NovelToon NovelToon
Rise Of The Rejected

Rise Of The Rejected

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Epik Petualangan / Fantasi / Balas Dendam
Popularitas:862
Nilai: 5
Nama Author: Siti Nuraida

Ardan Kael tumbuh di Akademi Aetherion — sekolah elit bagi para pengguna kekuatan elemental.
Tapi di usia 16 tahun, hasil ujiannya menunjukkan “nol energi.” Ia dicap Reject, dibuang dari akademi, dan diusir dari keluarganya sendiri.

Namun, pada malam ia hendak bunuh diri di tebing Aetherion, ia mendengar suara aneh dari bayangannya sendiri:

“Kau gagal bukan karena lemah... tapi karena kekuatanmu terlalu kuat untuk dunia ini.”

Suara itu membangkitkan sesuatu yang telah lama tersegel dalam dirinya — Void Energy, kekuatan kegelapan yang bisa menelan seluruh elemen.

Dari situ, Ardan bersumpah untuk kembali ke akademi, bukan sebagai murid...
Tapi sebagai mimpi buruk bagi semua orang yang pernah merendahkannya.

“Kalian menyebutku gagal? Baiklah. Aku akan menunjukkan arti kegagalan yang sebenarnya.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Nuraida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 – Kembalinya Bayangan

Menara Void telah muncul dan lenyap, membawa Ardan ke dalam sebuah dimensi antara yang penuh dengan pengetahuan Kael the Abyssal, namun juga menempatkannya di luar jangkauan Solan. Setelah Gerhana Kedua berakhir dan Menara itu tenggelam kembali ke perut bumi, Ardan tidak muncul sebagai Dewa Void yang tak terkalahkan, tetapi sebagai entitas yang lebih terfokus dan berbahaya.

Ia telah menyerap semua yang dibutuhkan dari warisan Kael the Abyssal—bukan kekuatan mentah, tetapi pengetahuan tentang The Eternal Architect yang sempurna dan cara kerja Segel Elemen yang menahan Void.

Ketika Ardan kembali, ia mendapati dirinya berada di ruang bawah tanah Valenforge yang sepi. Di sana, sudah menunggunya Elandra Morwyn.

"Kau kembali," kata Elandra, suaranya lega namun tegang. "Aku melihat pengkhianatan Ravel. Dan aku melihat bagaimana kau menggunakannya untuk mengungkap kebenaran. Kau telah memilih jalurmu."

"Aku memilih jalurku, bukan jalurmu, Profesor," jawab Ardan (Umbra), tatapannya dingin. "Aku tahu kau menggunakan Lyra sebagai jangkar moral. Aku tahu kau ingin aku menjadi Dewa untuk membongkar tatanan. Tapi aku menolak untuk menjadi alat, bahkan alat kebaikan."

"Itu adalah hakmu, Umbra," Elandra tersenyum pahit. "Tapi sekarang, Solan Caelum dalam mode perang. Setelah pengungkapan silsilahnya, dia akan melakukan apa saja untuk menangkapmu dan menyegelmu selamanya. Kau tidak bisa bersembunyi. Kau harus bertindak."

Ardan setuju. Serangan langsung akan mengubahnya menjadi martir, persis seperti yang diinginkan Ravel. Ia harus menghancurkan tatanan Solan dari dalam, tempat di mana kekuatannya paling rentan—di Akademi Aetherion.

Elandra menyusun rencana gila: menyelundupkan Ardan kembali ke akademi dengan identitas palsu.

"Akademi Aetherion mengumumkan penerimaan murid baru untuk menggantikan murid yang gugur saat penyelidikan Void," jelas Elandra. "Kau akan masuk melalui celah itu. Aku bisa memalsukan silsilah Klan Angin yang baru, yang menunjukkan kau sebagai kerabat jauh. Klan Angin Solan sudah terlalu sibuk mempertahankan kekuasaan untuk memeriksa dokumen yang dikeluarkan oleh Divisi Chronomancy-ku."

Ardan awalnya menolak. Kembali ke tempat yang membuangnya, berhadapan langsung dengan Rion dan Lyra setiap hari, adalah siksaan mental.

"Itu terlalu berisiko. Rion dan Lyra akan langsung curiga. Energi Void-ku tidak bisa disembunyikan sepenuhnya."

Elandra menyerahkan sebuah liontin batu rune kecil, yang tampak biasa saja.

"Liontin ini dirancang untuk menyerap semua leakage Void Energy-mu di level rendah. Tapi yang paling penting, Ardan, adalah penyamaran mentalmu. Kael Umbren. Kael adalah namamu. Umbren berarti 'Bayangan' dalam bahasa kuno. Kau adalah murid yang pendiam, sedikit eksentrik, tapi memiliki potensi tersembunyi. Kau akan menyalurkan sisa-sisa energi Angin Klan Caelum-mu yang sudah mati, membuatnya terlihat seperti kau adalah 'murid Angin yang lemah' yang butuh bimbingan."

Ardan memegang liontin itu. Ia menatap Elandra, memahami sepenuhnya besarnya pengorbanan yang diminta.

“Ambil itu, Ardan. Masuklah. Kita akan melihat wajah-wajah ketakutan mereka dari dekat. Untuk menghancurkan sistem, kau harus masuk ke jantungnya,” The Whisper, yang kini ia dengar dengan jelas tetapi tanpa paksaan, menyetujui.

Ardan sadar—ini adalah satu-satunya cara. Jika ia ingin menghancurkan sistem yang membuangnya, ia harus masuk ke jantungnya, mengumpulkan bukti internal, dan memicu kehancuran yang tidak bisa diperbaiki.

"Baik, Profesor," kata Ardan, mengencangkan liontin di lehernya. Ia tidak lagi melihat Lyra dan Rion sebagai teman; mereka adalah halangan yang harus diatasi. "Aku akan menjadi Kael Umbren. Murid baru yang tidak akan pernah mereka duga."

1
azizan zizan
nah ini Nih sering kali kebanyakkan para pemula ingin membuat novel melakukan kesalahan yang boleh mencacatkan sesebuah karya perkataan2 di bab yang lepas di ulang kembali di bab baru.. jika para pemerhati yang menyinak tahu apa yang mereka cakap... novel sampah.. maaf Thor komentar aku ini kasar... kau perlu perhatiin yang itu.. jangan terlalu abal2 membuat sesebuah novel.. jika ingin orang menghargai sebuah karya yang kita buat kita perlu menghargai para pembaca juga itu baru adil...
azizan zizan
ku mampir Thor di novel mu... semoga mc meluluhlantahkan kekaisarannya sama rata dengan tanah usah pedulikan bai atau jahat di pukul rata...🤭🤭🤭🤭
maulida
mampir bentar biar GK lupa baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!