NovelToon NovelToon
DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

DI BAWAH LANGIT YANG SAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai / Epik Petualangan
Popularitas:275
Nilai: 5
Nama Author: Wisnu ichwan

"Di Bawah Langit yang Sama" adalah kisah tentang dua jiwa yang berbagi ruang dan waktu, namun terpisah oleh keberanian untuk berbicara. Novel ini merangkai benang-benang takdir antara Elara yang skeptis namun romantis, dengan pengagum rahasianya yang misterius dan puitis. Saat Elara mulai mencari tahu identitas "Seseorang" melalui petunjuk-petunjuk tersembunyi, ia tak hanya menemukan rahasia yang menggetarkan hati, tetapi juga menemukan kembali gairah dan tujuan hidupnya yang sempat hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wisnu ichwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedalaman Genesis

​Dinginnya air adalah sebuah kejutan yang brutal, lebih tajam daripada angin badai di atas. Itu bukan air hujan, melainkan cairan industri yang gelap, membawa sisa-sisa karat dan limbah yang terasa seperti sengatan listrik. Annelise merasakan benturan itu—bukan kerasnya beton, tetapi kekuatan hidrolik yang mendorongnya hingga kedalaman yang nyaris melumpuhkan.

​Dia menahan napas, membiarkan instingnya mengambil alih. Dalam kegelapan total, Annelise segera menyentuh talinya. Dia merasakan tarikan berat Nyx, dan sedikit lebih ringan, Cipher yang diikat di tengah. Nyx, mantan prajurit Operasi Khusus, adalah seorang penyelam ahli. Dia akan menjadi jangkar mereka.

​Kabel-kabel. Itu adalah prioritas.

​Annelise meraba-raba di bawah air, menemukan pisau tempur yang terikat di betisnya. Dengan gerakan yang efisien, dia memotong tali-tali darurat yang mengikat mereka. Dia tidak bisa menggunakan comms di kedalaman ini; mereka harus bergerak secara independen dan cepat.

​Dia berenang ke atas, paru-parunya terbakar. Ketika dia memecah permukaan air, hirupan udara yang diambilnya terasa seperti menelan jarum es. Di sekitarnya, Nyx sudah menahan Cipher, wajahnya pucat tetapi matanya tajam.

​“Cipher, kau baik-baik saja?” Annelise berteriak, suaranya nyaris hilang ditelan hujan lebat.

​Cipher batuk hebat, meludahkan air kotor. “Aku… aku bisa berenang. Tapi… arusnya kuat!”

​Annelise melihat ke atas. Menara jembatan yang baru saja mereka tinggalkan tampak seperti bayangan raksasa. Sirene darurat masih melolong, tetapi deru ledakan dari C-4 telah memotong tiang penyangga, meninggalkan kekosongan di struktur baja. Lampu-lampu darurat yang berkedip-kedip di puncak menara masih memperlihatkan siluet-siluet Null-Strain kognitif. Mereka berdiri di sana, mengawasi, menunggu. Mereka tidak perlu mengejar; mereka telah menyelesaikan tugas mereka: memutus jalur pelarian.

​“Kita harus keluar dari bawah jembatan!” perintah Annelise. “Mereka akan mengirim kapal patroli Dharma dalam hitungan menit!”

​II.

​Arus sungai di bawah kota distopia itu lebih dari sekadar air; itu adalah selokan peradaban. Arusnya kuat dan menyeret mereka, memaksa Annelise untuk berjuang keras melawan ombak demi menjaga Cipher tetap di antara mereka.

​“Nyx, dermaga di sebelah kiri!” Annelise menunjuk ke sebuah struktur beton bobrok yang menjulur keluar dari dinding pelabuhan. Itu adalah tempat yang Nyx perhatikan, di mana Dharma telah mengantisipasi kedatangan mereka.

​“Sudah menunggu di sana!” balas Nyx.

​“Tidak ada pilihan lain!” Annelise berteriak. “Mereka hanya mengharapkan kita datang dari kaki jembatan! Kejutkan mereka! Kita naik di tempat tergelap, tempat mereka tidak menyangka ada yang selamat dari terjun bebas!”

​Mereka berenang menyamping, Nyx menggunakan kakinya seperti baling-baling untuk menahan Cipher. Ketika mereka mendekati dermaga, Annelise menyadari betapa buruknya situasinya. Dermaga itu dulunya adalah pangkalan muat, kini hanya puing-puing beton yang dipenuhi kawat besi dan lumut industri.

​Tiba-tiba, Nyx menarik Cipher di bawah air.

​Annelise menoleh ke arah Nyx, melihat matanya yang mengarah ke atas. Di tengah kegelapan yang diselingi hujan, sebuah lampu sorot yang tajam menyapu permukaan air.

​Kapal Patroli Dharma. Mereka cepat.

​Annelise menahan napas dan tenggelam. Di bawah air, dunia terasa seperti film bisu yang terdistorsi. Dia melihat kapal itu melintas di atas mereka—bentuk ramping dan cepat, dengan lampu merah di lambungnya.

​Ketika dia muncul kembali, kapal itu sudah jauh, menyapu area di bawah tiang jembatan yang runtuh.

​“Mereka mengira kita sudah mati atau tersangkut di puing-puing,” kata Nyx, suaranya serak. “Kita punya jendela lima menit.”

​Mereka mencapai beton dermaga yang runtuh. Annelise merangkak naik lebih dulu, mencengkeram kawat tulangan yang dingin dan licin.

​“Athena, status Jael dan Spark!” Annelise mencoba comms lagi, suaranya sangat rendah.

​“—Komandan… gangguan… Jael dan Spark… sedang bergerak… menuju… Delta-3. Mereka berdua… selamat,” suara Athena pecah, tetapi informasinya melegakan.

​“Bagus. Lanjutkan pelacakan. Tunggu perintah lebih lanjut.”

​Annelise membantu Nyx menarik Cipher ke tepi beton. Cipher jatuh berlutut, terengah-engah.

​“Kita berada di mana?” tanya Cipher, suaranya bergetar karena dingin.

​“Sisi timur Pelabuhan K-7. Tempat barang rongsokan. Seharusnya kosong, tapi Dharma punya mata di mana-mana,” jawab Annelise sambil memeriksa karbinnya. Meskipun sudah disegel, dia tidak yakin dengan kinerja senjatanya setelah terendam.

​III.

​Mereka bergerak masuk ke dalam labirin kontainer kargo dan tumpukan besi tua. Hujan masih turun, tetapi tidak sederas di atas, dan memberikan sedikit penutup akustik untuk pergerakan mereka.

​“Nyx, temukan tempat tersembunyi. Cipher butuh kehangatan dan dry-kit,” bisik Annelise.

​Nyx mengangguk dan menggeser beban Cipher ke bahunya. Mereka berhasil menemukan tempat berlindung sementara di antara dua kontainer pengiriman yang hampir ambruk. Nyx dengan cepat mengeluarkan selimut termal darurat dan paket energi dari kantongnya, mulai merawat Cipher.

​Saat Nyx sibuk, Annelise menoleh ke kegelapan. Dia bisa merasakan tekanan musuh di sekitar mereka—bukan hanya Dharma, tetapi juga sesuatu yang lain. Null-Strain.

​“Mereka tidak akan berhenti,” kata Annelise, berbicara kepada Nyx tanpa menoleh. “Mereka tahu Cipher hidup. Mereka melihat kita melompat.”

​“Ya. Mereka sekarang tahu bahwa Cipher adalah kunci, bukan hanya manifesto. Mereka ingin Cipher, hidup atau mati,” jawab Nyx sambil mengencangkan selimut di sekitar Cipher.

​Annelise menghela napas, melihat telapak tangannya yang gemetar bukan karena dingin, tetapi karena adrenalin. Dia telah memicu Revolusi Kimia; dia telah membebaskan sekelompok orang gila yang jenius, dan sekarang mereka adalah pemburu terbaik di kota itu.

​Tiba-tiba, Annelise berhenti. Dia mencium bau aneh, bukan bau karat atau limbah pelabuhan, tetapi bau ozon yang tajam dan logam panas.

​Pemecah Dharma. Mereka ada di dekat sini.

​“Nyx, sembunyi. Ada pergerakan di barat daya,” Annelise berbisik, mengambil karbinnya.

​“Aku mendengarnya juga,” Nyx menggeram. “Tapi itu bukan grapple mereka. Itu suara mesin yang meluncur di atas beton.”

​Nyx benar. Suara itu adalah gesekan roda yang terbuat dari material keras, bergerak dengan kecepatan yang sangat tidak manusiawi.

​Mereka melihatnya: tiga siluet ramping, lebih kecil dari Unit Pemecah Dharma standar, tetapi bergerak dengan kelincahan yang mengejutkan. Mereka adalah Null-Strain kognitif. Mereka tidak memanjat; mereka meluncur di atas skuter bermotor darurat yang diambil dari gudang pelabuhan. Mata mereka, bercahaya merah dalam kegelapan, menyapu area itu dengan fokus matematis.

​Mereka tidak mencari, mereka menghitung.

​Salah satu dari mereka berhenti di depan tumpukan peti kemas yang baru saja mereka lewati. Siluet itu mencondongkan tubuh, hidungnya hanya beberapa inci dari tanah yang basah.

​“Dia menganalisis jejak air kita,” bisik Annelise, menggenggam senjatanya erat-erat.

​Null-Strain itu mendongak, matanya yang bersinar kini terkunci pada kontainer tempat mereka bersembunyi. Mereka tidak berteriak atau memberi sinyal. Mereka hanya melakukan satu hal: menarik pisau dari sarungnya.

​“Nyx, siap!”

​Annelise melepaskan tembakan. Suara karbinnya yang teredam terasa seperti ledakan di ruang sempit itu. Null-Strain itu, meskipun jenius, tidak bisa mengalahkan peluru. Dua di antaranya jatuh, meninggalkan noda hitam di beton.

​Tetapi Null-Strain ketiga sudah terlalu dekat. Makhluk itu melompat dari skuternya dengan kecepatan yang mengejutkan, pisau bergeriginya sudah mengarah ke leher Annelise.

​Annelise menangkis serangan itu dengan laras karbinnya. Suara dentuman logam yang menyakitkan. Pertarungan itu brutal, cepat, dan sunyi. Null-Strain itu bergerak dengan presisi algoritma, setiap sabetan dirancang untuk memotong arteri. Annelise hanya mengandalkan insting dan pelatihan kerasnya.

​Tiba-tiba, Nyx muncul dari belakang. Dia tidak menggunakan pisau, melainkan genggaman keras di leher Null-Strain itu, memutar dengan kekuatan yang menghancurkan. Nyx tidak tertarik pada perkelahian yang anggun; dia hanya ingin menghentikan ancaman.

​Null-Strain itu tidak menjerit. Ia hanya terkulai.

​Annelise terengah-engah, menendang pisau dari tangan musuh. Dia memandang Nyx, yang wajahnya sedingin baja.

​“Kita harus pergi. Sekarang. Tembakan ini akan membawa Dharma ke sini lebih cepat,” kata Annelise.

​Nyx mengangguk. Dia berbalik ke arah Cipher yang kini berdiri, didukung oleh semangatnya yang baru ditemukan.

​“Athena, cari rute teraman. Kami akan bergerak ke selatan, menyusuri garis pantai,” perintah Annelise melalui comms yang kini terdengar lebih jelas.

​“Mencari… Komandan. Saya menemukan… terowongan pembuangan darurat D-4. Itu tersembunyi. Tapi… ada sinyal yang… tidak biasa di dalamnya,” jawab Athena.

​Annelise mengambil keputusan. Terowongan D-4 adalah rute yang berisiko, tetapi risiko pergerakan di permukaan jauh lebih besar.

​“Kita ambil D-4. Apapun sinyal itu, kita menghadapinya di bawah tanah.”

​Annelise, Nyx, dan Cipher menghilang ke dalam kegelapan. Mereka tidak tahu apa yang menunggu mereka di perut kota, tetapi mereka tahu satu hal: mereka tidak bisa berhenti. Revolusi Kimia baru saja dimulai, dan mereka adalah simbolnya, hidup dan bergerak, di jantung wilayah musuh.

1
Johana Guarneros
Aku suka banget sama cerita ini, jangan berhenti menulis author!
marmota_FEBB
Mantap nih!
Wisnu ichwan: tengkyuuu 🙌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!