa uncle Ben?"

"Salah satu lelaki terbaik di London selain papaku." kata Erland dengan sombongnya.

Anatari agak ragu menerima gelas itu namun karena pikirannya memang sedang kacau, ia pun terpaksa meminumnya.

"Agak pahit." katanya lalu menyerahkan minuman itu kembali ke tangan Erland.

"Berbaring." kata Erland sambil meletakan gelas itu ke atas nakas.

"Kamu mau apa?" tanya Anatari panik.

"Berbaring saja. Jangan membantah."

Anatari pun berbaring terlentang.

"Tidur sambil membelakangi aku."

Gadis itu menurut.

Erland memijat punggung Anatari lalu pindah ke kepalanya. Anatari merasa matanya semakin berat sampai akhirnya ia pun tertidur nyenyak.

***********

Saat pagi hari, Anatari bangun tanpa ada Erland di sampingnya. Ia bergegas mandi dan berpakaian setelah itu keluar kamar untuk membuatkan sarapan bagi Erland.

Matanya terbelalak melihat di atas meja sudah ada segelas susu, kopi dan pancake.

"Sarapan lah dan kita akan pergi bersama."

"Apa?"

"Sarapan saja, nona. Bukankah kamu tidak punya hak untuk membantah?"

"Tapi aku tak terbiasa sarapan sepagi ini."

"Segala sesuatu yang kau lalui bersamaku harus dibuat terbiasa. Ayo duduk dan sarapan."

Anatari pun duduk dan menikmati susu coklat dan sepotong pancake.

Erland nampak juga sudah berpakaian untuk ke hotel. Cowok itu terlihat gagah dengan celana jeans dan kemeja birunya yang sangat pas menutupi tubuh kekarnya.

Selesai sarapan, Anatari langsung mencuci peralatan makan.

"Ayo kita pergi!" ajak Erland.

"Kita akan naik mobil bersama? Apa nanti kata mereka?"

"Sudah. Naik saja." Kata Erland lalu membuka pintu mobil bagi Anatari. Gadis itu pun naik tanpa bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

Mobil Erland parkir di depan lobby. Seorang satpam langsung mendekat. Ia membuka pintu di bagian sopir berada. Erland turun sambil menyerahkan kunci mobilnya. Satpam itu terkejut melihat Anatari ada di dalam. Gadis itu belum turun. Erland membuka pintu bagi Anatari.

"Turunlah, Nata!"

Anatari pun turun dengan hati yang berat.

"Let's go!" Erland menarik tangan Anatari seperti seorang bapak yang menarik tangan anaknya.

"Erland, lepaskan tanganku!"

"No."

Erland tetap menggenggam tangan Anatari sampai mereka berada di dalam lobby. Semua mata langsung tertuju ke arah mereka. Erland segera masuk ke dalam restoran. Lizzy dan Joel juga sudah ada di sana. Erland menuju ke meja tempat pasangan itu duduk.

"Ayo duduk di sini, Nata." Erland menarik kursi.

"Aku mau kerja."

"Chef Pao sudah tahu kalau pagi ini kamu tak akan bekerja." Erland sendiri mendorong pundak gadis itu dan segera duduk.

"Bagaimana, Joel?" tanya Erland.

"Semuanya sudah beres. Sebentar lagi aunty akan tiba di sini." jawab Joel sambil mengangkat jari jempolnya.

"Ana, kamu tidak sarapan?" tanya Lizzy.

"Kami sudah sarapan di rumah. Namun jika Nata mau sarapan lagi, silahkan." kata Erland. Anatari menggeleng. Sejak kemarin selera makannya hilang. Namun karena ia berada di bawa tekanan Erland, makanya ia harus makan.

Anatari melihat jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 7 lewat 15. Para tamu sudah datang untuk sarapan.

Ponsel Joel berdering. "Aunty sudah ada di depan. Ayo!"

Erland kembali menarik tangan Anatari keluar dari restoran. Joel memberi kode pada chef Pao dan dua orang perempuan yang bekerja di restoran segera mengikuti mereka.

Kedua perempuan itu yang kemarin menatap Anatari dengan wajah tak bersahabat.

Para karyawan yang lain sudah berbaris di depan meja resepsionis termasuk juga mahasiswa magang.

"Aku dengar kalau di hotel ini ada gosip yang tak baik antara aku dan Anatari. Aku tidak mau ada yang dengan sengaja berpikir kalau Anatari menjual dirinya pada ku untuk menyelamatkan hotel keluarganya." Erland menatap semua karyawan yang ada dengan tatapan dingin, penuh intimidasi.

"Aku akan memecat setiap Karyaman maupun mahasiswa magang yang dengan berani menyebarkan gosip ini. Karena aku dan Anatari tidak ada hubungan apapun. Kalian tahu kalau Anatari tak suka cowok bule. Aku dekat dengan Anatari karena sebenarnya kami bertetangga semenjak kami kecil. Mama ku yang orang Manado, adalah teman baik mamanya Anatari yang juga orang Manado. Awalnya kami tak terlihat dekat, karena Anatari sendiri yang memintanya karena ia tak mau dianggap numpang tenar saat bersahabat dengan pemilik hotel ini."

Faith menggandeng tangan Anatari. "Aku sudah menganggap Ana sebagai anakku sendiri. Mengapa kalian menuduhnya yang tidak baik?"

Erland mengangkat sebuah map file. "Di sini ada keterangan kenapa Anatari mengeluarkan darah. Karena ia di dorong dengan keras oleh temannya sehingga bagian pinggangnya terluka. Namun kami sudah membuat laporan polisi."

Wajah Alea langsung menjadi pucat. Ia sangat ketakutan.

********

Makasi sudah membaca part ini

1
Syavira Vira
🥰🥰👍🏻♥️♥️💪💪💪👍🏻👍🏻
Makaristi
sdh mulai cinta tapi masih mengingkari sprti nya dua2 nya ..
weda sll dtng tiba2 😂😆🤭🫢
jadi bgmn Anatari weda apa Erland nih..
mksh up nya thor 🥰😘
Gia Gigin
Maunya s bule tengil tapi mengingat triknya Dad Eze ke Mom Faith yg ada Anatari yg klepek "🤭
Hary Nengsih
siapa ya
Eka ELissa
sama 2 mnurut ku Mak.....😄
Eka ELissa
nasip mie ne...piyee...lan ..mlhn mbok aj main kuda kepang lgi..🤣🤣🤣
Eka ELissa
kan udh tau kmu lok ada yg jagain kmu dri jauh...ana...
Syavira Vira
🥰🥰🙏🙏💪💪💪
Syavira Vira
lanjut 💪🙏♥️💪
Makaristi
hayooo siapa ?
Anatari sprtinya sdh mulai bisa menerima suami bule nya 😂😍😘🥰🫢
Dan apakah Erland jg sdh bisa menerima Anatari sijutek & judes hehehehe
Meylan Basiru
dua-duanya saling jatuh cinta dan tdk berani untuk mengungkapkannya.. 😘😘😘
Eka ELissa
aduh ksian mama nya ana Mak..
Erland kn lok udh dkt kmu minta jatah Mulu lah ann kn kmu udh ksih ijin kan ...dgn senang hati lah dia minta jatah nya lgi...dan lagi...lah....😄😄🤭
Gia Gigin
Ternyata mamanya Anatari merahasiakan penyakitnya 🥺bule tengil paling juga lama " nggak bisa lepas dari Ana, sebab sdh terbiasa dgn keberadaan Ana di dekat mu😏
Syavira Vira
💪👍🏻🙏🙏♥️♥️♥️♥️
Syavira Vira
lanjut
Gia Gigin
Akhirnya Anatari takluk di tangan bule tengil🤭
Eka ELissa
nah loh Erland nikmat mana yang kamu dustakan Erland 😄😄🤭gspol Dia ann kucing ksih kan asin 😄😄
Hary Nengsih
lanjut
Liina Anjani Malick
bule sok jual mahal pdhl mh obralan 🤣
Syavira Vira
🥰🥰🥰🥰♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!