NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:990
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ungkapan

"Kita mau kemana?" tanya luna dengan alis berkerut.

Elio menoleh dan tersenyum, "Ikut saja." Mereka masuk lift, Elio menekan tombol lift menuju ke lantai paling atas.

Lift berhenti di lantai dua puluh. Elio mengajak Luna menuju tangga kecil di ujung koridor.

“Ke atas sedikit lagi.”

Langkah kaki mereka bergema, sampai di anak tangga terakhir. Saat Elio membuka pintu besi, suasananya langsung berbeda.

Terasa udara malam langsung menyambut, dingin, bersih, dan penuh cahaya kota dari bawah sana.

Tempat itu lapang, hanya ada pagar pembatas setinggi dada orang dewasa di sekelilingnya. Dari ketinggian itu, terlihat gedung-gedung tampak berjejer seperti wafer.

“Kenapa kau membawaku ke sini?” tanya Luna, masih penasaran.

Elio menoleh, menatapnya sebentar lalu menggenggam tangannya pelan.

“Ada yang ingin kutunjukkan.”

Namun belum sempat mereka sampai ke tepi, Luna berhenti mendadak.

“Apa kau mau membunuhku?” ucapnya cepat dan curiga.

Elio menatapnya kaget, lalu tertawa pelan.

“Mana berani aku melakukan itu? Aku cuma ingin kau lihat sesuatu.”

Luna mendengus pelan dan melepaskan genggamannya.

“Aku tidak suka tempat tinggi.”

“Baik, cukup dari situ saja.” Elio tersenyum menenangkan. “Lihatlah ke bawah, pelan-pelan.”

Luna melangkah mendekat, menjaga jarak. Begitu pandangannya menembus pagar, ia tertegun.

Lampu-lampu kota berkilau, lampu kendaraan seperti kunang berlalu lalang dan langit malam menyelimuti mereka dengan sunyi yang indah.

“Indah sekali…” bisiknya.

Elio menatap wajahnya yang terpesona.

“Aku tahu kau akan bilang begitu,” ujarnya pelan. “Tapi ada satu hal lagi yang ingin kutunjukkan.”

“Apa?”

Elio menatap langit. Bulan sabit tampak menggantung sendirian, ramping dan berkilau seperti sisi cincin perak.

“Lihatlah,” katanya lembut, “bulan seperti cincin yang belum lengkap.”

Elio lalu melangkah mundur dan merebahkan tubuhnya di lantai atap. Luna sempat ragu, tapi akhirnya ikut duduk di sampingnya.

Mereka diam sejenak, hanya menatap langit.

Lalu, suara Elio terdengar pelan, tapi jelas.

“Malam ini bulan indah, ya…”

Deg.

Jantung Luna berdetak kencang. Ia tahu benar makna kalimat itu, ungkapan cinta yang halus seperti tradisi Jepang.

Ia menatap Elio lama.

“Apakah itu benar-benar pernyataan? Atau hanya kalimat biasa?” pikirnya dalam hati.

Sementara itu, Elio tetap menatap langit, tapi matanya sesekali melirik ke arahnya. Ia memang ingin menyatakan perasaannya. Hanya saja, tidak dengan kata-kata frontal Ia ingin Luna mengerti lewat ketenangan yang mereka bagi bersama.

Hening sesaat. Luna akhirnya menunduk, menyembunyikan gugupnya.

Beberapa saat kemudian, ia ikut menatap bulan yang sama dan menjawab lirih,

“Ya… bulannya sangat cantik.”

Elio menoleh. Senyumnya perlahan merekah, dan untuk pertama kalinya ia merasa benar-benar bahagia hanya dengan satu kalimat sederhana.

Elio salah tingkah, tapi bahagia. Luna melirik dan ikut tersenyum melihatnya. Ia pun akhirnya berbaring di samping Elio, menatap langit malam.

Tanpa berkata apa-apa, Elio meraih tangan Luna dan menggenggamnya pelan.

Genggaman itu ringan, tapi cukup untuk membuat dunia di sekitar mereka seolah berhenti sesaat.

Mereka saling menatap, lalu tertawa kecil menertawakan kecanggungan, kebodohan, dan betapa manisnya momen malam itu.

Tanpa perlu penjelasan, mereka tahu hubungan baru telah dimulai. Meski keduanya paham betul, aturan agensi melarang adanya ikatan asmara di antara rekan kerja, apalagi bagi Elio yang baru dua tahun debut.

Setidaknya, tiga tahun harus berlalu sebelum izin itu datang. Namun desakan perasaan membuat segalanya kabur. Dunia seolah menyusut, hanya menyisakan mereka berdua di bawah cahaya bulan yang lembut.

Sejak malam itu, langkah mereka terasa lebih ringan, hati mereka lebih hidup.Hanya saja, tanpa mereka sadari, ada sesuatu yang diam-diam mengintai, menunggu waktu untuk menerkam kapan saja..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!