Ketika cinta berubah menjadi luka, dan keluarga sendiri menjadi pengkhianat. Dela kehilangan segalanya di hari yang seharusnya menjadi miliknya cinta, kepercayaan, bahkan harga diri.
Namun dalam keputusasaan, Tuhan mempertemukannya dengan sosok misterius yang kelak menjadi penyelamat sekaligus takdir barunya. Tapi apakah Dela siap membuka hati lagi, ketika dunia justru menuduhnya melakukan dosa yang tak pernah ia lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Kenalin Istriku
Pas banget, Dela sudah selesai perawatan, Arsen dan Adi juga sudah balik dari meeting. Baru aja Dela ingin menghubungi sang suami, panjang umur orangnya malah sudah datang. Mata elang Arsen langsung terpaku begitu memasuki area salon, matanya langsung tertuju ke arah sang istri yang terlihat begitu sangat cantik. Sementara Dela, juga sama terkejutnya dengan sang suami, karena suaminya balik-balik dengan penampilan yang sangat berbeda.
Tadinya Arsen datang bersamanya dengan memakai celana jins dan kaus oblong yang terlihat biasa saja. Namun, begitu suaminya balik sudah berpenampilan berbeda, memakai celana kain dengan atasan kemeja dan dipadukan dengan sebuah jas. Dengan penampilan begitu suaminya jadi terlihat lebih tampan, lebih gagah dan pastinya terlihat sangat berwibawa. Ya, tadi Arsen sempat berganti baju dulu di dalam mobil sebelum meeting. Tapi rasa keterkejutan Dela hanya sesaat, Dela yang melihat suaminya malah diam terpaku menatapnya, mendadak jadi merasa gak pede. Dela takut jika suaminya itu melihat keanehan di dalam dirinya yang tidak seperti biasanya, sehingga Dela malah sibuk meneliti seluruh penampilannya kembali siapa tahu ada yang salah.
"Aduh Mbak apa aku terlihat aneh? Kok suami saya menatapku dengan begitu," tanya Dela sama karyawan salon yang menanganinya tadi.
"Bukan Nyonya. Tuan terdiam dan terpaku melihat Nyonya itu karena Nyonya sangat cantik sekali," jawabnya yang membuat wajah Dela langsung memerah.
Dela segera menghampiri suaminya yang tengah diam mematung, sementara Adi langsung menyenggol lengan Arsen saat melihat bosnya sampai terbengong-bengong saat melihat penampilan baru istrinya.
"Tuan awas jangan bengong begitu nanti malah kesambet loh," bisik Adi yang berada di sebelah Arsen. Mendengar bisikan dari Adi barulah Arsen tersadar dari lamunannya.
"Baru aja aku mau menghubungimu Mas. Malah kamu sudah sampai," ujar Dela.
"Kamu cantik sekali Sayang," Arsen tidak menanggapi perkataan sang istri, Arsen malah langsung memuji kecantikan sang istri.
"Benarkah? Aku saja tadi sampai tidak mengenali diriku sendiri saat bercermin," ujar Dela yang sedikit salah tingkah ditatap sedemikian rupa oleh suaminya. Arsen langsung merangkul pinggang langsing sang istri dengan begitu mesra.
"Ayo Sayang."
"Loh gak dibayar dulu Mas?" Tanya Dela, yang mengira suaminya belum bayar.
"Masalah itu sudah diurus sama Adi," jawabnya.
Ya, untuk urusan pembayarannya memang sudah diurus sama asistennya di awal. Dela jadi bingung dengan posisi Adi. Kata suaminya Adi itu adalah temannya. Tapi kalau teman kenapa masalah pembayaran salon malah Adi yang mengurusnya. Ingin sekali Dela menanyakan soal itu sama suaminya, tapi Dela merasa segan karena di sana ada Adi sehingga Dela memilih untuk diam saja. Mobil mewah yang dikendarai oleh Adi itu melaju ke arah pusat kota, karena tempat tinggal Arsen memang berada di pusat kota.
"Kamu kok bisa tiba-tiba udah ganti baju aja sih Mas?" Tanya Dela.
"Iya tadi aku kan mau pergi meeting jadi ganti baju dulu. Kebetulan Adi tadi membawakanku baju ganti," jawabnya, dan Dela hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Aku tidak menyangka loh, baru sekali melakukan perawatan tapi hasilnya sangat luar biasa. Aku pikir kita harus melakukan beberapa kali perawatan dulu baru terlihat hasilnya," ujar Dela yang masih merasa kagum dengan kecanggihan alat di salon tadi.
"Kalau kita melakukan perawatan langsung ke salon itu biasanya hasilnya akan langsung terlihat Sayang. Beda lagi kalau kita menggunakan perawatan skincare, itu kita akan memerlukan waktu." Dela langsung menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan suaminya.
"Alatnya keren sangat canggih sekali. Tadi aku pulangnya juga dikasih skincare buat perawatan di rumah," ujar Dela dengan kagum sama peralatan canggih di salon tadi, karena dengan waktu singkat bisa merubah seseorang menjadi sangat cantik.
Maklumlah Dela merasa kagum, karena baru kali ini Dela pergi ke salon, tidak tanggung-tanggung datangnya langsung ke salon yang elit kelas atas. Coba saja salon yang murah gak mungkin hasilnya bisa langsung memuaskan begitu.
"Iya memang sudah sepaket dapat skincare-nya." Gak lama mobil yang dikendarai oleh Adi berhenti di depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi, seorang Satpam langsung membukakan pintu gerbangnya begitu Adi mengklakson mobilnya dua kali.
Begitu gerbang terbuka, tidak tampak bangunan sama sekali di dalamnya, adanya jalanan yang ditumbuhi pepohonan yang berjejer-jejer di kiri dan kanannya. Gak lama berkendara mulailah tampak sebuah bangunan dari kejauhan, semakin mendekat bangunan itu tampak begitu sangat megah dan mewah sekali. Bahkan rumah mewah yang biasa Dela lihat di tv kalah jauh, terdapat halaman rumah yang begitu indah dan megah. Sebuah taman yang begitu cantik dengan air mancur di tengah-tengahnya. Dan bangunan sebelah kiri terlihat ada garasi mobil yang isinya mobil dan motor mewah berjejer bagaikan showroom.
"Wah mewah sekali bangunannya ini rumah atau istana?" Tanya Dela dengan terkagum-kagum.
"Ayo turun Sayang." Dela sampai tidak sadar kalau asisten Adi sudah membukakan pintu mobilnya.
"Eh iya Mas kita ada di mana ini?" Tanya Dela, seraya pandangan matanya mengitari sekeliling bangunan megah itu.
"Rumah Nenekku," jawab Arsen yang seketika membuat Dela jantungnya berdebar.
"Apa tadi dia bilang ini rumah Neneknya? Serius ini rumah Neneknya? Ah mungkin Mas Arsen hanya bercanda," batin Dela yang mengira Arsen hanya bercanda.
"Haha kamu ini suka banget bercanda." Tanpa menimpali perkataan dari istrinya, Arsen langsung menggandeng tangan istrinya untuk masuk ke dalam rumah itu. Dan inilah yang membuat Arsen ragu mengatakan tentang siapa dia yang sesungguhnya, karena Arsen takut jika istrinya tidak akan percaya.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya," Sapa beberapa pelayan yang langsung serempak menunduk hormat menyambut kedatangan Arsen dan Dela.
"Di mana Oma?" Tanya Arsen.
"Ada Tuan. Nyonya berada di dalam mari silakan masuk."
"Oke oh iya. Kenalin wanita yang di sampingku ini adalah istri saya, saya harap kalian semua nanti akan memperlakukannya secara hormat, karena dia sama saja dengan majikan kamu," ujar Arsen yang langsung mengenalkan Dela sama semua pelayan di sana.
"Baik Tuan. Kami semua akan menghormatinya seperti kami menghormati Tuan," jawab mereka semua dengan serempak.
Awalnya mereka semua pada kaget waktu Arsen mengenalkan istrinya, karena setau mereka semua Arsen itu belum menikah. Arsen langsung membawa Dela melenggang masuk ke dalam rumah, sebelumnya Arsen sudah bilang dengan Oma-nya jika dirinya akan pulang ke rumah. Hanya saja Arsen tidak bilang jika dia akan pulang dengan membawa istrinya, setau Oma-nya Arsen itu belum menikah, sehingga Arsen gak bilang dulu. Kalau misal Arsen bilang lewat telepon soal pernikahannya kepada Oma-nya, akan sangat susah bagi Arsen untuk menjelaskannya. Sementara Dela, lagi-lagi dibuat melongo kala melihat ada banyak orang berjejer di depan pintu, menyambut kedatangannya dengan menunduk hormat.
"Yang tadi itu siapa Mas?" Tanya Dela, sampai di sini Dela jadi merasa curiga jika suaminya bukanlah orang yang sembarangan.
"Mereka semua adalah pelayan di rumah ini," jawab suaminya yang semakin membuat Dela menganga lebar, karena tadi ada banyak banget pelayannya.
"Sudah gak perlu bingung begitu. Nanti kamu juga akan tau," ujar Arsen.
Sementara seorang wanita tua yang melihat cucunya sudah pulang, langsung beranjak dari duduknya lalu menghampiri ke arah Arsen.
"Arsen kamu sudah pulang?" Tanyanya seraya memeluk Arsen. Terlalu fokus dengan Arsen sehingga dia tidak menyadari ada seorang wanita yang berada di samping cucunya.
"Oma merasa kesepian gak ada kamu di rumah, kamu itu gak capek apa kerja melulu. Kapan kamu nikahnya kalau kamu terlalu sibuk kerja, umur kamu itu sudah dewasa jadi buruan menikah supaya kamu gak jadi perjaka tua. Kalau kamu menikah Oma jadi ada temannya di sini biar gak kesepian lagi," cerocosnya, sedangkan Arsen hanya memutar bola matanya malas.
Neneknya memang selalu saja begitu menyuruhnya buat segera menikah. Tapi selama ini Arsen selalu mengabaikan perkataan dari Neneknya, mengingat dirinya belum ada calon istri yang tepat. Dan karena alasan itulah Arsen mau menikahi Dela waktu itu, supaya Neneknya gak cerewet lagi menyuruhnya untuk segera menikah. Selain itu Arsen juga sudah ikhlas untuk menikahi Dela pikir Arsen mungkin Dela itu jodoh yang sudah ditakdirkan Tuhan untuknya.
"Oma gak capek apa nyuruh aku buat menikah terus. Padahal Arsen ini sudah menikah loh Oma. Dan Arsen pulang juga ingin mengenalkan Oma sama istrinya Arsen," ujar Arsen seraya meraih pinggang langsing sang istri yang sejak tadi hanya diam saja melihat ke arahnya. Mira baru sadar jika ternyata ada seorang wanita cantik yang berdiri di samping cucunya. Ya nama Neneknya Arsen adalah Nenek Mira Mahendra.
"Nih kenalin istriku namanya Dela," ujar Arsen, sehingga dengan senyum yang merekah Dela langsung mengulurkan tangannya ke arah Mira.
"Hai Oma. Namaku Dela istrinya Mas Arsen," ujar Dela. Sementara Mira gak bisa percaya dengan begitu saja jika cucunya itu sudah menikah. Bagaimana mungkin tiba-tiba cucunya itu sudah menikah tanpa memberitahunya lebih dulu.