Rahul adalah Seorang pemuda tingkat kelas bawah, tidak sengaja memperoleh bokor kecil dan mengubah segalanya.
Ia menguasai jalan kultivasi, pengobatan, teknik abadi yang mengguncang langit dan bumi.
Simak jalan ceritanya, lucu, lugu, penuh trik dan intrik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amar Zoni Yang Penuh Ambisi.
Bagian 21.
"Sudah jelas semuanya, sekarang panggil polisi biar mereka yang mengurusnya. Setelah selesai kita minum_ minum, jarang-jarang kita bisa bisa keluar begini!" Ujar Rahul sambil menepuk bahu Amar Zoni.
Setelah polisi datang dua penipu itu di giring keluar.
Ternya benar, mereka adalah penipu proporsional, bahkan sudah menjadi buronan.
Chanda adalah seorang mahasiswa dan Mangadha adalah penipu kawakan, mereka mengincar tempat-tempat elite, karena mudah mengecoh orang_orang kaya.
Puluhan kejahatan tercatat di beberapa kota dan hari ini mereka terpeleset karena Rahul.
Setelah menyelesaikan laporan di kantor polisi, Mahatma memberikan cuti pada Amar Zoni.
Dua saudara itupun pergi makan bersama.
Di meja makan, Amar Zoni mengangkat gelas dan berkata tulus.
"Terimakasih Saudaraku, Rahul!"
"Cih...Minum saja!" Balas Rahul sambil melirik malas.
Saat itu Amar Zoni merasa lega, ia tahu tanpa Rahul, ia sudah kena tipu besar, mungkin ia juga menyeret satuan tempatnya bekerja.
Setelah menenggak segelas arak putih, Amar Zoni menghela nafas dan bertanya.
"Gimana magangmu apakah sudah mendapatkan tempat?"
"Masih belum, beberapa hari lagi lah. Kau sendiri gimana, ada rencana?" Tanya Rahul.
"Amar Zoni tersenyum pahit, apa lagi kerja seadaanya. Gajiku cukup membiayai keluarga di kampung sisanya buat nabung sedikit"
"Dan dulunya waktu aku terjun ke dunia nyata, aku penuh mimpi. Sekarang, seperti anjing. Semua mimpi di hantam realita"
Rahul tersenyum dan berkata.
"Itu bukan Amar Zoni yang aku kenal, kau ingat tidak waktu kau pamit mau jadi tentara?"
Amar Zoni tertegun, kemudian ia mengaguk.
"Kau bilang suatu hari nanti akan jadi prajurit terbaik. Aku bilang, aku juga akan kuliah di universitas terbaik"
"Sekarang mimpiku sudah tercapai, tapi kau jadi profesional biasa. Aku belum pernah tau, kenapa?"
"Kau unggul di militer, kenapa keluar dan ambil profesi sipil?" Tanya Rahul sambil menyesap anggurnya.
Amar Zoni menggeleng, tetap ia tidak mau bicara soal alasannya.
"Jangan tanyak, pokonya aku masih punya mimpi indah dan manis!"
"Tapi sekarang mimpi indah dan manis ku itu berubah, aku ingin buka usaha, bikin sebuah perusahaan dan menjadi kaya raya. Kau akan jadi mitra usahaku dan kita membangun kerajaan bisnis yang sangat besar! Bagaimana?"
Amar Zoni berkata dengan mata berbinar binar, penuh semangat dan harapan.
Rahul tersenyum sambil mengangkat alis.
"Kau yakin. Ini bukan hal kecil?"
"Yakinlah!" Amar Zoni mengaguk mantap.
"Aku tidak punya modal besal, tapi aku punya semangat dan tenaga! Kau punya otak dan ide, kita bisa saling melengkapi. Bagaimana?"
Rahul terdiam sejenak, ia mengaduk gelas anggurnya. Matanya memandang kedepan seolah menembus dinding restoran yang ramai.
Ia tahu dunia yang nyata tidak semuda itu. Tetapi ia juga tahu impian terkadang tidak pernah jadi kenyataan jika terus di pandang dan di pendam. Tetapi cobalah bergerak, mencoba dan melangkah.
Kali ini hati Rahul benar benar tergerak, ia memiliki terlalu banyak resep obat dalam benaknya, yang dapat di lakukan untuk mendapatkan uang dan memulai bisnis.
Dengan warisan yang di berikan oleh gurunya, Rahul berani mengatakan bahwa setiap resep obat dapat mencapai kariernya.
Akhirnya ia menatap kearah Amar Zoni dengan serius dan berkata.
Kalau kau benar benar serius aku akan ikut, tapi kita harus buat rencana yang matang, aku tidak ingin setengah jalan, lalu menyerah.
"Hahaha...Setuju!" Amar Zoni tertawa lepas.
Aku punya sedikit gambaran, kita bisa memulai dari produk herbal, minuman kesehata. Atau mungkin teknologi kecil_kecilan, apapun yang bisa kita pegang sendiri.
"Kalau begitu, mulai besok kita cari tempat dan mulai menyusun rencana bisnis. Jangan dia siakan semangat ini"
"Deal!" mereka saling bersulang, semangat persahabatan dan
impian yang perlahan menjelma menjadi nyata.
Di luar restoran, langit malam membentang luas. Dua sahabat berjalan saling berdampingan, melangkah dalam gelap dengan cahaya kecil dari harapan yang baru saja mereka nyalakan.
Rahul tahu, jalannya tidak akan mudah. Tapi untuk pertama kalinya dalam waktu lama, ia merasa hidupnya akan bergerak ke arah yang baru dan ia tidak akan sendirian.
Rahul menatap kearah Amar Zoni dan berkata dengan nada setengah bercanda.
"Amar Zoni! Beri aku waktu. Geng sahabat kita akan ini akan mewujudkan mimpinya menjadi orang kaya raya?"
"Terlalu kecil, bagaimana kalau kita bangun kerajaan bisnis bersama?"
"Pffft...Hahaha...!" Amar Zoni menyemburkan arah putih dari mulutnya.
"Sejak kapan kau jadi omong besar begitu?"
"Hehehe....!" Rahul tersenyum, tak banyak menjelaskan. Ia sedang mempelajari resep ramuan herbal minuman kesehatan dan ingin memberi kejutan untuk Amar Zoni.
Ia percaya, selama ramuan ini benar benar memiliki efek, maka ia pastikan nama Amar Zoni akan terpampang di belasan, Media, TV dan surat kabar.
Dua sahabat itu menghabiskan minuman dan saling berbagi kisah masa kecil, masa sekarang dan impian masa depan.
Namun di tengah percakapan, tiba tiba Amar Zoni bertanya.
"Ngomong ngomong, dimana pacarmu? Sudah lama sudah tidak kelihatan, kau belum lulus. Dia sudah kerja, jangan kelamaan, nanti di rebut orang?"
Nada menggoda dalam pertanyaan Amar Zoni segera menguap saat melihat muka Rahul yang berubah muram. Ia langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres.
"Kalian putus?" Tanyanya, menurunkan nada suaranya.
Rahul menggukkan pelan, kemudian ia sedikit menceritakan apa yang terjadi di taman tempo hari.
Saat hatinya tercabik oleh kenyataan yang pahit. Sahabat masa kecilnya adalah tempat ia menumpahkan segala keluh kesah.
Dengan mantan kekasihnya, Rahul sebenarnya tidak menyimpan perasaan. Cinta semasa kuliah hanyalah permainan.
Mereka bahkan belum pernah berciuman, hanya bergandengan tangan, kini mengingat itu semua. Rahul merasa terhina.
Pada akhirnya ia di tinggalkan hanya karena ia tidak punya uang dan kekuasaan.
"Siapa yang mau melirik mahasiswa miskin dari desa terpencil?"
"Kakak memang begitu, wanita seperti itu tidak layak di pertahankan, anggap saja kau beruntung putus dengannya!"
"Nanti aku kenalkan sama yang jauh lebih baik. Kalau aku udah sukses, apapun yang aku punya, kau pun juga punya!"
Amar Zoni terus menenangkan dan menyemangati Rahul, sambil meneguk arak putih yang membuat wajah mereka memerah.
Malam itu Amar Zoni membiarkan Rahul menginap di asramanya, saat pagi menjelang, Amar Zoni sudah pergi bekerja.
Rahul pun mulai bertindak, ia mulai membeli semua ramuan yang di butuhkan untuk membuat resep kecantikan. Lalu mulai membuat eksperimen sendiri.
Saat tiba di tempat kerja Amar Zoni, Rahul tidak menemukannya, rekan kerjanya memberi tahu bahwa Amar Zoni sedang patroli dan menyuruhnya menunggu.
Ketika duduk di lobi, mata Rahul terpaku pada satu sosok wanita berbusana sangat elegan dan memakai kacamata kaca Nako di ikuti sekelompok rombongan yang sedang berjalan kearah Lift.
Simak terus jalan cerita ini pada episode selanjutnya Bersambung ke bagian 22.