NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesehatannya menurun

  Sejak bu Susi mengetahui Galih sudah menikah kembali dan punya anak, bu Susi jadi tidak bersemangat menjalani aktivitas harian. Bu Susi lebih banyak mengurung diri di kamar.

  Tidak disangka, berita tentang Galih memiliki anak dari istri kedua, terdengar hingga ke telinga orang tua Arumni. Sebagai orang tua tentu tidak rela jika anaknya disakiti, meskipun yang menyakiti adalah suaminya sendiri.

  Pak Yadi dan bu Sari segera mengunjungi rumah orang tua Galih untuk menanyakan tentang kebenarannya.

  Kedua orang tua Galih merasa pasrah, saat kedua orang tua Arumni mengutarakan ketidak terimaanya atas perbuatan Galih pada Arumni.

  "Pak Arif! saya tidak terima, anak saya disakiti sama anak bapak! pantas saja Arumni masih cari duit sendiri, ternyata anak bapak sudah menafkahi istri barunya?" Cetus bu Sari saat baru memasuki rumah pak Arif, pagi itu.

  "Sabar dulu, bu! kami bisa menjelaskan!" jawab pak Arif.

  "Menjelaskan apa lagi, pak Arif? semua sudah jelas. Pokoknya saya akan membawa pulang anak saya!" bu Sari begitu ngotot.

  Sebagai seorang pria, pak Yadi cukup mendengarkan, dan tidak ingin menelan mentah-mentah, saat mendengar desas-desus dalam masyarakat di desanya, mengenai keretakan rumah tangga anaknya.

  Sementara bu Susi yang masih merasa tidak percaya dengan perbuatan anaknya, hanya bisa diam dan pasrah.

  "Bu, sabar dulu, bu!" kata Arumni menenangkan ibunya.

  "Tidak Arumni! ayo ikut ibu pulang! Tinggalkan Galih, kamu masih muda, masih bisa cari pria yang lebih baik dari Galih." bu Sari menarik tangan Arumni.

  "Mas Galih itu pria yang baik kok, bu!" saut Arumni sambil mencoba melepaskan gengaman tangan ibunya. "Mas Galih sangat bertangung jawab!" Tegas Arumni.

  Manik hitam bu Sari membulat, bu Sari bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja Arumni katakan. "Pria baik dan bertanggung jawab, seperti apa yang kamu maksud, Arumni? Galih sudah jelas-jelas menikahi wanita lain bahkan sampai punya anak, dan kamu masih bilang dia pria baik? buka mata mu, Arumni!"

  Arumni duduk bersimpuh di hadapan sang ibu. "Biarkan aku menyelesaikan masalahku sendiri, bu. Kalau pun aku harus berpisah dari mas Galih, itu bukan karena paksaan dari ibu dan juga orang lain. Biarkan aku mencari jalan keluar sendiri, bu, aku mohon!"

  "Arumni, ibu kecewa padamu! ibu dan bapak datang ke sini untuk membela kamu, tapi kamu malah membela pria yang sudah menyakiti mu?"

  "Bukan begitu, bu."

  "Ayo, pak, kita pulang!" tegas bu Sari mengajak suaminya pulang.

  Tanpa mendengar penjelasan dari Arumni dan juga pak Arif, kedua orang tua Arumni langsung pergi begitu saja.

  Bu Susi yang kesehatannya semakin memburuk karena terlalu memikirkan anak semata wayangnya, hanya bisa diam dan pasrah melihat kedua orang tua Arumni pergi dalam keadaan marah.

  "Telpon Galih, pak! suruh dia pulang dan menjelaskan." kata bu Susi setelah berhari-hari melarang Arumni dan pak Arif menghubungi Galih.

  "Ibu, yakin?" pak Arif ingin memastikan. Beberapa hari yang lalu, terakhir kali bu Susi bicara pada Galih, bu Susi sangat syok, hingga membuat kesehatannya menurun, dan melarang suami dan menantunya agar tidak menghubungi Galih.

  Bu Susi menganguk pelan, dengan wajah terlihat pucat, dan hilangnya rasa semangat.

  "Arumni, hubungi Galih, ya!" perintah pak Arif.

  "Baik, pak!"

  Arumni segera menghubungi Galih. Galih begitu bahagia saat mengetahui Arumni menghubunginya setelah berkali-kali tidak mau menjawab pangilan dari Galih.

  "Arumni, apa kabar mu? bagaimana keadaan bapak dan ibu?" jawabnya sesaat setelah pangilan terhubung.

  "Kabar ku baik, mas! tapi kesehatan ibu semakin menurun, ibu menyuruh kamu pulang!"

  Galih tersenyum. "Benarkah, Arumni? sebenarnya aku sudah berencana akan pulang, tapi aku belum siap menghadapi bapak dan ibu. Karena ibu sudah meminta, maka aku akan pulang, sekarang juga aku akan bersiap!" Galih begitu bersemangat.

  "Iya, mas!" ucapnya sebelum mengakhiri pangilan.

   **

   Masih seperti biasa, Arumni berangkat kerja menjalankan tugasnya dengan baik. Ada rasa semangat yang mengebu, karena Galih pasti akan sampai di rumah malam itu juga. Tidak bisa dipungkiri, Arumni masih sangat mencintai Galih, dan begitupun dengan Galih. Sesekali bila teringat akan Mita, ia menangis, namun segera menyadarkan diri, bahwa yang terjadi dalam hidupnya adalah takdir.

  Di sisi lain, Adit sedang berusaha mendekati Arumni, setelah mendapat lampu hijau dari sang mama.

  "Arumni di mana, Binar?" tanya Adit, saat Binar mengantarkan pesanannya.

  "Sedang keluar, mas komandan." jawabnya.

  "Ke mana?"

  "Katanya beli obat untuk ibunya yang sedang sakit."

  Adit mengulas senyum, "Oh ya sudah, terimakasih!"

  Binar pun pergi meninggalkan meja Adit. Ia jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Mas komandan itu kenapa tanya tentang Arumni ya? aku lihat semakin hari seperti sedang mendekati Arumni saja." Gumamnya.

  "Ada apa Binar? kenapa kamu bicara sendiri?" Tanya pak Beni yang tiba-tiba memasuki dapur.

  "Eh, pak Beni. ngak papa pak! lagi nyanyi, he he!"

   Pak Beni menggelengkan kepala, merasa aneh pada karyawannya yang satu itu.

   Adit sempat meninggalkan kedai pak Beni, entah mengapa rasanya belum lengkap jika sehari belum melihat Arumni, sambil menunggu jam pulang Arumni, Adit berpikir akan berkeliling santai di kota Wonosobo terlebih dahulu.

   **

   Malam itu hujan menguyur kota Wonosobo dengan sangat deras. Adit jadi kepikiran, bagaimana Arumni akan pulang mengunakan motor, sedangkan hujan sangat deras.

  Di sisi lain, Galih sudah sampai di rumahnya. Ia menunggu kepulangan Arumni sejak tiga puluh menit yang lalu.

  "Galih, biasanya jam segini Arumni akan pulang, di luar hujan sangat deras, susulah Arumni!" ucap bu Susi yang tengah terbaring lemah di atas kasur.

  Tiga puluh menit berada di rumah, belum ada sedikitpun tanggapan dari pak Arif. Hal itu membuat Galih merasa tidak nyaman berada di rumahnya sendiri.

  "Baik, bu!" ucap Galih sambil melirik wajah tegang pak Arif.

  Sepertinya pak Arif sudah tidak tahan ingin memaki Galih, namun karena hari sudah malam, dan lagi Arumni belum pulang, pak Arif pun menahan amarahnya.

 **

  "Arumni, sepertinya hujan belum akan reda, pulanglah bersama ku, biarkan motor mu tetap di sini!" Adit mencoba menawarkan bantuan.

  Arumni menatap Binar yang juga sedang kebingungan akan pulang saat hujan sederas itu. Arumni tidak tega meningalkan Binar sendirian, meskipun rumah Binar tidak terlalu jauh, namun tetap repot saat hujan begitu deras.

  Adit menatap Binar yang juga tampak kedinginan. "Kita bisa mengantar Binar lebih dulu, setelah itu baru ke rumah mu!"

  Sudut bibir Arumni melengkung, membentuk bulan sabit. "Baiklah kalau begitu!" ucapnya.

  Senyum Adit pun ikut mengembang, saat melihat Arumni bahagia. Binar duduk di belakang, sementara Adit membukakan pintu depan untuk Arumni. Bersamaan dengan itu pula, Galih melihat Arumni dari sebrang jalan.

  "Arumni! Arumni!" teriak Galih sambil menyebrang jalan raya, tanpa payung untuk melindunginya dari air hujan.

  Derasnya air hujan dan gelapnya malam, membuat Arumni tidak mendengar dan menyadari kehadiran Galih. Derasnya air hujan tak mampu menghentikan langkah Galih mengejar Arumni.

  Terlambat!

  Mobil Adit melaju ke arah berlawanan untuk mengantar Binar, saat Galih sampai di seberang jalan. "Aarrrummnnniii!!" Galih berteriak sekuat tenaga, namun Arumni tidak mendengar.

   **

  Rumah Binar yang tidak terlalu jauh, membuat mereka tidak sempat banyak bicara.

  "Terimakasih mas komandan. Daa Arumni!" ucap Binar saat turun dari mobil Adit.

  Arumni melambaikan tangan, dan Adit memutar balik mobilnya. Adit tersenyum, sesekali melihat Arumni yang tampak kedinginan, kedua tangan Arumni terus bergesekan, getaran rahangnya menyuarakan gigi yang bertabrakan, terdengar sangat keras, hingga membuat Adit menepi sejenak.

  Adit mengambil jaketnya dari jok belakang, memasangkan jaket itu ke tubuh Arumni. "Dingin, ya? nanti sampai di rumah, jangan lupa berendam di air hangat, ya! supaya tidak masuk angin."

  Arumni menganguk pelan. "Iya, mas!" ucapnya tanpa berani menatap.

  Sebenarnya, Adit ingin mengatakan sesuatu, dan bertanya banyak hal, namun saat itu sepertinya kurang tepat, akhirnya Adit lebih memilih diam.

  Galih lebih dulu sampai di rumah, karena Arumni dan Adit mengantar Binar terlebih dahulu. Galih yang sedang masuki rumah dengan tubuh basah kuyup, menoleh ke arah belakang, saat sorot lampu mobil Adit mengarah ke tubuhnya.

  "Mas Galih!" ucapnya sambil membuka sabuk pengaman.

  "Siapa pria itu?" tanya Adit sebelum Arumni turun dari mobilnya.

  "Mas Galih." kata Arumni.

  "Apa dia juga anak pak Arif?"

  Arumni mengulas senyum, "iya, tentu saja, dia anak pak Arif! Terimakasih ya, mas? aku turun dulu." ucapnya sambil menuruni mobil.

  "A- Arumni!" pangil Adit, namun Arumni tidak mendengarnya.

  Adit masih menatap Arumni dan Galih. Arumni mencium tangan Galih, dan terlihat sedang mengatakan sesuatu pada Galih, namun Adit tidak mendengarnya.

  "Oh, mungkin dia kakaknya!" desis Adit sambil memutar Arah mobilnya.

  Karena hari sudah malam, hujan pun begitu deras, dan lagi Arumni tidak mengajaknya masuk, meskipun hanya sekedar basa-basi, Adit pun segera pergi meninggalkan halaman rumah pak Arif.

  Upaya Adit mendekati Arumni masih gagal.

...****************...

1
cica 45
Ceritanya makin seru dengan kehadiran seorang perwira polisi. sukses selalu buat authornya dari Wonosobo. Aku suka aku suka 🤩🤩🥳🥳💝💝💝💝💝 🌟🌟🌟🌟🌟
kalea rizuky
dukung pebinor gass dit pepet teros abis ne jg janda kok dia
kalea rizuky
cpet cerai lah jangan bkin arumi oon
Hanipah Fitri
sabar ya Dit, ditunggu aja, nanti juga insyaallah Arumi jadi istrimu
Hanipah Fitri
kapan Arumi nya ambil tindakan, Thor cerita mu bagus tapi Arumi nya sangat lemah
Restu Langit 2: Tunggu saat Galih mentransfer uang, Arumni akan meminta itu sebagai nafkah terakhir ☺
total 1 replies
Hanipah Fitri
Arumi kalau memang kamu sdh mati rasa dgn galih kenapa gak dilepas aja dari pada menggantung lama
Hanipah Fitri
nah ini mertua yg pengertian.
Hanipah Fitri
ayi Adit yg giat ya dekati Arumi
Hanipah Fitri
Mita suami mu itu serakah pingin memiliki kedua dua nys
Hanipah Fitri
makin rumit
Hanipah Fitri
kasihan ya, kenapa Arumi sabar banget
Hanipah Fitri
Ribet amat si loh Galih, katanya nikah dgn Mita karna terpaksa tapi malah berlanjut hingga hamil
Hanipah Fitri
si Galih cemburu, dasar laki laki egois
Hanipah Fitri
sepertinya Adit jodoh Arumi tuk kedepan nya
Hanipah Fitri
Adit sebaiknya kamu cari tau dulu ya siapa Arumi itu
Hanipah Fitri
wah si galih memang harus di jewer kupingnya ya, katanya mau menceraikan si Mita, tapi sempat sempat nya sambil nelpon Arumi malah di usap usap kepala si Mita, bilang aja Galih bahwa cinta mu sdh terbagi.
malah seperti nya kau lebih berat dgn Si Mita daripada dengan Arumi
Hanipah Fitri
Arumi tertutup amat sih
Hanipah Fitri
sabar Arumi
Hanipah Fitri
Mungkin kah galih akan menceraikan Mita sementara mereka ada ansk
Hanipah Fitri
kalau sdh tau anakmu mendua apa yg akan kalian lakukan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!